Bab 5

"Dan Yin mana obatku" Hua Chunran bertekad untuk segera memulihkan kondisi tubuhnya. Karena ia hanya punya waktu lima bulan untuk mencegah kudeta dan mengubah takdirnya.

Dua hari kemudian kondisi Hua Chunran telah benar - benar pulih. Berbekal ingatan Hua Chunran yang hidup dimasa lalu. Dia mulai mempersiapkan strategi menggagalkan kudeta diam-diam.

Tiba-tiba terdengar langkah kaki, Hua Chunran buru-buru menyembunyikan kertas-kertas yang berisi sketsa rencana dan strateginya .

Pintu terbuka dan nampaklah sosok Menteri Hua Qi Mo ayahnya . Ini adalah pertama kali Hua Chunran melihat sosok ayahnya dikehidupan ini. Dalam ingatannya ayahnya meski ambisius tapi adalah ayah yang berhati hangat dan penyayang padanya.

Hua Chunran adalah putri kesayangan ayahnya diantara putri-putri ayahnya yang lain dari beberapa selir. Hua Chunran adalah satu-satunya putri dari istri sah ayahnya.

Hua Chunran berdiri dan berjalan menyambut ayahnya.

"Ayah.. " panggilnya kaku

"putriku ,maafkan ayahmu yang baru sempat melihatmu karena kesibukan ayah. Bagaimana kondisimu? Apakah sudah pulih sepenuhnya? " Tanya ayahnya dengan penuh perhatian sambil membelai rambutnya yang panjang.

"Terima kasih ayah atas perhatian ayah, kondisiku sudah benar-benar pulih." Hua Chunran terharu ,ini pertama kalinya dia mendapatkan perhatian dari seorang ayah. Dikehidupan sebelumnya dia tak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah , malah harus menanggung hutang - hutang ayahnya seumur hidup dan berakhir dalam kematian karena ginjalnya direnggut paksa.

" Putriku tersayang , tidak ada bekas luka ditubuhmu kan? Kelak kau akan menjadi calon istri Wen Cheng Si saat dia menjadi putra mahkota. Sebagai calon istri putra mahkota kau tak bisa memiliki bekas luka ditubuhmu."

Mendengar kata-kata ayahnya tiba-tiba sebuah ide melintas di kepala Hua Chunran.

Calon istri putra mahkota tak boleh memiliki bekas luka?

" Ayah...." Hua Chunran berkata dengan nada suara tercekat. Ayahnya mengernyit dahinya.Firasat buruk menghantam pikirannya. Dia memandang Hua Chunran dengan cemas.

"Tidak mungkin pikiran ayah benar kan Chunran?"

Hua Chunran mengangguk sambil berlinang airmata .

"Brakkk" Ayahnya terduduk lemah di kursi dengan keras.

" tidak apa-apa , ayah akan mengumpulkan seluruh tabib di negara ini untuk menghilangkan bekas lukanya." Ayahnya berkata lirih. Tatapannya kosong ,lalu dia beranjak pergi tanpa sepatah katapun. Langkahnya nampak gontai tak sesemangat saat baru datang tadi.

Hua Chunran merasa sedikit bersalah, melihat sosok ayah yang menyayanginya itu seperti kehilangan harapan. Tapi dia kemudian tersentak. Dia harus memikirkan cara untuk membuat bekas luka.

Apakah dia harus menyayat kulitnya? membenturkan kulitnya agar lebam? Membayangkan saja betapa itu menyakitkan membuat Hua Chunran mengernyitkan dahi.

Ah, jika itu luka baru pasti ketahuan? .Hua Chunran pusing memikirkan bagaimana cara menciptakan luka. Tiba-tiba dia ingat pernah menonton video seorang wanita yang melakukan tutorial make up Halloween.

Hua Chunran buru-buru berlari ke meja rias. Melihat make up dan peralatannya di zaman kuno ini agak sedikit menyedihkan dibanding masa modern. Tapi mau tak mau Hua Chunran hanya bisa menggunakannya. Berbekal sedikit ingatannya tentang tutorial make up Halloween dia berusaha menggambar bekas luka di perutnya.

Sekali, dua kali, tiga kali berkali-kali dia gagal, hingga seharian dia mencoba tapi hasil yang diinginkan belum dia dapatkan. Tubuhnya penuh dengan coretan dan belepotan bahan make up ..Hua Chunran terkapar lemas di tempat tidur. Ingin rasanya menangis ,benci dengan ketidak mampuannya melakukan hal kecil begini saja dia tidak bisa.

Dan Yin datang mengantarkan makan malam untuknya , melihat Nona nya terkapar dengan muka dan tubuh penuh coretan dan belepotan make up , Dan Yin terpana.

" Ahhhhh!!! " Dan Yin berteriak kaget dan ketakutan , nampan berisi makanan di tangannya hampir jatuh berserakan.

Ada apa dengan Nonanya? Apa dia sudah tak waras karena benturan di kepalanya? Pikir Dan Yin ketakutan.

" Nona ?" sapa Dan Yin hati-hati setelah pulih dari keterkejutannya. Hua Chunran diam saja tak menjawab, dia terkapar ditempat tidur dengan mata menatap kosong keatas dan mulut terbuka sedikit .

Melihat keadaan Hua Chunran, Dan Yin sedikit panik. Dia hendak berlari memanggil tabib ketika suara Hua Chunran menghentikan langkahnya.

" Dan Yin bisakah kau membantuku membuat bekas luka?"

"Bekas luka? Apa maksud nona? "tanya Dan Yin bingung. Hua Chunran tak tahu bagaimana menjelaskannya jadi dia hanya terdiam.

" Sudahlah letakkan saja makanannya diatas meja dan pergilah. " ujar Hua Chunran lemah.

" nona apa perlu hamba panggil tabib?" tanya Dan Yin hati-hati.

"tidak, tidak perlu. Aku baik - baik saja . Tinggalkan aku sendiri ".

" Baik nona." Dan Yin pergi dengan ragu-ragu. Dia kemudian melangkah keluar dan menutup pintu pelan-pelan takut mengganggu Nonanya yang terlihat sedikit linglung.

Setelah Dan Yin pergi , Hua Chunran perlahan bangkit dari tempat tidurnya. Dia harus makan agar kekuatannya pulih dan bisa berusaha lagi membuat bekas luka.Dia tidak boleh patah semangat seperti ini, ini baru permulaan, jalan masih panjang.

Menjelang pagi, ketika matahari mulai menunjukkan cahayanya malu-malu , akhirnya Hua Chunran berhasil membuat gambar bekas luka di tubuhnya.

Dia berjingkrak kegirangan. Akhirnya kerja kerasnya membuahkan hasil. Tak sia-sia dia begadang semalaman. Dengan hati senang akhirnya dia bisa merebahkan diri ditempat tidur untuk beristirahat . Begitu tubuh mungilnya yang kelelahan menyentuh kasur di ranjangnya dia langsung terlelap. Tertidur dengan nyenyak.

Hua Chunran baru tertidur 2 jam , ketika Dan Yin membangunkannya.

"Nona, bangunlah hari ini tabib yang diundang menteri akan datang sebentar lagi. Nona bersiaplah membersihkan diri dulu dan mandi."

"Biarkan aku tidur sebentar lagi." Hua Chunran enggan membuka matanya yang berat, setelah begadang semalaman dia sangat lelah dan mengantuk.

" Nona bangunlah, nona tidak ingin tabib menemui nona dalam keadaan seperti ini bukan?. Nanti akan tersebar gosip yang tidak-tidak di ibukota." Dan Yin mencoba membujuk Hua Chunran lagi.

"Aku tidak perduli.." gumam Hua Chunran malas.

"Ayolah nona, jangan sampai nona kehilangan martabat dan mempermalukan kediaman menteri.Menteri pasti akan bersedih ."

Mendengar ayahnya mungkin bersedih karena ulahnya ,Hua Chunran langsung terduduk. Rambutnya acak-acakan dan bawah matanya hitam seperti panda.

Dan Yin tercengang melihat penampilan nonanya. Seumur hidup dia mengikuti Hua Chunran sebagai pelayan pribadinya, baru kali ini dia melihat Nonanya berpenampilan begitu berantakan. Biasanya meski baru bangun tidur Hua Chunran masih tetap cantik dan anggun.

" Hamba sudah menyuruh pelayan mempersiapkan air hangat untuk mandi, silahkan nona mandi dahulu. "

" Tidak , aku hanya akan mencuci muka hari ini. Setelah tabib pergi, baru aku akan mandi ." Hua Chunran takut bekas luka yang sudah susah payah dibuatnya akan rusak dan hilang terkena air.

Episodes
Episodes

Updated 106 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!