Huek huek, Audi memuntahkan seluruh isi perutnya
" Sayang kamu nggak pa pa?" tanya Dave cemas sambil memijit tengkuk Audi.
Audi menggelengkan kepalanya, tubuhnya terasa lemas. Wajanya pucat dan ia merasakan kepalanya sedikit pusing.
" Nggak perlu kedokter, kayaknya asam lambung naik dan hanya perlu istirahat."lirih Audi.
Dengan sigap Dave menggendong tubuh Audi, Merebahkannya diruang pribadinya. Lalu ikut berbaring disamping Audi.Dave tidak tega melihat wajah pucat Audi, Mengelusnya dengan sayang.
" Kalau kamu nggak mau kedokter, aku panggilin dokternya kesini ya?" tanya Dave Mengecup kening Audi.
" Enggak, aku cuma mau peluk kamu aja." lirih Audi tanpa membuka matanya.
Dave langsung mendekap tubuh Audi erat ,Mengelus kepalanya.
Audi mendongakkan kepalanya menatap Dave," Dave kamu buka dong kemeja kamu." rengek Audi.
Ia tidak tau apa yang terjadi dengan dirinya, kenapa ia sangat ingin memeluk tubuh Dave yang tanpa baju.
Dave menyeritkan dahinya, tapi tak ayal pun menuruti keinginan Audi.
Audi langsung memeluk erat tubuh Dave, Mencium aroma tubuh Dave dalam dan mengosok-gosokkan hidungnya.
Dave yang melihat itu semakin bingung dengan tingkah Audi yang tidak biasanya.
Tak beselang lama terdengar suara dengkuran halus.Dave menatap Audi, dan benar saja dia sudah tertidur pulas dalam dekapannya.
Dave hendak beranjak dari ranjang, tapi kaki Audi membelit salah satu kaki Dave seolah tahu dia akan pergi.
Dave berusaha menahan hasratnya, karena tanpa sengaja kaki Audi tadi menyenggol sesuatu di bawah sana. Ia berusaha agar tak menerkam istrinya.
***
Sore harinya mereka pulang bersama menggunakan mobil Audi. Mobil Dave nanti akan diantar oleh asistenya.
STOP,ucap Audi tiba-tiba. Dave yang terkejut sontak menginjak rem, untung tidak ada mobil dibelakangnya karena ia berhenti mendadak.
" Ada apa sayang?" Tanya Dave tak di hiraukan Audi.
Audi langsung keluar dari mobil menuju pedagang bakso.
" Mas, baksonya dua tapi nggak pakai kol!"Ucap Audi bersemangat.
"Sayang kamu ngapain disini?" tanya Dave baru datang.
" Emang kamu lihat ini tempat apa?" Audi balik bertanya.
" Tempat jualan bakso," sahut Dave.
" Trus aku ngapin dong ada disini?" tanya Audi lagi.
" Beli bakso," sahut Dave seperti orang bodoh.
" pintar." ucap Audi mengacak rambut Dave.
" Eh, kenapa aku seperti orang bodoh ya," batin Dave merasa dikerjai oleh Audi.
Audi yang berhasil mengerjai suaminya tertawa lepas.
"Ohh, jadi kamu sengaja ya ngerjain aku, rasain ni!" ucap Dave mengelitik Audi.
Hahaha, Audi yang digelitik semakin mengencangkan tawanya.
" Semoga kalian selalu bahagia dan cepat diberikan momongan ya," ucap tukang bakso tersenyum menaruh dua mangkok bakso didepan mereka.
" Terima kasih pak." ucap Dave ramah.
***
Pagi harinya Dave dibangunkan dengan suara seseorang dikamar mandi yang sedang memuntahkan isi perutnya.
" Sayang kamu sakit?" tanya Dave khawatir memijat tengkuk Audi.
Huek huek
Audi kembali memuntahkan isi perutnya.
" Sayang kita kedokter yuk, biar tahu kamu itu sakita apa?" ucap Dave membujuk Audi, Setelah berbaring diranjang.
" Enggak, aku mau kayak gini sebentar." tolak Audi sambil memeluk Dave sambil mengendus-endus aroma tubuhnya.
" Audi mana Dave ?" tanya Mama Mila melihat Dave turun datang sendiri.
" Audi lagi nggak enak badan Ma," sahut Dave lalu mulai sarapan.
" Nggak kamu ajak kedokter? Kamu suami bagaiman sih istri sakit malah dibiarin!" omel Mama Mila menyalahkan Dave.
Dave menghela napas, " Udah aku bujuk Ma dari tadi ,tapi dia nggak mau. Katanya kalau istirahat aja nanti pasti sembuh." jelas Dave
" Aku titip Audi ya Ma," Ucap Dave menyalami Mama Mila lalu beranjak pergi.
Jika Dave tidak ada meeting penting pagi ini, mungkin dia tidak akan bekerja dan akan lebih memilih menemani Istrinya yang sedang sakit.
"Sayang,kamu sakit apa?" tanya Mama Mila membawa sarapan untuk Audi.
" Muntah- muntah trus kepala aku pusing Ma, mungkin efek masuk angin." sahut Audi lirih.
Mama Mila tersenyum mendengar penjelasn Audi. Mengelus kepala menantunya dengan sayang.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments