Part 19

Alvin sudah tidak kuat lagi berlari ia menyerah.

"Berhenti kak! aku sudah tidak kuat lagi," kata Alvin dengan nafas ngos-ngosan.

"Ya sudah kita bersembunyi di situ dulu! takutnya mereka melewati jalan ini," kata Queen. Alvin menganggukkan kepalanya, lalu mereka bersembunyi.Tidak lama mereka bersembunyi Wisnu dan temannya berlari dari jalan itu.

"Kau lihat itu mereka, kalau tadi kita tidak bersembunyi kita pasti sudah tertangkap," kata Queen.

"Iya sih, tapi siapa mereka ya? aku tidak pernah punya musuh," kata Alvin sambil mengingat-ingat.

"Aku juga tidak tau siapa mereka, tapi mereka sudah membuntuti kamu saat kita keluar dari kantor," jawab Queen.

"Apa dia orang yang menyeleweng di kantor dan dia tau kita sudah mengetahui kalau ada kecurangan di kantor," kata Alvin menduga-duga.

"Bisa jadi," jawab Queen.

"Mulai sekarang kita harus berhati-hati, pasti mereka mengintai kita," ujar Alvin.

"Iya sih, kamu yang perlu lebih berhati-hati karena mereka mengincar dirimu," jawab Queen.

"Iya," jawab Alvin. Setelah merasa aman mereka keluar dari persembunyian, mereka pulang kerumah masing-masing.

Sedangkan Wisnu merasa kesal karena misinya gagal ingin melenyapkan Alvin. apalagi ia sudah mahal menyewa orang untuk menemaninya menghabisi Alvin.

"Sial! sekretaris baru itu tidak bisa di remehkan kalau begini caranya aku bisa ketahuan," gumam Wisnu bicara sendiri.

"Kemana lagi kita cari mereka?" tanya Adi teman Wisnu.

"Kita tunda dulu, mungkin mereka sudah pulang kerumah mereka masing-masing, kita cari cara lain untuk bisa menghabisi Alvin sekalian sekretaris Wijaya.

"Baik, kalau begitu saya permisi," kata Adi. Lalu ia pulang. Sedangkan Wisnu pulang ke kontrakannya.

"Bagaimana sayang, apa kalian berhasil menghabisi Alvin?" tanya Fani penasaran.

"Hari ini kami gagal," jawab Wisnu.

"Kok bisa, Alvin sediri sedangkan kalian berdua," kata Fani.

"Tadinya kami bisa menghabisi Alvin kalau tidak di bantu sekertaris Wijaya," jawab Wisnu

"Kenapa kalian tidak menunggu sampai Alvin sendiri, agar kalian bisa menghabisinya tanpa ada orang yang menolong," kata Fani.

"Alvin tadinya sendiri, entah dari mana datangnya sekretaris yang bernama Dea itu datang menyelamatkan Alvin," jawab Wisnu.

"Kalau gagal seperti ini, kalian akan lebih sulit menghabisi Alvin kedepannya karena ia akan lebih berhati-hati," ujar Fani dengan nada kesal.

"Iya juga sih, tapi kamu tidak usah khawatir aku akan melenyapkan Alvin dan Dea secepatnya," kata Wisnu berapi-api.

"Iya, aku tunggu kabar kematian Alvin," ujar Fani.

**

Sedangkan Queen sudah sampai di rumah kosong, ia segera membersihkan dirinya, setelah itu ia makan nasi bungkus yang ia beli saat mau pulang. Setelah selesai makan, Queen memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa masuk ke ruangan direktur tanpa di ketahui orang lain, karena Wijaya tidak membolehkan ia masuk kalau tidak di panggil Wijaya.

"Aku harus bisa masuk keruangan paman Wijaya, aku yakin di dalam banyak berkas penting, kalau aku bisa masuk pasti aku menemukan petunjuk yang bisa aku kembangkan dalam menyelidiki kematian orang tuaku," gumam Queen.

**

Esok harinya Queen pergi ke kantor Grand Alana naik sepeda motornya. Tidak seperti kemarin ia santai saja sewaktu masuk ke perusahaan Grand Alana. Kali ini Queen memperhatikan semua karyawan yang berpapasan dengannya dengan hati was was, takut kalau orang yang kemarin menyerang Alvin adalah karyawan di kantor itu juga.

Queen sengaja melewati ruangan kepala staf keuangan kantor, ia curiga kalau yang berbuat curang adalah kepala staf keuangan kantor, karana seharusnya ia tau dan bertanggung jawab dengan masalah ini, pikir Queen.

Saat Queen lewat dari depan pintu ruangan Wisnu, kebetulan Wisnu baru sampai, Wisnu dan Queen beradu pandang, seketika Queen memalingkan mukanya dan pergi. Sementara Wisnu merasa kalau Queen sengaja melewati ruangannya ingin melihat dirinya, Wisnu semakin gusar.

"Sial! Dea lewat dari ruanganku pasti ia mencurigai ku yang menyerang Alvin semalam, aku harus lebih berhati-hati mulai sekang," kata Wisnu dalam hati.

Sementara itu, Queen bisa bernapas lega setelah melewati ruangan Wisnu.

"Sepertinya dia orang yang mencurigakan aku harus menyelidiki siapa dia," gumam Queen.

Queen kembali mengerjakan tugasnya, tiba-tiba Wijaya menyuruh ia masuk ke ruangannya, Queen pun masuk kedalam.

"Ada apa bapak memanggil saya? Apa ada pekerjaan yang harus saya kerjakan di dalam ruangan ini?" tanya Queen.

"Tidak ada, tolong bacakan apa saja agendaku hari ini?" tanya pak Wijaya. Lalu Queen membacakannya.

"Hari ini bapak ada rapat dengan pak Alexander CEO perusahaan Sentra Tech, jam sepuluh pak, dan hari ini bapak ada janji makan siang dengan Aris," kata Queen.

"Ya sudah, kamu persiapkan berkas untuk rapat nanti, kamu juga ikut menemani saya," ujar Wijaya.

"Iya, Pak," jawab Queen dengan dana lesu, tadinya ia sudah senang karena Wijaya akan pergi, ia pikir ia akan masuk keruangan Wijaya saat Wijaya pergi, ternyata ia juga ikut pergi bersama Wijaya. Lalu Queen kembali kemejanya.

Saat asing mengerjakan tugasnya Queen terkejut saat Wijaya mengajaknya.

"Ayo kita pergi! Kamu sudah siapkan berkas untuk rapat nanti?" tanya Wijaya sambil memperhatikan mata Queen.

"Sudah Pak," jawab Queen gugup karena Wijaya memperhatikannya.

Lalu Wijaya berjalan di depan sedangkan Queen mengikuti dari belakang, sepanjang perjalanan Wijaya termenung memikirkan mata Queen.

Sepertinya mata itu tidak asing, tapi di mana ya aku pernah jumpa dengannya," gumam Wijaya mengingat ingat.

Tidak terasa mereka sudah sampai di perusahaan Sentra Tech, Wijaya berjalan di depan sedangkan Queen di belakang mengikuti.

"Apa kabar pak Alex?, sudah lama kita tidak jumpa," ujar Wijaya ramah.

"Baik, pak, silakan duduk," jawab Alex dengan ramah.

"Perkenalkan ini sekertaris bariku," ujar Wijaya. Lalu Queen dan Alex berjabat tangan. Alex memperhatikan mata Queen. Queen jadi salah tingkah di perhatikan.

"Matanya sama seperti gadis yang aku tolong kemarin," gumam Alex. Sedangkan Queen memperhatikan tubuhnya, ia takut kalau penampilannya ada yang salah karena Alex memperhatikannya saja.

"Kenapa orang ini memperhatikan mukaku, apa ada yang salah dengan penampilanku," kata Queen dalam hati.

Rapat pun di mulai, Queen dengan seksama memperhatikan jalanya rapat itu, sedangkan Alex dari tadi asik melihat wajah Queen. Alex begitu penasaran apa sekretaris pak Wijaya sama dengan orang yang ia tolong apa tidak. Alex terus saja memperhatikan Queen.

Tidak sengaja mata Queen dan mata Alex bertemu pandang, Queen segera membuang pandangannya ke lain arah, begitu juga dengan Alex ia membuang mukanya ke lain arah, ia sangat malu karena tertangkap memandang Queen.

Bikin malu saja kamu Lex, dia pasti berpikir kalau aku Pria hidung belang," gumam Alex.

Terpopuler

Comments

ᴳᴿ🐅ᴹᴿˢ᭄𝕬ⁿᶦᵗᵃₚᵣₐ𝒹ᵢₜₐ🤎𝓰ₐₙⱼi

ᴳᴿ🐅ᴹᴿˢ᭄𝕬ⁿᶦᵗᵃₚᵣₐ𝒹ᵢₜₐ🤎𝓰ₐₙⱼi

Alex agak inget dengan Quen wanita yg dia tolong walaupun blm nyakin tapi termaksud hebat Alex matanya jeli banget,padahal Quen dah merubah penampilannya tp msh di kenalin lewat mata doang oleh Alex
tp kenapa Quen gk ingat Alex yg nolong dia waktu itu🤔

2023-10-22

1

ᴳᴿ🐅ᴹᴿˢ᭄𝕬ⁿᶦᵗᵃₚᵣₐ𝒹ᵢₜₐ🤎𝓰ₐₙⱼi

ᴳᴿ🐅ᴹᴿˢ᭄𝕬ⁿᶦᵗᵃₚᵣₐ𝒹ᵢₜₐ🤎𝓰ₐₙⱼi

kepedean kamu, Wisnu bisa membunuh Alvin ,jangan banyak halu nanti kecewa u km dapat jika km gagal 😏
setelah kejadian ini Alvin pasti akan lebih bethati2 lagi

2023-10-22

1

Ñůŕšý

Ñůŕšý

kurang profesional itu pak, jangan dipake lagi ya!🤣🤣

2023-10-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!