Bab 10

☂️☂️☂️

Sarapan pagi itu terasa damai seperti biasanya. Denis juga bersikap biasa saja, seolah tidak tau kalau semalaman Mira tidur sambil memegangi tongkat saktinya. Berbeda dengan Denis yang bersikap biasa saja, Mira terus menundukkan wajahnya hingga hampir menempel pada meja.

"Nak, kamu kenapa? Tanya Bayu.

"Aku tidak kenapa napa kok Pak,"

"Jangan panggil aku Pak, panggil saja Ayah seperti Denis,"

"Iya Ayah. Bagaimana keadaan Ayah sekarang? Sudah baikan?" Mira bertanya balik.

"Iya, sudah,"

"Syukurlah kalau begitu."

Mira melirik kearah Denis, pandangan mereka bertemu karena ternyata Denis sedang memandangi wajahnya sejak tadi. Bulu kuduk Mira berdiri, tatapan dingin itu seakan mengandung berjuta arti.

Denis tiba tiba tersenyum kecil, jantung Mira seperti mau copot seketika. Jangan jangan, Denis sadar akan tindakan bodoh yang Mira lakukan semalam?

Selesai makan, Mira langsung melarikan diri ke dalam kamar. Sementara Denis merapihkan meja makan dan mencuci peralatan makan yang kotor. Bukan karena Denis pria rajin, tapi Mira adalah wanita yang tidak bisa melakukan apapun selain makan dan berdandan.

Di dalam kamar, Mira mondar mandir sambil menggigit ujung jari tangannya. Dia merasa resah dan gelisah. Bagaimana jika sebenarnya tadi pagi Denis hanya pura pura tidur? Mira mengacak acak rambutnya karena frustasi.

Klak...

Pintu kamar terbuka, Denis menerobos masuk lalu menutup pintu itu lagi.

"Kamu kenapa sayang?" Denis mengedipkan matanya sebelah. Dia memasang wajah seksi untuk menggoda Mira yang sedang malu malu kucing saat ini.

"Menjauh dariku," ucap Mira yang tidak suka Denis berjalan mendekat kearahnya.

Grep...

Denis memeluk tubuh Mira, pria itu mendekatkan wajahnya pada wajah Mira dan membuat Mira panik.

"Semalam nyenyak tidak tidurnya? Pasti nyenyak dong, kamu bahkan sampai mendengkur seperti anak sapi," ledek Denis.

"Jangan samakan aku dengan binatang berkaki empat itu! Mana mungkin wanita anggun sepertiku tidur mendengkur," Mira membuang wajahnya.

Cup...

Tiba tiba saja Denis mencium leher istrinya, memberi gigitan kecil dan meninggalkan bekas merah disana. Bulu kuduk Mira berdiri, ini pertama kalinya dia mendapat sentuhan pria diarea sensitif. Saat berpacaran dulu, Mira sangat menjaga jarak dengan Bagas.

Mira mendorong Denis menjauh, dia memegangi dadanya yang terasa mau meledak saat ini.

"Aku sudah pernah bilang kan, jangan sembarangan menyentuhku! Tapi kamu malah mencium ku!" Protes Mira.

"Kamu sendiri bagaimana?" Denis mencoba membalik keadaan.

"Bagaimana apa?" Mira pura pura tidak tau apa yang dimaksud Denis.

"Semalaman kamu terus tidur sambil memegangi milikku, kamu benar benar membuatku putus asa dan sulit tidur. Apa kamu tidak mau meminta maaf padaku?"

"Maaf, aku tidak sengaja melakukannya," ucap Mira terbata.

"Maaf saja tidak cukup sayang, kamu harus bertanggung jawab," bisik Denis di telinga Mira.

"Apa maksudmu Mas?" Mira membuka kedua matanya lebar lebar.

"Layani aku," ucap Denis terus terang.

"Aku tidak mau!" Tolak Mira mentah mentah.

Mira berlari kearah pintu, dia membuka pintu dan pergi menjauh dari Denis sejauh jauhnya. Melihat hal itu, Denis malah tertawa geli. Dia merasa saat sedang malu dan panik Mira terlihat sangat manis sekali.

Mira terengah engah diujung tangga, dia berjongkok sambil mengatur nafasnya yang memburu.

"Ada apa Mira? Apa kamu habis melihat hantu?" Celetuk Bayu yang tiba tiba saja muncul dari arah dapur.

"Iya, aku baru saja melihat hantu," sahut Mira asal.

"Mana ada hantu nongol siang siang begini?" Bayu merasa ragu.

"Ada, hantu berkepala hitam."

Bayu tersenyum, dia tau siapa yang dimaksud hantu oleh Mira.

"Denis pasti sudah mulai nakal pada Mira. Baguslah, aku juga sudah ingin cucu dari mereka." Batin Bayu.

***

Masa bersantai Denis sudah habis, sudah saatnya dia kembali berkutat dengan pekerjaannya yang menumpuk karena cuti pernikahan. Malam itu, Denis mengurung diri diruang pribadinya. Dia mengecek omzet bulanan dari bisnis yang dia bangun dari 0 itu.

Senyum lebar mengembang disana, semakin bulan pendapatannya semakin naik. Kalau terus begini, dia bisa segera membuka cabang baru.

Kring... Kring... Kring...

Sebuah nomor baru masuk ke ponsel Denis, dia segera mengangkat telfon nomor asing itu.

"Hallo..." Sapa Denis.

"Hallo, Kak. Ini aku Bagas," ucap pria dibalik telpon itu.

"Bocah tengik, dimana kamu sekarang?" Cecar Denis.

"Aku sedang berada di suatu tempat,"

"Cepat pulang ke rumah, aku ingin membicarakan banyak hal denganmu,"

"Aku tidak bisa Kak,"

"Kamu mau pulang sendiri atau aku akan mengirim orang untuk menyeret kamu pulang ke rumah?"

"Baiklah, aku akan pulang dalam waktu dekat. Aku dengar, Kakak menggantikan aku menikah dengan Mira ya?" Bagas penasaran dengan kabar kabur yang dia dengar dari sahabat sahabatnya.

"Jangan sebut namanya dengan mulutmu yang kotor itu!" Sentak Denis. Dia tidak suka Bagas menyebut nama Mira.

"Kakak, mulutmu jahat sekali. Apa kamu sudah mulai tertarik pada Mira?"

"Iya, kenapa memangnya?"

"Kak, jujur saja aku masih menyukai Mira. Tapi Mala hamil dan aku harus bertanggung jawab padanya,"

"Tidak usah banyak omong, tutup telfonnya dan cepat pulang ke rumah!"

Klik...

Denis menutup telfon secara sepihak. Entah mengapa, jantungnya terasa panas saat mendengar pengakuan Bagas. Pria itu masih mencintai Mira, bagaimana jika suatu saat nanti dia berusaha untuk merebut Mira kembali darinya?

"Mencintainya kamu bilang? Aku akan menampar wajahmu jika kamu mengatakan hal itu secara langsung di depanku." Ucap Denis penuh emosi.

Tok... Tok... Tok...

Seseorang mengetuk pintu ruang pribadi Denis.

"Masuk," ucap Denis. Sosok Mira muncul dari balik pintu sambil membawa sebuah nampan berisi secangkir kopi.

"Ini sudah pukul sepuluh malam, kamu belum mengantuk Mas?" Celoteh Mira.

"Kenapa memangnya? Kamu mau ditemani tidur olehku lagi?" Goda Denis.

"Tidak mau!" Sahut Mira cepat.

Mira menyodorkan secangkir kopi kehadapan Denis. Segera, Denis mengangkat gelas kopi itu dan menyeruputnya secara perlahan.

"Bagaimana rasanya? Enak tidak?" Tanya Mira.

"Tentu saja aku harus mengatakan enak bukan? Kalau tidak, kamu akan tersinggung,"

Mira cemberut, dia kesal karena jawaban yang keluar dari mulut Denis tidak seperti yang dia harapkan. Mira hendak berlalu pergi, tapi Denis menahan tangan kanannya.

"Mas perlu apa lagi?" Mira menatap wajah suaminya lekat lekat. Denis menarik Mira hingga jatuh tepat diatas pangkuannya.

Untuk beberapa saat, keduanya saling menatap satu sama lain. Suasana sekitar menjadi hening, hanya suara degup jantung masing masing yang terdengar. Denis mulai mendekatkan wajahnya pada wajah Mira, seolah tau apa yang akan Denis lakukan Mira langsung menutup kedua matanya.

Beberapa centi lagi, bibir keduanya bertemu. Tapi Bayu tiba tiba nyelonong masuk dan mengacaukan keintiman keduanya.

"Oh... Astaga, maafkan aku," Bayu membalik badannya.

"Mira, kenapa kamu tidak menutup pintunya!" Keluh Denis.

"Maaf, aku lupa." Mira meringis sambil garuk garuk kepala.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Vera Waty

Vera Waty

cie cie

2024-03-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!