Penerimaan Hafla atas Santrinya

Seperti biasanya hafla mengendarai motornya dengan laju yang sedang karena berada di area pesantren. Pemuda itu lebih memilih tinggal di pesantren daripada di Asrama.

Sesampainya di kantor Karena kebiasaannya adalah apel pagi. Maka semua polisi yang hadir mengikuti proses apel dengan rapi serta disiplin.

" Kepada Pembina Apel! Hormat ...... Grakkk!" seru pemimpin Apel dengan suara yang lantang dan tegas . Sehingga apel tersebut berjalan dengan baik dan lancar.

Hafla seusai apel kembali melakukan pekerjaan di lapangan. Dia mengunjungi lapak yang di dalamnya menjual barang-barang terlarang dan membahayakan bagi pengguna-nya.

Di pesantren ....

" Nduk ... Nanti gus Hafla tak suruh mampir di Cafe kamu! Biarkan dia melihatmu dan menentukan keputusannya malam ini," ucap Umma dengan senyum.

" Ummi ... Apakah tidak terlalu memaksakan gus Hafla. Saya tidak enak ummi sama beliau," jawabnya dengan tidak enak.

" Nduk ... Nduk ... Percaya ndak sama Ummi?" tanya Ummi sambil memegang tangan santri itu.

" Percaya Ummi ... Tapi tidak dengan gus Hafla kami belum bertegur sapa sebelumnya," jawabnya sambil sedikit nyengir.

" Hahahaha ... Kamu ini ada - ada saja. Maka dari itu nanti biar dia ke sana. Ummi yang suruh," jawab Ummi kemudian mempersilahkan gadis itu pergi ke Cafe-nya.

Umma berharap dengan dekatnya mereka berdua adalah jalan terbaik. Gadis ini adalah Putri Almarhum Daniah dan Dannis. Dia adalah putri semata wayang mereka. Dannis dan Daniah meninggal di usia mereka yang masih muda dalam kecelakaan pesawat. Kala itu si cantik ini masih sangatlah muda. Dulu saat di tinggal kedua orang tuanya gadis ini berusia 15 tahun. Kini dia sudah berusia 22 Tahun. Sudah mampu menjalankan salah satu bisnis papanya. Sementara yang lain masih di kelola Atha. Meskipun pernah ada tragedi antara keluarga dirinya dan Daniah tapi itu tak justru membuat hubungan Flo dan Daniah renggang. Karena sejatinya Atha dan Daniah adalah teman begitu juga dengan dirinya. Paman Rahman mempercayakan cucu kesayangannya pada Flo. Dia tak bisa melihatnya berlama-lama hatinya sakit saat melihat hal itu membuatnya mengingat Kematian putri kesayangannya.

" Umma ... Sudah memutuskan hubungan di antara mereka? Dia setuju menikah dengan Hafla? Abi tidak ingin di anggap mengambil harta keluarganya," jawabnya lirih.

" Bi ... Kemarin -kemarin paman Rahman menelpon. Jika putra kita pulang alangkah baiknya segera di nikahkan. Biar paman tenang di masa tuanya," jawab Flo. Atha mengangguk.

" Abi percaya kamu akan memilihkan yang terbaik untuk putra - putra kita. Hafla pun sengaja tak menjalin hubungan dengan siapa-siapa karena menyayangimu ingin kamu yang mencarikan," Ucap Atha sambil membaca buku.

" Iya ... Kelihatannya dia lebih cinta sama umma-nya ya? Ketimbang Abi," goda Flo.

" Umma .... Abi sayang dan cinta sama kamu! Mana mungkin Abi gak cinta sama ibunya anak-anak," jawabnya dengan senyum sambil berdiri dan mendekat lalu memeluk istrinya.

" Tidak mungkin aku tidak mencintaimu sayang. Dari dulu sampai sekarang takarannya masih sama," lanjutnya membuat umma mencubit pinggang Atha.

" Abi ..... !" serunya sambil melotot malah di tertawakan oleh Atha.

Siang menjelang sore Hafla baru saja selesai dan kembali ke kantor. Dia memeriksa berkas masuk hasil penyidikan. Dia menghela nafas dan memijat pelipisnya. Namun sejenak kemudian ponselnya berbunyi menunjukkan bahwa umma menghubunginya.

" Assalamualaikum Umma," sapanya dengan salam.

" Waalaikumsalam ... Sudah selesainya pak Brimob kerjanya?" tanya Umma sambil bercanda.

" Sudah Umma .... Tumben umma telpon ada apa? Pasti ada yang di butuhkan," jawab Hafla.

" Haf ... Mampir di Cafe RedRose ya! Belikan desert kesukaan Umma. Bisa tidak?" tanya Umma agak pura-pura.

" Pasti bisalah Umma. Umma segalanya bagi Hafla jangankan desert sama CafenYa pun buat Umma sekalian sama pemiliknya," tawa Hafla pecah. Umma jadi terkejut saat putranya mengatakan itu bak seperti isyarat.

" Yakin kamu mau kasih itu??" tanya Umma serius. Namun Hafla berkata dengan posisi masih guyonan.

" Yakin. Udah ah umma ... Bentar lagi Hafla pulang mampir berarti ya!? " tanya Hafla sekali lagi.

" Baiklah. Eh, jangan lupa kenalan sama pemilik Cafenya siapa tahu jodoh," jawab Umma terkekeh.

" Bercanda Umma. Bisa di gebuk nanti Hafla tiba-tiba kenalan," tawa Hafla pecah.

" Hmmmm .... " jawab Umma.

...----------------...

Sesampainya di cafe ...

" Mbak desert kesukaan Umma biasanya yang mana? Kata beliau pemilil Cafe-nya paham akan kesukaan Umma," ucap Hafla pada bagian kasir. Nampak waitersnya tersenyum.

" Sebentar pak! Kami panggilkan nona," jawabnya. Hafla mengangguk sambil menatap keluar jendela.

Tak berselang lama ...

" Ada yang bisa saya bantu pak??" tanyanya dengan sopan. Hafla pun menoleh dan pandangannya bertemu dengan gadis itu. Hafla pernah melihat mata itu. Namun dia tersenyum ramah.

" Desert kesukaan Umma mbak," jawab Hafla singkat.

" Sebentar ya gus. Saya buatkan sebentar saja," jawabnya. Hafla jadi terbengong karena di panggil gus.

Apakah dia santri itu? Matanya sama. Tapi mana mungkin seorang yang nyantri jadi pemilik Cafe. Umma itu membuatku berfikir. Ini pemilik cafe cantik dan tidak malu-malu seperti santri yang sering dia temui akhir-akhir ini.

" Sudah gus ... Terima kasih. Ini desertnya!" sambil menyodorkan bingkisan itu. Bukannya menjawab malah menanyakan hal lain.

" Santri yang sering bukakan pintu gerbang?" tanya Hafla membuat dia sulit menelan ludahnya sendiri.

" Nggeh ... " Jawabnya gugup. Sedari tadi dia menatap gus Hafla namun pikirannya tidak fokus. Hafla mengangguk saja tanpa merespon apapun lagi.

" Berapa semuanya?" tanya Hafla.

" Ummi sudah membayar semuanya di awal gus," jawabnya lagi.

" Baik ... terima kasih. Permisi!" pamitnya kemudian pergi begitu saja tanpa menoleh lagi.

Lihatlah dia saja tak terlihat berminat denganku! Mana mungkin Gus hafla menerimaku. Ummi membuatku merasa bersalah saja. Pastilah gus punya gadis lain. Jadi, bingung.

Sesampainya di pesantren ...

" Ini Umma .... !" seru Hafla sambil bersalaman pada Ummanya.

" Bagaimana sudah ketemu sama mantu Umma?" tanya sang Umma membuat Hafla melepaskan sepatunya.

" Umma ... " bingungnya.

" Dia gadisnya Haf ... Sesuai tidak dengan seleramu??" tanya umma to the poin.

" Umma sudah mempertimbangkan semuanya?" tanya Hafla dengan serius kali ini.

" Sudah ... " jawab Umma.

" Jika begitu laksanakan saja pernikahannya segera Umma. Hafla tidak ada masalah dengan pilihan umma itu. Dia juga masih pantas bukan bersanding dengan Hafla," jawabnya lagi menanggapi perkataan Umma.

" Hafla .... " ucap umma tidak suka kalimat terakhirnya.

" Umma sendiri yang merawatnya sejak usianya yang ke 15 tahum hingga detik ini Haf. Dia frustasi karena kedua orang tuanya meninggal dalam pesawat. Jadi, hatinya goyah. Sudah Umma rawat dia dengan baik selama ini," jawab Umma. Hafla mengangguk.

" Jika Umma yang merawat maka seharusnya dia pun baik seperti Umma. Laksanakan saja segera pernikahannya Umma Hafla menyetujuinya," Jawab Hafla yakin.

" Alhamdulillah ... " umma nampak bahagia. Hafla yang melihat ikut tersenyum. Senyuman Umma adalah nyawa baginya.

" Hafla bersih-bersih Dulu Umma!" serunya membuat Umma mengiyakan.

Di kamar mandi ...

Pilihan Umma adalah yang terbaik. Maka aku juga harus memperlakukannya dengan baik. Tapi semua butuh proses tidak serta merta sukses, sebab cinta pun butuh waktu. Tapi pada dasarnya semua adalah menerima dulu setelahnya di pikir dan di laksanakan ketika halal.

Likeeee

Terpopuler

Comments

erinatan

erinatan

apkh orang berilmu hrs dapat yg berilmu juga trs apa kabar kita yg bodoh apkh tdk pantas mendapatkan yg berilmu

2025-03-15

0

Budhiarty Sayekti

Budhiarty Sayekti

lanjut

2023-12-30

0

Hardewi Latif

Hardewi Latif

Nggk ngerti bahasa jawa 🤣🤣🤣

2023-12-15

1

lihat semua
Episodes
1 Sosok Hafla Fathar Ghazalah
2 Ceremonial Serah jabatan
3 Tausiah Gus Hafla
4 Penerimaan Hafla atas Santrinya
5 Kedatangan paman Rahman
6 Sah
7 Sekamar
8 Pertemuan dengan Ririn
9 Kamar Pengantin
10 Jujur
11 Bisikan Ririn
12 Perhatian Hafla
13 Salting Melting
14 Masakan Pertama
15 Cemburu apa tidak?
16 Romantic Scene
17 Euforia
18 Beautiful Night
19 Morning Kiss
20 Perlindungan Hafla
21 Interupsi Hafla
22 Kencan Pertama
23 sisi Lain Hafla
24 Pesona Hafla
25 Di tempat Dinas
26 Tugas Luar Kota
27 Semobil dengan Mayra
28 Rela Pulang
29 Sapu Tangan
30 QUALITY TIME
31 Hafla di Mata Seena
32 Berlibur ke pulau Dewata Bali
33 Bandara Ngurah Rai
34 Dinner
35 Telpon Tengah Malam
36 Berkuda
37 Hagla Help
38 Permintaan Seena
39 Kisah Menarik Hagla - Seena
40 Seperti Suami
41 Kediaman Ibu Mertua
42 Kejutan
43 Zein Family
44 Malam Panjang
45 Berbincang dengan Zein
46 Kecewa
47 Senyum Mengejek
48 Diam
49 Papa Mayra
50 Tembak
51 Malam bertabur Bintang
52 Promo Novel Baru
53 Garis 2
54 Kejadian sesungguhnya
55 Hagla Lagi
56 Rumah Sakit
57 Mayra PoV
58 Terpikat
59 Berbaikan
60 Hagla kembali berulah
61 Kedatangan Ayah Hanum
62 Seena VS Mayra
63 Hari akad
64 Berangkat Tugas
65 Kabar buruk
66 Tanpa keberadaan Hafla
67 Gubuk Tua
68 Melahirkan
69 Sosok Tegap Tampan
70 Tangis Seena
71 Rindu Setengah Mati
72 Bangganya Seena
73 Pinang di Belah Dua
74 Daniah
75 Misteri itu
76 Tak Muda lagi
77 Gadis Desa itu
78 Salahuddin Al Ayyubi
79 Masuk kembali
80 Happy
81 Kisah Al Ayyubi
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Sosok Hafla Fathar Ghazalah
2
Ceremonial Serah jabatan
3
Tausiah Gus Hafla
4
Penerimaan Hafla atas Santrinya
5
Kedatangan paman Rahman
6
Sah
7
Sekamar
8
Pertemuan dengan Ririn
9
Kamar Pengantin
10
Jujur
11
Bisikan Ririn
12
Perhatian Hafla
13
Salting Melting
14
Masakan Pertama
15
Cemburu apa tidak?
16
Romantic Scene
17
Euforia
18
Beautiful Night
19
Morning Kiss
20
Perlindungan Hafla
21
Interupsi Hafla
22
Kencan Pertama
23
sisi Lain Hafla
24
Pesona Hafla
25
Di tempat Dinas
26
Tugas Luar Kota
27
Semobil dengan Mayra
28
Rela Pulang
29
Sapu Tangan
30
QUALITY TIME
31
Hafla di Mata Seena
32
Berlibur ke pulau Dewata Bali
33
Bandara Ngurah Rai
34
Dinner
35
Telpon Tengah Malam
36
Berkuda
37
Hagla Help
38
Permintaan Seena
39
Kisah Menarik Hagla - Seena
40
Seperti Suami
41
Kediaman Ibu Mertua
42
Kejutan
43
Zein Family
44
Malam Panjang
45
Berbincang dengan Zein
46
Kecewa
47
Senyum Mengejek
48
Diam
49
Papa Mayra
50
Tembak
51
Malam bertabur Bintang
52
Promo Novel Baru
53
Garis 2
54
Kejadian sesungguhnya
55
Hagla Lagi
56
Rumah Sakit
57
Mayra PoV
58
Terpikat
59
Berbaikan
60
Hagla kembali berulah
61
Kedatangan Ayah Hanum
62
Seena VS Mayra
63
Hari akad
64
Berangkat Tugas
65
Kabar buruk
66
Tanpa keberadaan Hafla
67
Gubuk Tua
68
Melahirkan
69
Sosok Tegap Tampan
70
Tangis Seena
71
Rindu Setengah Mati
72
Bangganya Seena
73
Pinang di Belah Dua
74
Daniah
75
Misteri itu
76
Tak Muda lagi
77
Gadis Desa itu
78
Salahuddin Al Ayyubi
79
Masuk kembali
80
Happy
81
Kisah Al Ayyubi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!