Suami Pengganti Nona Muda.

Suami Pengganti Nona Muda.

Bab 1

☂️☂️☂️

Pagi itu, Mira melangkah dengan hati gembira memasuki halaman rumah calon suaminya. Dia mengantar satu set kemeja pria buatan Ibunya sendiri untuk Bagas sang pujaan hati.

Mira dan Bagas akan menikah beberapa hari lagi, dihari sepesial itu Ibu dari Mira ingin memberikan kado spesial untuk calon menantunya sebagai bentuk dukungan dan doa restu.

Brugh....

Mira menabrak tubuh seorang pria dan membuat secangkir kopi yang sedang dipegang oleh pria itu tumpah membasahi pakaiannya.

"Aduh, kalau jalan pakai mata donk!" Omel pria itu pada Mira. Mira mengangkat wajahnya dan mendapati Denis Kakak dari Bagas sedang melotot kepadanya.

"Maaf Kak, Mira tidak sengaja," ucap Mira lirih.

"Setiap aku bertemu dengan kamu pasti aku akan mendapatkan masalah, contohnya pagi ini. Jangan jangan, kamu memang pembawa sial!" Lanjut Denis kasar.

"Kakak, tolong jaga bicaramu ya. Selama ini aku sudah berusaha untuk bersabar dengan sikap dan omongan Kakak, tapi kali ini tidak lagi. Kakak benar benar keterlaluan!" Omel sembari mendorong tubuh besar Denis hingga terhuyung.

"Kamu berani mendorongku? Kamu tidak takut aku akan menghajar mu?"

"Aku tidak takut, kalau perlu mari kita berduel di ring tinju. Kita buktikan siapa yang lebih jago, aku atau Kakak!" Mira menantang calon Kakak Iparnya sendiri.

Amarah Mira tidak bisa dibendung lagi, setiap bertemu dengan Denis kapanpun dan dimanapun pasti Denis selalu mencacinya dan memakinya. Denis selalu berlagak keren, mentang mentang dia seorang pria sukses, berpengaruh dan memiliki banyak uang.

Bagas muncul menghampiri Mira dan Denis, dia melerai dua manusia yang sedang bertengkar bak Tom dan Jerry itu.

"Mira, Kakak, tidak bisakah kalian akur walaupun hanya sehari saja? Sebentar lagi kalian akan menjadi saudara Ipar tapi hubungan kalian berdua malah seperti ini," ucap Bagas.

"Kak Denis yang mulai duluan," Mira membela diri.

"Bukan aku, tapi pacarmu yang menyebalkan itu!" Ucap Denis sambil berlalu meninggalkan Mira dan Bagas berdua.

Mira menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya secara perlahan. Dia mencoba menenangkan diri agar citranya sebagai wanita pemalu dan imut di depan Bagas tidak rusak.

"Ada apa kamu kesini?" Tanya Bagas.

"Aku disuruh Ibu mengantar kemeja buatannya untukmu. Ibu meminta kamu memakainya di acara pernikahan kita besok," sahut Mira.

"Dia baik sekali padaku, sampaikan terimakasih ku padanya." Bagas melempar senyum kecil kepada Mira.

***

Hari yang paling ditunggu oleh Mira Rahmawati tiba. Pengusaha cantik berusia 27 tahun itu akan menikah dengan Bagas Atmadja 28 tahun, pria tampan yang berprofesi sebagai polisi dan telah menjalin cinta dengannya selama dua tahun terakhir.

Bayang bayang kebahagiaan telah mengisi hati dan pikiran Mira. Mereka berencana berbulan madu ke paris setelah menikah, memiliki lima anak dan hidup menua bersama. Apa ada yang lebih membahagiakan dari semua rencana itu di dunia? Mira rasa tidak ada.

Mira memperhatikan pantulan dirinya di cermin, dia nampak menakjubkan dengan gaun pengantin berwarna pink dengan belahan dada rendah dan corak bunga bunga. Mahkota yang ada di kepalanya membuatnya menjadi ratu yang akan bertahta di hati pangerannya selamanya.

"Sayang, berhentilah mengagumi dirimu sendiri dengan berlebihan seperti itu. Kamu kan memang sudah cantik dari lahir," puji Rossa Ibu dari Mira.

"Terimakasih atas pujiannya Ibu, aku merasa tersanjung mendengarnya," Mira berjalan menuju sang Ibu lalu memeluknya erat.

Klak...

Pintu kamar pengantin terbuka, seorang pria tua masuk ke dalam kamar itu dengan mata berkaca kaca. Rudi tak percaya, putri kecilnya yang dulu selalu dia gendong dan dia bawa kemana mana sebentar lagi akan menjadi milik orang lain. Dia sudah tumbuh dewasa, sudah saatnya Rudi melepas Mira untuk menikah dan membina rumah tangga bersama pria pilihannya.

Sebenarnya Rudi merasa ragu menerima Bagas menjadi menantu. Meski Bagas dan Mira saling mencintai, tapi Bagas terlihat sedikit genit pada lawan jenisnya. Rudi takut hal itu akan membawa dampak buruk bagi hubungan mereka kedepannya. Tapi apa mau dikata? Mira selalu saja menolak menerima masukan dari Ayahnya.

"Sayang, hapus air matamu itu. Ini hari bahagia anak kita, kenapa juga kamu harus menangis?" Seloroh Rossa. Meski dia merasa sedih, dia terpaksa berpura pura kuat dan tegar agar Mirna tidak ikut menangis. Rossa khawatir make up yang menempel di wajah manis Mira akan luntur jika Mira ikut menangis.

Tiba tiba saja, seorang gadis menerobos masuk ke dalam kamar itu. Dia terlihat begitu panik dan cemas, seolah baru saja mendapatkan sebuah kabar buruk. Nafas gadis itu memburu, dia ingin mengatakan sesuatu tapi mendadak lidah dan bibirnya jadi kaku.

"Ada apa Niken? Kenapa wajahmu seperti itu?" Mira menatap wajah saudari sepupunya itu lekat lekat.

"Maaf Kak, tadi Ayah dari Kak Bagas menelfon. Katanya Kak Bagas kabur dari rumah. Beliau sudah berusaha mencari kesana kemari, tapi Kak Bagas tidak bisa ditemukan," tutur Niken sambil uring uringan.

"Apa katamu? Kabur dari rumah? Bagaimana bisa dia kabur dari rumah begitu saja?" Mira nampak begitu syok.

"Dari awal Ayah memang sudah merasa kalau dia tidak serius menjalin hubungan denganmu. Jangan jangan, dia kabur dengan wanita lain," celetuk Rudi. Celetukan itu membuat isi kepala Mira bertambah panas.

"Lalu acara ini bagaimana Ayah? Masa dibatalkan begitu saja? Nama baik keluarga kita bisa tercoreng," keluh Rossa.

Kedua kaki Mira melemah, dia tak kuat lagi untuk berdiri. Air matanya jatuh berlinang karena tak kuasa menahan rasa sakit dan kecewa yang begitu sangat menghujam dada. Selama ini hubungan Mira dan Bagas baik baik saja, tidak pernah ada masalah apalagi konflik. Bagaimana bisa dia kabur dari acara pernikahan ini?

Impian dan angan angan manis yang baru saja diukur oleh Mira musnah begitu saja. Yang tersisa hanya rasa benci dan rasa ingin balas dendam kepada pria bernama Bagas itu.

"Sebentar lagi, Ayah dan keluarga Kak Bagas tiba dirumah ini. Dia ingin membicarakan tentang keberlangsungan acara kita," lanjut Niken.

"Kita tunggu kedatangan keluarga dari pria brengsek itu. Kita lihat langkah apa yang akan mereka ambil selanjutnya." Ucap Rudi penuh emosi.

***

Mira dan keluarganya berkumpul disebuah ruangan, termasuk dengan Bayu Atmadja Ayah dari Bagas dan Denis Atmadja Kakak kandung Bagas.

"Denis, menikahlah dengan Mira," Perintah Bayu. Dia merasa harus berbuat sesuatu untuk menyelamatkan nama baik kedua keluarga, hal itu juga dia lakukan untuk menghindari amukan Rudi calon besannya karena putra keduanya kabur dihari pernikahan.

Jantung Denis terasa mau copot saat mendengarnya. Bagaimana tidak? Tiba tiba saja dia diminta untuk menikahi calon adik iparnya sendiri. Bagas memang ahli membuat ulah, tapi dia sangat tak menyangka kali ini Denis harus menanggung ulah buruk dari adiknya itu.

"Ayah, tolong jangan bercanda. Aku dan Mira tidak saling mencintai, bagaimana bisa kami berdua menikah? Lagi pula aku seorang duda, mana mungkin Mira mau menikah denganku," ucap Denis. Dia berencana menolak perintah Ayahnya secara halus agar tidak menyinggung perasaan Ayahnya dan Mira.

"Aku tidak keberatan dengan keputusan Ayah mertuaku, aku juga mau menerima Kakak dengan status duda Kakak itu. Jadi, ayo kita menikah," ucap Mira lantang dengan penuh keyakinan.

Denis melongo, untuk pertama kalinya dalam hidup dia melihat ada wanita seberani itu. Mengajak seorang pria untuk menikah duluan? Benar benar hal yang unik dan menggelitik. Apa lagi hubungan dia dan Mira selama ini dikenal tidak baik.

Selama Mira berpacaran dengan Bagas, Denis dan Mira hanya bertemu beberapa kali saja. Itu pun selalu berakhir dengan pertengkaran, apa jadinya kalau dua manusia yang sering ribut dan bertengkar disatukan oleh ikatan rumah tangga?

Denis merasa tertantang dengan ajakan Mira, dia tau kalau Mira mau menikah dengannya hanya karena ingin balas dendam pada Bagas. Tapi Denis juga perlu memberi Bagas pelajaran agar pria itu tidak bersikap semena mena pada orang lain.

"Mira, apa kamu yakin dengan keputusanmu itu?" Rossa merasa ragu.

"Aku yakin Bu, lagi pula Kak Denis jauh lebih mapan dan lebih tampan dari Kak Bagas," ucap Mira sekenanya. Hal itu membuat Denis tersenyum dan rasa percaya dirinya melambung tinggi.

Denis adalah pria matang berusia 35 tahun, dia tampan, mapan, pemilik supermarket ternama yang sudah ada banyak cabang di negara itu. Dia tidak pernah memiliki skandal buruk, menikah dengannya tidak ada rugi.

Denis menjadi duda sejak tiga tahun lalu, istrinya meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas. Sejak saat itu Denis belum pernah dekat dengan wanita manapun, dia masih sulit move on dari mendiang istrinya.

Tapi dengan Mira, entah kenapa Denis merasa wanita itu berbeda. Meski galak dan cerewet, Mira adalah wanita mandiri dan pemberani sama seperti mendiang istrinya.

"Aku tidak mau membuat kamu kecewa Nona, mari kita menikah. Tapi jangan menyesal diakhir ya, karena kamu yang menawarkan diri duluan," Denis memberi peringatan.

"Tentu saja tidak Kakak," Mira tersenyum angkuh.

"Baiklah, karena kedua pihak sudah sepakat. Mari kita lanjutkan acara pernikahan ini." Seru Bayu sembari merangkul pundak Rudi. Saat itu Rudi hanya bisa manggut manggut saja, mengingat putrinya sendiri yang meminta menikah dengan mantan calon Kakak Iparnya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Fi Fin

Fi Fin

waaah seru nih kayak nya lanjut cuus

2024-05-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!