☂️☂️☂️
Pagi pagi sekali, Mira pergi ke warung makan yang letaknya tak jauh dari komplek perumahan tempat Denis dan keluarganya tinggal. Dia membeli beberapa lauk seperti Ayam goreng, capcay, sambal, sup ayam dan lainnya. Semua makanan enak harus sudah ada di atas meja makan sebelum Ayah mertua dan suaminya bangun.
Mira mungkin tidak bisa memasak, tapi dia memiliki uang untuk membeli makanan enak. Saat sarapan nanti, Mira berniat mengajak Denis ke butik. Hari ini, jadwal Mira untuk membayar gaji para pegawainya.
Aroma masakan menyeruak ketika Denis masuk kedalam dapur. Dia sedikit mengernyitkan dahi. Bukannya Mira tak bisa memasak? Lalu dari mana semua makanan yang ada diatas meja itu?
"Mira, apa kamu yang memasak semua ini untuk kami?" Tanya Denis.
"Tentu saja bukan, aku membelinya di warung makan depan gang," tersenyum kecil.
"Oh..." Denis membentuk mulutnya seperti kue donat.
Bayu masuk kedalam ruangan, wajahnya terlihat pucat seperti orang sedang sakit. Denis reflek menarik kursi untuk Bayu dan memintanya untuk segera duduk.
"Ayah, apa Ayah sedang sakit?"
"Aku sedang tidak enak badan sedikit,"
"Aku akan antar Ayah ke rumah sakit selesai sarapan,"
"Tidak perlu. Hanya saja..." Bayu melirik kearah Mira dan menghentikan omongannya. Seketika Mira jadi bingung.
Denis tau, ada hal rahasia yang ingin Ayahnya bicarakan dengannya. Dia tidak ingin siapapun tahu soal rahasia itu termasuk Mira.
"Mira, tolong buatkan teh untuk kami," perintah Denis.
"Oke." Sahut Mira.
Dari jauh, Mira bisa melihat keduanya saling berbisik. Sepertinya mereka sedang membicarakan sesuatu yang penting, tapi soal apa? Kenapa Mira tidak boleh tau?
Mira sengaja membuat teh dalam waktu lama, untuk membuat Denis dan Bayu memiliki waktu lebih banyak untuk berbicara. Meski penasaran, Mira tak mau mencari tahu. Dari dulu, dia memang tidak pernah kepo dengan rahasia orang lain.
"Mira, sudah jadi belum teh nya?"
"Sudah Mas,"
"Bawa kesini, biar Ayah meminumnya,"
Mira kembali ke tempat duduknya, dia langsung makan tanpa banyak berbicara. Denis memperhatikan raut wajah Mira, dia terlihat biasa saja dan tidak tersinggung dengan apa yang baru saja Denis lakukan.
Mira wanita pintar, dia pasti tau alasan Denis meminta dibuatkan teh tiba tiba. Padahal, Denis tidak pernah minum teh sebelumnya.
"Mas, aku akan ke butik nanti. Hari ini jadwal para pegawaiku gajian, Mas mau ikut tidak?"
"Aku tidak bisa ikut denganmu, aku ingin menemani Ayahku. Kamu pergi sendiri tidak apa apa kan?" Tanya Denis balik.
"Ya, tidak apa apa. Apa perlu kita memanggil dokter pribadi untuk memeriksa Pak Bayu?"
"Tentu saja perlu. Aku akan menelfon Dokter langganan Ayah nanti."
***
Mira pamit pergi ke butik miliknya, Denis dan Bayu pun melanjutkan obrolan mereka tadi karena merasa situasi sudah aman terkendali.
"Adikmu itu memang kurangajar, bisa bisanya dia kabur bersama Mala bahkan sampai menghamilinya,"
"Ya... Mau bagaimana lagi? Nasi sudah jadi bubur,"
"Kalau Mira tau pasti dia akan mengamuk,"
"Maka dari itu kita harus merahasiakan hal ini dulu dari Mira."
Tanpa Bayu dan Denis sadari, sejak tadi Mira menguping pembicaraan mereka dari balik jendela. Mira belum benar benar pergi, dia kalah dengan rasa ingin tau yang mengganjal dihati. Jadi hal ini yang tadi mereka bicarakan dibelakang Mira? Bagas selingkuh dengan sepupu Mira bahkan sampai menghamilinya? Benar benar pria brengsek Bagas.
Butiran air mata jatuh membasahi pipi Mira, dadanya terasa begitu sakit dan sesak. Selain karena ulah Bagas, hal itu terjadi juga karena ulah Denis. Untuk apa Denis menyembunyikan kenyataan pahit itu darinya? Toh ujung ujungnya yang namanya bangkai busuk akan tercium juga.
Sepanjang perjalanan menuju butik miliknya, Mira terus menangis. Dia tak memperdulikan jika make up diwajahnya akan rusak karena air mata dan penampilannya menjadi kurang menarik. Yang dia inginkan saat ini hanyalah meluapkan emosi agar dadanya tidak terlalu terasa sesak.
"Bagas, awas saja kalau kita ketemu. Aku akan menendang sangkar burung puyuh mu itu hingga hancur tak berbentuk." Gerutu Mira penuh emosi.
Selama berpacaran dengan Bagas, pria itu memang sempat menunjukan hasrat mesumnya pada Mira beberapa kali. Tapi Mira menolak, baginya pantang melakukan hubungan s*ksual sebelum resmi menjadi pasangan suami istri. Dan apa yang terjadi kini? Bagas menghamili wanita lain, dan wanita itu masih saudari Mira sendiri.
Seingat Mira, sekitar satu tahun lalu. Mira sempat mengajak Bagas mampir ke tempat kerja Mala disebuah mall. Mereka mengobrol cukup singkat, bahkan tak lebih dari sepuluh menit. Tapi rupanya obrolan singkat itu meninggalkan kesan dihati Bagas dan Mala hingga akhirnya mereka berdua berselingkuh.
Terkadang, kita memang harus berhati hati dengan orang terdekat kita. Bisa jadi orang yang kita anggap sebagai keluarga malah akan menusuk dan menghancurkan hidup kita dari belakang. Mala contohnya.
***
Seluruh pegawai Mira sampai dengan pengunjung butiknya memperhatikan wajah dan penampilan Mira yang sedikit kacau. Mata merah seperti zombie, rambut acak acakan, make up di wajah sedikit luntur. Jelas sekali kalau Mira sedang tertekan dan frustasi.
"Kenapa Bos terlihat payah seperti itu? Apa pernikahannya dengan suami penggantinya itu tidak bahagia?" Bisik salah seorang pegawai pada temannya.
"Suami pengganti?" Temannya yang ketinggalan gosip merasa kebingungan.
"Iya, Mas Bagas tiba tiba hilang entah kemana beberapa menit sebelum ijab. Jadi Bos Mira dinikahkan dengan Mas Denis Kakak dari Mas Bagas," jelas perempuan itu.
"Ah, jodoh orang memang tidak tau ya,"
"Iya, betul."
Mira duduk di kursi kebesarannya, dia memasukan beberapa lembar uang ke dalam beberapa amplop dan menulis nama diatas masing masing amplop tersebut. Bulan ini omset butiknya naik, agar para pegawainya semangat Mira memberi bonus kepada para pegawainya.
"Cahya, cepat kesini!" Panggil Mira kepada tangan kanannya di butik itu. Cahya berjalan dengan semangat menghampiri Bosnya.
"Iya Bos, ada apa?" Tanya Cahya.
"Bagikan amplop ini pada mereka, aku sedang buru buru ada urusan di luar." Ucap Mira.
"Oke bos."
Mira keluar dari butik itu, tapi dia tidak langsung pergi ke rumah mertuanya. Dia ingin pergi ke suatu tempat dan menenangkan diri agar stres dan rasa sakit di kepalanya berkurang.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments