Arnold terus berusaha mencari bukti baik itu dokumen ataupun CCTV. Setidaknya bisa menangkap wajah Andrew dengan jelas. Arnold pun bersama dengan anak buahnya kembali ke lokasi di mana nona Rashieka terakhir terlihat.
Lokasi terjadinya penculikan itu adalah di sebuah restoran mewah yang biasa di kunjungi oleh keluarga Edelmiro dan Romanov. Awalnya keluarga Edelmiro dan keluarga Romanov yang saat itu hadir hanyalah sang menantu yaitu Emeliete dan saudara laki-lakinya, Jacob. Mereka terbiasa mengadakan pertemuan keluarga setidaknya satu bulan sekali atau 2 bulan sekali yang mana hal itu rutin dilakukan untuk mempererat hubungan silaturahmi tiap anggota keluarga.
Di dalam pertemuan itu, sedikitnya akan membahas tentang perkembangan perusahaan ataupun masalah yang terjadi di perusahaan tersebut. Walaupun begitu bukan berarti mereka akan membahasnya sepanjang pertemuan. Ada kalanya sang kakek turut bermain bersama cucunya. Karena itu adalah pertemuan keluarga maka anak mereka pun juga hadir termasuk nona Rashieka yang saat itu berusia 2 tahun.
Di restoran tersebut juga menyediakan ruang privasi yang biasanya di reservasi oleh pengunjung yang memiliki pertemuan keluarga seperti keluarga Rashieka, maupun sekedar rapat, atau makan malam romantis.
Di sana juga tersedia sebuah ruangan khusus untuk anak-anak. Sehingga anak-anak bisa bebas bermain dan tidak mengganggu pengunjung lainnya.
Lokasinya yang berada tidak jauh dari perusahaan dan kediaman mereka pun memudahkannya untuk menghemat waktu. Terutama untuk para petinggi di perusahaan.
Begitu pula dengan keluarga Adele mirror Mereka pun sudah reservasi 2 buah privat room yang saling berhubungan dan di sana juga tersedia untuk anak-anak bermain dilengkapi dengan buku bacaan dan juga mainan-mainan edukasi untuk anak dari usia 6 bulan hingga 12 tahun.
Bagaimana nona Rashieka bisa diculik?
Kala itu seseorang menelpon ke asisten tuan Handoko, dikatakan bahwa sedang terjadi masalah besar di perusahaan. Sehingga mau tidak mau tuan Handoko dan juga tuan Sanjaya buru-buru pergi dari restoran tersebut. Mereka mengatakan akan kembali lagi setelah menyelesaikan urusan di perusahaan.
Ternyata itu hanyalah tipu muslihat saja. Tepat setelah kepergian mereka, ternyata di restoran itu pun dibuat seolah-olah terjadi kebakaran besar yang mengakibatkan semua orang panik ujung yang ada di sana panik termasuk nyonya Shivanya, Emeliete, Adam, Sean dan Rashieka pun segera dievakuasi dari sana.
Namun, karena kepanikan para pengunjung menyebabkan proses berjalan sangat lambat. Anak-anak pun menangis karena ketakutan, sedangkan para wanita berteriak histeris.
Situasi inilah yang kemudian menjadi penyebab nona Rashieka diculik. Setelah mereka berhasil keluar, Adam pun sadar bahwa adiknya tidak ada di dekapan mamanya.
"Mama, mana Rashie? Kenapa ia tak ada di sini?" tanya Adam sembari celingukan mencari adik bungsunya.
Nyonya Emeliete yang tersadar pun langsung panik. Ia pun menghubungi suaminya untuk segera kembali ke restoran. Selama menelepon, ia pun menjelaskan kejadian yang baru saja dialaminya.
Sanjaya yang mendengar hal itu pun bergegas pergi meninggalkan ruangannya. Ia berpesan agar asistennya menghandle semua pekerjaan di saat ia pergi ke restoran dimana ibu, istri dan anak-anaknya berada.
Ia juga menjelaskan yang terjadi dan meminta asistennya untuk mengerahkan semua anak buahnya untuk mencari informasi mengenai keberadaan anaknya.
Sang asisten pun mengangguk dan segera melaksanakan perintah tuan Sanjaya. Ia pun mengerahkan semuanya untuk segera melacak lokasi dimana keberadaan nona muda.
Sementara itu Rashieka yang belum mengerti apa pun hanya diam melihat ke arah orang yang menggendongnya. Orang itu adalah Andrew.
Rashieka yang diam dan hanya menatap ke satu arah yaitu melihat gambar yang ada di leher sebelah kiri Andrew pun bertanya, "Om, itu gambar hewan ya? Apakah itu laba-laba?"
Andrew yang mendengar pertanyaan itu hanya menjawab dengan anggukan. Diliriknya Rashieka sekilas, lalu ia fokus berlari ke arah mobil dimana Roy telah menunggunya.
Sesampainya di mobil, Andrew pun segera masuk lalu meminta Roy untuk segera pergi dari sana. Roy pun melajukan kendaraan dengan cukup tinggi sambil sesekali melirik ke arah samping. Ia melihat anak kecil itu yang sedang terlelap di dekapan Andrew.
"Andrew, apakah dia tidak memberontak atau berteriak ketika kau membawanya?" tanya Roy sambil menyetir.
"Tidak, dia hanya diam menatapku," jawab Andrew singkat.
"Apakah kau pernah bertemu dengan anak ini sebelumnya Andrew? Karena tidak mungkin seorang anak kecil tidak berteriak atau memberontak jika ada orang asing yang menggendongnya," ujar Roy penuh selidik.
Andrew hanya menghela nafas pelan lalu ia pun menjelaskan kepada Roy sembari menepuk pelan punggung Rashieka.
"Ya... Aku mengenal anak ini Roy. Ia adalah anak dari tuan Sanjaya Edelmiro, cucu perempuan satu-satunya dari tuan Handoko Edelmiro dan tuan Edgard Romanov," jelas Andrew sembari menepuk pelan punggung Rashieka.
Roy yang mendengar hal itu pun kaget bukan main. Ia pun berpikir bahwa sepertinya mereka melakukan kesalahan terbesar. Roy pun hanya bisa menenggak ludahnya kasar. Tak bisa dibayangkan jika kedua keluarga itu tahu siapa yang membawa nona muda mereka.
Apalagi Roy tahu, bahwasanya Andrew dan ayah si anak merupakan teman sepermainan. Itulah mengapa anak ini tidak menangis ketika dibawa oleh Andrew.
"Untung aku memilih berdiam di mobil. Jika aku yang ditugaskan untuk membawa anak ini, wah... Pasti nyawaku langsung hilang," gumam Roy.
Setelah cukup lama berkendara, mereka akhirnya tiba di sebuah rumah yang lumayan jauh dari pemukiman penduduk. Sebuah mansion tua yang terlihat sedikit menyeramkan. Walaupun terlihat tua, namun tetap terurus dengan baik. Tentu saja terurus karena itu adalah mansion milik keluarga Hans. Dalang dibalik penculikan Rashieka.
Mereka memasukkan mobil ke garasi yang ada di sana. Lalu mereka pun turun dan masuk ke dalam mansion. Sesampainya di dalam, Andrew meminta salah satu maid untuk membantunya untuk membawa Rashieka ke kamar yang sudah di siapkan.
"Silahkan tuan, kamarnya sudah siap," ujar maid kepada Andrew.
"Baiklah, kau boleh pergi. Satu hal lagi, pastikan penjagaan disini diperketat dan jangan biarkan siapapun masuk kecuali aku dan Roy, serta orang yang sudah mendapat izin, paham?" tegas Andrew.
Maid itu hanya menganggukkan kepalanya dan segera keluar dari kamar itu. Andrew memandang dan mengelus kepala Rashieka.
"Maafkan paman nak, paman terpaksa melakukan ini semua. Paman harap kamu baik-baik saja. Tidurlah yang nyenyak, bintangku," ucap Andrew.
***
Sedangkan di luar restoran, tuan Sanjaya tengah kebingungan mencari anggota keluarganya. Di tambah dengan begitu banyak teriakan histeris dan tangisan anak-anak yang ketakutan.
Tak lama salah satu anak buahnya mengatakan posisi keluarganya. Ia pun bergegas ke sana dan sesampainya di sana, ia mendapati istrinya yang tengah termenung dengan mata yang sembab.
Ia pun segera memeluk istri dan anak-anaknya. Emeliete yang tersadar pun kembali menangis dengan pilu. Adam dan Sean pun ikut menangis. Mereka pun ikut bersedih karena kehilangan adik mereka di saat seharusnya mereka juga menjaganya.
"Emeliete, tenanglah... Rashie pasti baik-baik saja. Aku sudah mengerahkan semuanya untuk segera menemukan putri kita." ucap Sanjaya seraya menenangkan istrinya.
Emeliete hanya terdiam dan sedikit terisak. Ia pun menganggukkan kepalanya.
Hari-hari pun berlalu tanpa ada kemajuan dalam penyelidikan mereka. Mereka merasa seperti ada yang aneh. Karena mereka kesulitan untuk mengakses agar bisa mengetahui setidaknya sedikit informasi keberadaan Rashieka.
Tepat 1 minggu sudah Rashieka di culik. Namun, belum ada tanda-tanda mengenai tebusan atau bahkan ancaman dari si penculik.
Menjelang sore, telepon pun berdering. Sanjaya dengan perlahan mengangkat telepon tersebut.
"Ha-Hallo... Siapa ini?" ucapnya.
"Apakah kau mengenali suaraku, San?" ujar si penelepon yang tak lain adalah Andrew.
"Andrew?" tanya Sanjaya.
"Iya, ini aku. Aku hanya akan mengatakan ini satu kali. Pergilah ke dermaga yang tak jauh dari taman dekat jembatan x. Kau hanya harus datang sendiri. Jika kau membawa bantuan, aku takut kau tak bisa melihat anakmu lagi." ucap Andrew lalu ia memutus teleponnya.
"Hallo... Hallo... Andrew?" ucap Sanjaya dengan sedikit berteriak.
"Ada apa? Apakah itu dari penculiknya? Apa yang dikatakan olehnya? Bagaimana dengan Rashie? Apakah Rashie baik-baik saja?" cecar Emeliete.
Sanjaya menghembuskan nafasnya dengan pelan, lalu ia menjelaskan tentang semua yang dikatakan oleh Andrew. Emeliete yang mendengarnya pun kembali menangis.
"Kenapa... Kenapa dia tega kepada kita?" tanya Emeliete.
"Tenanglah sayang, bisa saja dia berusaha menyelamatkan putri kita. Bukankah kau juga tahu bahwa Andrew sangat sayang kepada Rashie? Bahkan dia memiliki nama panggilan khusus untuk Rashie?" jelas Sanjaya sembari bersiap untuk pergi ke alamat yang dikatakan Andrew.
Emeliete hanya bisa diam. Ia pun memikirkan kembali perkataan suaminya. Tak lama, Sanjaya pun pamit. ia berkata akan segera kembali membawa putri mereka.
Tiba di lokasi tersebut, ia melihat Andrew dan seorang temannya serta putrinya, Rashie. Rashie terlihat baik dan sehat-sehat saja.
Sanjaya pun berterima kasih dan memberikan imbalan kepada mereka. Setelah itu ia pamit dengan perasaan bahagia karena putrinya bisa ditemukan dalam keadaan selamat.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments