Part 7

Semenjak orang tua angkatnya disekap, setiap hari Queen pulang ke rumah orang tua angkatnya untuk melihat apa orang tua angkatnya sudah pulang apa belum, tapi sudah satu minggu lamanya orang tua angkatnya disekap belum juga ada tanda-tanda sudah kembali, hal itu membuat Queen khawatir dengan keadaan orang tua angkatnya, rumah orang tua angkatnya juga di jaga ketat oleh anak buah Wijaya, membuat Queen tidak bisa masuk ke rumah orang tua angkatnya, ia hanya bisa melihat rumah orang tua angkatnya dari kejauhan.

Hari ini Queen merasa tenaganya sudah pulih luka bekas tembakan dikakinya juga mulai sembuh hari ini Queen berencana ingin mencari tau di mana orang tuanya disekap.

Pagi sekali Queen sudah menunggu Wijaya di depan rumahnya ia ingin mengikuti Wijaya ke mana pergi.

Saat mobil Wijaya keluar dari rumahnya, Queen segera melajukan sepeda motornya mengikuti kema mobil Wijaya pergi, mobil Wijaya pergi ke kantor Grand Alana, Queen merasa kecewa karena ia pikir Wijaya pergi ke tempat orang tuanya di sekap.

Sore harinya Queen kembali menunggu Wijaya di depan kantornya, saat karyawan sudah mulai pulang Queen segera bersiap menunggu kapan mobil Wijaya keluar, berapa saat yang di tunggu keluar juga mobil Wijaya keluar dari perusahaan Grand Alana segera Queen mengikuti dari belakang.

Saat mobil Wijaya tidak mengarah ke rumahnya Queen merasa senang ia berharap Wijaya pergi ke tempat orang tuanya di sekap agar ia bisa menyelamatkan orang tua angkatnya.

Ia melihat mobil Wijaya berhenti di gedung kosong ia terus mengikuti dari kejauhan.

Queen melihat ada banyak anak buah Wijaya menjaga di luar gedung membuat Queen tidak bisa masuk, Queen menunggu dari kejauhan kapan Wijaya pergi dari gedung.

Sementara itu Wijaya emosi karena ia belum juga menemukan Queen.

"Kalian semua bodoh! Mencari satu orang saja kalian tidak bisa, sudah satu minggu kalian mencari tapi kalian tidak menemukannya, aku tidak mau tau kalian harus menemukan Queen secepatnya jangan sampai dia merusak rencana yang sudah aku susun menjadi berantakan," ujar Wijaya marah kepada anak buahnya.

"Bagaimana kalau orang tua angkat Queen kita kembalikan ke rumahnya untuk memancing Queen keluar dari persembunyiannya," kata anak buah Wijaya memberi Ide.

"Idemu boleh juga, kalau begitu tunggu apa lagi bawa mereka ke rumahnya! kerahkan anak buah menjaga di sekitar rumah mereka!" kata Wijaya memerintahkan anak buahnya.

"Baik, Bos," jawab anak buah Wijaya.

Anak buah Wijaya segera pergi ke ruangan penyekapan Bimo dan Pertiwi.

"Mau apa kalian?" tanya Pertiwi, karena ia takut mereka kembali disiksa seperti kemarin.

"Jangan banyak tanya," ujar anak buah Wijaya.

Lalu mereka dibawa ke mobil, dari kejauhan Queen melihat orang tuanya diseret keluar dari gedung, Queen kasihan melihat orang tua angkatnya di perlakukan seperti itu.

Maafkan aku, Pa, Ma, gara gara aku kalian ikut kena sasaran kejahatan mereka, aku berjanji akan membebaskan mama dan papa." gumam Queen.

"Kalian bawa mereka pulang ke rumahnya! aku mau pulang ke rumah, kalian awasi jangan sampai Queen lolos kalau ia datang ke rumah orang tuanya!" kata Wijaya kepada anak buahnya.

"Baik, Bos," jawab anak buahnya. Lalu Wijaya pergi sedangkan mobil anak buahnya membawa Bimo dan Pertiwi.

"Kita mau dibawa kemana Pa?" tanya Pertiwi berbisik kepada suaminya.

"Papa tidak tau Ma," jawab Bimo kembali berbisik.

Doorrrr!

Suara tembakan mengenai ban mobil anak buah Wijaya, sontak mobil oleng, segera anak buah Wijaya menghentikan mobilnya.

Pertiwi menjerit mendengar suara tembakan.

"Aaahh," jerit Pertiwi.

"Diam!" suara anak buah Wijaya membentak Pertiwi. Pertiwi langsung terdiam, ia memegang erat tangan suaminya karena ketakutan.

Bimo mengelus bahu istrinya agar lebih tenang.

"Mama takut Pa," ujar Pertiwi. Bimo tidak menjawab perkataan istrinya ia segera memeluk istrinya.

Anak buah Wijaya turun dari mobil memeriksa ke adaan setempat sambil memegang pistol.

Doorrrr!

Doorrrr!

Doorrrr!

Doorrrr!

Semua anak buah Wijaya mati di tempat, Queen segera membawa orang tuanya.

**

Saat ini Queen dan orang tua angkatnya berada di rumah kosong tempat persembunyiannya Queen menceritakan semuanya kepada orang tua angkatnya, sekarang orang tua angkatnya sudah tau permasalahan anak angkatnya, mereka mendukung anak angkatnya menyelidiki kematian orang tuanya kandungnya.

**

Sementara itu anak buah Wijaya yang menunggu di depan rumah Bimo saat ini gelisah menunggu temanya yang tidak kunjung datang membawa Bimo dan istrinya.

"Mereka lama sekali, ponselnya juga tidak aktif," ujar anak buah Wijaya kepada temannya.

"Mungkin macet di jalan," jawab temannya.

"Tapi sudah tiga jam mereka di perjalanan menuju ke sini sudah terlalu lama," ujar anak buah Wijaya merasa gusar karena temanya tidak kunjung datang.

Saat mereka menunggu temanya membawa Bimo dan Pertiwi tidak datang, suara ponsel salah satu dari mereka terdengar, lalu ia melihat siapa yang menghubungi.

"Bos menghubungi, gimana ini?" tanya pemilik ponsel kepada temannya.

"Sudah angkat saja," jawab temanya.

Dengan takut-takut anak buah Wijaya mengangkat telepon dari Wijaya.

"Halo Bos," jawab anak buah Wijaya.

"Andi sudah sampai membawa orang tua angkat Queen?" tanya Wijaya.

"Belum Bos," jawab anak buahnya.

"Bodoh! kenapa kalian tidak mencari mereka? sudah tiga jam mereka pergi dari markas seharusnya mereka sudah sampai dua setengah jam lalu," ujar Wijaya dengan nada marah.

"Baik, Bos, kami akan mencari mereka," jawab anak buah Wijaya.

Wijaya mematikan ponselnya tanpa menjawab perkataan anak buahnya.

Kemana mereka pergi, apa mereka bertemu dengan Queen di jalan lalu mereka di habisi, kurang ajar rupanya dia tidak bisa di pandang remeh, aku harus berhati-hati." gumam Wijaya.

Sedangkan anak buah Wijaya sudah menemukan mobil temannya, ia melihat empat temannya sudah tidak bernyawa. Lalu ia menghubungi Wijaya.

"Halo, di mana Andi?" tanya Wijaya.

"Sepertinya mereka di hadang saat di jalan sepe Bos, mereka kami ketemukan sudah tidak bernyawa, orang tua angkat Queen juga sudah tidak ada lagi di sini," ujar anak buah Wijaya.

Wijaya terkejut mendengar perkataan anak buahnya.

Sialan rupanya Queen mengikutiku, awas saja kalau kamu ke ketemu habis kamu di tanganku. Kata Wijaya dengan nada marah.

"Ya sudah kalian kembali berjaga di rumah orang tua angkat Queen, mana tua mereka kembali mengambil surat-surat penting!" ujar Wijaya.

"Baik, Bos," jawab anak buahnya.

**

"Kalau begitu kami pergi ke kampung halaman orang tua Mama untuk sementara,'' ujar Bimo.

"Iya lebih baik kita pergi ke desa saja Pa, mama masih trauma kejadian saat kita di sekap," jawab Pertiwi setuju.

"Maafkan aku, Ma, Pa, gara-gara aku Papa dan Mama harus ikut kena imbasnya," ucap Queen merasa bersalah.

"Kamu ngomong apa sih, kami ini adalah orang tuamu sudah sewajarnya kalau kita sama sama merasakan susah sedang bersama," jawab Pertiwi.

"Terimakasih Ma, Pa, kalian orang tuaku yang sangat baik di seluruh dunia," ujar Queen. Lalu mereka berpelukan bertiga.

Terpopuler

Comments

◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦Amita Sahara ⍣⃝కꫝ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦Amita Sahara ⍣⃝కꫝ

syukurlah semua. berkumpul. kembali dan selamat

2023-10-04

2

◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦Amita Sahara ⍣⃝కꫝ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦Amita Sahara ⍣⃝కꫝ

betul memang itulah yg terjadi

2023-10-04

2

◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦Amita Sahara ⍣⃝కꫝ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦Amita Sahara ⍣⃝కꫝ

syukurlah queen kamu berhasil menyelamatkan kedua org tua angkat km

2023-10-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!