☂️☂️☂️
Mira kembali ke kamarnya dengan wajahnya yang memerah. Dia malu, karena aksinya dan Denis dipergoki oleh mertuanya. Di dalam hati, Mira merutuki dirinya sendiri. Bisa bisanya dia reflek memejamkan mata saat Denis hendak menciumnya. Memalukan!
Dari awal menikah, Mira begitu pede tidak akan jatuh hati pada Denis. Dia selalu berusaha mengabaikan pesona yang terpancar dari wajah Denis, tapi apa yang terjadi? Tubuhnya mengharapkan hal lain dari pria itu.
Mungkinkah semua karena insting seorang istri yang menginginkan sentuhan suaminya? Dan Denis, kenapa tiba tiba pria itu ingin mencium Mira? Jangan jangan, Denis juga sudah mulai jatuh hati pada Mira.
Diruang pribadinya, Denis memarahi kelakuan konyol Ayahnya yang nyelonong masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Ayah, tolong lain kali jangan diulangi lagi!" Pesan Denis.
"Iya, aku tidak akan mengulanginya lagi," Bayu mengangkat jari telunjuk dan jari tengah secara bersamaan.
"Ngomong ngomong, kamu mulai suka pada Mira kan?" Bayu mengedip ngedipkan kedua matanya.
"Iya," sahut Denis jujur.
"Dia wanita baik dan polos, jangan sia siakan dia seperti adikmu yang bodoh itu," pinta Bayu.
"Ayah tenang saja, aku tidak akan menyia nyiakan Mira seperti Bagas." Janji Denis.
Tidak ada yang tau kapan perasaan seseorang akan berubah, dari benci tiba tiba menjadi suka. Itu yang sedang Denis rasakan saat ini, perasaanya pada Mira berubah dalam sekejap mata tanpa melalui proses yang sulit.
Ada rasa bahagia dihatinya saat Mira tersenyum. Saat Mira malu karena digoda oleh Denis pun sebenarnya hati Denis ikut tak karuan, hanya saja Denis selalu bisa menyembunyikannya dengan baik.
Denis masuk ke dalam kamarnya, dia melihat Mira sudah berbaring diatas sofa. Seluruh tubuhnya ditutupi selimut, jadi Denis tidak tau apakah Mira benar benar tertidur atau hanya berpura pura saja.
"Mira, apa kamu sudah tidur?" Tanya Denis. Mira diam tak menyahut, Denis mengambil kesimpulan kalau Mira sudah tidur lelap.
"Semua gara gara Ayah, hampir saja aku mendapatkannya malam ini." Gerutu Denis kesal.
Denis masuk ke kamar mandi, saat pintu itu tertutup Mira langsung keluar dari persembunyiannya.
"Dia bilang apa tadi? Dia ingin mendapatkan aku malam ini?" Mata Mira mendelik tak percaya.
"Kalau begitu, Denis sudah sangat berhasrat padaku? Aku jadi merinding." Mira merasakan sekujur tubuhnya terasa dingin dan gemetar. Pikirannya pun melambung jauh ke angkasa, memikirkan jika dia dan Denis tadi bisa melakukan hal manis itu tanpa diganggu.
Malam makin larut, Denis disergap rasa gelisah dan kesulitan tidur. Dia bangkit dari ranjang, lalu berjalan lambat menghampiri Mira. Tanpa permisi, Denis membopong tubuh Mira ala bridal style dan menaruhnya diatas kasurnya yang empuk.
"Kamu berat juga ya." keluh Denis. Dia memijit kedua lengannya yang terasa pegal dan berat.
Mulai malam itu dan seterusnya, dia tidak akan mengizinkan Mira untuk tidur diatas sofa. Mira harus selalu ada disisinya sepanjang malam, karena tidur bersama wanita itu membuatnya terhindar dari mimpi dan bayang bayang buruk.
***
Mira menggeliat seperti cacing kepanasan, kesadarannya bangkit dan dia merasa ada sesuatu yang berat melingkar diatas perutnya. Sontak saja Mira membuka mata dan duduk.
Mira kaget saat mengetahui Denis tengah tertidur lelap sambil memeluk tubuh Mira.
"Kenapa aku ada diatas ranjang? Apa tadi aku tidur sambil berjalan?" Mira bergumam lirih.
"Ada apa Mira? Ini masih gelap, tidurlah lagi!" Seru Denis tanpa membuka matanya sedikitpun.
"Kenapa aku jadi ada di ranjangmu Mas?" Tanya Mira.
"Aku yang memindah kamu semalam, aku tidak bisa tidur tanpa kamu di sisiku."
Mira melotot mendengar Denis mengatakan hal itu, dia harus segera turun dari ranjang sang singa. Kalau tidak, tamatlah riwayatnya saat itu juga.
Mira menurunkan kakinya sebelah, dia hendak pergi meninggalkan Denis tapi sayang pria itu berhasil menahannya. Denis menarik tangan Mira dan kembali mengurung wanita itu dalam pelukannya.
"Jangan tinggalkan aku Mira," bisik Denis ditelinga Mira. Mira membeku, dia diam membisu tanpa mengucapkan sepatah katapun. Alhasil malam itu, Mira terus membuka kedua matanya sampai pagi tiba.
Denis terjaga dari tidurnya, semalam dia benar benar tidur dengan nyenyak. Berbeda dengan Mira yang tak bisa tidur karena jantungnya terus terpompa dengan kuat.
"Selamat pagi mira," sapa Denis. Setelah itu dia mengecup kening istrinya dengan lembut.
"Mas, apa kamu kesurupan?" Celetuk Mira.
"Apa maksudmu aku kesurupan?" Denis kaget mendengar celotehan Mira.
"Kamu tiba tiba saja bersikap baik dan lembut padaku, apa itu artinya kalau bukan kesurupan?" Mira menaikan kedua alisnya keatas.
"Apa salah kalau seorang suami bersikap baik dan lembut pada istri sendiri?"
"Tidak salah sih, tapi bukanya Mas membenci aku?"
"Itu dulu, sekarang tidak lagi. Aku mencintaimu Mira, sangat amat mencintai kamu." Ucap Denis dengan tatapan mata serius.
Bukannya menjawab, pernyataan cinta suaminya. Mira malah melongo dan membuka mulutnya lebar lebar hingga membentuk huruf O. Belum ada satu bulan mereka tinggal satu atap, tapi Denis berkata kalau dia mencintai Mira. Apa perasaan orang bisa berubah secepat itu? Mira merasa ragu, bahkan dia juga menyangka kalau Denis sedang mengerjainya.
"Jangan harap aku akan baper karena kata kata itu! Aku sudah pernah dikecewakan oleh laki laki, jadi aku akan lebih berhati hati lagi." Ucap Mira tegas. Dia melepaskan dekapan suaminya dan beranjak pergi ke kamar mandi dengan langkah santai.
"Oh... Mira. Apa wajahku ini terlihat seperti seorang penipu?" Denis mengacak acak rambutnya sendiri karena frustasi.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments