Romantic Scene

Tatapan suaminya kali ini membuat Haseena terongrong akan kejadian di makam kedua orang tuanya itu. Hafla tak sedikit pun menggeserkan pandangannya. Sungguh menakutkan raut wajah suaminya itu.

" Katakan!" seru Hafla membuat Haseena terjingkat.

" Mas ... Eh, gus itu!" jawabnya dengan gugup saat ini. Hafla menghela nafas berat.

" Katakan dengan jelas! Aku tidak akan memakanmu hidup - hidup," jawabnya sambil meminta Haseena duduk di sampingnya sambil bersandar di kepala ranjang.

" Dia ... Dulu adalah kekasihku mas! Tapi setelah kecelakaan itu tak peduli aku suka siapa yang jelas hidupku rasanya hancur detik itu juga. Kakek juga mengirimku ke tempat Umma mas. Aku pendiam, tak banyak berinteraksi. Bukan karena aku sombong tapi Haseena berharap lebih baik dunia berhenti di sini saja. Semuanya sangat menyakitkan Haseena tidak bisa," jawab Haseena dengan menunduk memainkan jemarinya.

" Lalu?" tanya Hafla.

" Lalu apa?" tanya Haseena.

" Laki -laki itu saat ini di hatimu?" tanyanya dengan penasaran.

" Aku sudah melupakannya mas! Tidak tahu dengannya ... " jawabnya hambar. Terlihat jelas dari mimik wajahnya yang tak begitu look like.

" Jika belum apa mau kembali?" tanyanya dengan sarkas.

" Tentu tidak ... Aku sudah cukup paham dengan posisiku mas. Lebih baik aku menghindarinya," jawab Haseena dengan menunduk tak berani menatap suaminya.

" Kenapa di hindari?" tanya Hafla. Sontak saja Haseena memandang wajah tampan itu yang kini bersirobok dengan manik matanya yang sendu karena merasa bersalah.

" Lah ... Kan Seena sudah milik mas Hafla. Emangnya boleh jika Seena suka sama orang lain setelah menikah???" kini gadis itu malah mempertanyakan hal bodoh pada suaminya. Hafla saat ini menemukan sisi lain Haseena. Ada sisi imut padanya saat mengatakan Seena.

" Boleh ... Siapa dulu yang di sukai?" tanyanya balik. Haseena menghela nafas berat.

" Sèena ... Sudah berusaha dekat dengan mas Hafla. Tapi orangnya jarang di rumah mau gimana lagi dong??? Mau agresif sekali kok ya kayak gak punya muka banget," jawabnya dengan cemberut.

Ya Allah ... Dia cantik sekali jika manja seperti ini. Aku suka jika dia seperti ini tidak terlalu tegas pada dirinya sendiri. Hafla ... Nampaknya kamu harus mencoba bersamanya meskipun harus belajar banyak. Ingatlah jika dia saat ini masih berusia 20 tahun. Pasti sedikit kekanakan.

" Jawab Seena dong mas!???" rengek wanitanya itu. Hafla jadi menggelengkan kepala.

" Hum ... Bolehlah aku cemburu padamu? Saat kamu bertemu dengan pemuda itu hatiku terasa tercubit," jawab Hafla menatap istrinya dengan senyum getir.

" Kenapa mas tidak menghampiri kami? Biar Sam tahu bahwa Seena sudah punya mas Hafla," jawab Seena dengan jujur. Hafla terkekeh mendengarnya.

" Tidakkah aku seperti lelaki perebut pacar orang jika tiba-tiba datang menghampiri. Hahahahh," tawa Hafla terdengar renyah sekali. Haseena jadi termangu menatapnya.

" Tampan ya mas kalau lagi ketawa gini," herannya. Seketika Hafla terdiam menatap lekat wajah Glowing Haseena. Gadis itu memang penggemar racikan sendiri. Haseena adalah gadis lulusan Sekolah Kesehatan. Hanya saja dia tak melanjutkan karena merasa tak memiliki biaya. Hafla menatap Haseena dengan tatapan yang penuh tanda tanya.

" Sedang memujiku?" tanya Hafla. Haseena jadi nyengir sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

" Dengar ya mas?!" cengirnya dengan menatap Hafla. Hafla yang selonjoran itu mengangguk pasrah.

" Haiisshhh mulutnya Seena suka benar biasanya mas .... Hehehe," jawabnya dengan tanpa sungkan. Meskipun pemuda yang dia nikahi adalah gus Haseena malah mengeluarkan sikap aslinya yang ternyata suka bercanda tidak yang islami sekali.

Hafla bersila dan memegang kedua tangan Haseena sambil mencium punggung tangannya. Haseena di buat membola akan perlakuan Hafla yang romantis ini.

" Berjanjilah jadi apa adanya. Jangan membuatmu tertekan menikah denganku Hum. Jika bersamaku tidak perlu sungkan. Aku suami, aku temanmu, aku kakakmu, aku partnermu, aku bahkan bisa jadi ayahmu. Jangan pernah berfikir sendirian," ucap Hafla sambil tersenyum.

Haseena kini berbalik mencium punggung dan telapak tangan suaminya berulang - ulang tanpa rasa malu. Matanya kembali berkabut.

" Terima kasih mas sudah menerima Seena dalam kehidupanmu. Seena tidak tahu bagaimana cara membahagiakanmu tapi aku akan belajar," jawabnya membuat Hafla mengangguk. Hafla melepas tangannya dan memberikan dua buah black card.

" Pakailah kartu ini untuk keseharianmu dan keperluan sehari-hari kita," ucap Hafla sambil menyodorkan. Namun Haseena menolaknya.

" Untuk aku pakai apa mas? Aku masih belum membutuhkannya," jawab Haseena jujur.

" Seena ini ... Kartu ini adalah bentuk tanggung jawabku dan kartu yang satunya ini adalah milik Ayahmu paman Dannis," ujarnya membuat Seena kembali di kejutkan.

" Pa .. Papa ... Kenapa bisa begitu mas?" tanya Haseena. Hafla membelai wajah istrinya.

" Hum ... Papamu mempercayakan perusahaan pada Abi. Namun Abi mempercayakannya padaku di usiaku yang masih muda. Aku sudah mengelola-nya dengan baik. Saat ini aku kembalikan yang menjadi milikmu," jawabnya dengan tersenyum. Namun Haseena menggeleng yang menandakan dia menolaknya.

" Kelola-lah mas. Seena awam dengan hal itu. Bisakah Seena hanya di beri tanggung jawab untuk membahagiakanmu dan menjadi istri yang baik?" tanya Haseena memelas. Hafla tak percaya gadis itu menolak kemewahan yang dia punya.

" Hum ... Tapi ini milikmu!" seru Hafla.

" Tapi Seena tidak mau ... Biarkan saja mas yang mengelola! Please mas ... " paksa Haseena. Hafla menghela nafas panjang.

" Tapi sesekali ikutlah aku ke perusahaan papamu! Biar mereka tahu bahwa putri pemilik perusahaan masih ada," jawabnya sambil menyimpan kembali kartu itu. Namun haseena tak menjawab malah membuat Hafla jantungan.

Cup.

Deg.

Haseena tersenyum dan tak merasa bersalah mengecup pipi suaminya. Hafla masih mematung. Jika sebelumnya dia yang mencium untuk menghilangkan jarak di antara mereka tapi kali ini gadis itu mengecup pipinya dadakan sambil menyerukan kedua tangannya membentuk huruf V.

" Terima kasih ... Sudah menjaga perusahaan papa selama 5 tahun ini," ucapnya sambil tersenyum.

" Bisa tidak menciumnya jangan mendadak seperti ini," ujarnya tanpa senyum. Haseena jadi cemberut dan menunduk.

Sreett.

Haseena bergeser secepat kilat karena satu tarikan tangan yang kemudian melingkar ke pinggangnya. Haseena terkejut Hafla menciumnya tanpa permisi lagi. Ini yang ketiga kalinya dia melakukan serangan dadakan.

" Aku tidak suka kalah dalam permainan seperti ini! Hanya aku yang boleh dadakan ... " bisiknya membuat Haseena merinding.

Haseena mundur sedikit mendorong suaminya. Nampak mata yang sudah meremang terlihat pada bola mata suaminya. Hafla benar - benar mengunci pergerakannya.

" Sudah lewat bukan datang bulannya? Tidak inginkah membahagiakan suamimu malam ini?" tanya Hafla terdengar sangat mencekam di telinga Haseena.

" Mas .... ! Jangan pasang wajah seseram ini dong! Masa' minta jatah wajahnya killer amat. Ini istri mas bukan mahasiswa," Haseena berlari menjauhi Hafla yang terbengong. Di saat dirinya memberanikan diri seperti ini gadis ini malah mencairkan suasana. Hafla menggelengkan kepala dan di buat tersenyum sendiri.

" Kemarilah Hum! Mau kemana kamu ... " terpaksa Hafla ikut berlari mengejar istrinya. Mereka seperti sedang bermain petak umpet saja berlarian ke sana kemari. Tak sengaja Hafla menarik gaun tidur Haseena. Hal itu malah membuatnya menganga tak percaya. Pasalnya gaun tidur yang panjang seperti jubah itu terlepas begitu saja dan menampilkan singlet warna nude yang mendukung kulitnya untuk terlihat lebih cantik. Haseena langsung berjongkok karena malu. Bagaimana bisa dia terlihat minimalis di saat ruang kamar ini terang benderang. Hafla tersenyum dan mendekatinya.

" Hai ... Sayang! Kenapa di tutup seperti ini," goda Hafla. Seena masih menunduk malu tapi masih mau menjawabnya.

" Malu ... Maaf mas dress luarnya lepas!" serunya namun lirih. Hafla di buat terkekeh dan dia terduduk di sebelah istrinya.

" Mas ... Kok tertawa sih!" kesalnya.

" Kita halal sayang ... Bolehlah mas lihat semuanya! Tidak usah malu," jawabnya sambil menatap dress yang sudah teronggok di lantai akibat ulahnya tadi.

" Seena! Tidakkah kamu ingin menggodaku???" tanya Hafla.

" Mas Hafla !!!!!" teriaknya kesal kemudian spontan Haseena memukul suaminya itu namun Hafla langsung memegang kedua tangannya.

" Aku sungguh terpikat padamu Seena. Lihatlah Hafla ini ... Saking terpesonanya padamu dia bahkan tidak konsisten memanggilmu. Hum, Sayang bahkan sampai memanggil Seena. Bukankah aku juga sama gugupnya sepertimu? Kenapa Umma begitu paham selera laki-laki? Lihatlah aku yang seakan terhipnotis olehmu," ucapan Hafla membuat Haseena terdiam seribu bahasa. Tanpa persetujuannya lagi Hafla sudah memasukkan seena dalam pelukannya. Hafla mendekapnya dengan sangat erat.

Bolehkah aku menjamahmu Seena? Bahkan kali ini ketertarikanku padamu sudah tak bisa di bohongi. Umma benar -benar tak memberikanku yang KW. Umma aku mencintaimu! Terima kasih telah mendatangkan dia untukku.

Likeeeeeee

Terpopuler

Comments

erinatan

erinatan

bahasanya bikin ngakak masa di obok2 kyk judul lagu aja🤣🤣😵‍💫

2025-03-15

0

Yuli Purwa

Yuli Purwa

jangan kan menjamah,,, mengobok-obok jg ga masalah,,, halal Gus 🤣🤣

2023-12-10

5

Iqlima Al Jazira

Iqlima Al Jazira

pengen 1 thor kayak gini

2023-10-15

4

lihat semua
Episodes
1 Sosok Hafla Fathar Ghazalah
2 Ceremonial Serah jabatan
3 Tausiah Gus Hafla
4 Penerimaan Hafla atas Santrinya
5 Kedatangan paman Rahman
6 Sah
7 Sekamar
8 Pertemuan dengan Ririn
9 Kamar Pengantin
10 Jujur
11 Bisikan Ririn
12 Perhatian Hafla
13 Salting Melting
14 Masakan Pertama
15 Cemburu apa tidak?
16 Romantic Scene
17 Euforia
18 Beautiful Night
19 Morning Kiss
20 Perlindungan Hafla
21 Interupsi Hafla
22 Kencan Pertama
23 sisi Lain Hafla
24 Pesona Hafla
25 Di tempat Dinas
26 Tugas Luar Kota
27 Semobil dengan Mayra
28 Rela Pulang
29 Sapu Tangan
30 QUALITY TIME
31 Hafla di Mata Seena
32 Berlibur ke pulau Dewata Bali
33 Bandara Ngurah Rai
34 Dinner
35 Telpon Tengah Malam
36 Berkuda
37 Hagla Help
38 Permintaan Seena
39 Kisah Menarik Hagla - Seena
40 Seperti Suami
41 Kediaman Ibu Mertua
42 Kejutan
43 Zein Family
44 Malam Panjang
45 Berbincang dengan Zein
46 Kecewa
47 Senyum Mengejek
48 Diam
49 Papa Mayra
50 Tembak
51 Malam bertabur Bintang
52 Promo Novel Baru
53 Garis 2
54 Kejadian sesungguhnya
55 Hagla Lagi
56 Rumah Sakit
57 Mayra PoV
58 Terpikat
59 Berbaikan
60 Hagla kembali berulah
61 Kedatangan Ayah Hanum
62 Seena VS Mayra
63 Hari akad
64 Berangkat Tugas
65 Kabar buruk
66 Tanpa keberadaan Hafla
67 Gubuk Tua
68 Melahirkan
69 Sosok Tegap Tampan
70 Tangis Seena
71 Rindu Setengah Mati
72 Bangganya Seena
73 Pinang di Belah Dua
74 Daniah
75 Misteri itu
76 Tak Muda lagi
77 Gadis Desa itu
78 Salahuddin Al Ayyubi
79 Masuk kembali
80 Happy
81 Kisah Al Ayyubi
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Sosok Hafla Fathar Ghazalah
2
Ceremonial Serah jabatan
3
Tausiah Gus Hafla
4
Penerimaan Hafla atas Santrinya
5
Kedatangan paman Rahman
6
Sah
7
Sekamar
8
Pertemuan dengan Ririn
9
Kamar Pengantin
10
Jujur
11
Bisikan Ririn
12
Perhatian Hafla
13
Salting Melting
14
Masakan Pertama
15
Cemburu apa tidak?
16
Romantic Scene
17
Euforia
18
Beautiful Night
19
Morning Kiss
20
Perlindungan Hafla
21
Interupsi Hafla
22
Kencan Pertama
23
sisi Lain Hafla
24
Pesona Hafla
25
Di tempat Dinas
26
Tugas Luar Kota
27
Semobil dengan Mayra
28
Rela Pulang
29
Sapu Tangan
30
QUALITY TIME
31
Hafla di Mata Seena
32
Berlibur ke pulau Dewata Bali
33
Bandara Ngurah Rai
34
Dinner
35
Telpon Tengah Malam
36
Berkuda
37
Hagla Help
38
Permintaan Seena
39
Kisah Menarik Hagla - Seena
40
Seperti Suami
41
Kediaman Ibu Mertua
42
Kejutan
43
Zein Family
44
Malam Panjang
45
Berbincang dengan Zein
46
Kecewa
47
Senyum Mengejek
48
Diam
49
Papa Mayra
50
Tembak
51
Malam bertabur Bintang
52
Promo Novel Baru
53
Garis 2
54
Kejadian sesungguhnya
55
Hagla Lagi
56
Rumah Sakit
57
Mayra PoV
58
Terpikat
59
Berbaikan
60
Hagla kembali berulah
61
Kedatangan Ayah Hanum
62
Seena VS Mayra
63
Hari akad
64
Berangkat Tugas
65
Kabar buruk
66
Tanpa keberadaan Hafla
67
Gubuk Tua
68
Melahirkan
69
Sosok Tegap Tampan
70
Tangis Seena
71
Rindu Setengah Mati
72
Bangganya Seena
73
Pinang di Belah Dua
74
Daniah
75
Misteri itu
76
Tak Muda lagi
77
Gadis Desa itu
78
Salahuddin Al Ayyubi
79
Masuk kembali
80
Happy
81
Kisah Al Ayyubi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!