Draft

 Disisi lain, Candra sedang duduk di ruang tamu bersama ayahnya. Keadaan yang cukup sunyi dan menegangkan tak ada suara apapun.

"Baiklah Candra, untuk apa kamu meminta papa kesini?" tanya ayahnya memecahkan keheningan antara ayah dan anak itu.

"Pah.... Apa papa punya masalah di kantor?"

"hmm tidak.... Knapa bertanya?"

"really???? Jika memang begitu, coba papah jelaskan sama Candra siapa dan apa hubungan ayah dengan pria di foto ini!!" ucapnya tegas sambil menunjukkan layar hp nya.

"si....si... Foto siapa ini?" tanyanya pura pura tidak tau.

"ohhhwwww apa papa mau memperjelas siapa nama pria ini? Tentu... Andri Saputra bukan?"

"Da....da...dari mana kamu mengenal orang ini?"tanya nya mulai panik.

"Papah bodoh benaran atau pura pura bodoh atau ayah tau tapi pura pura tidak tau bukan?" sindirnya sedikit geram melihat sikap ayahnya.

"Diam!!! Sebelum papa mengepakmu keluar dari rumah ini!!"

"ahhh setelah papah mengorbankan masa depan adik dan juga kakak ku, papa mau mengusirku juga?" jawabnya tidak mau kalah.

Menyadari bahwa anak nya itu saat ini sedang emosi, ayah itu berusaha mengendalikan dirinya untuk tidak berbicara hal yang akan benar benar membuat anak itu keluar dari rumahnya.

"its okeyy... Sekarang kamu duduk dulu, mari kita bicarakan baik baik."

Merasa anaknya sudah tenang, ayah itu kembali membuka pembicaraan mereka.

"Dia adalah rekan bisnis papa. Dan dia adalah orang yang sudah sangat berjasa untuk membantu kita saat perusahaan papah akan bangkrut."

"Apa itu alasan papa menerima perjodohan itu?"

"kamu sudah tau jawabannya dan kamu pasti paham kan? Dan perjodohan itu hanya sebagai penepatan janji papa kepada pak Andri ketika kalian masih kecil dikala ibumu meninggal dan ayah benar benar tidak punya apa apa untuk membiayai hidup kalian. Disaat itulah papa ingin memulai bisnis dan bertemu dengan orang sebaik dia yang mau membantu lewat biaya maupun materi. Dan tanpa papa sadari, kami telah membuat janji ketika putri putri papa sudah dewasa, maka salah satunya akan dijodohkan dengan salah satu anaknya kelak."

Anak itu terdiam hampir meneteskan air mata mulai menghilangkan emosinya.

"jadi inikah alasan papa? Tapi bukankah Dian belum dewasa? Kenapa Dian yang papa korbankan?"

"Pak Andri sendiri lah yang menginginkannya. Karna dari kecil dia sudah sangat menyukai adikmu. Kalo soal kakak mu, dia belum pernah bertemu dengannya sama sekali."

"Tapi Dian belum dewasa pah bukan kah perjanjiannya setelah dewasa?"

"Itulah yang sedang papa permasalahkan dengannya tapi dia sangat berharap agar perjodohannya segera di laksanakan 2 minggu lagi. Karna itu juga adalah permintaan ibunya yang sedang sekarat di rumah sakit."

Mendengar penuturan ayahnya, Candra benar benar tak bisa lagi mengatakan apa apa. Yang dia ketahui bahwa yang akan menikah bukanlah Dian melainkan Seira.

"Jika mereka menginginkan Dian, tapi yang didapatkan malah kak Ira apa yang bakal mereka lakukan dengan kakak?" gumamnya mulai resah.

"can...... Apa masih ada yang ingin kamu tanyakan?"

"hmm tidak pah... Candra mau ke luar dulu ada janji." jawabnya.

Sebelum dia benar benar meninggalkan ruangan itu,ayahnya segera menghentikan langkahnya.

"Candra papah harap, kamu tidak berencana untuk menghancurkan semua ini!!"

Dia hanya mengangkat salah satu alis dan bahunya secara bersamaan lalu benar benar keluar dari ruangan itu.

Dia berjalan ke arah taman belakang rumahnya dan berhenti di sebuah kursi panjang yang sudah mulai usang. Kemudian duduk sambil memejamkan matanya merasakan angin sepoi sepoi mengibas ngibaskan rambut yang tidak terlalu pendek itu.

"hei.... tumben nih ke tempat ini.... Kangen yah??" ucap seorang wanita dari belakang yang tidak lain adalah Diandra.

"Ehh iya kangen.... Dulu kita sekeluarga sering banget berkumpul di taman ini sambil bercanda, tertawa, menangis.... Wuahhh.... Semua lah"jawabnya meneteskan air mata.

"Sebelum ibu meninggal dan merubah semuanya kan?" sahut Diandra ikut terbawa suasana.

"hmm.....kemarilah bukankah kamu dulu suka sekali duduk disampingku di kursi ini?"

Mendengar itu, dia segera berlari ke arah saudaranya itu lalu duduk disampingnya dengan kaki bersila.

"hei... Turunkan kaki mu....kamu gak berubah yah.... Kamu akan makan tempat yang lebar kalau duduknya begitu."

"ihhhh kak Candra.... Kamu yang tidak berubah selalu melarangku duduk begini. Kan cuman kita berdua jadi gak bakal makan tempat. Lagian kan aku gak gede kali." jawabnya tak mau kalah.

Akhirnya kedua saudara itu tertawa mengingat hal hal yang dulu sering mereka lakukan disana. Tapi tawanya tiba tiba berhenti mengingat salah satu saudaranya akan benar benar menghilang dan hanya akan menyisakan mereka berdua.

"woi..... Kok malah melamun?"

"Hmm..... Aku sedih salah satu diantara kalian akan segera menikah."

"Apa maksudmu kak Candra? Tentu saja hal itu bakal terjadi bukan? Apa jangan jangan kamu gak mau yah kami ini menikah sehingga membuatmu kesepian." goda Dian.

"ihhh gak gitu juga bodoh!!!"ucapnya mengacak acak rambut adiknya.

"Dian?? Apa kamu yakin ingin menyerahkan perjodohanmu dengan kak Ira? Kamu yakin tidak akan menyesalinya suatu hari?"

Menyadari bahwa dia sudah tau tentang perjodohan itu, Dian sedikit geram tapi dia berusaha untuk terlihat tenang.

"Ak.....aku.........yakin seyakin yakinnya, karna aku sudah memiliki seseorang yang spesial di hati ini dan aku tidak akan pernah menyesali nya!"jawabnya dengan yakin.

"benarkah??? Tapi aku kasihan dengan kak Ira mungkinkah dia akan bahagia bersama orang dan keluarga yang belum dikenalnya sama sekali?"

"hei...... Kak Ira sendiri kok yang menginginkannya dan gini yah cinta itu bakal tumbuh dan datang dengan sendirinya bukan?" jawabnya berbohong bahwa yang sebenarnya dia sendiri lah yang menginginkan hal itu.

"entah dia menginginkannya atau tidak, aku hanya berharap dia bahagia dengan pilihannya dan begitu juga dengan kamu tidak akan menyesali apapun tentang ini." jawabnya kembali menikmati keindahan taman itu.

"Udah deh jangan di bahas lagi.. Mending sekarang kita mengelilingi taman ini yok" ajaknya berusaha menghibur Candra.

Akhirnya mereka berdua berjalan jalan di sekitar taman sambil sesekali tertawa membahas sesuatu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!