Part 16

Sementara itu Fani pergi ke kontrakan pacarnya, sesampainya di depan kontrakan pacarnya ia segera mengetuk pintu.

"Ada apa kamu malam malam begini ke mari?" tanya Wisnu pacar Fani.

"Aku diusir si tua bangka itu," jawab Fani sambil masuk ke dalam kontrakan Wisnu.

"Kok bisa bukanya pak Wijaya tergila-gila padamu," kata Wisnu heran.

"Alvin sudah tau aku selingkuhan papanya, karena itu si tua bangka mengusirku," jawab Fani.

"Rencana kita belum berhasil kamu sudah dibuang," gumam Wisnu.

"Maaf ya sayang, kalau begitu kamu harus balas dendam kepada mereka," ujar Fani berapi-api.

"Itu sudah pasti sayang, kamu tenang saja," jawab Wisnu.

"Aku istirahat dulu badanku rasanya sangat capek," kata Fani.

"Iya sayang," jawab Wisnu. Lalu Fani pergi ke kamar Wisnu.

Wisnu dan Fani adalah sepasang kekasih, Wisnu bekerja di kantor Wijaya sebagai kepala divisi keuangan di kantor Grand Alana. Wisnu sengaja menjadikan Fani kekasihnya sekertaris Wijaya untuk melancarkan rencananya menguras keuangan perusahaan Grand Alana.

Wisnu dan Fani bersekongkol menjebak Wijaya agar menjadikan Fani simpanannya tapi sayang rencana mereka belum tercapai Fani sudah di tendang dari perusahaan Grand Alana.

**

Saat Alvin sampai rumahnya semua penghuni rumah sudah tidur, ia juga langsung masuk kamar dan tidur.

Pagi harinya seperti biasa keluarga Wijaya sarapan bersama di meja makan.

"Pa, aku sudah dapat sekretaris baru untuk papa," ujar Alvin memberitahu.

Wijaya melihat Alvin begitu juga dengan Sela.

"Apa sekretaris papa yang bernama Fani sudah tidak bekerja lagi?" tanya Sela penasaran.

Uhukk! Uhukk! Uhukk!

Wijaya terbatuk mendengar perkataan istrinya, sedangkan Alvin tersenyum menahan tawanya ia merasa lucu melihat reaksi papanya.

"Kalau makan pelan-pelan Pa," kata Sela sambil memberikan segelas air kepada Wijaya.

"Terimakasih Ma," jawab Wijaya sambil tersenyum kepada istrinya.

"Nanti di kantor bicara masalah itu," ujar Wijaya kepada Alvin. Alvin menganggukkan kepalanya.

Setelah selesai sarapan Wijaya dan Alvin pergi, di tengah jalan Alvin baru ingat dia belum tanya nama samaran Queen lalu ia menghubungi Queen.

"Halo, bagaimana apa aku sudah bisa masuk kantor hari ini?" tanya Queen tidak sabaran.

"Tunggu dulu, kamu tidak sabaran sekali jadi orang, aku cuma mau tanya nama samaran kamu nanti kalau papa tanya aku biar gak salah jawabnya?" tanya Alvin.

"Bella bagaimana cocok tidak?" tanya Queen.

"Ganti itu nama Nenek lampirku," kata Alvin.

"Dea, saja kalau papamu tanya nanti aku pikirkan nama kepanjangan Dea," jawab Queen.

"Oke, dah dulu aku mau berangkat sekolah," kata Alvin.

"Iya," jawab Queen telepon terputus.

Queen termenung ia tidak menyangka ia akan berteman dengan anak pamannya.

"Apakah ini jalan yang di berikan Tuhan agar aku mudah masuk dan menyelidiki kematian orang tuaku," gumam Queen.

**

Siang harinya setelah pulang sekolah seperti biasa Alvin pergi ke kantor papanya, tidak seperti biasa Alvin bermalas-malasan kalau mau pergi ke kantor papanya, hari ini Alvin begitu bersemangat pergi ke kantor papanya, semua karyawan heran melihat Alvin yang terus tersenyum sambil menyapa semua karyawan yang berpapasan dengannya saat ingin masuk ke ruangannya.

"Wah aku merasa senang karena tidak ada lagi yang mengatur pekerjaanku, oh ia aku hampir lupa aku belum menemui papa membicarakan calon sekretaris papa yang baru," kata Alvin. Lalu ia pergi keruangan papanya.

"Pa, kapan sekretari yang aku cari boleh bekerja? tanya Alvin.

"Besok kamu bawa dia ke kantor, papa tidak bisa langsung menerimanya dia harus di Interview dulu baru bisa bekerja," kata Wijaya.

"Iya, Pa, kalau begitu aku lanjut kerja," ujar Alvin.

"Ya," jawab Wijaya. Alvin keluar dari ruangan papanya dan kembali keriangannya, sesampainya ia di ruangannya ia mengeluarkan ponsel lalu menghubungi Queen.

"Halo, bagaimana?" tanya Queen dari sebrang sana.

"Besok kamu datang ke kantor," ujar Alvin.

"Jam berapa?" tanya Queen.

Alvin berpikir kalau Queen datangnya pagi ia tidak bisa mengawal Queen saat di Interview bisa-bisa papanya beralasan macam-macam agar Queen tidak jadi kerja.

"Kamu datang siang saja, setelah aku pulang sekolah," jawab Alvin.

"Kok siang biasanya kalau orang mau masuk kerja pertama itu pagi?" tanya Queen.

"Kalau kamu datang pagi, kemungkinan kamu tidak di terima karena aku tidak ada, tapi kalau kamu datang siang aku akan berusaha agar kamu bisa bekerja di kantor ini," jawab Alvin.

"Oh, seperti itu ya, ya aku akan datang siang," ujar kata Queen.

"Ya sudah aku tutup dulu teleponnya mau lanjut kerja," kata Alvin.

"Iya," jawab Queen. Telepon terputus.

Semoga aku diterima bekerja di perusahaanku sendiri," gumam Queen ada kesedihan di hari Queen mengingat perusahaan Grand Alana.

Sementara itu Wisnu memperhatikan Alvin dari kejauhan ia sangat geram melihat Alvin karena gara-gara Alvin rencananya berantakan.

Wisnu membuntuti Alvin saat pulang dari kantor, saat jalan sepi ia melajukan mobilnya tepat mengenai belakang sepeda motor Alvin, akibatnya sepeda motor Alvin oleng tidak bisa Alvin tahan, Alvin terjatuh bersama seperti motonya.

Sedangkan mobil Wisnu melaju kencang, Alvin tidak sempat melihat plat nomor mobil yang sengaja menabraknya.

"Sial," kata Alvin. Ia mencoba bangun tapi tidak bisa, terpaksa ia menghubungi papanya minta pertolongan.

"Pa, cepat datang ke jalan xxxx aku kecelakaan," ujar Alvin.

Wijaya terkejut mendengar anaknya kecelakaan.

"Iya, papa segera kesana," jawab Wijaya lalu mematikan teleponnya. Wijaya buru-buru pergi ke tempat di mana anaknya kecelakaan.

Sesampainya Wijaya di sana sudah ada polisi dan ambulance yang ia telepon saat di perjalanan tadi.

Alvin di bawa ke rumah sakit, sedangkan Wijaya menghubungi istrinya.

"Halo Ma, Alvin kecelakaan sekarang ia sudah di bawa ke rumah sakit xxxx mama segera datang kesana papa tunggu," kata Wijaya.

"Iya Pa," jawab Sela. Ia buru-buru pergi kerumah sakit.

**

Wisnu sudah sampai di kontrakannya, Fani segera menyambut kekasihnya pulang.

"Bagaimana apa Alvin sudah mati?" tanya Fani. Fani dan Wisnu memang berencana menghabisi Alvin.

"Aku tidak tau sayang, aku melajukan mobilku setelah menabraknya karena aku takut ketahuan," jawab Wisnu.

"Seharusnya kamu lihat sampai ia tidak bernyawa kalau ia selamat itu lebih berbahaya," ujar Fani.

"Sayang jangan bikin aku takut," kata Wisnu merasa takut setelah menabrak Alvin.

"Aku bukan menakut-nakutimu sayang tapi memang seperti itu mereka tidak tinggal diam, bagaimana kalau Alvin melihat plat nomor mobilmu sayang, seharusnya kamu pastikan dia mati di tempat," kata Fani.

"Sudahlah aku pusing mikirin itu, aku mau pergi dulu," ujar Wisnu.

"Kamu selalu seperti itu, sampai kapan kamu terus bersenang-senang di luaran sana, aku sudah capek memberikan kamu uang selama aku jadi simpanan tua bangka itu, jangankan menabung rumah kontrakan yang lumayan bagus saja tidak bisa kamu sewa.

"Aku pergi dulu, jangan tunggu aku pulang kalau mau tidur tidur saja duluan," kata Wisnu laku ia pergi tanpa perduli Fani marah atau tidak.

Terpopuler

Comments

🥀⃟ʙʟᴀᴄᴋʀᴏsᴇ

🥀⃟ʙʟᴀᴄᴋʀᴏsᴇ

haish.. fani mainnya grasak grusuk iyalah ketauan

2023-11-04

0

auliasiamatir

auliasiamatir

beuhhh sampah emang cocok nya sama sampah juga...

2023-10-18

1

auliasiamatir

auliasiamatir

hellloooo niat buruk mu, gak berhasil tapi aku yakin, pasti nanti kamu ketahuan

2023-10-18

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!