Guru Adekku Kekasihku
"Andai aku bisa memutar waktu.... aku tak ingin mengenalmu"
Seira tidur dikasur sambil menyanyikan lagu itu.
"Mulai hari ini seira intania sanjana tidak akan pernah berharap untuk bertemu lagi dengan yosia Mahendra titikkk!!!" Teriaknya dengan mata merah sambil mengepal tangannya.
Tanpa tersadar gadis 18 tahun itu tertidur sambil memeluk gulingnya.
Sinar matahari terasa di wajahnya melalui jendela kaca kamarnya sehingga membangunkannya.
"Woahhhhmmmm...... dah pagi aja"pikirnya.
Dia berjalan ke arah kaca untuk memeriksa matanya bengkak atau tidak.
"Syukurlah tidak terlalu nampak."ucapnya lega sambil bersiap untuk mandi.
Se jam berlalu seira keluar dari kamarnya menuju ruang makan. Disana ayah dan kedua adiknya sudah berkumpul.
Dia berlari kemeja makan dan segera duduk di kursinya.
"Hmm maaf ayah.... telat...hihih"
"Uhhh kak Ira mah selalu telat kalo mau sarapan...." rengek Diandra adik perempuannya yang manja tapi selalu membuat seira ingin mencubitnya.
"Yah gak perlu heran" sahut Candra adik laki lakinya.
"Yah ampun....adik adikku sayang yang lucu,imut,baik budi,rajin menabung,raj...."
"Eh....udah udah..Ira jangan menggoda adik adikmu seperti itu...mereka akan telat ke sekolah jika kau mengganggunya."sela ayah melihat wajah anak anaknya mulai muak dengan ocehan seira.
Kedua adiknya tertawa melihat kakak nya malu sendiri kena omelan ayahnya.
"Hmmm baiklah adik adikku cepat siapkan sarapan kalian kaka akan mengantar kalian" kata seira tiba tiba sambil meminum segelas susu di tangannya.
"Kenapa bukan ayah yang antar?" Tanya diandra bingung karna biasanya ayah yang mengantar mereka.
"Hari ini ayah punya urusan di kantor jadi ayah harus tiba lebih awal..jadi biar seira yang mengantar kalian oke?"jawab ayah sambil mengelus kepala diandra dan candra.
"Hmm baiklah...asikk kaka yang menyebalkan baru pertama kali mengantar adiknya yang keren ini ke sekolah hati hati yah kak jangan sampai rambut adikmu yang ganteng ini rusak akibat gugup duduk disamping cowok tampan "kata Candra sambil tertawa meledek.
"Candraaaaa...minta maaf gak??"teeiaknya berjalan ke arahnya sambil mengacak acak rambut adiknya.
"Kak seiraaaa berenti...kaka merusak gaya rambutku..iya iya maaf"
"KAK Seira...Candra cepattt Dian gak mau telat!!!"rengek Diandra yg sedari tadi sudah menunggu untuk bergerak.
"Upsi...iya adikku yang cantik"jawab seira sambil mengambil kunci mobilnya.
"Ayah semoga urusan ayah lancar yah..kami berangkat dulu ya"ucap seira sambil mencium tangan ayahnya.
"Iya sayang....berhati hati lah"
Sepanjang jalan Seira dan Candra terus berdebat sambil tertawa sedangkan Diandra hanya duduk sambil melihat sepanjang jalan dari kaca mobil.
"Coba aja ibu masih ada pasti Diandra gak sesedih ini...kak Seira gak sayang sama Dian gak pernah nganggap Dian ada disisinya"gumamnya sambil meneteskan air mata.
Setengah jam berlalu akhirnya mereka sampai di depan gerbang sekolah.
"Baiklah adik adikku kita sudah sampai salam dulu kaka kalian yang cantik ini" goda Seira.
"Hhhhh...cantik??? Dadah kakakku yang rese"ucap Candra tertawa sambil keluar dari mobil.
Sementara Diandra tidak mengucapkan sepatah kata pun langsung keluar dari mobil.
"Diannn...dra..." panggil seira tapi tak dihiraukan adiknya.
"Kenapa anak itu???? Kenapa jadi aneh begitu??"gumam seira bingung melihat tingkah adiknya.
Tanpa sadar dari tadi ada motor di belakang mobilnya menklakson.
Karna tidak ada respon pria pengguna motor itu turun dan mengetuk jendela mobil Seira.
Seira terkejut lalu menurunkan kaca mobilnya.
"Hei nona..bisakah anda minggir??? Kalo melamun jangan disini dong menghalangi aja!!kamu akan membuat kami telat!!"
"Woi....gak usah ngegas dong!!"bantah seira.
"Lah bukannya minta maaf malah ngelawan..lo mau minggir sekarang atau perlu gua suruh satpam?"
"Ahhhh dasar pria aneh!!gak perlu!!minggir lu!!"teriak seira kesal sambil menjalankan mobilnya.
"Ya ampun mimpi apa sih gua semalam bisa ketemu sama cowok kek gitu??? Tampan tapi songong..ihhhh apa apaan sih gua masih sempat muji dia?"gumam seira masih kesal.
"Ahhhhh...."hampir aja mobilnya menabrak pohon pinggir jalan untung kakinya cepat me rem.
"Ya Tuhann kok gua jadi gak fokus sih?"ucapnya sambil menenangkan diri.
Setelah merasa tenang seira kembali melajukan mobilnya lebih hati hati.
"Ehhh ada toko boneka tuh....tumben buka jam segini?? Hmmm kesana ah.."gumam seira senang saat melihat toko boneka.
Seira memarkirkan mobilnya dan segera turun menuju toko.
"Wahhhh keren bangett bonekanya...seumur umur aku blm pernah singgah ke sini." Ucapnya senang.
"Ehh itu ada boneka panda....lucunya.."saat melihat boneka itu dia teringat Diandra.
"Apa gua beli aja yah??Dian kan suka banget boneka panda....baiklah mari kita pilih yang terbaik."
Setelah memilih satu yang menurutnya Diandra pasti suka dia menyuruh agar bonekanya dibungkus rapi dan pergi untuk membayar.
Seira keluar dari toko dengan wajah berseri sambil memeluk bungkusan boneka di tangannya.
Seira masuk kemobil dan segera melaju pulang.
"Ahhhh akhirnya sampai....pegal ih rasanya udah lama gak bawa mobil lama lama."
Dia memasukkan mobilnya ke garasi dan kembali mengambil hadiahnya dari bagasi dan membawanya ke kamarnya.
Setelah meletakkan hadiahnya dia mengambil ponselnya lalu duduk di pinggir tempat tidurnya.
"Hmmm 3 panggilan tak terjawab dari Dian???"
Seira mencoba menelpon kembali tapi tidak ada jawaban.
"Ada apa dengan anak ini???"gumamnya sambil bergegas menuju garasi.
"Non mau kemana buru buru amat??"tanya pembantunya panik melihat Seira tergesa gesa.
"Nanti di jelasin yah bik. Sampai jumpa nanti" jawabnya segera meninggalkan rumahnya.
Seira terus mencoba menelpon hp adiknya tapi tidak ada jawaban.
Akhirnya dia sampai di sekolah adiknya.
Dia turun dari mobil dan mencari kelas adiknya.
"Eh maaf kamu kenal Diandra anak kelas 10 Mia 1? Tau dimana ruangannya?"tanyanya kepada salah seorang siswa yang di temuinya.
"Hmm...kaka lurus aja trus belok kiri disana ruangan kelas 10 Mia 1"
"Ahhh makasih"seira langsung berlari ke arah yg di katakan siswa itu.
Dia melihat ruangannya dan tidak melihat adiknya disana.
"Maaf kak cari siapa?"tanya seorang siswi.
"Diandra apa kau melihatnya?"
"Tadi dia di bawa ke ruang UKS sama guru musik. Kalo kaka mau aku bisa mengantar kesana"
"Baiklah tolong yah. Boleh aku tau namamu?"tanya nya sembari berjalan ke ruang UkS.
"Rena kak..."
"Hmm salam kenal yah aku seira kakaknya Diandra."
"Iya kak ....itu kak ruangannya. Kaka masuk aja yah aku masih ada tugas"
"Ohhh iya Rena... makasihhhh"ucapnya sambil kelambaikan tangan.
Seira masuk ke ruang uks dan melihat adiknya terbaring pucat.
"Maaf nyari siapa?"tanya seorang petugas uks.
"Diandra...saya kakanya"
"Baiklah silahkan"
Seira duduk di samping adiknya sambil memegang dahi Diandra.
"Ya ampun dia demam kenapa dia diam saja tadi pagi?"
"Hei... cantik mau tidur sampai berapa lama? Ayo bangun kaka akan membawamu ke rumah sakit."ucap seira meneteskan air mata melihat kondisi adiknya yang menyedihkan.
"Maaf nyonya apa anda keluarga diandra?"
Saat melihat arah suara itu seira terkejut.
"Bukankah dia pria songong tadi pagi??"gumamnya bengong.
"Yahh anda bengong lagi...heii.."
"Ohh iya saya keluarganya." Jawabnya menunduk malu.
"Sepertinya anda harus segera membawa nya ke rumah sakit dari tadi demamnya gak turun meskipun sudah kami beri pertolongan yang terbaik."
"Ya saya mau membawanya trimakasih"
Seira mencoba menggendong diandra tapi sayangnya dia tidak sekuat itu. Hampir saja dia dan adiknya terjatuh untung pria itu langsung menopang diandra.
"Huhhh......merepotkan!!biar saya yang membawa adik anda."
"Te..terima kasih"lagi lagi mukanya semakin merah merasa malu.
"Itu mobil saya"
"Hmm apa anda bisa menyetir? Aku takut anda melamun di tengah jalan. Bolehkan saya saya saja yang menyetir?"
"Terserahh anda yang penting adik saya segera sembuh" jawab seira masuk ke dalam mobil disusul pria itu meletakkan diandra di pangkuan seira.
Sepanjang perjalanan Seira nampak gelisah dan khawatir merasakan tubuh adeknya semakin panas.
"Hei pria kepala batu,lo bisa gak sih nyetirnya agak cepetan dikit??adik gue harus segera di tanganin nih" teriak Seira dari belakang mengejutkan pria itu yang sedari tadi fokus menyetir.
"kepala batu???? Apaan??? Nama gua Rian yah......udah cantik nama gua dari lahir seenaknya aja lo ganti!!!! Cih....Dasar cewek aneh"
"what??? Aneh????"
"iya udah aneh, cerewet, rewel, gak tau terimakasih lagi!! Emang benar yah orang yang gak tau terimakasih itu kalo dibantu malah makin ngeyel banyak tingkah!!"
Perkataan cowok itu membuat Seira terdiam hatinya seperti tersayat pisau.
"nih cowok ngomong kok kek gak ngotak yah?? Kok kasar banget? Seumur umur blm ada cowok yang ngatain gua begitu bahkan Yosia aja gak pernah tuh kek gitu ngomongnya."batinnya dalam hati hampir meneteskan air mata.
"udah belum ngelamunnya?? Ayok turun kita udah di depan rumah sakit nih. Diandra biar saya saja yang gendong."
"Gak gak gak usah gua bisa sendiri"jawabnya menolak.
"Yaudah!!"jawabnya membiarkan Seira yang sedang berusaha untuk menggendong Diandra.
walaupun sudah mengerahkan kekuatannya,Diandra tetap terasa berat baginya apalagi diandra dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Hampir saja Seira jatuh saat berhasil mengeluarkan diandra dari mobil untung Ryan yang sedari tadi memperhatikan langsung menahan diandra dipunggung Seira.
"kan.....sini aku aja yang bawa.....nanti jatuh lagi gimana??"katanya berusaha untuk meyakinkan Seira.
Seira menoleh melihat pria itu dan membiarkannya menggendong diandra.
Akhirnya diandra segera di masukkan ke ruang rawat dan segera di tangani dokter.
"Dok adek saya gak parah kan?"
"Gak apa apa non, adek anda sudah kami kasih penanganan terbaik setelah panasnya turun,dia akan segera sadar."
Mendengar hal itu Seira merasa lega dan
segera masuk melihat adeknya yang masih terbaring lemah di dalam sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments