Seketika Andrew hanya bisa terdiam. Ia sungguh tidak bisa berpikir apa pun saat ini. Awalnya dia merasa bahagia dan aman-ama saja. Karena selama 3 tahun ini, tidak satu pun dari orang suruhan tuan Edelmiro dan tuan Romanov yang bisa menemukan tempat persembunyiannya. Terutama tuan Edelmiro pun juga tidak bisa melacak keberadaan Andrew. Terlepas beberapa waktu setelah kejadian mereka memang bertemu di kantor polisi. Karena Andrew yang mana posisinya sebagai seorang saksi untuk dimintai keterangannya terkait kejadian tersebut.
Sekarang ia harus merasa cemas. Bagaimana tidak, karena satu keteledoran yang dilakukan oleh Antonio yaitu menggunakan rencana yang seharusnya adalah rencana cadangan. Alhasil, kini ia harus memikirkan cara bagaimana bisa kabur dari negara itu. Terutama dari kejaran para anak buah keluarga Edelmiro.
Antonio memang memberikannya uang yang lumayan banyak dan itu sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhannya ketika kabur. Namun, bukan berarti ia bisa tenang setelah kabur.
Ia juga berpikir bagaimana untuk kehidupan kedepannya?Entah lah, namun yang pasti saat ini Andrew berpikir untuk menghubungi "orang itu".
"Biarlah Antonio berpikir bahwa hanya dia yang memiliki rahasia. Tapi aku juga memilikinya dan jika semua ini terbongkar maka duar... Seperti bom waktu," batinnya.
Rahasia inilah yang masih ditutup rapat oleh Andrew. Antonio pun juga tidak mengetahui rahasia yang disimpan oleh Andrew. Sedangkan identitas tuan mereka hanya Antonio yang mengetahuinya. Karena tuan mereka adalah dalang dibalik penculikan cucu perempuan tuan Edelmiro dan tuan Romanov serta masalah yang menimpa salah satu perusahaan yaitu perusahaan Dewantara.
Tanpa Andrew sadari, Antonio sedang memperhatikannya dengan tatapan yang sulit diartikan. Andrew kemudian mengetik sebuah pesan kepada seseorang yang meminta seseorang tersebut mencari tahu apa yang disembunyikan oleh Antonio. Andrew ingin data yang sangat lengkap. Dia ingin mengetahui apakah Antonio akan berkhianat terhadapnya atau tidak.
Bukan apa-apa, hanya saja setelah mendengarkan kabar kematian sahabat karibnya itu, Andrew merasa bahwa bisa saja ia juga dilenyapkan oleh Antonio.
Andrew pun memberi pesan bahwa tempat persembunyian kali ini tidak diketahui oleh orang lain termasuk Antonio.
***
Sedangkan di kediaman tuan Sanjaya, ia mengernyitkan keningnya ketika mendapatkan kabar bahwa kedua orang tuanya beserta anak bungsunya mengalami insiden beberapa waktu lalu.
Ia pun bergegas menghubungi adik iparnya, Jacob.
"Halo... Jacob, bisa kau jelaskan mengenai pesan yang dikirimkan kepadaku?" ucapnya sembari menunjukkan pesan dari email yang diterimanya.
Sejenak Jacob pun terdiam, lalu ia menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Aku harap abang tidak marah. Akan aku jelaskan semuanya secara mendetail. Dan aku berharap, abang tidak memotong perkataan ku hingga selesai. Bisa bang?" tanya Jacob.
Huftt...
Sanjaya pun hanya menghela nafas dan mengangguk pelan.
Kemudian Jacob menjelaskan dari awal, bagaimana kedua orang tuanya dan anaknya bisa terkena racun itu. Hingga rencana yang kini sedang dijalankan oleh keluarganya di Jerman.
Mendengar perihal kejadian 3 tahun lalu membuat Sanjaya kembali naik pitam. Ia sungguh tak menyangka, jika saksi yang ia yakini benar-benar sebagi penyelamat anaknya, justru bertindak sebagai pelaku juga.
Dan apa kata Jacob, Andrew masih hidup dan bersembunyi tak jauh dari kampung halaman Antonio? Pekerja yang diselamatkan oleh papanya dahulu? Sekarang justru berbalik akan menusuk papanya dari belakang?
Sanjaya benar-benar pusing. Ia merasa bahwa kejadian penculikan itu masih akan terus berlanjut ke arah kejadian yang lebih besar lagi. Ia pun mengucapkan terima kasih dan mengatakan bahwa ia ingin pengawasan dan penjagaan diperketat di sekitar putrinya. Ia tak ingin kejadian mengerikan itu terjadi lagi.
Ia berharap, putrinya bisa sehat dan ceria. Setidaknya, ia tak merasa ketakutan atau cemas.
Jacob pun juga mengatakan bahwa saat ini, perkembangan Rashie sudah banyak kemajuan. Rashie pun sudah tidak menggunakan kruk atau alat bantu untuk berjalan lagi.
Berkat terapi yang rutin dilakukannya, ia sudah mulai bisa berjalan sedikit demi sedikit. Hasil pemeriksaan terbaru pun tidak memperlihatkan hal yang dikhawatirkan terjadi. Efek samping pasca operasi patah tulang itu tidak terlihat sejauh ini. Karena Rashie masih kecil, jadi proses penyembuhannya pun jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan orang dewasa.
"Terima kasih Jacob. Pokoknya, jika kau memiliki informasi terbaru, segera kabari aku. Dan aku meminta padamu untuk mengawasi dua orang tersebut. Entah mengapa aku yakin bahwa identitas dalang dari penculikan anakku dan masalah perusahaan beberapa waktu lalu, akan membuat kita terkejut.
Apakah ini yang dinamakan firasat seorang ayah? Aku merasa akan ada badai yang jauh lebih besar ke depannya. Aku harap kau pun tidak lengah, Jacob." ujar Sanjaya sembari menatap foto keluarga mereka.
"Baiklah Bang, saat ini fokus terhadap Adam, Sean dan kakakku, Emiliete. Katakan pada kakakku, dia tidak perlu khawatir soal Rashie. Kalau dia kangen, dia bisa datang ke sini. Biar nanti aku meminta orang-orang ku untuk menjemput ke bandara." Ucap Jacob.
"Mungkin nanti ketika mereka mendapatkan libur setelah hari perayaan ulang tahun sekolah. Karena bulan depannya anak-anak akan mulai ujian. Nanti akan aku kabari jika merkea berkunjung ke sana," ucap Sanjaya.
"Baiklah bang, nanti bisa abang kabari saja. Oh iya, jangan sampai informasi bahwa rencana mereka yang akan berkunjung itu sampai bocor. Kita tidak tahu bukan apa yang akan dilakukan kembali oleh orang itu. Saat ini kecurigaanku memang belum terbukti. Tapi, aku sudah mendapatkan beberapa data yang ku butuhkan dari Albert."Terang Jacob.
"Albert dokter keluarga kita bukan?" tanya Sanjaya dengan wajah terkejutnya.
"Iya dokter keluarga kita. Sebenarnya dia adalah salah satu orang kepercayaan ayah. Ia dipercaya dalam segala hal terutama informasi mengenai berbagai hal. Dan ia lumayan ditakuti oleh orang-orang dunia bawah. Kita tahu dia sebagai dokter keluarga biasa. Namun, sesungguhnya ia adalah tangan kanan dari organisasi Wolf." Jelas Jacob kembali sembari menyesap rokoknya.
"Aku sungguh tak menyangka dengan hal yang baru saja aku dengar. Baiklah Jacob, sampai di sini dulu. Aku harus pergi menghadiri rapat untuk proyek terbaru," ucap Sanjaya.
"Baik kalau begitu. Hati-hati dan semoga berhasil," ujar Jacob dan ia memutus telepon itu.
***
Kembali ke persembunyian Andrew. Antonio pun mengatakan padanya bahwa ia bisa pergi dari negara itu besok pagi.
"Kau bisa pergi besok pagi Andrew. Semua sudah disiapkan dan kau hanya tinggal pergi saja. Tidak perlu menyiapkan apa pun. Jangan lupa hubungi aku jika kau sudah tiba di sana,"ucap Antonio.
Arnold pun segera meminta anak buahnya untuk bersiap dan berjaga disini. Sedangkan yang lainnya akan menyamar menjadi penumpang di penerbangan yang sama dengan Andrew.
Kemanakah Andrew pergi? Mengapa Arnold sangat yakin bahwa tempat itulah yang akan menjadi tujuannya untuk kabur?
Penasaran?
Ditunggu ya bab selanjutnya🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments