Sekamar

Haseena melepas Jilbab dan menghapus riasan tipis di wajahnya. Rambutnya masih menggelung indah dan rapi. Dia menatap diri di cermin dengan mengatakan sesuatu pada dirinya sendiri.

" Apakah aku pantas untuknya? Haseena ... Semua ini karena kebaikan Ummi padamu. Tidak tahu seberapa cinta Ummi padamu sehingga dia mempercayakan putranya dalam hidupmu. Bahkan kamu lebih beruntung daripada gadis - gadis lain," lirihnya sambil menatap cermin di hadapannya. Bersamaan dengan itu Haseena menyadari seseorang yang sudah berdiri di dekat pintu kamar mandi sedang melipat kedua tangannya di dada serta menatapnya.

" Umma-ku menikahkanmu denganku bukan untuk menatap cermin itu dan meratapi nasib. Kamu di nikahkan denganku untuk melayaniku dan menjadi pendamping yang baik. Sana ... Mandi dan bersihkan tubuhmu itu!" perintah Hafla sambil berjalan mendekati Almarinya untuk mengambil baju. Dia menatap gadis itu kembali.

" Mau sampai kapan di sana? Apakah suamimu ini begitu menggoda sehingga membuatmu enggan mandi?" tanya Hafla sambil menatapnya tanpa senyum. Haseena jadi salah tingkah.

" Tidak Gu ... Gus! Per... Mi.. Si... " Haseena berlari dari hadapan Hafla tapi malah menyenggol lengan Hafla. Pemuda itu nampak menghela nafas panjang.

" Neng ..... Kenapa menyenggolku? Aku jadi batal ... Ya Allah! Tunggu di sini sebentar aku ambil wudlu dulu ..." sela Hafla sambil menghentikan langkah Haseena. Haseena mematung di depan kamar mandi.

Bodoh kamu Haseena! Kenapa Gus Hafla kamu tubruk gitu malu-maluin.

Tak berselang lama Hafla keluar dari kamar mandi. Dia menatap istrinya yang sebenarnya menggemaskan. Tapi dia akan bersikap sama agar bisa menikmati kecanggungan ini lebih lama.

" Apa? Jangan senggol - senggol lagi! Awas kalau sampai senggol lagi sekalian kamu akan melayaniku seharian," goda Hafla. Haseena jadi melotot. Dia nampak tambah gugup dia jadi tambah dag dig dug melihat sisi lain Gusnya. Jika dalam keseharian di depan santri dia begitu baik. Eiiitss, bukannya tidak baik pada istri tapi sikapnya aneh jika bersama orang halal.

" Permisi Gus!" Haseena berjalan perlahan agar tidak menyenggolnya lagi. Hafla mengangguk dan tersenyum. Setelah Haseena masuk Hafla menggelengkan kepala.

Ini gadis pilihan Umma kok canggung sekali! Hagla juga mengatakan bahwa dia bukan perempuan baik-baik tapi kenapa saat bersama suaminya dia nampak kikuk bukankah harusnya sudah terbiasa dengan makhluk laki-laki? Sebenarnya siapa Haseena.

Seusai Hafla Sholat Dhuha dan melantunkan ayat suci Al Quran dan menyelesaikannya. Hafla menatap kamar mandi kenapa gadis itu tak kunjung keluar dari sana. Ini sudah 1 jam berlalu.

" Neng ... Kamu baik - baik saja di dalam! Ini sudah 1 jam berlalu!" seru Hafla dengan suara Bass. Tak ada jawaban dalam sepersekian detik. Namun di menit berikutnya suara Haseena ingin membuat Hafla tertawa namun dia tahan.

" Gus ... Bolehkah jenengan keluar sebentar. Haseena tak membawa baju ganti dan mau keluar ada jenengan. Tidak enak .... Kurang sopan," jawabnya terbata - bata.

" Keluarlah! Aku akan mengambilkan baju untukmu," jawab Hafla. Namun haseena tak menjawabnya.

" Ini bajumu! Ambillah ... " seru Hafla. Haseena pun mengulurkan tangannya. Hafla menarik dress itu sehingga Haseena pun keluar dengan menggunakan handuk selutut saja.

" Aaahhhhhh .... " teriaknya sambil memeluk dan mendekap suaminya. Hafla kali ini terkekeh dengan suasana yang dia ciptakan sendiri. Haseena melepaskan pelukannya dan berusaha mengambil dress miliknya namun Hafla memandanginya. Rambutnya kini tergerai karena tersenggol tangan Hafla tadi saat menariknya.

" Gus ... Kembalikan dressnya!" pinta Haseena sambil merengek.

" Neng ... Kenapa harus bingung. Aku suamimu baru saja menggema kata sah di masjid!" serunya menatap Haseena.

" Tapi ... Aku belum terbiasa dengan siapapun sbelumnya. Sini gus!" pintanya lagi. Hafla kini menarik pinggang istrinya itu.

" Maka biasakanlah! Yang halal apapun tetap halal," jawab Hafla. Haseena mengangguk paham. Hafla pun melepasnya.

" Pakailah!" perintah Hafla sambil membiarkan dia pergi dari hadapannya.

Sebenarnya bagaimana cerita Haseena. Kenapa Hagla menolaknya dan mengatakan hal yang tidak-tidak. Umma pun mengatakan dia pernah terjerumus. Dia pun pernah mengatakan pernah hidup di dunia yang amburadul. Tapi sikapnya baru saja tidak mencerminkan hal itu sama sekali. Harusnya dia lebih berani dengan laki-laki sebab hal ini sangat biasa.

Haseena keluar dengan pakaian lengkap serta hijabnya. Hafla menatap istrinya intens. Bukan dia tidak tertarik pada Haseena. Dia ingin mengenalnya dan akan menumbuhkan kasih sayang dalam hati mereka berdua.

" Duduklah! Ada yang ingin aku tanyakan padamu," Ucap Hafla. Haseena pun duduk di sebelahnya.

" Ada apa gus?" tanyanya to the poin.

" Kenapa Hagla mengatakan bahwa kamu perempuan tidak baik???" tanya Hafla tanpa basa basi. Dia juga tak membiarkan gadis itu menjauh darinya saat ini.

" Saya memang bukan perempuan baik-baik gus," jawab Haseena.

" Bukan jawaban itu yang saya inginkan! Kita menikah untuk berbagi satu sama lain dan semua tentangmu adalah tentangku juga di kemudian hari. Katakanlah secara gamblang pada suamimu ini! Biar aku paham alur ceritanya," ucap Hafla. Kini Haseena menatap suaminya dengan mata berkaca - kaca.

" Benarkah ingin tahu semuanya?? Aku bahkan tidak bisa melakukannya gus. Tidak bisakah aku lari dari kenyataan bahwa aku sudah menikah dengan pria baik-baik sepertimu!" seru Haseena pada putra dari orang yang telah menyelamatkan hidupnya serta yang sudah di sakiti oleh Mommy-nya.

" Katakan saja ... Biarkan aku memahami semuanya!" jawab Hafla tak gentar sedikit pun. Nampak Hafla mengusap air mata yang mengalir tanpa izin darinya terlebih dahulu. Haseena kini malah terduduk di depan kaki Hafla sambil menangis.

" Maafkan Mommy-ku gus .... Aku hadir di dunia ini karena ambisi-nya untuk merusak kehidupan Umma dan Abimu," tangisnya sudah tak tertahankan.

Deg.

Hafla tidak tahu bahwa gadis di hadapannya ini adalah putri dari Daniah. Hafla pernah dengar bahwa dia dan saudaranya hampir kehilangan sosok Abi karena seorang Daniah yang terobsesi pada Abinya. Kini Hafla menatap istrinya itu. Ada sedikit rasa kecewa namun dia tepis.

Boleh jadi dia buruk bagiku namun boleh jadi dia adalah yang terbaik dalam kehidupanku. Umma yang memilihkannya maka pasti Umma sudah mempertimbangkan semuanya dengan baik. Tak ada alasan bagiku menolak kehadirannya saat ini.

" Lanjutkan! Aku ingin mendengarnya ... "

Haseena menatap suaminya. Dia tak menemukan kebencian di manik matanya. Namun Haseena takut mengutarakannya. Semua orang sudah menganggapnya demikian.

" Apakah kamu anak haram neng? Atau kamu kamu pernah menjual dirimu pada laki-laki yang bukan mahrammu?" tanya Hafla masih dalam tahap sopan. Namun kata -kata itu membuat Haseena menitikkan air mata. Jemarinya meremas gamis yang dia gunakan. Hafla melihatnya namun dia masih ingin tahu jawaban istrinya. Dengan suara terbata dia mulai menjawab rahasia tentang dirinya yang orang belum tahu.

" A.. Aku bu .. Kan anak haram gus! Ayah Dannis sudah menikah sirri dengan Mommy. Namun sebelum mereka menikah sah dalam negara kecelakaan itu terjadi. Tapi semua orang menganggapku anak haram. Haseena adalah anak kecil yang tak bisa memberikan pernyataan apapun," tangisnya sambil menunduk.

" Menjual diri?" tanya Gus Hafla sekali lagi. Penting baginya untuk mengetahui segala sesuatunya tentang Haseena. Agar dia tak salah melangkah.

" Demi Allah dan Rosul-Nya gus .... Haseena malam itu tidak melakukan apapun. Pemuda itu hanya mengajak Haseena minum bersama dan bercerita tentang keluarganya. Dia tak menyentuh Haseena seujung kuku pun gus. Dia memberikan uang karena berterima kasih sudah menemaninya," tangisnya pecah sehingga Haseena menutup wajahnya sendiri karena malu. Hafla pun menghela nafas.

Hafla kemudian menggendong haseena dan membaringkannya di ranjang miliknya. Hafla usap air mata itu dengam kecupannya untuk yang pertama kali.

" Istirahatlah!" seru Hafla. Namun Haseena menahannya.

" Apakah gus percaya padaku? Tidak ada yang bisa di lakukan untuk membuktikannya gus jika tidak melakukannya secara langsung," ucap Haseena sambil sesenggukan.

" Aku percaya padamu! Tidurlah .... Jangan memikirkan hal - hal lain. Aku bertanya dan tugasmu menjawab. Hal itu sudah kamu lakukan maka cukup bagiku," Hafla tersenyum di hadapan Haseena untuk pertama kalinya. Gadis itu nampak mencium punggung tangam suaminya tanpa mengatakan sepatah kata pun.

Aku kasihhhh up shubuh nih!!!! Likeeee jangan lupa sekalian kasihhhh bintangnya dong ..... Makasihhhhhh ya.

Terpopuler

Comments

erinatan

erinatan

harusnya manggilnya kan Ning kok jd neng

2025-03-15

0

Nurhayati Nia

Nurhayati Nia

sedyihhh thor

2025-02-23

0

Mamah Kekey

Mamah Kekey

owh..begitu ceritanya ..sehat selalu kk

2023-12-23

0

lihat semua
Episodes
1 Sosok Hafla Fathar Ghazalah
2 Ceremonial Serah jabatan
3 Tausiah Gus Hafla
4 Penerimaan Hafla atas Santrinya
5 Kedatangan paman Rahman
6 Sah
7 Sekamar
8 Pertemuan dengan Ririn
9 Kamar Pengantin
10 Jujur
11 Bisikan Ririn
12 Perhatian Hafla
13 Salting Melting
14 Masakan Pertama
15 Cemburu apa tidak?
16 Romantic Scene
17 Euforia
18 Beautiful Night
19 Morning Kiss
20 Perlindungan Hafla
21 Interupsi Hafla
22 Kencan Pertama
23 sisi Lain Hafla
24 Pesona Hafla
25 Di tempat Dinas
26 Tugas Luar Kota
27 Semobil dengan Mayra
28 Rela Pulang
29 Sapu Tangan
30 QUALITY TIME
31 Hafla di Mata Seena
32 Berlibur ke pulau Dewata Bali
33 Bandara Ngurah Rai
34 Dinner
35 Telpon Tengah Malam
36 Berkuda
37 Hagla Help
38 Permintaan Seena
39 Kisah Menarik Hagla - Seena
40 Seperti Suami
41 Kediaman Ibu Mertua
42 Kejutan
43 Zein Family
44 Malam Panjang
45 Berbincang dengan Zein
46 Kecewa
47 Senyum Mengejek
48 Diam
49 Papa Mayra
50 Tembak
51 Malam bertabur Bintang
52 Promo Novel Baru
53 Garis 2
54 Kejadian sesungguhnya
55 Hagla Lagi
56 Rumah Sakit
57 Mayra PoV
58 Terpikat
59 Berbaikan
60 Hagla kembali berulah
61 Kedatangan Ayah Hanum
62 Seena VS Mayra
63 Hari akad
64 Berangkat Tugas
65 Kabar buruk
66 Tanpa keberadaan Hafla
67 Gubuk Tua
68 Melahirkan
69 Sosok Tegap Tampan
70 Tangis Seena
71 Rindu Setengah Mati
72 Bangganya Seena
73 Pinang di Belah Dua
74 Daniah
75 Misteri itu
76 Tak Muda lagi
77 Gadis Desa itu
78 Salahuddin Al Ayyubi
79 Masuk kembali
80 Happy
81 Kisah Al Ayyubi
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Sosok Hafla Fathar Ghazalah
2
Ceremonial Serah jabatan
3
Tausiah Gus Hafla
4
Penerimaan Hafla atas Santrinya
5
Kedatangan paman Rahman
6
Sah
7
Sekamar
8
Pertemuan dengan Ririn
9
Kamar Pengantin
10
Jujur
11
Bisikan Ririn
12
Perhatian Hafla
13
Salting Melting
14
Masakan Pertama
15
Cemburu apa tidak?
16
Romantic Scene
17
Euforia
18
Beautiful Night
19
Morning Kiss
20
Perlindungan Hafla
21
Interupsi Hafla
22
Kencan Pertama
23
sisi Lain Hafla
24
Pesona Hafla
25
Di tempat Dinas
26
Tugas Luar Kota
27
Semobil dengan Mayra
28
Rela Pulang
29
Sapu Tangan
30
QUALITY TIME
31
Hafla di Mata Seena
32
Berlibur ke pulau Dewata Bali
33
Bandara Ngurah Rai
34
Dinner
35
Telpon Tengah Malam
36
Berkuda
37
Hagla Help
38
Permintaan Seena
39
Kisah Menarik Hagla - Seena
40
Seperti Suami
41
Kediaman Ibu Mertua
42
Kejutan
43
Zein Family
44
Malam Panjang
45
Berbincang dengan Zein
46
Kecewa
47
Senyum Mengejek
48
Diam
49
Papa Mayra
50
Tembak
51
Malam bertabur Bintang
52
Promo Novel Baru
53
Garis 2
54
Kejadian sesungguhnya
55
Hagla Lagi
56
Rumah Sakit
57
Mayra PoV
58
Terpikat
59
Berbaikan
60
Hagla kembali berulah
61
Kedatangan Ayah Hanum
62
Seena VS Mayra
63
Hari akad
64
Berangkat Tugas
65
Kabar buruk
66
Tanpa keberadaan Hafla
67
Gubuk Tua
68
Melahirkan
69
Sosok Tegap Tampan
70
Tangis Seena
71
Rindu Setengah Mati
72
Bangganya Seena
73
Pinang di Belah Dua
74
Daniah
75
Misteri itu
76
Tak Muda lagi
77
Gadis Desa itu
78
Salahuddin Al Ayyubi
79
Masuk kembali
80
Happy
81
Kisah Al Ayyubi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!