Bab 4

☂️☂️☂️

Mira mencoba menghubungi Bagas berkali kali, tapi nomor pria itu tidak aktif. Mira juga sudah bertanya kepada teman teman dekat Bagas tentang keberadaan Bagas, tapi tak ada satu pun diantara mereka yang mengetahuinya.

Saat ini, tangan dan kaki Mira sedang gatal. Dia ingin menampar dan menendang Bagas hingga pria kurangajar itu meraung memohon ampun padanya. Tapi apa daya? Bagas terlampau pandai bersembunyi hingga sulit untuk ditemukan.

Untuk meluapkan emosinya, Mira melempar bantal dan guling ke lantai. Dia mengacak acak sprei, meja rias, dan juga lemari yang berisi barang barang pemberian Bagas.

"Pria sialan! Awas saja kalau ketemu, aku akan menghabisi mu!" Teriak Mira kuat.

Denis masuk kedalam kamar, dia syok melihat kamar tidur mereka acak acakan seperti kapal pecah. Sementara itu Mira sedang berjongkok dipojokan dengan rambut acak acakan.

Denis membangunkan Mira, dia meminta Mira duduk disisi ranjang dan menenangkan diri.

"Aku tau kamu sedang sedih Mira, tapi berhentilah bersikap seperti orang gila. Kamu yang seperti ini hanya akan membuat Bagas merasa bangga karena telah berhasil membuatmu patah hati," ujar Denis.

"Mas benar, aku harus kuat. Tapi aku juga seorang wanita yang punya sisi lemah, aku tidak bisa sekuat pria," balas Mira.

"Jangan bilang tidak bisa, kamu pasti bisa. Apa kamu tidak ingat bagaimana kamu sangat berambisi untuk menikahi aku dan balas dendam pada Bagas?"

"Mas tau tujuanku menikah dengan Mas?"

"Ya, aku tau," sahut Denis singkat.

"Kenapa Mas mau menikah denganku?" Tanya Mira lagi.

"Karena aku tertarik padamu." Kalimat aneh itu terlontar begitu saja dari bibir Denis. Jangankan Mira, Denis saja kaget kenapa dia bisa mengatakan hal seaneh itu.

Dag... Dig... Dug...

Jantung Mira berdegup tak menentu, meski dia sering mendengar kalimat gombal dari Bagas, nyatanya kalimat yang keluar dari mulut Denis terdengar lebih menarik walaupun tidak masuk akal. Tertarik pada Mira? Bagaimana bisa? Mereka bahkan baru menikah sehari.

Sementara itu Denis sedang merutuki dirinya sendiri di dalam hati, bagaimana bisa dia mengatakan hal itu pada wanita galak yang dibenci olehnya? Ah, mungkin itu karena efek kasihan saja. Mana mungkin dia benar benar tertarik pada Mira.

***

Tengah malam, Mira tak bisa tidur. Dia berguling guling diatas sofa seperti seekor trenggiling. Stres memang bisa membuat seseorang susah tidur, jangankan tidur, makan pun jadi tak berselera.

"Aku tidak bisa terus menerus seperti ini, lama lama aku bisa gila," Mira mengomeli dirinya sendiri.

Denis bangkit dari atas tempat tidur, meski lampu padam dia bisa tau kalau istrinya belum tidur.

"Ada apa? Kenapa kamu terus gelisah seperti itu?" Tanya Denis.

"Aku lapar," ucap Mira lirih dengan nada manja khas anak perawan.

"Pergilah ke dapur, buatlah sesuatu untuk kamu makan,"

"Aku tidak bisa memasak,"

"Wanita jenis apa kamu itu? Bagaimana bisa kamu tidak bisa memasak hah?" Denis bertolak pinggang sambil melebarkan kedua matanya.

"Biasa saja dong ngomongnya, aku kan hanya tidak bisa memasak saja," Mira memonyongkan bibirnya ke depan.

"Oh... Astaga. Tunggu disini, aku akan mengambilkan sesuatu untukmu di dapur."

Denis keluar dari kamar tanpa menyalakan lampu, dia pergi kearah dapur untuk membuat sesuatu. Sore tadi, Mira makan sangat sedikit. Wajar jika dia tidak bisa tidur karena perutnya lapar, terlebih pikiran dan jiwanya sedang tidak stabil.

Denis membuka tudung saji, tidak ada makanan tersisa disana. Denis membuka kulkas, hanya tersisa beberapa butir telur dan mi instan goreng saja.

"Huft... Wanita itu merepotkan sekali." Gerutu Denis.

Selesai membuat semangkuk mi, Dimas membuat secangkir susu untuk Mira. Dia sengaja melakukan hal itu agar Mira luluh padanya dan mudah dikendalikan olehnya dimasa depan. Wanita sangat suka diperhatikan, Denis merasa Mira juga tak beda jauh dengan jenis wanita manapun.

Cetek...

Lampu kamar menyala, Mira menoleh kearah pintu dan mendapati Dimas sedang berjalan kearahnya sambil membawa nampan berisi makanan dan minuman. Tapi, kenapa dia harus bertelanjang dada seperti itu?

Glek...

Mira tak sadar telah menelan air liurnya, tampilan roti sobek yang terpampang nyata didepan matanya telah membuatnya sedikit tergoda. Terlebih, otot otot besar yang ada di lengan pria itu seolah melambai lambai ingin disentuh.

"Apa yang sedang kamu lihat Mira?" Denis tersenyum.

"Jangan tersenyum, tidak ada yang lucu tau!" Ucap Mira sambil memalingkan wajah merahnya.

"Hey, wajahmu seperti kepiting rebus. Apa kamu tergoda dengan bentuk tubuhku yang seksi dan aduhai ini sayang?" Goda Denis.

"Idih, jangan harap! Apa Mas sengaja tidak memakai baju saat malam hari untuk menggodaku?" Tuduh Mira.

"Aku tidak bermaksud menggoda mu Mira, ini memang kebiasaan ku. Aku akan melepas baju saat tengah malam karena aku merasa gerah," Denis mencoba meluruskan pandangan buruk Mira kepadanya.

"Makan dan minum ini, setelah ini aku yakin kamu akan bisa tidur. Suara ribut mu itu juga mengganggu tidur nyenyak ku,"

"Oh, maaf." Mira merasa tak enak hati. Denis beranjak pergi dan hendak kembali naik keatas kasur.

"Mas Dimas," panggil Mira.

"Apa?" Dimas menoleh.

"Terimakasih." Ucap Mira.

Mira tak menyangka, kalau Denis adalah pria narsis yang pandai menggoda dan penuh perhatian. Mira harus waspada kepada pria itu, jangan sampai dia tergoda dan melupakan tujuan awalnya menikah dengan Denis yaitu membuat Bagas terbakar api cemburu.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

🌺🏵️YoungLady🏵️🌺

🌺🏵️YoungLady🏵️🌺

Denis. makasih ya sudah komen, jadi tau kalau ada salah tulis nama

2023-09-22

0

Kiki Song

Kiki Song

namanya dimas atau denis??

2023-09-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!