bab 12

" Kriet." pintu terbuka nampak seorang suster yang datang.

Karena sudah saatnya Rania mendapat pemeriksaan rutin.

" Apa yang terjadi Rania?" tanya suster.

" Sa_kit sus." ucap Rania terbata menahan sakit.

Dengan segera suster memberikan obat pereda rasa sakit pada Rania.

" Apa perlu saya telpon kakak kamu?" tanya suster mengambil ponsel disakunya.

" Tidak perlu sus ini sudah agak mendingan." ucap Rania menolak ia tidak mau membuat Audi khawatir.

Setelah Rania lebih tenang suster mulai memeriksanya.

" Apa yang kamu rasakan belakangan ini Rania?" tanya suster

" Masih sama sus, Tapi saya rasa ada yang berbeda pada rasa sakit yang saya alami." sahut Rania

" Berbeda bagaimana?" tanya suster lagi.

" Biasanya saya merasakan sakitnya dua sampai tiga kali dalam sehari, tapi beberapa hari belakangan ini hanya sekali dalam sehari bahkan tidak sama sekali." jelas Rania

Suster mengangguk paham.

" Aneh" Batin suster lalu pamit pergi meninggalkan Rania.

***

Dua hari kemudian.

Pag ini Audi dipanggil kerumah sakit oleh Dokter yang menangani Rania. Katanya ada sesuatu hal yang ingin disampaikan mengenai kesehatan Rania.

Audi membantu Dave memasangkan dasi.

" Mau aku temani?" tanya Dave .

" Nggak , lagi pula hari ini kamu kan ada rapat." ucap Audi menolak.

" Bisa aku undur kok rapatnya, kalau kamu mau aku temani." ujar Dave

" kalau kamu ngundur rapat hanya untuk ngantar aku kerumah sakit, Trus gimana tanggapan karyawan kamu nanti? Pasti mereka akan berpikir kalau bosnya ini tidak profesinal ." Audi memberi pengertian.

" Ya udah kalau gitu aku berangkat kekantor dulu, Dan maaf aku nggak bisa antar kamu, ini waktunya udah mepet." ucap Dave sambil melihat jam dipergelangan tangannya.

" Iya nggak pa pa." ucap Audi mengangguk paham.

" Cup" Dave mengecup kening Audi lalu melangkah pergi.

Semalam Dave telah mengutarakan perasaannya pada Audi kalau dia sudah mencintai Audi.

Tapi Audi masih belum mencintai Dave . Tapi Dave bersedia menunggu sampai Audi mencintainya.

Jika cinta, Audi memang masih belum merasakannya atau dia belum menyadarinya.

Tapi Audi selalu merasa nyaman dan aman saat bersama Dave.

***

Di rumah sakit

Audi harap- harap cemas memasuki ruangan Dokter.

" Silahkan duduk." ucap Dokter yang sudah menunggu Audi.

" Sebenarnya apa yang terjadi dok?" tanya Audi menundukkan bokongnya dikursi.

" Begini nona Audi, kemarin lusa suster yang memeriksa Rania mengatakan pada saya kalau ada yang janggal dengan tubuh Rania. Dan saya langsung mengecek kodisi tubuh Rania. Dan ternyata benar apa yang dikatakan suster." ucap dokter menjeda.

" Janggal apanya dok?!" tanya Audi mendesak.

" Saya sudah melakukan pemeriksaan ulang pada Rania. Dan ternyata tumor yang ada di tubuh Rania perlahan mulai mengecil. Jika terus mengecil maka kemungkinan besar Rania akan sembuh. Dan ini adalah kasus pertama dari sekian banyak kasus seperti ini yang saya tangani , mungkin ini yang namanya sebuah kejaiban." jelas Dokter panjang lebar.

" Dokter nggak lagi nge prank saya kan?" tanya Audi meyakinkan.

" Saya nggak mungkin nge prank orang tentang masalah kondisi kesehatan nona, nanti saya dikira Dokter gadungan lagi." ucap Dokter memberi penjelasan.

Audi terharu, dia tidak dapat membendung tangis bahagianya lagi.

Lalu Audi pergi meninggalkan ruangan dokter dan menuju keruang rawat Rania.

" Brugh, hiks hiks ." Audi memeluk Rania sambil menangis.

" Ada apa kak?" tanya Rania bingung melihat kakaknya tiba - tiba memeluknya dan menangis.

Bukannya menjawab Audi malah semakin histeris. Rania mengusap punggung kakaknya yang bergetar.

" Apa kak Dave menyakiti kakak?" tanya Rania menebak.

Audi melepas pelukannya dan masih sesegukan. Menggelengkan kepalanya lalu menghapus air matanya.

" Bu_ bukan gi_gitu." sahut Audi sesegukan.

" Lalu kakak kenapa tiba- tiba datang trus meluk aku sambil nangis lagi."ujar Rania yang bingung dengan sikap kakaknya.

Audi mengatur napasnya agar merasa lebih tenang.

" Kakak lagi bahagia dek." ucap Audi

Rania menyeritkan dahinya ," Bahagia kenapa?" tanya Rania.

Audi pun mulai menceritakan semuanya pada Rania.

Sontak Rania terkejut dengan perkataan Audi bahwa dia akan segera sembuh.

Rania memeluk tubuh Audi dan mengangis seperti yang dilakukan Audi tadi.

" Kakak nggak bohongin aku kan?" tanya Rania dijawab gelengan oleh Audi.

" Buat apa kakak bohongin kamu, Ini namanya keajaiban untuk kamu." sahut Audi Rania kembali memeluk Audi.

" Sekarang kamu harus semangat, kesembuhan sudah ada didepan mata kamu." ucap Audi lagi mengelus kepala Rania.

" kak , aku udah bosan ada disini." keluh Rania.

" Sabar dulu, ini tidak akan lama kamu harus tetap optimis." Audi memberi pengertian.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!