Tanding

Suara keriuhan di kolam renang terdengar jelas saat pendukung Dewa dan Shaka saling memberi semangat untuk para jagoan mereka. Hari ini pertandingan renang antara Shaka dan Dewa resmi di gelar. Dua laki-laki itu berdiri berdampingan menghadap kolam renang yang memiliki panjang tepat 50 meter dan lebar kolam 25 meter. Sesuai perjanjian mereka akan berenang di kedalaman 4 meter.

Shaka dan Dewa berdiri di lajur lintasan masing-masing. Shaka di line 2 dan Dewa di line 4. Zaidan yang saat ini menjadi wasitnya. Teriakan histeris para pendukung terdengar menggema di seiri indoor poll ini. Mereka di buat terpesona melihat tegap dan bidangnya tubuh Shaka yang tampak menarik karena hanya mengenakan celana renang pendek selutut dan bertelanjang dada.

“Shakaaaaaa, aku padamu!!! Aku siap kalau mau di ajak nikah!!” teriak salah seorang siswa yang mendapat kerlingan mata sinis dan toyoran dari Indah. Gadis itu berdecak sebal melihat tingkah siswi yang menurutnya terlalu berani.

Lelaki muda itu hanya tersenyum tipis mendengar teriakan para siswi untuk ke sekian kalinya. Telinganya sudah sangat terbiasa mendengar teriakan histeris para fansnya.

“Badannya Shaka gila keren banget. Jauh beda sama si Dewa yang kerempeng begitu. Gue pengen deh ngusap perutnya. Pengen tau rasanya megang roti sobek.” Indah berujar dengan gemas di belakang kipas pink yang menutupi bibir merah mudanya.

“Iyaaa, badannya gilaaa bikin mata gue gak bisa ngedip. Idaman banget.” Wanda ikut menimpali.

Dewa mendengar jelas ujaran pada gadis itu, terutama Indah yang menjadi crush pujaannya. “Sial, semuanya muji badan di Shaka. Gak tau aja biar kurus begini, otot gue juga kuat.” Dewa yang merasa tersaingi pun melirik sebal pada rivalnya.

Shaka balas meliriknya dan laki-laki itu segera memalingkan wajahnya. Enggan bertatapan dengan Shaka.

“Gimana, mau di mulai aja nih?” tanya Zaidan yang berdiri di tengah-tengah, siap dengan peluit di lehernya.

“Tar dulu, si Aya belum dateng.” Dewa menolaknya. Baginya kehadiran Gayatri penting untuk melihat jalannya pertandingan ini.

“Mungkin Si Aya gak bakal ke sini. Tadi gue liat dia di perpus. Bawa buku banyak, kayaknya mau ngerjain tugas,” terang Zaidan.

“Yah, masa sih gak ke sini. Gue kan ini bertanding buat dia,” Dewa tampak kecewa. Ia pikir Gayatri akan mendukungnya, sebagai balasan ia melindunginya.

“Anton, lo panggilin Aya gih. Bilang si Dewa berantem, biar dia ke sini.” Zaidan yang akhirnya memberi perintah.

“Encer juga otak lo. Udah sana, lo panggil,” ucap Dewa pada dua sahabatnya, Zaidan dan Anton bergantian. Remaja bernama Anton pun segera pergi tanpa bantahan.

Shaka jadi memperhatikan interaksi remaja di hadapannya. Ia masih mengurai benang merah, seperti apa hubungan Gayatri dengan para remaja ini. Benar adanya kalau Gayatri seperti setangkai mawar yang dikelilingi duri yang melindunginya, agar tidak sembarangan orang mendekat dan menyentuhnya. Namun, mengapa mereka begitu berusaha untuk melindungi Gayatri? Siapa sebenarnya Gayatri bagi anak-anak remaja ini?

“Apa lo?” tanya Dewa, pada Shaka yang memandanginya penuh tanya. “Inget ya, gue suruh Aya ke sini buat dukung gue, bukan dukung lo.” Dewa memberi penegasan.

“Ngeri sih sebenernya gue harus ngelawan Dewa kayak lo. Tapi ya mau gimana lagi, yang penting lo penuhin janji lo buat izinin gue ngobrol sama Aya, kalau gue menang.” Shaka menjawab dengan santai, bahkan tersenyum tipis.

“Ngeledek lo anjir! Lo kepedean! Yang ada juga lo bakal gue bikin malu. Inget, empat putaran, yang duluan sampai, dia yang menang. Gak ada istilah tanding ulang.” Dewa berujar dengan sungguh, ia sudah sangat yakin kalau ia akan menang.

“Okey, gue terima.” Shaka tidak kalah percaya diri. Ia sudah sangat yakin kalau ia juga akan menang. Kali ini ia tidak boleh gagal.

“Tuh si Aya!” seru Zaidan saat melihat Gayatri datang dengan tergesa-gesa. Ia melihat ke seisi aula olahraga dan tidak ada perkelahian yang terjadi. Gadis itu menoleh Anton dan menatapnya dengan kesal. Jelas ia merasa di bohongi.

“Gue kepaksa bohongi lo Ya, supaya lo mau ke sini.” hanya itu ucapan Anton, pada gadis yang terlihat kesal itu.

Gayatri menghembuskan napasnya kasar, saat ternyata tidak ada keributan seperti yang dikatakan Anton. Padahal remaja itu mengatakan kalau katanya Shaka dan Dewa baku hantam di indoor pool. Nyatanya dua orang itu sudah berdiri di line masing-masing dan bersiap memulai pertandingan mereka.

Pada akhirnya, Gayatri terpaksa duduk di salah satu bangku penonton untuk menyaksikan pertandingan renang antara dua remaja itu. Shaka dan Dewa sama-sama menoleh padanya dan menatap Gayatri beberapa saat seolah meminta dukungan. Gadis itu tidak bergeming, tidak peduli siapa pun yang menang, itu semua tidak akan berpengaruh padanya.

“Okey, kalian bersiap yaa…. Empat putaran dengan gaya bebas. Yang nyampe lebih dulu, dia pemenangnya,” ucap Zaidan yang sudah memegangi peluitnya.

Dua orang itu segera naik ke atas undakan di tepi kolam renang. Mereka dalam posisi bersiap. Shaka dan Dewa sama-sama sudah memakai kacamata renangnya. Zaidan melihat jam di tangannya untuk menentukan waktu pertandingan di mulai.

Pritt!!!

Remaja itu meniup peluit dengan nyaring. Suaranya menggema di dalam indoor pool. Shaka dan Dewa melompat masuk ke dalam air. Tolakan Shaka lebih jauh di banding Dewa. Ia segera mengayuh kakinya mengarungi kolam renang sepanjang lima puluh meter.

“Shaka! Shaka! Shaka!” teriak Indah dan teman-temannya, menyemangati Shaka yang berenang jauh lebih cepat di banding Dewa.

“Ayoo bro, kejar bro!!” seru Anton dan teman-temannya yang menyemangati Dewa.

Sesekali kepala dua orang itu muncul ke permukaan untuk mengambil napas. Dewa tertinggal sekitar dua meter jauhnya dari Shaka. Shaka melakukan tolakan untuk kedua kalinya, ia mengubah arah putaran kedua. Kemampuannya memang tidak diragukan. Hingga dalam waktu singkat tangan Shaka lebih dulu menyentuh tepian kolam renang.

“YEESSS!!! Shakaaaa, lo hebat! Lo jagoan gue!!!” seru Indah yang diikuti jeritan senang karena Shaka berhasil memenangkan pertandingan.

Dewa yang sadar dirinya kalah, hanya bisa memukul permukaan air dengan kesal. Ia menatap Shaka dengan penuh kemarahan. Laki-laki itu sudah keluar dari kolam dengan tubuh yang basah kuyup. Bibirnya tersenyum pada Gayatri yang tampak tenang, menunggu di kursi penonton.

“Shakaaa, ini handuknya.” Indah segera memberikan handuknya pada Shaka. Hampir saja ia sentuhkan ke barisan otot di dada Shaka, namun Shaka segera mengambil alih.

“Thanks,” ucap Shaka seraya meraih handuk itu lalu membungkuskannya ke tubuhnya yang basah. Ia juga melepas swimming cap dan kacamata renangnya, membuat ketampanannya semakin terlihat jelas dengan rambutnya yang berantakan dan basah.

“Kedinginan gak Shaka?” tanya Indah. Telunjuknya menusuk lengan kokoh Shaka yang berotot tebal dan seperti berdenyut hidup.

“Nggak. Gue permisi dulu ya,” ucap Shaka yang segera menghampiri Gayatri. Ia duduk di samping Gayatri yang tampak acuh dan malah memalingkan wajahnya.

“Kok malah nyamperin si Aya sih?” tanya Wanda yang tidak terima.

"Iyaaa, apa lebihnya coba nyamperin cewek freak itu." Rima menimpali seraya memandangi Gayatri dan Shaka dari kejauhan. Terlihat jelas kalau tiga gadis itu sangat kecewa, terutama Indah.

“Tau tuh. Makin belagu aja pasti tuh cewek. Lama-lama gue singkirin juga tuh si Aya.” Indah berujar dengan kesal. Selama ini ia mendiamkan Gayatri dan memilih untuk tidak berurusan dengan gadis dingin itu. Tetapi saat ini, gadis itu sudah mencuri perhatian Shaka, membuat ia geram.

“Lo berani?” tanya Rima.

“Kenapa enggak? Dulu dia udah ngambil cowok yang gue suka, kali ini gue gak akan biarin dia ngelakuin hal yang sama,” ucap Indah yang menatap Gayatri penuh dendam.

“Gimana caranya?” Wanda segera bertanya.

“Kalian liat aja nanti,” ucap Indah seraya tersenyum sinis. Ia berdecik sebal pada sosok Gayatri yang menurutnya memuakkan. Ada banyak rencana yang kemudian muncul di benak Indah. Dalam beberapa saat ia dan teman-temannya memutuskan pergi untuk menyusun rencananya dengan benar. Wanda dan Rima pun mengekori Indah keluar dari indoor pool itu.

Dewa dan teman-temannya pergi dengan rasa kecewa diikuti barisan para pendukung yang harus kembali ke kelas. Pria muda itu sudah kalah dan tidak mau menjadi pecundang dengan tidak memenuhi janjinya sendiri. Ia membiarkan Shaka berbicara dengan Gayatri, sesuai perjanjian mereka.

“Sabar, yang penting lo udah berusaha jagain si Aya,” ucap Zaidan seraya menepuk bahu Dewa. Remaja itu menatap Gayatri beberapa saat, meski berat akhirnya ia pergi meninggalkan indoor pool bersama siswa lainnya. Hanya sekali saja ia menoleh kembali ke belakang dan melihat Gayatri dan Shaka yang tersisa di tempat ini.

“Gue menang, lo gak ngucapin selamat?” tanya Shaka seraya mengulurkan tangannya.

Gayatri hanya menoleh, lalu membuang muka. Tidak berniat sama sekali untuk mengucapkan selamat pada laki-laki di sampingnya. “Wuh! Gue kira air kolam yang paling dingin, ternyata kalah sama dinginnya lo,” ucap Shaka seraya meniupi tangannya yang mengkerut karena kedinginan.

Gayatri tidak menimpali, ia tidak peduli sama sekali pada setiap ucapan Shaka.

“Gak apa-apa lah, lo gak nimpalin gue. Paling nggak, lo gak pergi dan nyuekin gue gitu aja. Gue cuma mau berteman sama lo, Aya. Emang gak boleh ya?” Shaka mengungkapkan perasaannya dengan sesungguhnya. Ia yakin, perlahan Gayatri akan luluh jika gadis ini tidak terus menghindar.

“Gue mau istirahat ke kantin. Sebagai bentuk perayaan, gue mau traktir lo. Lo boleh makan apa pun yang lo mau. Lo bisa kan? Ini undangan exclusive, gue cuma ngajak lo doang,” tawar shaka dengan senyuman yang terbit.

Gayatri tidak tertarik sama sekali, ia lebih memilih beranjak dari tempatnya. Baginya sudah cukup ia berbicara dengan Shaka.

“Aya tunggu!” cepat-cepat Shaka menahan tangan Gayatri. Gayatri melirik tangannya yang di pegangi oleh Shaka. Sangat dingin, pantas kalau Shaka terlihat sedikit mengigil. “Temen-temen lo udah pergi, itu artinya mereka menerima kemenangan gue. Kenapa sekarang lo yang jadi pecundang dengan gak menuhin janji lo?” tanya shaka, sedikit menyudutkan Gayatri.

Gayatri tampak mengernyitkan dahinya pada laki-laki itu, lantas tersenyum sinis. Ia mengibaskan tangan Shaka yang memegangi lengannya. Kapan coba ia pernah berjanji pada laki-laki ini?

“Rupanya lo bisa senyum, gue suka liatnya.” Shaka malah menanggapi dengan cara berbeda.

Expresi Gayatri kembali berubah dingin, senyuman sinis itu hilang. Ia tidak mengerti, bagaimana mungkin laki-laki ini tidak paham dengan senyuman sinisnya.

Hatchu!

Karena sentuhan tangan Shaka yang dingin, Gayatri akhirnya bersin. Shaka terkekeh kecil mendengar suara Gayatri walau hanya lewat bersinnya.

“Di sini dingin, ayo kita keluar dulu. Gue mau ganti baju, lo tunggu di depan. Atau lo mau mau ikut?” tawar Shaka dengan iseng.

Gayatri hanya mengerlingkan matanya, candaan laki-laki ini benar-benar tidak lucu. Ia memilih pergi meninggalkan Shaka.

“Baru kali ini gue seneng denger orang bersin, Aya,” gumam Shaka seraya memandangi Gayatri yang pergi dari hadapannya.

****

Terpopuler

Comments

Tia rabbani

Tia rabbani

aya2 wae.. seneng denger orang bersin 😅

2023-12-26

0

Ipau Kadir

Ipau Kadir

Asliiiii....dialog ini saya ngakak😃😃😃👍👍👍

2023-10-26

1

⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ

⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ

saking ga pernah kedengaran suaranya, suara bersin pun jadilah buat didengar 😂😂

2023-08-31

2

lihat semua
Episodes
1 Kepulangan
2 Anak baru
3 Black rider
4 Kedai soto
5 Estafet
6 Siswa Populer
7 Preman pasar
8 Mengenang rasa pilu
9 Sapaan pagi
10 Ruang Arsip
11 Usaha yang gagal
12 Kunjungan Malam
13 Penguntit
14 Mengantar pulang
15 Butuh bantuan
16 Tanding
17 Scorsing
18 Kelompok sepi
19 Undangan Pesta
20 Laporan
21 Teman baru
22 Usaha satu kelompok
23 Kembali bersama
24 Tamu yang tak diundang
25 Pesta yang ditinggalkan
26 Menghadapi serangan
27 Pertolongan
28 Thanks
29 Kang rusuh
30 Pagi berseri
31 Share loc
32 Kedatangan yang dinanti
33 Bantuan teman
34 Sehari penuh
35 Menyusun misi
36 Dion
37 Mempertahankan previlage
38 Bertukar
39 Basket
40 Teman makan bersama
41 Di paksa melawan
42 Nostalgia
43 Banyak persamaan
44 Ngobrol
45 Undangan penting
46 Berandal
47 Persaingan
48 Penyelamat
49 Pagi penuh kecurigaan
50 Bunga lili
51 Kekhawatiran
52 Permintaan telak
53 Menjatuhkan
54 Bukti valid
55 Merancang masa depan
56 Menginap
57 Pancingan
58 Memilih menghindar
59 Penyelidikan langsung
60 Kegagalan ke dua
61 Tamparan
62 Putus asa
63 Bayangan semu
64 Saling mengenali
65 Tak selesai dengan diam
66 Terbuka
67 Kerinduan
68 Pasukan elite?
69 Pertemuan kita
70 Jejak
71 jejak 2
72 Jejak 3
73 Menemui ujung
74 Menyusun strategi
75 Menyusun Strategi 2
76 Menyusun Strategi 3
77 Hal tidak menyenangkan
78 Ayaaa... Pulaang....
79 Pulang
80 Pendapat yang berbeda
81 Pengecualian
82 Bujukan
83 Tomat matang
84 Kenyataan
85 Ungkapan
86 Pertandingan
87 I D
88 DGap
89 Bangun
90 Mulai menapaki hari
91 Dikerdilkan
92 Pembelaan
93 Kekompakan
94 Isyarat
95 Membuat strategi
96 Dikegelapan
97 Gue gak bunuh dia
98 Gebrakan
99 Ketauan
100 Hukuman yang lebih baik
101 Maling teriak maling
102 Saling menjaga
103 Manis dan Pahit
104 Perlawanan
105 Kesepakatan
106 Kehilangan
107 Wanita pujaan
108 Berjuang untuk diri sendiri
109 Tembakan
110 Kedukaan
111 Karena pelangi itu nyata, meski hanya bias cahaya
112 Pagi yang baru
113 Sambutan untuk kepergian
114 Menemui ujung
115 Janji mie ayam
116 Penyusup
117 Mess
118 Misi baru
119 Pernikahan
120 Gasha
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Kepulangan
2
Anak baru
3
Black rider
4
Kedai soto
5
Estafet
6
Siswa Populer
7
Preman pasar
8
Mengenang rasa pilu
9
Sapaan pagi
10
Ruang Arsip
11
Usaha yang gagal
12
Kunjungan Malam
13
Penguntit
14
Mengantar pulang
15
Butuh bantuan
16
Tanding
17
Scorsing
18
Kelompok sepi
19
Undangan Pesta
20
Laporan
21
Teman baru
22
Usaha satu kelompok
23
Kembali bersama
24
Tamu yang tak diundang
25
Pesta yang ditinggalkan
26
Menghadapi serangan
27
Pertolongan
28
Thanks
29
Kang rusuh
30
Pagi berseri
31
Share loc
32
Kedatangan yang dinanti
33
Bantuan teman
34
Sehari penuh
35
Menyusun misi
36
Dion
37
Mempertahankan previlage
38
Bertukar
39
Basket
40
Teman makan bersama
41
Di paksa melawan
42
Nostalgia
43
Banyak persamaan
44
Ngobrol
45
Undangan penting
46
Berandal
47
Persaingan
48
Penyelamat
49
Pagi penuh kecurigaan
50
Bunga lili
51
Kekhawatiran
52
Permintaan telak
53
Menjatuhkan
54
Bukti valid
55
Merancang masa depan
56
Menginap
57
Pancingan
58
Memilih menghindar
59
Penyelidikan langsung
60
Kegagalan ke dua
61
Tamparan
62
Putus asa
63
Bayangan semu
64
Saling mengenali
65
Tak selesai dengan diam
66
Terbuka
67
Kerinduan
68
Pasukan elite?
69
Pertemuan kita
70
Jejak
71
jejak 2
72
Jejak 3
73
Menemui ujung
74
Menyusun strategi
75
Menyusun Strategi 2
76
Menyusun Strategi 3
77
Hal tidak menyenangkan
78
Ayaaa... Pulaang....
79
Pulang
80
Pendapat yang berbeda
81
Pengecualian
82
Bujukan
83
Tomat matang
84
Kenyataan
85
Ungkapan
86
Pertandingan
87
I D
88
DGap
89
Bangun
90
Mulai menapaki hari
91
Dikerdilkan
92
Pembelaan
93
Kekompakan
94
Isyarat
95
Membuat strategi
96
Dikegelapan
97
Gue gak bunuh dia
98
Gebrakan
99
Ketauan
100
Hukuman yang lebih baik
101
Maling teriak maling
102
Saling menjaga
103
Manis dan Pahit
104
Perlawanan
105
Kesepakatan
106
Kehilangan
107
Wanita pujaan
108
Berjuang untuk diri sendiri
109
Tembakan
110
Kedukaan
111
Karena pelangi itu nyata, meski hanya bias cahaya
112
Pagi yang baru
113
Sambutan untuk kepergian
114
Menemui ujung
115
Janji mie ayam
116
Penyusup
117
Mess
118
Misi baru
119
Pernikahan
120
Gasha

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!