Ceremonial Serah jabatan

Semalam saat kajian rutinan Abi Atha menjadi alasan beberapa orang pagi ini melamar Hafla. Putra Umma dan Abi itu hanya mengulas senyum saat ada beberapa lamaran datang untuk dirinya. Umma hanya tersenyum pada tamu yang berkunjung ke rumahnya mulai tadi malam seusai kajian.

" Sudah mau berangkat Le?!" tanya Umma sambil memasangkan kancing baju seragam dinas putranya.

" Iya Umma ... " jawabnya sambil sedikit menunduk.

" Hafla ... Adakah yang membuatmu tertarik pada lamaran yang datang tadi malam?" tanya Ummi pada putranya itu.

" Umma ... Umma ... Perempuannya saja Hafla belum lihat masa' iya suka sama bapaknya. Umma ini ada-ada saja," jawabnya sambil terkekeh dan saat ini beralih memasang sepatu. Umma jadi ikut terkekeh di buatnya.

" Kamu memangnya tidak punya gadis yang di sukai Le?!" tanYa Umma dengan menatap manik mata putranya. Namun pemuda berparas tampan dan tubuh porposional itu menggeleng dengan cepat.

" Tidak begitu tertarik Umma. Hafla berangkat dulu Umma! Assalamualaikum ... " pamitnya sambil menjabat tangan Ummi dan menciumnya dengan takdim.

" Waalaikumsalam ... Hati - hati Haf!" ujar sang Umma.

Si Abdi negara itu dengan gagahnya keluar dari Ndalem dengan menggunakan pakaian dinas dan memakai sepeda Sport kedinasan yang biasa dia bawa. Jarang bagi hafla menggunakan mobil karena itu begitu menyulitkannya jika dalam keadaan terburu-buru.

Saat hafla melintas melewati halaman semua santri memandang ke arahnya. Hafla mengangguk dengan menandakan permisi. Saat dia hendak turun untuk membuka gerbang. Ada salah seorang santri yang membuatnya tidak jadi turun dari motornya.

" Saya bukakan gerbangnya gus!" serunya tanpa menatap Hafla. Hafla hanya menganggukan kepala.

Setelah gerbang terbuka dengan melajukan motornya perlahan. " Syukron," lirihnya tanpa menoleh lagi dan melajukan motornya dengan cepat.

...----------------...

Di Satuan Brimob yang baru ...

Ceremonial akan segera di mulai. Penyerahan jabatan pada Sekjen lama ke yang baru. Hafla nampak menghela nafas untuk mengemban amanat baru di tempat kelahirannya.

" Lapor! Upacara Serah Terima Jabatan di Lingkungan XX tanggal 17 Agustus 2023 Siap di laksanakan!!" suara tegas dan lantang membuka acara Ceremonial pagi ini. Nampak kekhidmatkan di dalam acara tersebut.

Serangkaian acara ceremonial pun berjalan dengan lancar. Di lanjutkan dengan ramah tamah antara Sekjen lama dengan sekjen baru. Mereka nampak bahagia kedatangan anggota baru yang terbilang sangat muda sebagai atasan baru mereka.

" Pak Hafla ... Kenapa Nyonya-nya tidak di bawa sekalian?" tanya Pak Andi selaku Sekjen lama. Beliau nampak luwes berbicara dengan siapa pun. Hafla jadi tersenyum di buatnya.

" Tidak ada yang bisa di bawa pak andi. Hahaha. Kan belum laku," tawa Hafla jadi membuat seluruh ruangan ikut tertawa karena mereka merasa Hafla sedang bercanda kali ini.

" Jangan bercanda begitulah pak! Kami saja yang wajahnya pas-pasan sudah laku. Lihatlah bapak dan postur-nya sungguh idaman para wanita," jawab beliau lagi. Hafla menatap pak andi dengan mengangguk.

" Tapi saya serius pak! Memang belum menikah," jawabnya membuat orang -orang di sana ngowoh.

Acara serah terima jabatan dan ramah tamah sudah selesai dan berjalan dengan lancar. Hari ini petugas di longgarkan dari tugas karena hari pertama hafla masuk. Bukan malas tetapi dia mau teman-teman di satuan brimob menyiapkan laporan yang besok harus di laporkan.

Jam sudah menunjukkan pukul 15.00 hafla berpamitan untuk pulang dan semua staf serta yang lain di pulangkan bagi yang tidak tinggal di asrama.

" Besok laporan saya tunggu di ruang rapat! Siapkan," ujar Hafla dengan tegas saat berada di ruang publik semua anggota berjajar seusai apel sebelum pulang.

" Siap ndan!!!" jawabnya mereka dengan tegas.

Hari ini markas baru Hafla cukup baik. Hafla mulai memasuki halaman pesantren dengan wajah yang nampak sedikit lelah. Dia melihat Abi yang sudah bersiap untuk pergi. Hafla bersalaman kepada Abi.

" Abi ada kajian di komplek sebelah Haf! Nanti jika Abi belum pulang gantikan Abi mengajar anak-anak pondok," ujar sang Abi.

" Nggeh bi ... Hagla belum datang Bi?" tanya Hafla.

" Adikmu sedang Sift malam di rumah sakit," jawab Abi. Hafla pun mengangguk paham.

" Hati- hati Bi ... " ucap Hafla. Abi Atha mengangguk mengiyakan.

" Assalamualaikum .... " jawab Abi.

" Waalaikumsalam," ucap Hafla menimpali.

Abi yang sudah meninggalkan tempat itu membuat Hafla bersiap masuk. Namun suara seseorang dari belakangnya membuat dia menoleh.

" Assalamualaikum Gus ... Ngapunten tadi Ummi minta belikan ini," sambil menunjukkan sesuatu yang dia bawa. Hafla tak bisa melihat wajah santri Ummi-nya ini karena dia menunduk.

" Waalaikumsalam ... Masuk saja! Temui Ummi," jawab Hafla kemudian berlalu dari sana dan membukakan pintu untuk dia. Sebelum Hafla menghilang dari sana dia kembali bersuara. " Ummi ada di dapur langsung ke sana saja!" seru Hafla tanpa menelisik wajah Haddam ummi-nya.

" Nggeh ... Gus," jawabnya.

Suara yang sama. Merdu sekali di telinga. Apakah anak-anak santri bebas keluar masuk Ndalem? Sepertinya aku juga tidak bisa terlalu bebas di dalam rumah jika mereka bisa keluar masuk.

Hafla masuk kamar dan segera mandi untuk bersiap melaksanakan sholat ashar. Untuk melepas lelah juga.

Di dapur ...

" Ini Ummi ... " ucap Gadis itu.

" Sudah berjumpa dengan gus Hafla?" pertanyaan aneh tapi harus dia jawab.

" Nggeh Ummi ... Tadi kepanggeh di teras Ndalem," jawabnya halus. Ummi nampak tersenyum dan memegang pundak sang santri.

" Nduk ... Ganteng gak anak Ummi?" tanya Ummi membuat gadis itu menatap ummi sekilas.

" Mboten pirso ummi ... Saya tidak berani menatap gus. Kata teman-teman ganteng Ummi," jawabnya jujur. Umma Hafla itu jadi tertawa kecil.

" Nduk ... Nduk ... Ummi kan tanya pendapatmu bukan teman-temanmu," jawabnya dengan tertawa.

" Kulo mboten wantun mi menatap gus. Khawatir di pelototin ummi, hehehe. Mana ada yang berani bilang putra Ummi jelek pasti memang ganteng nggeh Ummi," jawabnya sedikit tertawa kecil sambil menunduk. Kemudian ummi memegang pundak sang santri.

" Kamu mau jika di nikahkan sama gus Hafla?" tanya Ummi membuat santri itu menatap ummi sambil berkaca.

" Mboten pantes Ummi ... Saya bukan siapa-siapa . Gus pasti menginginkan istri yang sebanding dengan beliau," jawabnya merendah. Ummi kembali mengatakan sesuatu yang membuatnya tercengang.

" Cobalah satu kali untuk memandang putra Ummi. Setelah itu berilah keputusanmu nduk. Ummi serius tentang pertanyaan menikah. Gus Hafla tidak pernah membeda-bedakan status. Jika dia menginginkan hal itu dari dulu pasti dia sudah menikah. Sudah sana kembali ke kamar bersiaplah mengaji bareng dengan Gus Hafla. Petang ini Gus hafla mengisi kajian Qurrotul Uyun, tataplah sekilas apakah dia sesuai dengan kriteria suamimu," ucap Ummi segera berlalu dari sana.

Ummi ... Saya bukan siapa-siapa. Pastilah saya minder jika di sandingkan dengan gus Hafla yang nampak sangat wibawa dan hebat. Pasti saya seperti angin lalu ummi. Siapa saya yang berani menolak tapi siapa saya pula jika saya menerima tawaran ummi.

Ehhhhhh, like dong ya! Kisah abi sama ummi hafla belum tuntas. Tapi author udah kasih cerita putranya hihihi selamat menikmati ya pembaca.

Terpopuler

Comments

erinatan

erinatan

apkh semua menikah karena dijodohkan KK othor kok selalu gitu awal ceritanya🤔🤔

2025-03-15

0

Nurhayati Nia

Nurhayati Nia

lanjut

2025-02-23

0

Budhiarty Sayekti

Budhiarty Sayekti

cerita nya menarik

2023-12-30

0

lihat semua
Episodes
1 Sosok Hafla Fathar Ghazalah
2 Ceremonial Serah jabatan
3 Tausiah Gus Hafla
4 Penerimaan Hafla atas Santrinya
5 Kedatangan paman Rahman
6 Sah
7 Sekamar
8 Pertemuan dengan Ririn
9 Kamar Pengantin
10 Jujur
11 Bisikan Ririn
12 Perhatian Hafla
13 Salting Melting
14 Masakan Pertama
15 Cemburu apa tidak?
16 Romantic Scene
17 Euforia
18 Beautiful Night
19 Morning Kiss
20 Perlindungan Hafla
21 Interupsi Hafla
22 Kencan Pertama
23 sisi Lain Hafla
24 Pesona Hafla
25 Di tempat Dinas
26 Tugas Luar Kota
27 Semobil dengan Mayra
28 Rela Pulang
29 Sapu Tangan
30 QUALITY TIME
31 Hafla di Mata Seena
32 Berlibur ke pulau Dewata Bali
33 Bandara Ngurah Rai
34 Dinner
35 Telpon Tengah Malam
36 Berkuda
37 Hagla Help
38 Permintaan Seena
39 Kisah Menarik Hagla - Seena
40 Seperti Suami
41 Kediaman Ibu Mertua
42 Kejutan
43 Zein Family
44 Malam Panjang
45 Berbincang dengan Zein
46 Kecewa
47 Senyum Mengejek
48 Diam
49 Papa Mayra
50 Tembak
51 Malam bertabur Bintang
52 Promo Novel Baru
53 Garis 2
54 Kejadian sesungguhnya
55 Hagla Lagi
56 Rumah Sakit
57 Mayra PoV
58 Terpikat
59 Berbaikan
60 Hagla kembali berulah
61 Kedatangan Ayah Hanum
62 Seena VS Mayra
63 Hari akad
64 Berangkat Tugas
65 Kabar buruk
66 Tanpa keberadaan Hafla
67 Gubuk Tua
68 Melahirkan
69 Sosok Tegap Tampan
70 Tangis Seena
71 Rindu Setengah Mati
72 Bangganya Seena
73 Pinang di Belah Dua
74 Daniah
75 Misteri itu
76 Tak Muda lagi
77 Gadis Desa itu
78 Salahuddin Al Ayyubi
79 Masuk kembali
80 Happy
81 Kisah Al Ayyubi
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Sosok Hafla Fathar Ghazalah
2
Ceremonial Serah jabatan
3
Tausiah Gus Hafla
4
Penerimaan Hafla atas Santrinya
5
Kedatangan paman Rahman
6
Sah
7
Sekamar
8
Pertemuan dengan Ririn
9
Kamar Pengantin
10
Jujur
11
Bisikan Ririn
12
Perhatian Hafla
13
Salting Melting
14
Masakan Pertama
15
Cemburu apa tidak?
16
Romantic Scene
17
Euforia
18
Beautiful Night
19
Morning Kiss
20
Perlindungan Hafla
21
Interupsi Hafla
22
Kencan Pertama
23
sisi Lain Hafla
24
Pesona Hafla
25
Di tempat Dinas
26
Tugas Luar Kota
27
Semobil dengan Mayra
28
Rela Pulang
29
Sapu Tangan
30
QUALITY TIME
31
Hafla di Mata Seena
32
Berlibur ke pulau Dewata Bali
33
Bandara Ngurah Rai
34
Dinner
35
Telpon Tengah Malam
36
Berkuda
37
Hagla Help
38
Permintaan Seena
39
Kisah Menarik Hagla - Seena
40
Seperti Suami
41
Kediaman Ibu Mertua
42
Kejutan
43
Zein Family
44
Malam Panjang
45
Berbincang dengan Zein
46
Kecewa
47
Senyum Mengejek
48
Diam
49
Papa Mayra
50
Tembak
51
Malam bertabur Bintang
52
Promo Novel Baru
53
Garis 2
54
Kejadian sesungguhnya
55
Hagla Lagi
56
Rumah Sakit
57
Mayra PoV
58
Terpikat
59
Berbaikan
60
Hagla kembali berulah
61
Kedatangan Ayah Hanum
62
Seena VS Mayra
63
Hari akad
64
Berangkat Tugas
65
Kabar buruk
66
Tanpa keberadaan Hafla
67
Gubuk Tua
68
Melahirkan
69
Sosok Tegap Tampan
70
Tangis Seena
71
Rindu Setengah Mati
72
Bangganya Seena
73
Pinang di Belah Dua
74
Daniah
75
Misteri itu
76
Tak Muda lagi
77
Gadis Desa itu
78
Salahuddin Al Ayyubi
79
Masuk kembali
80
Happy
81
Kisah Al Ayyubi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!