Saat ini para sahabat dan kolega bisnis tuan Sanjaya sedang menikmati sajian yang telah disediakan. Sedangkan anak-anak sibuk bermain di ruangan yang terpisah. Tak terkecuali Adam, Sean, Helion dan Rashie, oh iya Andini juga. Andini sengaja berada tak jauh dari keempat orang tersebut. Andini sedang berusaha mencari celah agar bisa melancarkan misi dari ayahnya.
Tanpa diduga-duga, Adam dan Sean dipanggil oleh kakek Handoko. Sekarang hanya ada Helion, Rashie, Andini dan beberapa anak dari sahabat dan kolega bisnis omnya. Andini hanya memperhatikan interaksi antara Helion dan Rashieka. Padahal kalau boleh jujur, Andini tidak ingin melakukan hal ini. Dia sangat sayang kepada Rashie. Sejak ibunya meninggal, Andini tidak begitu diperhatikan oleh ayahnya. Walaupun semua yang diminta Andini tetap dikabulkan oleh ayahnya.
"Kak Andini, kenapa kakak hanya berdiri di sana?" teriak Rashie ketika melihat Andini yang berdiri di balkon yang ada di ruangan itu.
Mendengar teriakan dari dalam, Andini menoleh sebentar saja dan hanya memberikan senyuman. Helion merasa seperti ada yang tengah disembunyikan oleh Andini. Namun Helion tidak ingin gegabah dan mengambil kesimpulan begitu saja.
Wajar Helion sedikit waspada dan curiga. Karena yang ia tahu, keluarga Hans tidak diundang. Begitu pula dengan Andini yang tentu saja namanya tidak ada di daftar tamu undangan. Bukan tanpa alasan keluarga mereka tidak diundang. Sebab ketika ada acara peresmian salah satu cabang perusahaan ayahnya, Alex Kim, keluarga Hans membuat keributan. Sehingga hal itu memicu berbagai macam spekulasi diantara para kolega bisnis ayahnya.
Bagaimana tidak, Robert Hans, ayah Andini mengatakan tidak lama lagi perusahaan mereka akan hancur. Tentu saja hal itu membuat Alex sangat marah. Padahal ia sudah sangat terpaksa mengundang sepupu tiri dari sahabatnya itu. Karena memang itu adalah permintaan tuan Sanjaya. Pada saat itu tuan Sanjaya tidak memiliki kecurigaan terhadap sepupu tirinya.
Helion masih ingat dengan jelas rencana paman Robert melalui Andini. Karena tanpa disengaja dia mendengar pembicaraan antara Robert dengan salah satu anak buahnya. Mereka akan merencanakan sesuatu hal yang besar dan berkaitan dengan keluarganya dan keluarga Edelmiro. Saat itu Helion tidak sengaja mendengar pembicaraan itu dan ternyata di sana juga ada Andini. Hanya saja Andini tidak berbicara apapun.
Setelah menjauh, barulah Andini memgatakan bahwa ayahnya sedang merencanakan sesuatu untuk merebut harta paman Edelmito dan untuk itulah ayahnya membutuhkan kekuatan dari paman Alex. Saat mendengar hal itu, Helion sangat kesal. Namun, ia tahan dan tidak menunjukkannya di depan Andini
Rashie saat ini sedang menikmati kue ulang tahunnya dan segelas jus. Rashie begitu fokus sehingga ia tak menghiraukan ketika salah satu anak dari kolega bisnis ayahnya membuat sedikit keributan. Hal itu dipicu ketika anak tersebut tak sengaja menabrak Andini yang sedang berjalan masuk. Alhasil minuman yang dipegang oleh anak itu jatuh dan mengotori baju yang dikenakan oleh Andini.
"Apa yang kau lakukan? Apakah kau buta sehingga tidak bisa melihat dengan benar?" teriak Andini dengan wajah yang memerah menahan amarah.
"A-Aaku minta maaf. Aku tidak sengaja melakukannya," lirih anak tersebut seraya menunduk.
Helion yang mendengar hal itu pun beranjak dari duduknya dan mendekati keduanya. Seraya menatap Andini dengan tajam, Helion menanyakan keadaan anak yang menunduk itu.
"Hei, siapa namamu dan apakah kamu baik-baik saja? Apakah pecahan gelas itu mengenai tanganmu?" seraya memperhatikan disekitar anak itu, Helion melihat sedikit bercak darah di kaki anak itu.
"Namaku Anya dan aku baik-baik saja. Ini hanya luka kecil. Nanti akan ku obati sendiri," lirihnya sembari menatap dengan takut ke arah Andini.
"Dan untukmu Andini, bisakah kamu tidak berteriak? Apakah kamu lupa sedang berada dimana saat ini dan situasimu tidak serta merta membuatmu berteriak seperti tadi," Tatap Helion ke arah Andini.
Andini hanya diam dan pergi begitu saja tanpa membela diri. Ia menekankan dalam hatinya bahwa ia harus berhasil menjalankan misi itu. Tanpa ia sadari salah satu dari orang kepercayaan Helion membuntutinya.
Setelah kepergian Andini, Rashie yang melihat hal itu kemudian menghampiri Helion dan anak yang bernama Anya.
"Loh, kak Anya, kenapa dengan kaki kakak? Tunggu sebentar akan Rashie panggilkan kak Emmy," ucap Rashie seraya berlari keluar.
"Kak Emmy dimana?" teriak Rashie.
"Sayang, kenapa kamu berteriak begitu? kalau kamu mencari kak Emmy, dia ada di taman belakang sedang mengisi ulang makanan dan minuman untuk tamu." Ucap mamanya dengan lembut.
"Maafkan Rashie ma, ini karena kaki kak Anya terluka. Jadi Rashie mau meminta tolong kak Emmy untuk mengobatinya," lirih Rashie sembari menahan air matanya.
"Ya ampun sayang, kenapa menangis, hem? Rashie sedih karena kak Anya terluka?" Diraihnya tubuh anaknya lalu dipeluknya dengan penuh kasih sayang.
"Iya ma. Rashie sedih karena kak Anya bertengkar dengan kak Andini sehingga kakinya terluka."
Emeliete yang mendengar hal itu pun mengerutkan keningnya, bertengkar? Mungkin hanya salah paham saja. Sebaiknya nanti ku periksa cctv di ruangan itu.
"Ya sudah sayang, pergilah kasihan kak Anya menunggu. Nanti kalau tidak diobati, lukanya bisa terkena infeksi," ujar Emeliete kepada putrinya sembari menghapus air mata dan merapikan rambut putrinya.
"Baik, ma. Rashie mau memanggil kak Emmy."
Lalu Rashie pun bergegas ke arah taman belakang dan meraih tangan Emmy untuk mengikutinya serta tak lupa meminta Emmy untuk membawa kotak obat.
Setibanya di lantai atas, Emmy pun segera mengobati Anya dengan memberikan plester agar lukanya tidak terkena infeksi. Tak lupa Anya mengucapkan terima kasih kepada Emmy.
"Kak Helion, Rashie bosan, bagaimana kalau kakak menemani Rashie bermain sepeda di taman samping rumah? Karena Rashie ingin mengajak Mey naik sepeda baru Rashie."
Helion yang mendengar permintaan Rashie pun menganggukkan kepalanya. Ditatapnya Rashie lalu ia bertanya siapa Mey itu. Rashie mengatakan itu adalah nama untuk boneka barunya. Kado dari kak Adam yang ternyata sampai bertepatan dengan dimulainya acara itu.
Helion dan Rashie pun menuruni tangga menuju ke taman samping. Di sana Helion memperhatikan Rashie yang sedang menaiki sepeda barunya itu bersama dengan boneka barbie yang dinamainya Mey.
Tak lama Andini pun datang. Ia duduk di bangku dekat dengan pohon mangga sehingga tidak ada yang bisa melihatnya. Andini sedang mencari celah untuk bisa melancarkan aksinya. Sungguh disayangkan, anak sekecil itu dipaksa melakukan sesuatu yang sangat fatal. Hanya demi keegoisan dan keserakahan ayahnya.
Andini kesal dan cemburu kepada Rashie. Karena kado yang diberikan untuk anak itu sangat fantastis. Walaupun Rashie bisa mendapatkan itu semua ketika sudah berusia 18 tahun. Terutama untuk bisa mengklaim saham 10% hadiah dari sang kakek dan salah satu anak perusahaan yang ada di Jerman. Karena ada uji kemampuan yang bisa membuktikan bahwa Rashie layak mendapatkan itu semua.
Karena doktrin yang sudah ia terima sedari kecil dari ayahnya, Andini menjadi anak yang lumayan egois. Karena ayahnya mengajarkan bahwa ia bisa mendapatkan semua yang ia mau. Walaupun dengan menggunakan cara yang kurang baik.
Namun, ada kalanya ketika melihat Rashie yang tersenyum ramah kepadanya, Andini merasa seperti menemukan kehangatan yang tidak ia dapatkan dari ayahnya.
Ketika Rashie asyik bermain sepeda, Andini melihat Rashie bermain ke arah trotoar diluar taman rumahnya. Helion mengatakan ke Rashie ia akan mengambil cemilan dan minuman. Rashie hanya menganggukkan kepalanya.
"Rashie, main sepedanya tidak usah jauh ya. Kakak hanya akan memanggil maid untuk membawakan cemilan dan minuman untuk kita."
Rashie yang sangat asyik tidak sadar bahwa Andini sudah berada didekatnya.
Lalu... Brak..."
Suara tabrakan itu sangat keras sehingga orang-orang yang berada didekat sana langsung melompat karena kaget.
"Suara apa itu? Tono, Andre cek ke sana cepat." Teriak tuan Sanjaya.
"Siap tuan," ujar keduanya.
Mereka pun bergegas dan ternyata... putri bungsu tuannya sudah terkapar tidak sadarkan diri.
Andre yang melihat hal itu langsung mengamankan sopir mobil truk yang menabrak putri tuannya. Ia langsung menghubungi timnya untuk segera menyiapkan mobil dan membawa putri tuannya ke rumah sakit. Sedangkan Tono bergegas melaporkan hal itu ke tuannya.
"Tu-Tuan, maafkan saya harus melaporkan ini. Nona kecil tuan... Nona kecil... "
"Ada apa Tono, kalau bicara yang jelas. Kenapa dengan putriku?" ucap tuan Sanjaya dengan keras.
"Nona kecil tertabrak mobil tuan dan sekarang tidak sadarkan diri," ucap Tono sembari menunduk dengan abdan yang gemetaran.
"Apa...Tidak mungkin... Rashie," teriak Emeliete dan ia pun pingsan.
Suasana yang semula ceria mendadak mencekam. Tuan Sanjaya memerintahkan kepada semua anak buahnya untuk segera memeriksa cctv yang ada dan segera laporkan sedetail mungkin kepadanya.
"Periksa semua cctv dan setiap sudut. Jangan sampai lengah, aku tidak menerima jika ada yang terlewatkan. Paham kalian?" Tegasnya.
"Paham tuan," ucap semua anak buahnya kompak.
Helion yang mendengar hal itu pun merasa bersalah. Karena ia meninggalkan Rashie hanya sebentar dan kejadian itu pun terjadi.
Rashie pun dibawa ke rumah sakit milik Alex Kim. Semua berpacu dengan waktu, karena pendarahan di kepala Rashie sangat mengkhawatirkan.
Andini yang melihat itu semua mengalami shock. Dia menangis dalam diam terduduk di dekat tiang listrik. Iya hanya di dekat itulah cctv tidak bisa menjangkaunya. Andini merasa sangat bersalah, namun ia juga takut dengan ayahnya. Sehingga mau tidak mau ia pun melakukan hal itu.
"Rashie, maafkan kakak. Sungguh, maafkan kakak," lirihnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Mawar_Jingga
ini hal buruk,yang biasa terjadi😌
2023-09-09
1