Setelah berpikir beberapa saat akhirnya anak buah Wijaya pergi makan, melihat mereka sudah pergi Bella segera pergi dari rumah sakit, ia buru-buru pulang ke rumahnya.
"Dari mana saja kamu tidak pulang sudah dua hari, apa kamu pergi bersama selingkuhanmu?" tanya Riko suaminya.
"Tutup mulut mu, kalau tidak tau selama dua hari ini aku disekap orang tidak dikenal," jawab Bella.
"Alasanmu tidak masuk akal, kau kira aku bodoh, sudah mana uang," kata Riko sambil mengulurkan tangannya.
"Aku tidak punya uang," jawab Bella.
"Kamu jangan bohong, tidak mungkin anakmu tidak memberikan uang kepadamu," ujar Riko tidak percaya.
"Aku tidak bohong Rik," jawab Bella.
Riko emosi karena tidak di beri uang, lalu ia menampar Bella.
"Kamu mulai berani ya, apa aku harus melaporkan semua kejahatanmu ke polisi agar dirimu di penjara untuk selama-lamanya.
"Aku janji akan mencari uang untukmu," kata Bella.
"Dari kemarin kau bicara seperti itu, tapi sampai sekarang kau tidak memberikanku uang," kata Riko.
"Kali ini aku janji, nanti sore aku akan memberimu uang," kata Bella.
"Oke, aku tunggu sampai sore, ya sudah aku pergi dulu," kata Riko. Lalu ia pergi.
Bagaimana ini dari mana aku harus dapat uang untuk Rico, sial kenapa aku harus terikat dengan pria brengsek seperti Riko, kalau tidak karena rahasiaku ada tangannya aku tidak sudi memberikan uang untuknya." kata Bella bicara sendiri.
Riko adalah suruhan Bella sewaktu ia menjerat almarhum suaminya, sebenarnya Wijaya Hartono bukan anak kandung Aditya Wijaya, Bella adalah sekretaris almarhum Aditya Wijaya dengan ke kelicikan Bella menjerat Aditya Wijaya dan mengatakan ia hamil anak Aditya Wijaya, terpaksa Aditya Wijaya menikahi Bella karena ia merasa melakukannya dengan Bella, Riko yang membantu Bella melancarkan rencananya.
Bella hamil anak pacarnya yang tidak mau bertanggung jawab, Riko tau semua rahasia Bella, Riko memanfaatkan kesempatan dan mengancam Bella, Riko selalu memeras Bella dan Riko juga meminta Bella memuaskan nafsunya, sampai suatu hari Bella hamil anak Riko terpaksa Riko menikah dengan Bella agar anaknya punya ayah, tapi sayang anak mereka meninggal setelah lahir.
**
Anak buah Wijaya kembali ke rumah sakit, saat mereka memeriksa kamar tempat Bella di rawat mereka tidak menemukan Bella. Sontak Tomi terkejut dan cemas.
"Sial dia kabur, ayo kita harus cepat cari dia jangan sampai Bos tau kalau mamanya kabur!" kata Tomi.
Lalu mereka pergi mencari Bella, mereka pergi ke rumah Bella.
Bella melihat ada orang datang ke rumahnya segera bersembunyi.
"Kita periksa rumah ini!" kata Tomi.
"Baik, Bos," jawab anak buahnya.
Mereka memeriksa rumah Bella, Bella yang berada di bawah kolong tempat tidur berdoa agar ia tidak tertangkap.
"Kamu sudah memeriksa, tapi tidak ada orang di dalam," kata Dino.
"Kemana mana dia perginya ya, bagaimana ini, gawat Bos menghubungi," kata Tomi saat ia berbicara Wijaya menghubungi. Timo memandang ponselnya sambil berpikir apa yang harus ia jawab kalau bosnya bertanya tentang mamanya.
"Halo Bos," jawab Tomi.
"Kalian di mana aku di gudang ini," kata Wijaya dari sebrang sana.
"Maafkan kami Bos, Mama Bella kabur saat ini kami di rumah mama Bella mencarinya.
"Kalian memang bodoh! bisanya Mama kabur," ujar Wijaya dengan nada marah.
Tomi diam saja karena tau mereka salah, Tomi terpaksa berkata jujur karena pasti bosnya memeriksa tempat di mana mama Bella di sekap.
Bella mendengar semua apa yang di katakan anak buah Wijaya, Bella terkejut mengetahui siapa dalang penculikan dia.
Dasar anak sialan, biasa-biasanya dia menculik mamanya sendiri, awas saja kamu nanti, akan mama balas perbuatanmu," gumam Bella.
"Ya sudah kalian kembali ke sini, ada yang harus aku bicarakan kepada kalian!" kata Wijaya.
"Baik, Bos," jawab anak buahnya.
Anak buah Wijaya pergi dari rumah Bella. Setelah merasa sudah aman bela keluar dari kolong tempat tidur.
Hari sudah semakin sore, Bella mulai gelisah takut Riko pulang dan meminta uang kepadanya
Seperti dugaan Bella Riko pulang.
"Mana uangnya," kata Riko.
"Tunggu dulu, kenapa kamu tidak sabaran," jawab Bella beralasan padahal ia mengulur waktu agar ia bisa berpikir apa yang harus ia lakukan.
"Temanku sudah menunggu," ujar Riko tidak sabaran.
"Tunggu aku buat minum dulu," kata Bella. Lela ia pergi ke dapur, sesampai di dapur ia membuat teh, lalu menaburkan bubuk racun di minuman Riko, lalu ia membawa minuman itu ke depan tempat Riko.
"Minum dulu Mas," ujar Bella menawarkan.
"Aku tidak haus, kamu saja yang minum," jawab Riko menolak.
"Kenapa Mas, tidak pernah menghargai apa yang aku lakukan, setidaknya mas meminum walau hanya sedikit menghargai mu," kata Bella protes.
"Sudah aku katakan aku tidak mau minum, mana uangnya aku tidak mau berlama-lama di rumah ini," kata Riko dengan nada marah.
"Minum dulu, baru aku beri uangnya," ujar Bella.
Riko mengambil cangkir teh, Bella tersenyum melihat Riko mengambil cangkir teh itu, tapi seketika Bella terkejut saat Riko memaksanya meminum teh itu.
"Ini minum, cepat! kau kira aku bodoh, aku tau kau membuat racun di minuman itu. Bella gemetaran saat Riko terus memaksanya meminum teh itu, sekuat tenaga Bella memberontak ia tidak mau mati gara-gara meminum teh itu.
Karena sudah emosi Riko mencekik leher Bella. Bella hampir ke habisan napas. Tangan bela terulur mengambil pistol yang berada di pinggang Riko, Riko tidak menyadari karena ia sibuk memaksa Bella minum teh berisi racun.
Bella kesulitan mengambil pistol Riko karena tangan satunya menahan agar teh itu tidak masuk ke mulutnya, sekuat tenaga Bella berusaha mengambil pistol Riko walau hanya satu tangan.
Doorrrr!
Terdengar suara peluru masuk ke perut Riko, seketika Riko ambruk tidak sasar kan diri.
Bella ketakutan, ia pergi dari rumahnya.
Aku harus pergi jauh, agar polisi tidak bisa menangkap ku," gumam Bella.
**
Wijaya saat ini sedang memarahi anak buahnya. Ia sangat emosi mendengar mamanya melarikan diri.
Saat Wijaya memarahi anak buahnya. ada yang menghubunginya.
"Halo, Pak, kami hanya menyampaikan bahwa korban yang bernama Riko mati tertembak di tempat. Lokasi di rumahnya sendiri," kata polisi.
"Iya sudah aku akan ke sana," jawab Wijaya. Sambungan telepon terputus.
Akhirnya kau mati juga, aku sangat membencimu Riko, siapa ya yang menembak Riko, apa mamanya menembak Riko, tapi tidak mungkin karena anak buahku baru saja ke sana mama tidak ada di rumah, mungkin saja yang membunuh Riko musuhnya karena Riko kan preman." gumam Wijaya.
Wijaya tidak lagi melanjutkan marahnya, ia terpaksa pergi ke rumah sakit tempat di mana Riko berada untuk menutupi agar orang lain tidak curiga kalau dia tidak pernah suka melihat ayah tirinya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
auliasiamatir
kok bisaaa yah wijaya punya anak buah goblok semay..😁😂
2023-10-18
1
auliasiamatir
mampus lah kau , udah nenek nenek pun, masih aja gak tobat tobat, di manfaatin pula sama laki mu.
2023-10-18
1
ᴳᴿ🐅ᴹᴿˢ᭄𝕬ⁿᶦᵗᵃₚᵣₐ𝒹ᵢₜₐ🤎𝓰ₐₙⱼi
ternyata senjata jebakan mu untuk menjebak aditya Wijaya jd senjata makan tuan y Bella km jd terikat dengan Seorang Riko yg trus memeras hidup mu sebagai mesin uang untuk y😏.
itu adalah karma mu Bella
2023-10-15
1