Pagi pun telah tiba di mansion kediaman Edelmiro. Suasana yang cerah dan kicauan burung pun menjadi nyanyian yang merdu.
Emmy pun mengetuk pintu kamar nona kecilnya. Namun, tidak ada jawaban. Sehingga Emmy pun membuka pintu secara perlahan dan ternyata nona kecilnya masih betah di alam mimpi.
Perlahan Emmy membuka jendela kamar dan membangunkan Rashie. Karena pagi ini Rashie akan diperiksa kembali.
"Nona, sudah pagi. Ayo bangun, bukankah nona ingin segera bisa bermain di taman belakang?" ucap Emmy sembari mengelus kepala nona Rashie.
Rashie yang mendengar hal itu pun, perlahan mulai membuka matanya. Ia teringat karena ketika tiba di sana, taman belakang di mansion tersebut begitu menarik perhatiannya.
Emmy pun bergegas menyiapkan segala hal yang diperlukan oleh nona kecilnya di pagi hari ini.
Tak lama, nona kecilnya sudah selesai dan ia pun ikut sarapan bersama pagi itu. Karena setelah sarapan, dokter yang kemarin akan kembali memeriksanya.
Rashie pun mengatakan kepada Emmy bahwa ia ingin segera sehat. Ia sangat tidak betah harus duduk berlama-lama di kursi roda.
"Emmy, Rashie sungguh ingin bermain sepeda. Kapan Rashie akan sembuh?" lirihnya.
"Nona tenang saja. Nona akan segera sembuh dan bisa bermain seperti biasa. Makanya, nona nurut ya apa yang dikatakan oleh dokter." ucap Emmy sembari menemani nona kecilnya diperiksa.
Tak sengaja, Emmy melihat gelagat sedikit mencurigakan dari salah satu maid yang ada di balik pintu. Seolah-olah sedang mengawasi semua gerak nona dan dirinya serta orang yang berada di kamar nona kecilnya.
Emmy hanya melirik sekilas dan seketika orang tersebut pergi.
"Aah, mungkin perasaanku saja. Bisa saja dia hanya sekedar lewat dan ingin tahu juga mengenai keadaan nona kecilnya," batin Emmy.
Ia tak mau cepat mengambil kesimpulan apa pun untuk saat ini.
Ia tak ingin menimbulkan kecurigaan yaang bisa merugikan nona kecilnya. Saat ini ia hanya akan memantau dalam diam.
"Akan ku kumpulkan bukti yang valid terlebih dahulu. Setelah itu baru akan ku laporkan baik ke tuan besar maupun ke tuan Sanjaya." batin Emmy.
Tak lama Rashie selesai diperiksa.
"Untuk sementara tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Hanya saja tidak boleh terlalu banyak bergerak. Karena baru 3 hari nona sadar dan tubuh nona muda masih kaku jika digerakkan secara berlebihan. Saya takut jikalau nona memaksakan diri, maka hal itu akan memperlambat pemulihan nona." papar dokter itu.
Kakek Handoko dan Emmy pun mengangguk. Sedangkan Emmy hanya menatap sang kakek dengan penuh tanda tanya. Ia bingung harus memanggil apa. Tapi urung ia tanyakan. Karena ia takut akan dimarahi.
Emmy yang melihat Rashie pun kemudian mendekati dan menanyakan apakah ada yang dibutuhkan olehnya.
"Ada apa nona? Apakah ada yang nona butuhkan atau nona ingin makan cemilan?" tanya Emmy.
Kakek Handoko hanya melirik sebentar saja. Karena ia sedang berbicara dengan dokter tadi terkait jadwal yang akan dijalani oleh cucunya tersebut.
Rashie bertanya dengan ragu ke pengasuhnya itu.
"Uhm, itu... kak Emmy... Rashie ingin menanyakan sesuatu. Tapi janji jangan marah ya," tutur Rashie dengan mata memelas.
Emmy hanya tersenyum lalu mengangguk.
"Baiklah apa yang ingin nona tanyakan?" ucap Emmy sembari merapikan tempat tidur nona kecilnya itu. Karena Rashie meminta untuk turun dari tempat tidur.
"Kakek dan nenek yang sarapan bersama kita adalah kakek dan nenek Rashie, benar begitu 'kan?" lirih Rashie.
"Iya nona. Beliau berdua adalah kakek dan nenek nona. Nona kita akan perlahan saja ya. Tenang saja nona, tidak ada orang yang akan menyakiti nona di sini." tutur Emmy.
Setelah hari itu, Rashie secara perlahan sudah tidak takut lagi dan ia pun rajin mengikuti segala arahan dari dokternya. Sehingga tak terasa hampir 3 bulan sudah pasca kecelakaan itu terjadi. Sekarang Rashie sudah tidak duduk di kursi roda lagi. Ia sudah menggunakan kruk yang dibuat khusus untuknya. Agar memudahkan dan melatih dirinya agar segera beraktivitas seperti semula.
Karena Rashie masih anak-anak, maka proses penyembuhan patah tulang di kaki dan tangannya pun berjalan dengan cepat. Sekarang ia menjalani masa terapi agar bisa bebas dari menggunakan kruk tersebut.
Walau sulit dan butuh waktu lama, Rashie tidaklah mengeluh atau menangis.
Sejak dimulainya proses tersebut, Rashie berjanji bahwa akan segera sehat agar bisa bermain kembali. Untuk sekarang proses pemulihan masih berfokus pada tangan dan kakinya.
Sesekali ia akan berjalan ke taman belakang. Namun, tanpa sengaja ia mendengar percakapan salah satu maid yang sedang menelepon seseorang dengan sembunyi-sembunyi.
Rashie yang penasaran pun mengikuti maid tersebut dan ia bersembunyi agar tidak ketahuan.
"Tuan, nona itu perlahan sudah mulai pulih. Apakah kita harus menjalankan rencana kita sekarang?" tanyanya.
"... "
"Baiklah tuan, saya mengerti. Akan saja kerjakan segera. Kita lihat apakah mereka masih bisa menjaganya," ucapnya dengan seringai yang mengerikan.
"Aku harus memberitahukan Emmy dan kakek." batin Rashie.
Lalu secara perlahan dia mulai berbalik dan segera pergi dari tempat itu.
Rashie pun mencari Emmy, setelah bertemu ia pun mengajak Emmy untuk ke kamarnya dan mengunci pintu kamarnya.
"Ada apa nona, nona dari mana? Saya mencari-cari nona karena sekarang waktunya nona makan siang," ujar Emmy khawatir.
"Kak Emmy, tadi ketika Rashie ingin ke taman belakang, Rashie melihat salah satu maid dengan tindakan yang mencurigakan. Rashie ikutin dan ternyata pelayan tersebut menelepon seseorang dan mengatakan akan menjalankan rencana yang sudah disusun. Sepertinya mereka akan melakukan sesuatu yang buruk. Rashie buru-buru mencari kak Emmy karena takut." jelas Rashie sembari memeluk Emmy.
"Sudah nona, tidak perlu takut. Tenanglah, nona aman bersama saya. Nanti akan saya laporkan kepada tuan besar," ucap Emmy.
Rashie pun mengangguk dan tak lama Emmy mengajak nona kecilnya untuk makan siang. Rashie meminta kepada pengasuhnya itu agar ia makan di kamar saja. Ia takut bertemu dengan maid tadi.
Emmy mengangguk dan segera menyiapkan makan siang untuk nona kecilnya. Setelah mengantarkan makan siang, Emmy meminta salah satu bodyguard untuk menjaga Rashie di dalam dan di luar. Karena ia harus melaporkan hal yang diceritakan oleh Rashie.
Emmy pun menuju ke ruang kerja tuan Handoko. Sesampainya di sana, dia pun mengetuk pintunya
Tok
Tok
Tok
"Masuk," ujar tuan Handoko.
Ketika melihat siapa yang masuk, tuan Handoko pun meletakkan dokumen yang dipegangnya. Kemudian dia menyuruh Emmy untuk duduk.
"Jelaskan ada apa kamu datang keruangan saya sekarang?" tegas Handoko.
"Begini tuan, tadi ketika saya akan memanggil nona untuk makan siang, nona muncul dari arah taman belakang dnegan tergesa-gesa. Lalu Nona mengajak saya untuk ke kamarnya dan meminta mengunci pintu serta memastikan tidak ada orang yang mendengar pembicaraan kami. Ketika saya tanya ada apa dan nona pun mengatakan bahwa ia melihat salah satu maid yang waktu itu saya laporkan ke tuan sedang menelepon kembali." Ucap Emmy.
"APAA???"Teriak tuan Handoko.
"Iya tuan. Dan nona mengatakan bahwa ia mendengar maid tersebut akan menjalankan rencana yang sudah disusun. Sepertinya hal yang tuan duga sudah akan dimulai. Apakah kita harus bertindak atau diam saja? Saya takut akan keselamatan nona," ucap Emmy cemas.
Tuan Handoko pun terduduk dan memijat keningnya. Lalu ia berkata, " Sepertinya akan segera dimulai. Baiklah kita pantau untuk saat ini. Dan kamu jangan sampai lengah. Jaga dan awasi cucu kesayanganku."
"Dan satu hal lagi, jangan beritahu Sanjaya untuk saat ini. Kita harus tahu apa mau mereka. Mengerti?" tekannya
"Baik tuan. Kalau begitu saya mohon undur diri. Saya akan kembali ke kamar nona dan mengecek apakah nona sudah menyelesaikan makan siangnya." Tutur Emmy.
Handoko hanya mengangguk. Ia pun hanya tersenyum dengan sangat tipis.
"Mari kita lihat, permainan seperti apa yang akan kalian lakukan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments