Bab 6

Selesai mandi dan berdandan dengan bantuan Dan Yin, Hua Chunran lalu menemui para tabib yang diundang ayahnya di Aula tamu.

Nampak ayahnya sudah tak sabar menunggunya dengan cemas. Sementara bersamanya ada sekitar 15 orang tabib yang diundang. Hua Chunran takjub , hanya untuk menyembuhkan bekas lukanya ayahnya sampai mengundang belasan tabib untuknya.

Melihat kedatangan Hua Chunran , Hua Qi Mo segera berdiri dengan bersemangat.

" Chunran putriku, kemarilah . Ini tabib-tabib yang ayah undang untukmu . Perlihatkan bekas lukamu pada mereka. Siapapun yang bisa menyembuhkan dan menghilangkan bekas lukamu ,.aku akan menghadiahinya 5 bidang tanah di ibukota dan 500 tael emas ."

Mendengar hadiah yang disebutkan Menteri Hua Qi Mo membuat para tabib bersemangat . Itu jumlah yang luar biasa besar , cukup untuk berfoya-foya selama 3 tahun. Ditambah 5 bidang tanah di ibukota, dimana untuk mendapatkan sebidang tanah di ibukota sangat sulit karena semua dikuasai oleh keluarga Kerajaan dan bangsawan. Rakyat biasa seperti mereka hanya bisa menyewa atau bermimpi untuk mempunyai tanah di Ibukota.

Hua Chunran tak terlalu perduli dengan hadiahnya karena dia belum terlalu mengerti nilai mata uang zaman kuno ini. Dia hendak membuka jubah dan bajunya ketika dia dihentikan oleh Dan Yin.

" Nona apa yang kamu lakukan?" tanya Dan Yin terkejut melihat tindakan Hua Chunran.

" Bukankah ayah menyuruhku memperlihatkan bekas lukaku? Bekas lukaku ada di perut ." Hua Chunran menjawab tanpa merasa ada yang salah.

Sebagai orang dari dunia modern dia sudah terbiasa jika harus membuka baju ketika diperiksa dokter. Namun dia lupa ini zaman kuno ketika tubuh wanita tak bisa diperlihatkan kepada lelaki yang bukan suaminya. Kalau tidak reputasinya akan hancur.

" Jadi bekas lukamu ada diperut? " tanya ayahnya gusar.

" Iya ayah.." Hua Chunran mengangguk polos.

"Maafkan saya para tabib semuanya, kalian boleh kembali." Usir Hua Qi Mo halus. Para Tabib itu mengerti tapi tak bisa menahan perasaan kecewa, hadiah besar lolos dari jangkauan mereka.

"Kenapa ayah?" Hua Chunran bingung melihat para tabib itu satu persatu pergi.

"Ayah akan mencari tabib wanita untukmu." Hua Qi Mo nampak muram sambil beranjak pergi. Tabib wanita jumlahnya sangat sedikit dibandingkan tabib laki-laki dan biasanya mereka tak sehebat tabib laki-laki. Ia merasa nasib putri kesayangannya diujung tanduk.

"Kenapa? " Hua Chunran balik bertanya penasaran pada Dan Yin.

" Nona apa nona lupa? Bahwa wanita apalagi putri bangsawan seperti nona tidak boleh sembarangan memperlihatkan anggota tubuhnya kepada laki-laki yang bukan suaminya.

"oh jadi begitu." Hua Chunran akhirnya mengerti , dia sadar kembali bahwa dia berada di zaman kuno.

Ayahnya bergerak cepat, menjelang tengah hari sekitar 7 orang tabib perempuan berhasil diundang datang ke kediaman. Tapi melihat parahnya dan lebarnya bekas luka di perut Hua Chunran, para tabib itu angkat tangan , menyatakan tak sanggup menghilangkan bekas luka itu.

Menteri Hua Qi Mo terduduk, wajahnya layu dan seolah menua dengan cepat. Jika bekas luka itu tidak bisa dihilangkan , lalu bagaimana dengan nasib putri kesayangannya. Jangankan menikah dengan Wen Cheng Si yang dipersiapkan menjadi putra mahkota setelah kudeta nanti, pria manapun mungkin tak sudi menikah dengan Hua Chunran.

Hua Chunran merasa sedikit bersalah pada ayahnya tapi dia senang satu rencana awalnya sudah berhasil. Dengan bekas luka ditubuhnya kemungkinan besar rencana perjodohannya dengan Wen Cheng Si akan dibatalkan.

" Ayah jangan khawatir, aku baik-baik saja, Aku tidak harus menikah dengan Wen Cheng Si dan menjadi putri mahkota." Hibur Hua Chunran pada ayahnya.

" Apakah ayah salah dengar? Bukankah impianmu menjadi istri Wen Cheng Si dan menjadi putri mahkota dan suatu hari nanti bisa menjadi ratu negara ini? . Itu juga impian ayah makanya ayah berjuang demi putri kesayangan ayah. "

" Tidak kita tidak boleh putus asa, pasti ada cara " . Hua Qi Mo berusaha meyakinkan diri pasti ada jalan keluar dari kesulitan ini.

"Ya benar itu impianku dulu Ayah, tapi sekarang tidak lagi. Apakah ayah tahu mimpi yang aku alami saat tak sadarkan diri?"

" Mimpi apa? " Tanya Hua Qi Mo penasaran.

" Dalam mimpiku rencana ayah dan keluarga Wen semuanya gagal. Keluarga kita dan keluarga Wen musnah . Tidak ayah aku tak ingin itu terjadi. Aku tidak ingin apa-apa lagi , aku hanya ingin hidup tenang dan bahagia bersama ayah . " Hua Chunran menangis terisak, meski berbohong tentang mimpinya ,perasaan kehilangan ayah yang menyayanginya tulus membuat emosinya campur aduk tak terkendali.

" Gadis bodoh itu hanya mimpi.." hibur menteri Hua Qi Mo sambil memeluk putri kesayangannya.

" Tidak ayah , aku rasa itu bukan sembarang mimpi . Aku merasa itu pertanda dan peringatan untuk kita agar kita tidak merampas yang bukan milik kita. Mimpi itu begitu nyata. Apakah ayah benar-benar siap dan rela jika itu terjadi?"

Wajah menteri Hua Qi Mo muram, dia mengusap rambut Hua Chunran dan melepaskan pelukannya.

"Istirahatlah, kau harus banyak beristirahat agar tidak berpikir yang tidak-tidak. Ayah akan pergi dulu, masih banyak pekerjaan yang harus ayah lakukan." menteri Hua Qi Mo berbalik pergi dengan langkah gontai. Ia sedikit goyah mendengar kata-kata Hua Chunran.

Hua Chunran adalah putri kesayangannya dari mendiang istri pertama yang begitu dicintainya Chen Liu Li. Saat istrinya Chen Liu Li meninggal demi melahirkan Hua Chunran , Hua Qi Mo telah berjanji dia akan menjaga putri kesayangannya selamanya. Karena itu dia menjaga Hua Chunran bak boneka porselen yang tak boleh disakiti siapapun.

Karenanya ketika dia mengetahui Hua Chunran menyukai Wen Cheng Si dan mabuk kepayang pada pria tampan dari keluarga Wen itu, diam- diam Hua Qi Mo melamar Wen Cheng Si ke keluarga Wen.

Tapi jawaban yang diterimanya sungguh mengejutkan. Keluarga Wen bersedia menikahkan Wen Cheng Si dan Hua Chunran dengan syarat bergabung menjadi sekutu dalam rencana pemberontakan.

Demi kebahagiaan putrinya , setelah melalui pemikiran yang panjang Hua Qi Mo akhirnya menerima tawaran itu . Lagipula jika Wen Cheng Si menjadi putra mahkota dan kemudian menjadi kaisar tentu kehidupan Hua Chunran akan lebih baik dan pasti dia akan sangat bahagia.

Tapi sekarang tiba - tiba Hua Chunran mengatakan untuk membatalkan rencana pemberontakan. Sementara persiapan kudeta bukanlah dalam waktu singkat. Semua telah dipersiapkan dengan penuh perjuangan hampir lima tahun. Lalu sekarang akankah dia menyerah?

Hua Chunran memandangi langkah ayahnya yang nampak tak bersemangat dengan rasa bersalah. Tidak , ini adalah yang terbaik agar tak ada pertumpahan darah. Dalam kehidupan ini dia hanya ingin ayahnya disampingnya dan hidup dengan tenang. Kekuasaan dan cinta semu dia tak membutuhkannya. Cinta keluarga adalah yang dirindukannya , dikehidupan yang lalu dia tak pernah merasakannya , dia tak ingin kehilangan cinta seorang ayah lagi.

Hua Chunran hanya bisa berharap dia bisa mengubah pemikiran ayahnya...

Episodes
Episodes

Updated 106 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!