Morning Kiss

Seusai sholat shubuh berjamaah Haseena menuju ke dapur untuk mengerjakan rutinitasnya sebagai seorang istri. Dia nampak lihai meracik makanan sesuai dengan apa yang pernah dia pelajari dengan Umma. Haseena baru sadar jika Umma mengajarinya masak tetapi lebih spesifik ke makanan kesukaan suaminya.

" Pasti Umma sudah merencanakannya," gumamnya.

Hafla menuruni tangga dengan buru-buru. Dia nampak tergesa dan panik saat menuruni tangga. Dia menghampiri istrinya dengan wajah sedikit tegang.

" Seen ... Aku buru-buru ke kantor ada urgent! Kamu di rumah ya tidak usah ke pondok dulu," pamitnya sambil meminum Coffee latte kesukaannya.

Tanpa menjawab Seen berjalan menghampiri suaminya dan memberikan sekotak bekal sarapan pagi. Seena sudah mewanti-wanti ini akan terjadi.

Cup.

Haseena menjawabnya dengan Kiss di pagi hari. Hafla terlihat menganga namun istrinya itu berbalik tanpa lagi menoleh. Bukan tanpa sebab degup jantungnya begitu membara saat ini. Tak terbakar oleh panas pun sangatlah beruntung. Hafla kemudian mengedipkan kedua pendar matanya. Dia menetralkan hatinya yang hampir lepas itu dengan sebuah deheman.

Ehm.

" Seen ... Aku harus berangkat! Jika perlu apa - apa kabari," Ujarnya sambil mendekat. Hafla menggapai tangan istrinya yang terulur padanya. Haseena mengecupnya dengan mesra dan tersenyum.

" Hati - hati mas," jawabnya lirih. Hafla menyentuh pucuk kepalanya dan membelainya lembut.

" Kamu juga hati-hati di rumah ... " jawabnya dengan memegang pipi istrinya yang kenyal itu.

Hafla sudah mulai melangkah menjauh dan Haseena pun mulai kembali pada dapur yang belum dia bersihkan. Hanya saja dia merasa seseorang kembali datang. Mungkin hanya khayalan. Namun derap langkah sepatu itu terdengar kian jelas di pendengarannya. Akhirnya mau tidak mau dia menoleh ke belakang.

" Ada apa ke ...?" belum sempat dia meneruskan perkataannya. Serangan dari Hafla mendarat di bibirnya.

" Aku kembalikan ciuman tadi. Morning Kiss!" serunya kemudian tersenyum dan melenggang pergi begitu saja dari dapur. Sedangkan Haseena masih mencerna dengan baik kejadian yang baru saja dia alami.

Mengembalikan kiss? Yang benar saja ... Aku bahkan hanya mencium sebelah pipinya. Modus?!!! Morning Kiss .... Alasan. Bisa-bisanya mas Hafla itu sih.

...----------------...

" Ini pak yang telah membuat kerusuhan pada Perusahaan Adiwayata Group!!" seru Anak buah Hafla. Hafla memgangguk dengan raut wajah sedingin es yang berada di kutub Utara itu. Dia mendekat dan memakai sesuatu di tangannya. Dia duduk dengan dinginnya dan menatap tajam ke arah pemuda di hadapannya itu.

" Apa sedang membuat lelucon? Dengan mengandalkan seorang diri?" pertanyaan itu terdengar aneh di telinga sang pelaku. Sang pelaku kejahatan hanya dia bingung mencerna kalimat itu.

" Aku bersama orang lain," jawabnya singkat. Namun Hafla tersenyum miring membuat pelaku itu membengong.

Dia mau menginterogasi apakah mau bercanda denganku? Polisi aneh.

" Jangan meremehkanku," lirih Hafla sambil menunduk. " Katakan! Atau aku akan merobek mulutmu!" serunya dengan penuh penekanan. Pelaku itu masih saja diam.

" Apakah anda sedang bercanda pak?" tanyanya balik membuat Hafla kini menatap tajam hingga menusuk ke retinanya.

" Katakan!" seru Hafla kini sudah tak ada raut mengampuni sama sekali tangannya sudah merapatkan rantai itu. Sang pelaku pun menyadarinya dan pada akhirnya dia menelan ludahnya sendiri.

" Saya sedang membantu seseorang membalaskan dendamnya," jawabnya membuat Hafla tersenyum.

" Apakah kamu gila? Melakukan kriminal demi orang lain. Jelas merugikan diri sendiri," jawab Hafla nyalang membuat sang pelaku berdecak tidak percaya.

" Katakan pada mereka!" tunjuk Hafla. " Jika tidak memgatakan pada mereka maka aku yang akan melanjutkan penyidikannya," jawabnya membuat orang lain merinding bulu kuduk. Pelaku itu hanya menelan ludahnya saat melihat ekspresi Hafla.

" Laksanakan tugasmu! Jika dia masih sulit aku yang akan menanganinya," ujar Hafla sambil menepuk bahu petugas tersebut. Mereka memgangguk paham.

Hafla pun menuju ke ruangannya. Dia mendapati putra Tuan adiwiyata duduk di sana dengan menatap ponselnya. Hafla menghela nafas berat. Dia tahu bahwa pak Adiwiyata orang baik tapi putranya ini memang agaknya sedikit bertingkah sehingga menimbulkan beberapa kejahatan akibat ulahnya yang arogan itu.

" Hai ... Pak Hafla akhirnya kau datang!" sapanya.

" Pagi pak ... !" jawabnya kemudian melepas topi kebesarannya dan menjabat tangannya. " Silahkan duduk! Ada yang bisa saya bantu lagi? Kami saat ini masih dalam proses penyidikan," jawab Hafla sambil menunjukkan berkasnya.

" Aku tidak suka pengkhianat. Tolong basmi mereka secepatnya!" serunya nampak sangat sombong. Hafla hanya mengangguk saja tanpa menjawab karena terlalu malas untuk menanggapinya.

" Baiklah ... Aku harus pergi! Permisi ... " ujarnya kembali.

" Hati - hati di jalan!" jawab Hafla kemudian.

Hafla nampak menghela nafas dan kembali membuka email masuk dari atasannya di pusat. Dia mengecek satu-satu apa yang telah di kirimkan via email.

Di saat Hafla sibuk pada pekerjaannya. Di tempat lain seseorang telah mengintai rumah komjen Hafla karena telah menangkap orang kepercayaannya.

" Sudha kalian temukan rumah atasan itu?" tanyanya dengan nada yang tinggi.

" Sudah bos! Dia belum lama menempati rumah ini," Jawabnya dengan mengintai rumah itu.

" Carilah sesuatu yang berharga di sana! Hingga aparat itu meminta barter pada kita. Lakukan sekarang!" teriaknya.

" Oke pak!" serunya kemudian mencoba memasuki rumah itu secara mengendap.

Haseena yang baru selesai menyiram taman rumah ini memgistirahatkan dirinya di dekat dapur. Sekaligus melepas dahaganya. Rumah ini terlalu besar baginya. Namun hafla sudah membangunnya susah payah setidaknya biarkan suaminya itu menikmati rumah ini.

Prangggg.

Suara sesuatu jatuh dari ruang samping. Haseena menengok sejenak. Dia menaruh gelas dan akan mengeceknya. Dia tak mencurigai apapun di sana.

" Siapa?" tanya Haseena nampak sedikit ragu karena jendela terbuka. " Mas kamu sudah pulang???" tanyanya.

" Ohhh ... Ada penghuni cantik Di sini! Bagaimana jika kita menikmati dia dulu sebelul beraksi," ujar salah seorang dari mereka bertiga. Haseena nampak mundur dan merasa sedikit takut.

" Apa ? Apa yang kalian cari???" gugup Haseena.

" Kita bermain - main saja dulu ya cantik!" jawabnya sambil mendekat. Haseena undur spontan.

" Jangan kurang ajar! Kalian akan di patahkan oleh mas Hafla jika berani menyentuh istrinya!" ujar Haseena sambil mencoba tenang. Namun mereka malah tertawa.

" Oh ternyata istri si Aparat itu! Rupanya dia lebih menarik daripada yang lainnya. Kemarilah sayang! Suamimu itu tidak akan tahu jika kita main sebentar.

Haseena melirik tajam pada mereka.

" Jangan kurang ajar kalian! Masuk rumah orang tidak sopan tingkah pun sangat kurang ajar!" teriak Haseena sengaja agar ada yang mendengarnya.

Namun mereka malah akan menarik Haseena. Gadis itu berlari menuju tangga dengan cepat. Namun mereka memegang kaki Haseena sehingga membuat gadis itu terjatuh dan membuat dahinya terbentur dan berdarah.

" Aaahhhh! Lepaskan ... Jangan kurang ajar kalian!" teriak Haseena mulai takut mereka mendominasi dirinya. Dia tidak bisa jika mereka harus menyentuhnya lebih jauh.

" Tenang sayang! Akan aku beritahu kamu bagaimana nikmatnya berhubungan badan dengan duduk di tangga seperti ini!" ujarnya membuat Haseena khawatir berlebihan sehingga matanya mulai mengembun memikirkan nasibnya.

Ya Allah ... Help me please! Aku tidak mau melayani manusia biadab seperti mereka. Bantu Seena ya Allah! Jangan engkau jadikan aku Hina.

Likeeeeeeee

Terpopuler

Comments

my name

my name

duh deg degan bgt tolong dong thor jangan sampai haseena ternoda kasihan bgt dia

2023-12-08

1

Danny Muliawati

Danny Muliawati

deg deg an thor plis ada yg nolong

2023-11-13

1

lihat semua
Episodes
1 Sosok Hafla Fathar Ghazalah
2 Ceremonial Serah jabatan
3 Tausiah Gus Hafla
4 Penerimaan Hafla atas Santrinya
5 Kedatangan paman Rahman
6 Sah
7 Sekamar
8 Pertemuan dengan Ririn
9 Kamar Pengantin
10 Jujur
11 Bisikan Ririn
12 Perhatian Hafla
13 Salting Melting
14 Masakan Pertama
15 Cemburu apa tidak?
16 Romantic Scene
17 Euforia
18 Beautiful Night
19 Morning Kiss
20 Perlindungan Hafla
21 Interupsi Hafla
22 Kencan Pertama
23 sisi Lain Hafla
24 Pesona Hafla
25 Di tempat Dinas
26 Tugas Luar Kota
27 Semobil dengan Mayra
28 Rela Pulang
29 Sapu Tangan
30 QUALITY TIME
31 Hafla di Mata Seena
32 Berlibur ke pulau Dewata Bali
33 Bandara Ngurah Rai
34 Dinner
35 Telpon Tengah Malam
36 Berkuda
37 Hagla Help
38 Permintaan Seena
39 Kisah Menarik Hagla - Seena
40 Seperti Suami
41 Kediaman Ibu Mertua
42 Kejutan
43 Zein Family
44 Malam Panjang
45 Berbincang dengan Zein
46 Kecewa
47 Senyum Mengejek
48 Diam
49 Papa Mayra
50 Tembak
51 Malam bertabur Bintang
52 Promo Novel Baru
53 Garis 2
54 Kejadian sesungguhnya
55 Hagla Lagi
56 Rumah Sakit
57 Mayra PoV
58 Terpikat
59 Berbaikan
60 Hagla kembali berulah
61 Kedatangan Ayah Hanum
62 Seena VS Mayra
63 Hari akad
64 Berangkat Tugas
65 Kabar buruk
66 Tanpa keberadaan Hafla
67 Gubuk Tua
68 Melahirkan
69 Sosok Tegap Tampan
70 Tangis Seena
71 Rindu Setengah Mati
72 Bangganya Seena
73 Pinang di Belah Dua
74 Daniah
75 Misteri itu
76 Tak Muda lagi
77 Gadis Desa itu
78 Salahuddin Al Ayyubi
79 Masuk kembali
80 Happy
81 Kisah Al Ayyubi
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Sosok Hafla Fathar Ghazalah
2
Ceremonial Serah jabatan
3
Tausiah Gus Hafla
4
Penerimaan Hafla atas Santrinya
5
Kedatangan paman Rahman
6
Sah
7
Sekamar
8
Pertemuan dengan Ririn
9
Kamar Pengantin
10
Jujur
11
Bisikan Ririn
12
Perhatian Hafla
13
Salting Melting
14
Masakan Pertama
15
Cemburu apa tidak?
16
Romantic Scene
17
Euforia
18
Beautiful Night
19
Morning Kiss
20
Perlindungan Hafla
21
Interupsi Hafla
22
Kencan Pertama
23
sisi Lain Hafla
24
Pesona Hafla
25
Di tempat Dinas
26
Tugas Luar Kota
27
Semobil dengan Mayra
28
Rela Pulang
29
Sapu Tangan
30
QUALITY TIME
31
Hafla di Mata Seena
32
Berlibur ke pulau Dewata Bali
33
Bandara Ngurah Rai
34
Dinner
35
Telpon Tengah Malam
36
Berkuda
37
Hagla Help
38
Permintaan Seena
39
Kisah Menarik Hagla - Seena
40
Seperti Suami
41
Kediaman Ibu Mertua
42
Kejutan
43
Zein Family
44
Malam Panjang
45
Berbincang dengan Zein
46
Kecewa
47
Senyum Mengejek
48
Diam
49
Papa Mayra
50
Tembak
51
Malam bertabur Bintang
52
Promo Novel Baru
53
Garis 2
54
Kejadian sesungguhnya
55
Hagla Lagi
56
Rumah Sakit
57
Mayra PoV
58
Terpikat
59
Berbaikan
60
Hagla kembali berulah
61
Kedatangan Ayah Hanum
62
Seena VS Mayra
63
Hari akad
64
Berangkat Tugas
65
Kabar buruk
66
Tanpa keberadaan Hafla
67
Gubuk Tua
68
Melahirkan
69
Sosok Tegap Tampan
70
Tangis Seena
71
Rindu Setengah Mati
72
Bangganya Seena
73
Pinang di Belah Dua
74
Daniah
75
Misteri itu
76
Tak Muda lagi
77
Gadis Desa itu
78
Salahuddin Al Ayyubi
79
Masuk kembali
80
Happy
81
Kisah Al Ayyubi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!