Part 2

Malam ini Wijaya Hartono tidak pakai sopir, ia mengendarai mobil menyetir sendiri, tiba-tiba ia dihadang orang tidak dikenal dari depan, ia tidak bisa mengenal siapa yang menghadangnya karena orang itu pakai topeng.

Wijaya Hartono mengambil pistolnya siap melawan.

"Siapa kamu, tampakkan wajahmu jangan jadi pecundang!" Wijaya Hartono membentak dengan lantang.

Orang itu tidak bersuara ia segera diserang membabi-buta, ia sampai kewalahan menghadapi.

Pertempuran sengit terjadi antara Wijaya Hartono dengan orang bertopeng.

Dooor!

Tangan Wijaya Hartono tertembak, pistol terlepas dari tangannya, lalu orang misterius itu melumpuhkan Wijaya Hartono.

Saat suara celetuk selongsong peluru terdengar Wijaya Hartono menjerit.

"Tidaaak!" Wijaya Hartono menjerit karena takut tertembak.

"Pa, bangun!" kata Sela sambil menepuk-nepuk pipi suaminya, sontak Wijaya Hartono terbangun dari tidurnya.

"Papa mimpi buruk lagi, kenapa belakangan ini Papa sering mimpi buruk?" tanya Sela penasaran.

"Tidak usah dipikirkan kita tidur lagi," jawab Wijaya Hartono, Sela menurut ia kembali memejamkan matanya.

Sedangkan Wijaya Hartono tidak bisa tidur memikirkan mimpinya setelah Wijaya Alana meninggal hampir setiap malam Wijaya Hartono mimpi buruk.

**

Pagi hari seperti biasa keluarga Wijaya Hartono sarapan bersama di meja makan.

"Pulang sekolah kamu datang ke kantor Papa," ujar Wijaya Hartono sambil memandang anak laki-lakinya.

"Untuk apa aku ke kantor Papa?" tanya Alvin merasa heran.

"Mulai hari ini kamu belajar bisnis, kamu anak Papa satu-satunya penerus Grand Alana, kamu harus pintar berbisnis seperti Papa," jawab Wijaya Hartono dengan bangganya.

"Tapi aku masih sekolah Pa, aku mau fokus ke sekolahku," kata Alvin menolak secara halus.

"Kamu jangan membangkang perkataan orang tua!" kata Wijaya Hartono meninggikan suaranya.

"Aku tidak suka belajar bisnis, aku mau jadi pelukis," jawab Alvin tetap menolak.

Braakkk!

Wijaya Hartono menggebrak meja makan semua makanan yang ada di meja berserakan.

"Kalau kamu tidak menurut kata Papa, semua fasilitas kamu Papa cabut," ujar Wijaya Hartono mengancam.

"Sudah Pa, tahan emosi Papa, tidak baik pagi-pagi sudah marah-marah," kata Sela mencoba menenangkan suaminya agar tidak marah lagi.

"Urus anak itu, aku mau ke kantor," ujar Wijaya lalu ia pergi membawa kekesalannya.

"Tidak baik melawan perkataan orang tua Nak," Sela menasehati anaknya.

"Mama sama Papa sama saja tidak pernah mengerti perasaanku selalu memaksakan kehendak," jawab Alvin lalu ia bangun dari duduknya pergi ke sekolah.

Sesampainya Wijaya Hartono di kantor ia melampiaskan kemarahannya kepada karyawan.

Hampir semua karyawan kena marah, sikap Wijaya Hartono memang arogan kepada karyawan, berbeda dengan Wijaya Alana selalu menghargai karyawannya.

**

Queen sudah sampai di kantor Grand Alana, ia memandang gedung itu dengan wajah sendu ada kesedihan di wajahnya melihat perusahaan Grand Alana, tapi seketika Queen menepis rasa sedihnya dan mengingat ambisinya untuk mengambil kembali perubahan Grand Alana.

Queen melangkah dengan percaya diri menuju lobby Queen bertanya kepada resepsionis.

"Permisi," ucap Queen menyapa.

"Iya ada yang bisa kami bantu?" ujar resepsionis.

"Katanya perusahaan ini membuka lowongan kerja?" tanya Queen.

"Maaf pendaftaran sudah ditutup kamu terlambat," jawab resepsionis.

"Oh ya sudah kalau begitu saya permisi dulu," kata Queen dengan nada kecewa.

"iya," jawab resepsionis.

Queen melangkah keluar dari perusahaan Grand Alana, saat Queen berjalan tiba-tiba ia menabrak seseorang, orang itu terburu-buru membawa berkas-berkas penting, berkas itu berserakan dilantai.

"Maaf saya buru-buru," kata orang itu sambil memunguti berkas-berkas yang berserakan, Queen membantu memunguti berkas itu, tidak sengaja Queen membaca isi berkas itu, karena Queen merasa berkas itu penting untuk menyelidiki perusahaan Grand Alana, Queen menyembunyikan satu lembar kertas itu ke saku baju dia.

"Terimakasih," ujar orang itu, setelah Queen menyerahkan berkas itu kepadanya, Queen menganggukkan kepala lalu orang itu pergi terburu-buru dari hadapan Queen.

Queen pulang kerumah orang tua angkatnya dengan wajah lesu, Pertiwi melihat anaknya pulang dengan wajah lesu bertanya.

"Bagai mana Nak, apa kamu diterima bekerja di perusahaan Grand Alana?" tanya Pertiwi penasaran.

"Pendaftarannya sudah tutup Ma," jawab Queen tidak bersemangat.

"Sabar kamu bisa coba di perusahaan lain Nak," nasehat Pertiwi sambil mengelus bahu Queen.

"Iya Ma, aku pergi ke kamar dulu Ma," jawab Queen.

"Aku harus masuk ke perusahaan Grand Alana bagai manapun caranya, aku harus mengambil apa yang seharusnya jadi milikku," kata Queen dalam hati, tekat dia sudah bulat ingin mengambil kembali perusahaan Grand Alana dari tangan pamannya.

Bimo dan Pertiwi tidak tau asal usul Queen, mereka menemukan Queen di pinggir jalan saat mereka pulang dari luar kota, mereka bertanya nama dan asal usul Queen, tapi Queen mengatakan kalau ia anak yatim piatu ia dibuang keluarganya di pinggir jalan, mereka percaya perkataan Queen.

Queen sengaja menyembunyikan identitasnya karena ia takut ada yang mengenali dirinya, Queen tidak mau mati terbunuh seperti kedua orang tuanya itu yang membuat Queen merahasiakan identitasnya.

**

Sementara itu Wijaya marah besar kepada sekretarisnya karena sudah menghilangkan berkas penting.

"Dasar bodoh bisanya berkas itu hilang, aku tidak mau tau besok pagi berkas itu harus ada kalau tidak kamu angkat kaki dari perusahaan ini!" ucap Wijaya Hartono dengan dana marah.

Sekretarisnya ketakutan melihat kemarahan Wijaya Hartono.

"Keluar kamu dari ruangan ini," kata Wijaya Hartono mengusir Widy dari ruangannya.

Setelah Widy keluar Wijaya Hartono memijit pangkal hidungnya untuk menurunkan emosinya, satu hari ini Wijaya Hartono marah-marah terus karena semua tidak sesuai prediksinya.

Widy baru bisa bernapas lega setelah keluar dari ruangan direktur.

"Kemana berkas itu ya," ujar Widy mengingat-ingat.

Setelah beberapa saat Widy baru ingat ia bertabrakan dengan perempuan muda, ia yakin kalau perempuan yang ia tabrak itu yang membawa berkas yang hilang.

Widy melihat cctv untuk memastikannya, tepat dugaannya perempuan itu memasukkan satu lembah berkas yang berserakan dilantai ke saku bajunya, tapi Widy tidak bisa melihat wajah perempuan itu karena membekali cctv.

"Sial kenapa aku bisa tidak menyadari kalau perempuan itu mengambil salah satu berkas penting perusahaan, matilah aku kalau sampai besok aku tidak menemukan berkas itu aku pasti dipecat," ucap Widy bicara sendiri.

Widy bertanya kepada resepsionis daftar tamu ia menunjukan cctv siapa perempuan itu resepsionis mengatakan kalau perempuan itu tadi hanya menanyakan lowongan kerja.

Widy tidak tau lagi harus kemana mencari perempuan itu, ia sudah pasrah kalau harus dipecat dari pekerjaannya.

"Untuk apa perempuan itu mengambil berkas itu? tidak mungkin aku mengatakan kepada direktur kalau ada yang mengambil berkas itu bisa-bisa aku dimasukin penjara kalau aku mengatakan dicuri orang, ucap Widy bicara sendiri.

"Pa, sejak pulang dari melamar kerja Queen tidak mau keluar dari kamar, Mama sudah coba menyuruhnya makan tapi Queen tidak mau katanya ia masih kenyang, Mama kuatir Pa," Adu Pertiwi kepada Bimo saat Bimo baru pulang dari kantor.

"Kanapa Mama tidak paksa Queen makan, nanti kalau Queen sakit kita juga yang repot," jawab Bimo.

"Mama sudah dari tadi coba membujuknya tapi Queen tidak mau,," ujar Pertiwi.

"Ya sudah kita kekamar Queen," ajak Bimo, lalu mereka pergi ke kamar Queen.

Terpopuler

Comments

。𝄟≛⃝乚ίɴλᵐʳˢ•ᵒᵗᵗᵉʳ♡༢࿔ྀુ。

。𝄟≛⃝乚ίɴλᵐʳˢ•ᵒᵗᵗᵉʳ♡༢࿔ྀુ。

Kira" siapa ya. Tapi ngomong" thor, tolong di kasih tanda baca. Biar enakan bacanya 🙏

2023-10-20

1

Episa Panjaitan

Episa Panjaitan

Wijaya hartono orang serakah

2023-10-13

1

༅⃟🥂ALINA_12࿐✅

༅⃟🥂ALINA_12࿐✅

Maaf thor, perempuan "puan" nya double 🙏

2023-10-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!