Neina beranjak dari duduknya dan berlari mendatangi meja Rini. Tidak pakai basa-basi lagi. Neina yang tukang makan itu langsung melahap coklat-coklat tersebut.
Begitu juga dengan Leindra yang sedari tadi telah berkeringat menahan keinginannya untuk mengambil alih mengerjakan teleskop itu. Jari-jarinya sudah sangat gatal untuk mengerjakannya. Dan.., Leindra pun akhirnya menyerah dan langsung mendatangi meja Rini juga.
Matanya berbinar melihatnya. Ia memegang benda dingin itu dan kini ia tersenyum. Sama seperti Neina, Leindra pun segera menunjukkan kebolehannya.
Akhirnya Rini dapat bernapas lega melihat anak-anaknya tidak merajuk lagi. Ia segera membelai kepala mereka masing-masing.
“Maafin Mama ya. Mama sudah membuat kalian sedih”, ungkap Rini.
Neina menatap lekat pada ibunya. Ia pun turun dari kursinya dan memeluk kaki Rini dan begitu juga dengan Leindra yang ikut memeluk Rini juga. Sebenarnya mereka juga sudah tidak tahan dari tadi ingin berdamai. Hanya saja ada rasa gengsi pada mereka.
Rini pun berlutut di hadapan mereka dan memeluk keduanya dengan erat. Kemudian ia memegangi jemari mereka lalu menciumnya.
“Jangan marah lagi ya, sama Mama. Mama sedih kalau kalian seperti itu”, ucap Rini sambil menunjukkan wajah sedihnya.
Mereka pun mengangguk. Setelah itu mereka kembali duduk di meja dan menyantap coklat serta Leindra yang tak hentinya serius mengerjakan proyeknya.
Ternyata dari seberang ada seseorang yang diam-diam mengamati mereka. Dan tanpa sengaja pula Rini melihatnya di sana. Menurutnya, ini adalah kesempatannya untuk membuat kesepakatan.
Diam-diam Rini keluar dari tokonya. Ia berjalan menuju di mana Reno sedang berdiri melihatnya. Reno melipat tangan di dadanya. Berlagak angkuh di hadapan Rini.
“Apa yang membuatmu kemari?”, tanya Reno dengan sombongnya.
“Aku hanya ingin memperingatkanmu untuk tidak menemui mereka lagi”, jawab Rini.
Reno menyunggingkan senyumannya. Rini telah menganggapnya remeh jika ia pikir Reno akan menuruti perkataannya begitu saja.
“Kamu pikir aku mau menurutimu? Tidak bisa! Aku akan membawa mereka ke rumahku!”, ucap Reno yang tak mau kalah.
“Apa kamu bilang? Aku tidak akan memberikan mereka padamu!” jawab Rini kesal.
“Kenapa? Aku ayahnya! Apa masalahnya? Oh, jangan-jangan kamu takut ketahuan sebenarnya ibu merekalah yang jahat. Yang telah memisahkan anak dan ayahnya”, Reno terus saja menggoda Rini agar semakin tersulut emosi.
“Ini bukan saatnya kamu katakan pada mereka jika kamu adalah ayah mereka!”, perintah Rini.
Reno benar-benar jengah dengan sikap Rini yang mencoba mendominasinya. Rini benar-benar telah kelewatan batas. Reno jelas tidak terima. Kenapa dia harus menyembunyikan identitasnya kepada anak-anaknya sendiri? Itu yang ada di benaknya.
Reno tidak mau mendengarkan ucapan Rini. Ia terus melawan dengan mengatakan jika dirinya tetap akan memberitahukan kepada anak-anaknya bahwa ia adalah ayah mereka.
“Aku sudah memperingatkanmu Ren. Jika terjadi sesuatu pada mereka kamu yang akan menyesalinya!”, ucap Rini lalu pergi meninggalkannya.
Reno ingin mengikuti Rini. Ia ingin memperlihatkan bahwa dirinya tidak takut pada ancaman Rini itu. Tapi, Lucky mencegahnya. Ia memandang Lucky dengan tajam seolah mengatakan berikan alasanmu mengapa mencegahku!
“Bos ikuti saja apa yang nona Rini katakan. Dengar Bos, anak-anak yang masih balita tidak bisa di paksa. Itu bisa mempengaruhi otak mereka”, jawab Lucky dengan serius.
Reno pun menatap Lucky kembali. Ia tidak terima dengan perkataan Lucky yang terdengar pro pada Rini.
“Beneran Bos. Bos, Neina dan Leindra itu masih sangat kecil untuk mengetahui masalah orang tuanya. Kalau Bos masih memaksakan diri dengan mengatakan Bos adalah ayah mereka, bisa saja mereka akan menjadi stres, marah-marah dan gila..”
“Apa kamu bilang?! Anakku gila? Dasar kurang ajar!” Teriak Reno dengan mencekik Lucky.
Lucky pun memohon-mohon agar Reno melepaskannya. Ia sama sekali tidak bermaksud mengatakan anak-anak itu gila. Ia hanya menjelaskan akibat yang dapat terjadi pada mereka. Intinya Reno harus mementingkan kondisi psikis anaknya dari pada egonya.
Lambat laun, Reno pun mau memahaminya. Walaupun ia masih penasaran dengan apa yang di bilang Lucky itu benar atau tidak. Di dalam mobil ia mencoba mencari informasi seputar psikologi anak. Dan ya, memang yang dikatakan Lucky itu ada benarnya.
Reno pun menarik napasnya. Ia sama sekali tidak bisa melakukan apa-apa saat ini. Tapi, ia masih bersyukur karena bisa bertemu dengan anaknya. Yang terpenting anaknya tumbuh dengan sehat sekarang ini.
***
Siang harinya, setelah pulang sekolah. Neina merengek ingin pergi ke mall. Ia ingin sekali membeli sebuah pita yang teman-temannya pakai di sekolah tadi. Sebuah pita dengan gambar strawberry yang besar. Itu sangat imut sekali bagi Neina.
Karena tidak tahan dengan rengekannya, mau tidak mau Rini mengikuti kemauan Neina. Sedangkan Leindra hanya bisa pasrah mengikuti dua orang wanita di hadapannya itu. Ia tahu hari ini akan terasa sangat panjang.
Setelah beberapa lama, mereka pun tiba di sebuah mall. Neina langsung mengajak Rini ke toko aksesoris. Dan benar saja, ia menemukan apa yang di carinya. Tapi, bencana pun terjadi. Selain pita itu, terdapat banyak aksesoris lainnya yang menggemaskan. Bando Minnie mouse, jepitan rambut berwarna pink lucu dan lainnya. Sehingga membuat Neina menjadi bingung. Dan Rini juga tidak kalah bingung. Ia pun ikut-ikutan memilih aksesoris-aksesoris yang lucu-lucu itu.
Tuhkan bener. Hari ini akan terasa sangat panjang, keluh Leindra dalam hatinya.
“Ingat Nein, hanya boleh satu aja. Cepat tentukan yang mana Neina mau”, ucap Rini tapi sambil melihat-lihat aksesoris yang lain.
Tapi, Rini tidak mendengar suara Neina lagi. Membuatnya mengalihkan perhatiannya lagi pada Neina. Dan ternyata, Neina sudah tidak ada. Rini berusaha mencari ke sisi satu lagi dari toko itu, tapi Neina tetap tidak terlihat.
Ia melihat Leindra yang sedang tertidur di kursi. Ia membangunkan Leindra dan mengatakan Neina telah hilang. Leindra pun terkejut dan bergegas ikut mencari Neina bersama Rini.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
LISA
wah Neina ke mana tuh
2023-10-13
1
Haris Prastio
sabar Lein... perempuan emang gitu... klo udah milih lama bgt
2023-10-11
2