Selama masa pemulihan putri bungsunya, Sanjaya disibukkan dengan berbagai macam rapat dan juga kunjungan ke lokasi proyek yang baru.
Adam, putra sulungnya berencana membuat rancangan untuk bangunan pabrik yang akan dijadikan cabang perusahaan properti ayahnya. Selain hobi di bidang olahraga, Adam juga suka membuat berbagai macam rancangan baik itu bangunan maupun program komputer.
"Adam, apakah kamu sudah memulai rancangan yang kemarin kamu ucapkan pada papa?" tanya Sanjaya sembari meminum kopi yang dibuat oleh istrinya.
"Tinggal sedikit lagi pa. Adam memerlukan satu data yang ternyata lumayan sulit untuk didapatkan. Data itu menyangkut dengan berbagai macam kendali terhadap serangan virus dan juga sebagai kontrol utama untuk program ini. Sayangnya... Untuk bisa mendapatkan data itu harus melalui cara yang tidak legal alias ilegal. Karena data tersebut bukan sekedar data biasa. Melainkan berisi kode yang bisa membalikkan keadaan. Yang mana jika sistem kita diserang, maka data tersebut akan dianalisis secara otomatis, kemudian keadaan pun dibalikkan. Virus itu yang akan kembali menyerang sistem mereka. Untuk mendapatkan data itu kita harus pergi ke pelelangan yang akan diadakan sekitar dua minggu lagi di sebuah club tersembunyi di negara B." Terang Adam.
"Oh, itu bisa papa atur nak. Lalu kenapa kamu sepertinya ragu?Apakah ada masalah lainnya?" tanya Sanjaya sembari membalas email yang dikirimkan oleh salah satu orang kepercayaannya.
Adam ragu untuk mengatakan hal tersebut. Namun, ia merasa harus memberitahukannya.
"Papa janji tidak akan terkejut dengan yang Adam katakan nantinya. Jujur, Adam takut jika mereka akan mengambil keuntungan dari kita. Ketika mereka membantu kita untuk mendapatkan data itu. Karena di dalam data itu juga berisi nama-nama perusahaan serta pemiliknya yang terlibat hutang dan pencucian uang di perusahaan kita," jelas Adam.
"Apakah maksud kamu keluarga dari kakek Hans?" tanya Sanjaya.
"Awalnya Adam hanya berusaha untuk mencari cara bagaimana untuk mendapatkan data itu saja. Ternyata di dalam data tersebut berkaitan erat dengan bisnis yang dijalankan oleh kakek Hans. Sebenarnya di dalam data itu ada satu program yang bisa menjadi pengontrol untuk sistem yang kita perlukan. Hanya saja ketika Adam menemukan ada kaitannya dengan kakek Hans, Adam ragu untuk menggunakan data itu. Setelah Adam pikir lagi sebaiknya Adam mencari data yang jauh lebih aman dan terjamin." Jelas Adam secara detail.
Cukup lama Sanjaya terdiam mendengar penuturan dari anaknya. Namun, ia juga tidak ingin memaksakan sesuatu yang akan beresiko besar terhadap keluarga serta perusahaannya.
"Setelah papa pikir lagi sebaiknya kita mencari yang aman saja Adam. Untuk program yang kamu bilang tadi, papa akan atur untuk menempatkan salah satu mata-mata kita. Akan papa atur agar mereka datang ke pelelangan yang akan diadakan dua minggu lagi. Papa akan berusaha mendapatkan data itu. Hanya untuk berjaga-jaga saja. Kalau kakek Hans itu membuat sesuatu atau bahkan mengancam keselamatan keluarga kita. Terutama adik kamu Rashieka." Ucap Sanjaya sembari menelepon Gerald, assisten kepercayaannya.
Adam yang mendengar hal itu pun hanya mengangguk. Ia juga paham bahwa jika data itu sudah didapatkan, maka itu akan menjadi kartu As yang akan mengancam balik kakek Hans, jika ia berani berbuat sesuatu terutama terhadap adik bungsunya.
Waktu pun berlalu begitu cepat. Tak terasa inilah hari di mana mata-mata yang diperintahkan oleh tuan Sanjaya akan pergi datang ke pelelangan tersebut.
Ternyata begitu banyak hal-hal yang dilelangkan pada malam itu. Mungkin bagi orang biasa, itu hanyalah sebuah club yang biasa dikunjungi. Namun, yang orang tidak tahu bahwa di belakang gedung itu semua terdapat sebuah bangunan yang merupakan tempat pelelangan. Orang-orang yang datang bukanlah orang sembarangan. Melainkan para pengusaha dan penjahat kelas kakap.
Di mana mereka juga melakukan pelelangan terhadap senjata-senjata dan obat-obatan yang ilegal.
Pelelangan pun akan dimulai dalam waktu 5 menit. Terlihat betapa antusiasnya para pengusaha dan penjahat yang datang. Pelelangan pun dimulai dengan sebuah senjata laras panjang, mirip dengan senjata untuk berburu. Namun, yang membuat istimewa adalah lapisan luar yang terdiri dari emas 24 karat yang melapisi bagian moncong senjata itu.
Malam pun semakin larut. Barang demi barang pun sudah terjual. Begitu pula dengan obat-obatannya. Dan tak lama kemudian inilah yang ditunggu-tunggu. Yaitu sebuah chip yang berisi program yang bisa menyerang balik sistem suatu perusahaan bahkan mencuri data utama perusahaan tersebut.
Sebenarnya chip ini merupakan sebuah chip pada umumnya hanya saja chip ini menyimpan data penting mengenai suatu organisasi dunia bawah atau yang lebih dikenal dengan dunia mafia. Namun, hal itu dikamuflase menjadi sebuah perusahaan yang membuat banyak orang-orang iri akan kesuksesan yang diraih oleh pemimpin perusahaan itu. Siapa lagi kalau bukan perusahaan SE Corps.
Bukannya SE Corps itu tidak berhubungan dengan dunia mafia? Iya, SE Corps tidak berkaitan secara langsung. Akan tetapi itu berhubungan dengan ayah mertua dari pemimpin SE Corps. Siapa lagi kalau bukan almarhum tuan Edgard Romanov.
Hingga saat ini tidak ada satu orang pun yang bisa menyaingi maupun menandingi kekuatan dunia bawah tanah yang dipimpin oleh Edgard Romanov.
Awalnya yang akan mewarisi kepemimpinan itu adalah Jacob Romanov yaitu adik dari Emeliete Edelmiro. Ya, Emeliete adalah anak pertama ketua mafia Wolf, namun sejak menikah ia mengganti nama belakangnya menjadi Edelmiro.
Sayangnya, Jacob tidak menginginkan hal itu karena ia telah membangun sebuah perusahaan yang memperjual belikan senjata secara legal dan dia saat ini dia sedang melakukan rapat untuk merambah bisnisnya ke bidang perhotelan.
Situasi pun semakin memanas, karena begitu banyak yang menginginkan chip itu. Namun, sebenarnya isi chip itu lebih dari yang mereka tahu. Dan tentunya yang mengetahui hal itu adalah tuan Romanov, tuan Hans serta tuan Edelmiro yakni kakek Rashieka.
Tuan Sanjaya pun sudah mengetahui hal ini. Karen diberitahukan oleh papanya. Saat ini mata-mata tersebut sedang melakukan penawaran. Tawar menawar itu dilakukan dengan begitu intens. Dan akhirnya sang mata-mata itu memenangkan chip itu.
Tak lama dari pelelangan itu, terdengar kabar salah datu perusahaan yang bekerja sama dengan SE Corps mengalami sedikit masalah. Hal ini dimanfaatkan oleh tuan Hans untuk memanfaatkan perusahaan tersebut.
"Selamat siang tuan Dewantara. Silahkan duduk," ujar tuan Hans.
Ya, perusahaan yang sedang bermasalah itu adalah milik tuan Dewantara. Ternyata masalah yang terjadi itu juga adanya sedikit campur tangan tuan Hans yang nota bene bertindak sebagai sosok penyelamat.
Setelah negosiasi yang cukup panjang akhirnya didapati kesepakatan antara dua perusahaan tersebut.
Namun, tuan Dewantara tidak mengetahui, adanya niat terselubung yang sudah direncanakan olehnya.
Setelah kepergian tuan Dewantara, tuan Hans pun menyeringai dengan lebar.
"Ha... Ha... Ha... Dasar Dewantara bodoh. Ia tidak tahu kalau sidah aku manfaatkan agar bisa mengambil sedikit demi sedikit keuntungan darinya. Hal ini akan memuluskan rencanaku."
Tuan Dewantara yang mendapatkan bantuan tersebut sama sekali tidak mencurigai isi dari kesepakatan itu. Karena isi dari kesepakatan itu sudah sangat diatur sedemikian rupa agar tuan Dewantara tidak mencurigainya.
Tuan Hans pun lalu menelpon mata-mata yang berada di mansion Handoko Edelmiro.
"Segera atur segala sesuatunya. Dan laksanakan segera rencana itu. Aku tidak mentoleransi adanya kesalahan sedikit pun. Paham?" Lalu ia menutup teleponnya.
"Mari kita mulai permainan ini adikku tersayang. Setelah ini siapkan dirimu akan badai yang menerpa. Akan aku pastikan, semua saham itu menjadi milikku." Ucapnya sembari tertawa dengan keras.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments