NovelToon NovelToon

Suami Pengganti Nona Muda.

Bab 1

☂️☂️☂️

Pagi itu, Mira melangkah dengan hati gembira memasuki halaman rumah calon suaminya. Dia mengantar satu set kemeja pria buatan Ibunya sendiri untuk Bagas sang pujaan hati.

Mira dan Bagas akan menikah beberapa hari lagi, dihari sepesial itu Ibu dari Mira ingin memberikan kado spesial untuk calon menantunya sebagai bentuk dukungan dan doa restu.

Brugh....

Mira menabrak tubuh seorang pria dan membuat secangkir kopi yang sedang dipegang oleh pria itu tumpah membasahi pakaiannya.

"Aduh, kalau jalan pakai mata donk!" Omel pria itu pada Mira. Mira mengangkat wajahnya dan mendapati Denis Kakak dari Bagas sedang melotot kepadanya.

"Maaf Kak, Mira tidak sengaja," ucap Mira lirih.

"Setiap aku bertemu dengan kamu pasti aku akan mendapatkan masalah, contohnya pagi ini. Jangan jangan, kamu memang pembawa sial!" Lanjut Denis kasar.

"Kakak, tolong jaga bicaramu ya. Selama ini aku sudah berusaha untuk bersabar dengan sikap dan omongan Kakak, tapi kali ini tidak lagi. Kakak benar benar keterlaluan!" Omel sembari mendorong tubuh besar Denis hingga terhuyung.

"Kamu berani mendorongku? Kamu tidak takut aku akan menghajar mu?"

"Aku tidak takut, kalau perlu mari kita berduel di ring tinju. Kita buktikan siapa yang lebih jago, aku atau Kakak!" Mira menantang calon Kakak Iparnya sendiri.

Amarah Mira tidak bisa dibendung lagi, setiap bertemu dengan Denis kapanpun dan dimanapun pasti Denis selalu mencacinya dan memakinya. Denis selalu berlagak keren, mentang mentang dia seorang pria sukses, berpengaruh dan memiliki banyak uang.

Bagas muncul menghampiri Mira dan Denis, dia melerai dua manusia yang sedang bertengkar bak Tom dan Jerry itu.

"Mira, Kakak, tidak bisakah kalian akur walaupun hanya sehari saja? Sebentar lagi kalian akan menjadi saudara Ipar tapi hubungan kalian berdua malah seperti ini," ucap Bagas.

"Kak Denis yang mulai duluan," Mira membela diri.

"Bukan aku, tapi pacarmu yang menyebalkan itu!" Ucap Denis sambil berlalu meninggalkan Mira dan Bagas berdua.

Mira menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya secara perlahan. Dia mencoba menenangkan diri agar citranya sebagai wanita pemalu dan imut di depan Bagas tidak rusak.

"Ada apa kamu kesini?" Tanya Bagas.

"Aku disuruh Ibu mengantar kemeja buatannya untukmu. Ibu meminta kamu memakainya di acara pernikahan kita besok," sahut Mira.

"Dia baik sekali padaku, sampaikan terimakasih ku padanya." Bagas melempar senyum kecil kepada Mira.

***

Hari yang paling ditunggu oleh Mira Rahmawati tiba. Pengusaha cantik berusia 27 tahun itu akan menikah dengan Bagas Atmadja 28 tahun, pria tampan yang berprofesi sebagai polisi dan telah menjalin cinta dengannya selama dua tahun terakhir.

Bayang bayang kebahagiaan telah mengisi hati dan pikiran Mira. Mereka berencana berbulan madu ke paris setelah menikah, memiliki lima anak dan hidup menua bersama. Apa ada yang lebih membahagiakan dari semua rencana itu di dunia? Mira rasa tidak ada.

Mira memperhatikan pantulan dirinya di cermin, dia nampak menakjubkan dengan gaun pengantin berwarna pink dengan belahan dada rendah dan corak bunga bunga. Mahkota yang ada di kepalanya membuatnya menjadi ratu yang akan bertahta di hati pangerannya selamanya.

"Sayang, berhentilah mengagumi dirimu sendiri dengan berlebihan seperti itu. Kamu kan memang sudah cantik dari lahir," puji Rossa Ibu dari Mira.

"Terimakasih atas pujiannya Ibu, aku merasa tersanjung mendengarnya," Mira berjalan menuju sang Ibu lalu memeluknya erat.

Klak...

Pintu kamar pengantin terbuka, seorang pria tua masuk ke dalam kamar itu dengan mata berkaca kaca. Rudi tak percaya, putri kecilnya yang dulu selalu dia gendong dan dia bawa kemana mana sebentar lagi akan menjadi milik orang lain. Dia sudah tumbuh dewasa, sudah saatnya Rudi melepas Mira untuk menikah dan membina rumah tangga bersama pria pilihannya.

Sebenarnya Rudi merasa ragu menerima Bagas menjadi menantu. Meski Bagas dan Mira saling mencintai, tapi Bagas terlihat sedikit genit pada lawan jenisnya. Rudi takut hal itu akan membawa dampak buruk bagi hubungan mereka kedepannya. Tapi apa mau dikata? Mira selalu saja menolak menerima masukan dari Ayahnya.

"Sayang, hapus air matamu itu. Ini hari bahagia anak kita, kenapa juga kamu harus menangis?" Seloroh Rossa. Meski dia merasa sedih, dia terpaksa berpura pura kuat dan tegar agar Mirna tidak ikut menangis. Rossa khawatir make up yang menempel di wajah manis Mira akan luntur jika Mira ikut menangis.

Tiba tiba saja, seorang gadis menerobos masuk ke dalam kamar itu. Dia terlihat begitu panik dan cemas, seolah baru saja mendapatkan sebuah kabar buruk. Nafas gadis itu memburu, dia ingin mengatakan sesuatu tapi mendadak lidah dan bibirnya jadi kaku.

"Ada apa Niken? Kenapa wajahmu seperti itu?" Mira menatap wajah saudari sepupunya itu lekat lekat.

"Maaf Kak, tadi Ayah dari Kak Bagas menelfon. Katanya Kak Bagas kabur dari rumah. Beliau sudah berusaha mencari kesana kemari, tapi Kak Bagas tidak bisa ditemukan," tutur Niken sambil uring uringan.

"Apa katamu? Kabur dari rumah? Bagaimana bisa dia kabur dari rumah begitu saja?" Mira nampak begitu syok.

"Dari awal Ayah memang sudah merasa kalau dia tidak serius menjalin hubungan denganmu. Jangan jangan, dia kabur dengan wanita lain," celetuk Rudi. Celetukan itu membuat isi kepala Mira bertambah panas.

"Lalu acara ini bagaimana Ayah? Masa dibatalkan begitu saja? Nama baik keluarga kita bisa tercoreng," keluh Rossa.

Kedua kaki Mira melemah, dia tak kuat lagi untuk berdiri. Air matanya jatuh berlinang karena tak kuasa menahan rasa sakit dan kecewa yang begitu sangat menghujam dada. Selama ini hubungan Mira dan Bagas baik baik saja, tidak pernah ada masalah apalagi konflik. Bagaimana bisa dia kabur dari acara pernikahan ini?

Impian dan angan angan manis yang baru saja diukur oleh Mira musnah begitu saja. Yang tersisa hanya rasa benci dan rasa ingin balas dendam kepada pria bernama Bagas itu.

"Sebentar lagi, Ayah dan keluarga Kak Bagas tiba dirumah ini. Dia ingin membicarakan tentang keberlangsungan acara kita," lanjut Niken.

"Kita tunggu kedatangan keluarga dari pria brengsek itu. Kita lihat langkah apa yang akan mereka ambil selanjutnya." Ucap Rudi penuh emosi.

***

Mira dan keluarganya berkumpul disebuah ruangan, termasuk dengan Bayu Atmadja Ayah dari Bagas dan Denis Atmadja Kakak kandung Bagas.

"Denis, menikahlah dengan Mira," Perintah Bayu. Dia merasa harus berbuat sesuatu untuk menyelamatkan nama baik kedua keluarga, hal itu juga dia lakukan untuk menghindari amukan Rudi calon besannya karena putra keduanya kabur dihari pernikahan.

Jantung Denis terasa mau copot saat mendengarnya. Bagaimana tidak? Tiba tiba saja dia diminta untuk menikahi calon adik iparnya sendiri. Bagas memang ahli membuat ulah, tapi dia sangat tak menyangka kali ini Denis harus menanggung ulah buruk dari adiknya itu.

"Ayah, tolong jangan bercanda. Aku dan Mira tidak saling mencintai, bagaimana bisa kami berdua menikah? Lagi pula aku seorang duda, mana mungkin Mira mau menikah denganku," ucap Denis. Dia berencana menolak perintah Ayahnya secara halus agar tidak menyinggung perasaan Ayahnya dan Mira.

"Aku tidak keberatan dengan keputusan Ayah mertuaku, aku juga mau menerima Kakak dengan status duda Kakak itu. Jadi, ayo kita menikah," ucap Mira lantang dengan penuh keyakinan.

Denis melongo, untuk pertama kalinya dalam hidup dia melihat ada wanita seberani itu. Mengajak seorang pria untuk menikah duluan? Benar benar hal yang unik dan menggelitik. Apa lagi hubungan dia dan Mira selama ini dikenal tidak baik.

Selama Mira berpacaran dengan Bagas, Denis dan Mira hanya bertemu beberapa kali saja. Itu pun selalu berakhir dengan pertengkaran, apa jadinya kalau dua manusia yang sering ribut dan bertengkar disatukan oleh ikatan rumah tangga?

Denis merasa tertantang dengan ajakan Mira, dia tau kalau Mira mau menikah dengannya hanya karena ingin balas dendam pada Bagas. Tapi Denis juga perlu memberi Bagas pelajaran agar pria itu tidak bersikap semena mena pada orang lain.

"Mira, apa kamu yakin dengan keputusanmu itu?" Rossa merasa ragu.

"Aku yakin Bu, lagi pula Kak Denis jauh lebih mapan dan lebih tampan dari Kak Bagas," ucap Mira sekenanya. Hal itu membuat Denis tersenyum dan rasa percaya dirinya melambung tinggi.

Denis adalah pria matang berusia 35 tahun, dia tampan, mapan, pemilik supermarket ternama yang sudah ada banyak cabang di negara itu. Dia tidak pernah memiliki skandal buruk, menikah dengannya tidak ada rugi.

Denis menjadi duda sejak tiga tahun lalu, istrinya meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas. Sejak saat itu Denis belum pernah dekat dengan wanita manapun, dia masih sulit move on dari mendiang istrinya.

Tapi dengan Mira, entah kenapa Denis merasa wanita itu berbeda. Meski galak dan cerewet, Mira adalah wanita mandiri dan pemberani sama seperti mendiang istrinya.

"Aku tidak mau membuat kamu kecewa Nona, mari kita menikah. Tapi jangan menyesal diakhir ya, karena kamu yang menawarkan diri duluan," Denis memberi peringatan.

"Tentu saja tidak Kakak," Mira tersenyum angkuh.

"Baiklah, karena kedua pihak sudah sepakat. Mari kita lanjutkan acara pernikahan ini." Seru Bayu sembari merangkul pundak Rudi. Saat itu Rudi hanya bisa manggut manggut saja, mengingat putrinya sendiri yang meminta menikah dengan mantan calon Kakak Iparnya.

Bersambung...

Bab 2

☂️☂️☂️

Usai melaksanakan ijab qobul, Mira dan Denis menyalami tamu undangan. Beberapa diantara mereka mengucapkan selamat, sisanya mencemooh dibelakang.

Kenapa mempelai prianya diganti? Apa mempelai prianya melarikan diri menjelang pernikahan? Mira bisa mendengar semua kasak kusuk itu dengan jelas. Dia menangis sedih, tapi Denis bersikap biasa saja seakan tak peduli dengan perasaanya saat ini.

Jujur saja, saat ini Mira merasa sangat gugup. Dia harus menarik nafas dan menghembuskannya secara perlahan berkali kali untuk menghilangkan rasa grogi sekaligus menahan tangisnya agar tidak pecah.

"Mira, kamu kuat. Kamu pasti bisa melewati segalanya dengan baik," ucap Mira pada dirinya sendiri.

Pesta pernikahan selesai, tamu undangan satu persatu meninggalkan tempat acara. Kedua mempelai diantar oleh salah satu anggota keluarga memasuki kamar mereka untuk beristirahat.

Apa yang sedang Denis pikirkan saat ini? Malam pertama? Berada didalam sebuah kamar tertutup bersama dengan seorang wanita cantik memang membuat tubuhnya merinding disko. Terlebih, sudah lama dia tidak merasakan sentuhan perempuan.

"Aku tidak suka berbagi tempat tidur," celetuk Denis.

"Maksud Kakak, aku harus tidur di sofa?" Mira menatap kedua bola mata Denis.

"Bukan begitu, aku hanya..." Kata kata Dimas terpotong.

"Sudahlah, jangan bertele tele. Aku akan melakukan apapun yang Kakak mau, sebagai tanda terimakasih karena Kakak sudah menuruti keinginanku untuk menikah. Kakak tidur di kasur, aku yang akan tidur di sofa." Ucap Mira.

Mira masuk ke dalam kamar mandi, saat ini dia membutuhkan sentuhan air dingin untuk mendinginkan hati dan isi kepalanya yang sudah panas sejak tadi. Dia masih terus memikirkan bagaimana calon suaminya bisa kabur dihari pernikahan. Apa dia memiliki wanita lain? Apa Mira tidak layak untuk dijadikan seorang istri?

Diluar sana, banyak pria yang rela antri dan berebut seorang Mira. Tapi Bagas malah menyia-nyiakannya begitu saja. Mira tidak akan tinggal diam, dia akan balas dendam dan membuat Bagas menyesal.

"Mira, bisa cepat sedikit? Perutku mulas," teriak Dimas dari luar kamar.

"Iya, tunggu sebentar." Sahut Mira.

Mulai detik ini dan seterusnya, Mira harus belajar berbagi sesuatu dengan pria asing itu. Mulai dari kamar tidur, kamar mandi, dan esok mereka harus berbagi apa tidak ada yang tau.

***

Kepala Denis sejak tadi merasakan cenat cenut. Bagaimana tidak? Dia melihat Mira memakai pakaian tidur super tipis nan seksi berbaring manja diatas sofa. Hanya pria tidak normal saja yang tidak tertarik saat melihatnya, Denis mulai berpikir kalau Bagas adiknya adalah pria yang bodoh.

"Aku harus memanggil Kakak dengan sebutan apa? Nama atau Mas?" Tanya Mira tiba tiba.

"Panggil aku Mas saja, terdengar lebih umum dan lebih sopan," sahut Denis sambil menutupi sebagian tubuhnya dengan selimut.

"Baiklah, Mas Denis. Aku mau mau mengajak Mas untuk berdiskusi. Aku mungkin sudah resmi menjadi istrimu Mas, tapi aku belum siap untuk melakukan itu. Mas tau apa yang aku maksud bukan?"

"Tenang saja, aku bukan tipe pria yang suka menyerang duluan. Aku tidak akan menyentuhmu, kecuali kamu yang memintanya. Lagi pula, kamu sama sekali bukan tipeku," ucap Denis.

Mira mendelik, dia sedikit tersinggung dengan kata kata yang keluar dari mulut Denis. Bukan tipenya katanya? Memang didunia ini ada wanita yang mau menjadi tipe wanita ideal pria kasar dan selalu mau menang sendiri seperti dia? Mira rasa tidak ada.

"Asal kamu tau ya Mas, kamu juga bukan tipe pria idealku!" Ucap Mira ketus.

"Benarkah? Berarti kamu memiliki selera buruk." Denis sedikit menahan tawa diujung bibirnya.

Selesai berdebat, Mira beranjak dari atas sofa dan mematikan lampu kamar. Dia mengambil sehelai selimut dari dalam lemari dan kembali berbaring diatas sofa berbulu abu abu kesayangannya.

Malam pertama Mira dan Denis berlalu begitu saja, tidak ada hal istimewa yang terjadi diantara keduanya. Entah sampai kapan pernikahan tanpa dasar cinta itu akan terjalin, yang jelas dua manusia itu telah memasrahkan semuanya kepada sang pemilik hidup.

***

Sementara itu dikamar lain...

Rossa sedang duduk dengan perasaan kacau dan khawatir. Putrinya baru saja menikah dengan pria yang sama sekali tidak dia cintai dan tidak mencintainya. Rumah tangga macam apa yang akan mereka bina jika tidak berlandaskan cinta?

Bagaimana jika nanti pernikahan Mira dan Denis hanya bertahan seumur jagung? Mira akan menjadi seorang janda juga mendapat pandangan miring dari sanak saudara dan tetangga. Ujung ujungnya, nama baik keluarga mereka akan buruk juga.

"Sayang, kenapa kamu terlihat murung?" Tanya Rudi. Dia duduk tepat disisi istrinya.

"Apa keputusan kita untuk merestui pernikahan Mira dan Denis itu tidak salah?" Rossa memandang suaminya dengan tatapan ragu.

"Sepertinya tidak. Aku kenal lebih dulu dengan Denis daripada dengan Bagas atau Bayu Ayahnya. Dia pria baik, terpandang dan tidak pernah memiliki skandal buruk," ucap Rudi.

"Tapi, kenapa Mira tiba tiba setuju menikah dengan Denis ya? Apa dia ingin membalas dendam pada Bagas?"

"Sepertinya begitu,"

"Lalu, kenapa Denis mau menikah dengan Mira? Padahal, awalnya dia menolak,"

"Sudahlah Bu, jangan berpikir terlalu berat. Mungkin Denis adalah jodoh yang telah Tuhan siapkan untuk Mira."

Rossa dan Rudi berpelukan, mereka saling menguatkan satu sama lain. Meski terlihat santai, sebenarnya Rudi tak terima dengan perlakuan Bagas pada Mira. Rudi berencana untuk menyelidiki penyebab Bagas kabur dari acara pernikahan dan memberi hukuman yang layak untuk Bagas karena telah membuat Mira patah hati.

Bersambung...

Bab 3 + Visual

☂️☂️☂️

Nama : Bagas Atmadja.

Umur : 33 tahun.

Profesi : Polisi.

Ciri fisik : Tinggi, ramping, dan berambut cepak.

Kepribadian : Ramah, murah senyum, pandai merangkai kata.

Hobi : Traveling.

Nama : Mira Rahmawati.

Umur : 29 tahun.

Profesi : Pengusaha.

Ciri Fisik : Tinggi, langsing, berkulit putih dan berambut panjang sebahu.

Kepribadian : Galak, cerewet, suka mengatur orang lain tapi royal kepada para pegawainya.

Hobi : Shopping.

Nama : Denis Atmadja.

Umur : 33 tahun.

Profesi : Kakak Kandung Bagas, Pemilik Supermarket ternama.

Ciri Fisik : Tinggi, langsing, berkulit sawo matang.

Kepribadian : Penurut, sedikit pendiam.

Hobi : Kulineran.

Nama : Niken.

Umur : 19 tahun.

Profesi : Mahasiswi.

Ciri Fisik : Tinggi, langsing, berkulit kuning langsat dan berambut hitam lurus.

Kepribadian : Humoris, ceria, mudah marah dan sedikit manja.

Hobi : Nonton film.

***

Pagi pagi sekali, Denis telah bangun dari tidurnya. Dia bergegas mandi dan berganti pakaian, setelah itu dia pergi ke dapur tanpa membangunkan Mira yang masih tertidur lelap.

Tak disangka, Ayah mertua Denis sudah ada di dapur. Dia sedang mengiris beberapa sayuran dan bersiap untuk membuat sarapan. Denis merasa heran, dirumah itu ada banyak asisten rumah tangga, kenapa juga Ayah mertuanya mau bersusah payah menyiapkan sarapan untuk keluarga?

"Mau aku bantu Ayah?" Denis menghampiri Rudi.

"Boleh, tolong cuci semua sayuran ini," ucap Rudi.

"Kenapa Ayah yang memasak? Apa asisten rumah tangga dirumah ini sedang sakit?" Seloroh Denis.

"Aku selalu memasak untuk anak dan istriku, ini adalah bentuk cinta dan kasihku pada mereka," Rudi mengukir senyum.

Dari luar, Rudi terlihat cuek dan dingin. Denis tak menyangka kalau Ayah mertuanya itu adalah tipe pria yang romantis dan penuh kasih sayang. Mira sangat beruntung bisa memiliki Ayah seperti Rudi, tidak seperti Bayu Denis yang bisanya hanya mengatur dan mengomeli anak anaknya saja.

"Apa Mira sudah bangun?" Tanya Rudi.

"Belum,"

"Tolong jaga dia untukku, dia lebih berharga bagiku daripada dunia dan isinya," pinta Rudi.

"Aku pasti akan menjaganya dengan baik," janji Denis.

"Terimakasih karena kamu sudah mau menerima ajakannya untuk menikah. Kamu pasti sudah tau tujuan awalnya bukan?"

"Ya, aku sudah tau,"

"Kamu pria baik, semoga saja rumah tangga kalian diberkahi dan diberikan banyak momongan." Lanjut Rudi.

Momongan? Apakah Denis bisa mendapatkan momongan dari wanita itu? Bahkan kami tidak saling mencintai dan tidak mau saling menyentuh satu sama lain.

Sebenarnya Denis juga ingin memiliki momongan, rumahnya terasa sepi tanpa tangis dan tawa anak kecil. Istri pertamanya meninggal tanpa memberikan keturunan, kebetulan juga mendiang istrinya telah divonis mandul oleh Dokter.

"Amin..." Ucap Denis lirih.

Rossa masuk ke dapur, dia kaget melihat Denis dan Rudi sedang bahu membahu memasak sarapan untuk keluarga. Mereka terlihat akrab, tidak ada kesan canggung satu sama lain.

Rossa menghentikan langkah kakinya, dia mengamati Denis dari jauh. Pria itu memang terlihat baik, dia ramah dan murah senyum. Berbeda sekali dengan adiknya yang pandai membual dan banyak bicara.

"Semoga saja, Denis bisa menjadi kepala keluarga yang baik untuk putriku." Ucap Rossa dalam hati.

Tidak mau mengganggu keseruan menantu dan mertua itu, Rossa keluar dari dapur. Dia memilih untuk masuk kedalam kamar Mira untuk melihat kondisi terkini anak semata wayangnya itu.

Klak...

Pintu kamar terbuka, kamar Mira nampak kosong. Beberapa menit kemudian Mira keluar kamar mandi dengan dua lembar handuk yang melingkar di tubuh dan juga kepalanya.

"Mira keramas? Apa mereka berdua sudah melakukan itu semalam?" Batin Rossa.

"Ibu, sedang apa Ibu berdiri di depan pintu kamarku?" Tanya Mira.

"Ah, Itu. Ibu hanya mau memanggil kamu untuk sarapan bersama," ucap Rossa gugup.

"Oh, oke. Sebentar lagi aku turun,"

"Mira, kamu keramas?" Tanya Rossa.

"Iya, aku keramas. Kenapa memangnya?" Mira menatap Ibunya sambil menaikan alisnya sebelah.

"Ah, tidak kenapa napa. Ibu keluar dulu, kami menunggu diruang makan," Rossa keluar dari kamar putrinya dengan terburu buru.

"Apa yang sedang dipikirkan oleh wanita itu? Sikapnya aneh sekali." Gumam Mira lirih.

***

Tidak ada masakan enak didunia ini kecuali masakan Ayahnya, Mira selalu makan dengan lahap dan porsi banyak jika Rudi yang memasak. Dia tidak memikirkan jumlah lemak dan kalori yang dia konsumsi, dia tidak takut gendut dan lainnya.

Mira juga tak peduli jika didalam hatinya Denis mengatai Mira dengan sebutan anak babi karena makan diluar porsi wajar. Meski menikah karena terpaksa, mereka sudah suami istri. Mau tidak mau Denis harus mau menerima dan memaklumi keburukan pasangannya bukan?

"Mira, makanlah pelan pelan. Nanti kamu tersedak," Rossa mencoba memperingatkan putrinya.

"Aku harus cepat menghabiskan makananku Bu. Seingat ku Mas Dimas sangat suka ayam goreng, kalau aku makan pelan pelan nanti semua ayam goreng itu habis dimakan olehnya," celetuk Mira dengan mulut penuh.

"Meski aku suka dengan Ayam goreng, aku tidak akan makan berlebihan melebihi kuli bangunan seperti kamu. Jadi kamu tidak perlu khawatir aku akan merebut makananmu itu!" Ucap Denis.

"Jangan marah Mas, aku hanya bercanda saja," Mira menyunggingkan senyum.

"Bercanda katanya? Bahkan dia makan seperti anak babi hutan yang kelaparan." Gerutu Denis dalam hati.

Rossa senang karena masalah dan problematika hidup yang sedang Mira alami tak mempengaruhi nafsu makannya. Dia sangat khawatir jika Mira sampai mogok makan dan minum, karena Mira memiliki riwayat asam lambung tinggi.

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!