Bab18Kesediha Isabell

Markas utama Dillinger.

Carey menatap iba wanita yang tengah bersandar di sudut sell. Wanita itu adalah Felicia Feye. Wanita yang Jonatan tugaskan untuk menjaga Isabell

Felicia, adalah salah satu anggota Dillinger. Yang di tugaskan di Britania,

Jonatan, mengurung Felicia setelah mengetahui Isabell menghilang ia sangat marah pada Felicia, dan menghukum wanita itu dengan mengurungnya dan menyiksa wanita itu. Hingga saat ini Felicia masih terkurung di sangkar besi itu

Felicia, menerima semua hukuman dari Jonatan ia sangat bersyukur karena Jonatan tidak membunuhnya karena lalai mejaga Isabel

" Makanlah.." Carey memberikan sebungkus burger beserta soda,. Felicia hanya menatap datar pria yang kini sudah masuk ke dalam sel itu

Karena wanita itu hanya diam saja, Carey meletakkan kantong kertas yang berisikan makanan itu di hadapan Felicia

Wanita itu tetap tak bergeming, dia hanya diam dengan wajah yang sangat datar.. Carey menjadi sangat kesal dia melangkah keluar dari sel dan kembali mengunci pintu sel itu

" Wanita dingin.."kesal Carey ia berlalu pergi dari penjara bawah tanah itu. Rasa iba nya berubah seketika menjadi rasa kesal

Wanita itu  sedikit menarik sudut bibirnya, hingga terlihat senyuman yang sangat-sangat samar sekali.. Felicia meraih bungkus kertas itu dan mulai memakan makanan yang Carey berikan.

Felicia sangat heran karena akhir-akhir ini Carey selalu membawakannya makanan. Tidak ingin berpikiran terlalu jauh wanita itu segera menyantap habis burger dan segelas soda di tangannya

   ...

Beberapa hari berlalu setelah Isabel tersadar dari komanya, Jonatan pria itu dengan setia terus menemani Isabel,

Isabel juga sudah mulai menjalani terapi.."Apa kau tidak lelah?? Sepanjang hari kau terus mengurus kami ."ucap Isabell pada Jonatan yang baru selesai membantu Isabel ke kamar mandi

" Tidak. Justru aku sangat senang.."balas Jonatan dengan mengulas senyum

Isabel merasa sangat tidak berguna sekali karena kakinya masih terasa kaku dan belum bisa melakukan aktivitas secara normal dia hanya bisa duduk di kursi roda.. oleh sebab itu Jonatan selalu membantunya, dari membersihkan diri. ke kamar mandi, makan, tidak hanya mengurus Isabel Jonatan juga sangat sigap mengurus buah hati mereka Jayden

Jonatan tidak mengijinkan satu orng pelayanan pun untuk membantunya mengurus Isabel dan Jayden, bahkan pria itu sudah mengurus Isabel dari gadis itu masih terbaring koma. Isabel merasa sangat terharu sekali dengan apa yang Jonatan lakukan

Jonatan memberikan Jayden pada Isabel, karena bayi mungil itu sepertinya sudah sangat kelaparan.. Isabel langsung menyusui putranya dengan senang hati di hadapan Jonatan

Jonatan meneguk Salivanya dengan susah payah, melihat gundukan besar milik Isabell yang tengah di hisap oleh sang putra.

Isabel tersadar ia langsung membalik kursi rodanya membelakangi Jonatan. Jonatan menghela napas kasar saat merasakan sesuatu di bawah sana. sudah mengeras. dia berusaha menenangkan diri mengusir gairah yang membuat kepalanya pusing.

Jantung Isabel berdebar kencang saat melihat wajah sayu pria itu, dia menjadi gugup.

Jonatan menghela nafas beberapa kali.." Aku akan ke ruanganku, ada beberapa pekerjaan yang harus di selesaikan. Jika kau membutuhkan sesuatu segera hubungi aku.."ucap Jonatan dengan suara serak

"Y-ya pergilah.."balas Isabel dengan gugup

Jonatan meringis saat merasakan ngilu di bawah sana yang sudah berontak. Pria itu segera membawa langkah lebarnya menuju ruang kerjanya

Sepersekian detik Jonatan langsung masuk ke kamar mandi yang ada di ruang kerjanya, untuk menuntaskan hasrat yang sudah melambung tinggi, terpaksa ia harus melakukannya dengan tangannya sendiri.Pria itu sangat prustasi sekali

..

Sementara di kamar Jonatan. yang sudah di sulap dengan banyaknya barang-barang bayi, kamar yang tadinya terkesan holor berubah menjadi sangat nyaman, bahkan warna cat sudah di ganti menjadi putih. Yang tadinya berwarna hitam

Isabel telah berhasil mengusir rasa gugupnya, saat ia menatap wajah tampan putranya, Isabel mengulum senyum ia yakin Jonatan pasti sedang tersiksa saat ini terlihat dari wajah sayu pria itu tadi.

Terdengar suara ketukan pintu, Isabel segera menutup miliknya dengan sebuah kain, kepala Jayden pun ikut tertutup karena bayi itu masih menyusu dengan rakus.

" Masuk.."ucap Isabell sedikit berteriak. Tak lama Marsya masuk dengan membawakan troli berisikan makanan

" Selamat Siang nyonya Isabel, saya membawakan makan siang untuk anda dan taun.."ucap Marsya dengan senyuman yang menghiasi wajah bulatnya

Isabel mendengus kesal mendengar sapaan dari Marsya.." Sudah aku bilang jangan memanggilku seperti itu Sya.."kesal Isabel

Marsya terkekeh." Tapi ini perintah dari tuan, jika aku membantahnya aku belum ingin kehilangan nyawaku.."balas Marsya

Lagi-lagi Isabel  mendengus kesal.." aku akan bicara padanys nanti, ingat jangan memanggilku nyonya panggil saja Isabel seperti sebelumnya.

" Baiklah-baiklah.."jawab Marsya menghela nafas berat

Marsya menyiapkan semua hidangan dibatas meja yang ada di kamar Jonatan. Setelah menyiapkan makanan Marsya kembali mendekati Isabel

" Semua makanan sudah siap, segeralah makan," ucap Marsya

" Aku akan makan nanti setelah Jonatan kembali.. ah ya Marsya aku ingin bertanya mengapa beberapa hari ini aku tidak melihat keberadaan ibu Maria?? Tanya Isabel yang mulai menghawatirkan Maria

Sebelumnya Isabell sudah bertanya pada Jonatan tentang kondisi Maria, karena saat itu Isabel melihat Maria terkena tembakan, dan Jonatan mengatakan bahwa Maria baik-baik saja namun Isabel tidak langsung percaya begitu saja

Tubuh Marsya menegang kala mendengar pertanyaan dari Isabel. Dan itu tidak luput dari penglihatan Isabel. Gadis itu semakin curiga "Katakan apa yang terjadi??" Ucap Isabell dengan nada yang terkesan menuntut

Marsya berusaha mengontrol dirinya.." Emm. Sebaiknya kau tanyakan langsung saja pada tuan Jonatan Isabel, maaf aku tidak bisa mengatakannya langsung padamu.."balas Marsya raut wajah gadis itu berubah menjadi sendu

Isabel memicingkan matanya, melihat perubahan ekspresi Marsya, dia menjadi semakin menghawatirkan Maria. wanita paruh baya yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri.

" Aku permisi, ada pekerjaan yang menungguku di bawah.."Marsya pergi dengan mendorong kembali Troli.

Isabell menatap nanar kepergian Marsya, hatinya menjadi gelisah memikirkan Maria.. Isabel mangambil ponselnya yang berada di sebelah kursi rodanya ia mengotak ngantik ponselnya lalu menghubungi Jonatan.

Setelah menghubungi pria itu Isabel menyimpan kembali ponselnya, dia menyingkirkan kain yang menutup miliknya dan kepala Jayden

Isabel mengulas senyum kala melihat malaikat kecilnya sudah tertidur. Isabel melepaskan miliknya secara perlahan dari mulut Jayden dan memasukannya kembali.

Isabel mengecup puncak kepala Jayden penuh sayang.

Sepersekian detik peria itu datang menghampirinya," Kau membutuhkan sesuatu??tanya Jonatan mengusap puncak kepala Isabell

Isabell mendongak menatap Jonatan penuh tanya.jonatan mengerutkan keningnya kala di tatap seperti itu oleh Isabel

" Ada apa.??tanya Jonatan bingung

" Aku ingin bertanya tenang kondisi ibu Maria? Dan Dimana dia sekarang? Jawab aku dengan jujur.."ucap Isabell dengan nada serius

Jonatan bungkam pria itu memang belum mengatakan pada Isabel bahwa Maria sudah meninggal. Jonatan tidak ingin Isabel stres dan sedih apa lagi Isabel baru pulih di tambah ia sedang memberikan asi pada Jayden

" Mengapa kau hanya diam?? Ucap Isabell terdengar tegas penuh penekanan

Jonatan tidak langsung menjawab, ia mengambil alih Jayden yang tertidur di pangkuan Isabel, menidurkan bayi itu di atas ranjang kecil yang memiliki penghalang di setiap sisinya. yang terletak tepat di sebelah ranjang king size yang di tempati Isabel dan Jonatan

Jonatan kembali menghampiri Isabell yang terus menatapnya penuh selidik.." Sebaiknya kita makan dulu, setelah makan aku janji akan memberitahumu tentang Maria.."ucap Jonatan mengangkat tubuh Isabell ala bridal style, lalu mendidiknya di atas sofa

Isabel. Gadis itu hanya diam saja dan menurut. Jonatan mulai menyuapi Isabel gadis itu menerima suapannya dengan senang hati.

Isabel meraih sepiring makanan, dan ia juga turut menyuapi Jonatan, mereka makan dengan saling menyuapi.

Beberapa menit kemudian, mereka telah selesai menghabiskan hampir semua hidangan.. Isabel merubah posisi duduknya menghadap ke arah pria di sampingnya

" Katakan.."ucapnya tajam

Jonatan bergeser merapatkan tubuhnya pada Isabel, sebelum berucap. pria tampan yang memiliki garis wajah tegas dan sorot netra tajam itu. Menatap lekat Isabell.

" Dia sudah meninggal.." ucap Jonatan dengan sorot matanya tak lepas menatap wanita di hadapannya

Deg

Jantung Isabel seperti di paksa berhenti beberapa saat. Netra indahnya sudah berkaca-kaca. "Ti-tidak mungkin."lirih Isabel dengan suara bergetar

Air mata Isabel sudah luluh, gadis itu terisak begitu pilu.. Jonatan menarik pujaan hatinya ke dalam pelukannya, Isabel menumpahkan semua air mata kesedihannya di pelukan Jonatan

Hatinya terasa sangat sakit sekali, kala mendengar kenyataan pahit, Maria sudah meninggal. Wanita yang sudah ia anggap Sebagai ibunya, wanita yang menyayanginya memperlakukan nya dengan baik, meski mereka baru mengenal beberapa bulan. 

'bu Maria maafkan aku. Maaf saat itu aku tidak bisa menolongmu, maaf ibu.batin Isabel menyalahkan dirinya sendiri

Isabel larut dalam kesedihannya, hampir satu jam ia menangis di dalam pelukan pria itu. Karena merasa lelah Isabell tertidur di pelukan Jonatan.

Jonatan mengangkat tubuh Isabell, memindahnya ke atas kasur.pria itu menyelimutinya sebatas dada, Jonatan mengusap lembut puncak kepala Isabell

Pria itu mengecup sekilas bibir Isabell.." Aku mengerti kesedihanmu, kehilangan orng terdekat bukanlah hal yang mudah.."guamamnya

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!