Part 3

Queen tidak keluar dari kamar karena sibuk memeriksa berkas data kepemilikan perusahaan Grand Alana, dari berkas yang ia ambil tadi ia mengetahui kalau Grand Alana belum resmi jadi milik pamannya, karena isi berkas itu masih atas nama Wijaya Alana, ada sedikit kelegaan di hati Queen saat mengetahui kebenarannya, saat Queen sibuk memeriksa berkas itu secara keseluruhan suara ketukan pintu dari luar terdengar, Queen buru-buru menutup laptopnya.

"Queen kamu senang apa di dalam?" terdengar suara Bimo dari luar kamar Queen.

"Queen lagi cari informasi lowongan kerja Pa," jawab Queen sambil membuka pintu kamarnya.

"Mama khawatir kamu tidak keluar kamar dari tadi," ujar Pertiwi.

"Kamu terlalu bersemangat cari kerja sampai lupa makan, nanti kamu sakit kalau sering telat makan, tidak usah terlalu dipaksakan," nasehat Bimo, ia berkata sambil mengelus kepala Queen menyalurkan rasa sayangnya.

"Tuh dengar nasehat Papa," kata Pertiwi menimpali perkataan suaminya.

"Iya Ma, aku akan selalu dengar nasehat Papa sama Mama, terimakasih, Ma, terimakasih juga, Pa, sudah mau membesarkan Queen," ujar Queen sambil merangkul Pertiwi dan Bimo.

Lalu mereka makan malam, setelah makan malam selesai Queen kembali ke kamarnya untuk melanjutkan misinya mencari informasi perusahaan Grand Alana.

**

Wijaya Hartono sangat murka karena Widy tidak menemukan berkas penting yang hilang kemarin, Widy dipecat secara tidak hormat dari kantor, setelah Widy dipecat Wijaya Hartono membuka kembali lowongan kerja untuk menjadi sekertaris, kebetulan Queen memeriksa data perusahaan Grand Alana, ia melihat ada lowongan kerja di Perusahaan Grand Alana, ia segera memasukan berkas pendaftaran dirinya.

Esok harinya Queen diminta datang ke kantor Grand Alana, dengan semangat menggebu Queen segera datang ke perusahaan Grand Alana.

Sesampai Queen di perusahaan Grand Alana, sudah antri orang yang akan interview, Queen berdoa agar ia yang terpilih menjadi sekertaris direktur, karena posisi itu sangat mudah bagi dirinya bisa ke ruangan direktur.

Wijaya Hartono ada diruangan wawancara, tidak sengaja matanya bertatapan dengan mata Queen, ia memperhatikan wajah Queen, Queen yang di perhatikan menjadi takut ketahuan, Queen menundukkan kepalanya agar tidak bertatapan dengan mata Wijaya Hartono.

"Sepertinya aku mengenali perempuan itu, tapi di mana? wajahnya tidak asing," gumam Wijaya Hartono, ia mencoba mengingat-ingat.

Saat giliran Queen yang di-Interview, Wijaya Hartono mengenal suara Queen, Wijaya Hartono baru ingat kalau suara itu adalah suara keponakannya, Wijaya Hartono segera menyuruh anak buahnya menangkap Queen.

Queen terkejut saat dua pria berseragam baju hitam memegang tangannya kanan dan kiri.

"Apa yang kalian? lepaskan aku!" kata Queen memberontak.

"Bawa dia ke gudang!" perintah Wijaya Hartono.

Queen baru menyadari kalau pamannya mengenalinya, Queen ditarik paksa keluar dari ruangan interview, semua orang yang melihat Queen ditarik paksa ketakutan.

"Bubar kalian semua!" ucap Wijaya Hartono kepada semua yang mau Interview.

Semua yang ada di ruangan itu berhamburan keluar, karena mereka tidak mau bernasib sama seperti Queen.

Saat akan di masukkan ke mobil, Queen menghajar anak buah Wijaya Hartono, anak buah Wijaya Hartono tidak menyangka kalau Queen menyerang mereka.

Queen yang memiliki kepandaian bela diri dengan sigap melumpuhkan anak buah Wijaya Hartono. Setelah itu, Queen pergi, tapi baru saja ia melangkah, anak buah Wijaya Hartono kembali menyerangnya.

Pertempuran antara anak buah Wijaya Hartono dengan Queen semangkin sengit, anak buah Wijaya Hartono semangkin banyak berdatangan membuat Queen kewalahan menghadapi mereka, Queen merasa tidak mungkin bisa menang melawan mereka akhirnya ia melarikan diri.

"Berhenti!" teriak anak buah Wijaya Hartono saat melihat Queen melarikan diri, tapi Queen tidak memperdulikannya ia terus berlari.

Door!

Anak buah Wijaya Hartono menembak Queen, tapi Queen mengelak.

Door!

Door!

Door?

Suara selongsong peluru terus terdengar mengincar Queen, Queen terus mengelak sampai satu peluru mengenai kaki Queen.

"Aauu! "Suara teriakan Queen terdengar saat kakinya tertembak, tapi ia terus berlari dari kejaran anak buah Wijaya Hartono, akhirnya anak buah Wijaya Hartono kehilangan jejak.

"Sial! kita pasti kena marah kalau Bos tau tawanan kita berhasil melarikan diri," kata anak buah Wijaya Hartono.

Selang beberapa saat Wijaya Hartono menghubungi anak buahnya, anak buah Wijaya Hartono saling pandang setelah melihat siapa yang menghubungi, dengan takut-takut anak buah Wijaya Hartono menerima telepon dari Bosnya.

"Halo, kalian sudah sampai di gudang?" tanya Wijaya Hartono.

Dengan rasa takut anak buah Wijaya Hartono menjawab.

"Perempuan itu kabur Bos," ujar anak buah Wijaya Hartono.

"Bodoh! Menangkap satu orang saja kalian tidak bisa, percuma kalian dibayar mahal!" Wijaya Hartono sangat emosi setelah tahu Queen lolos, ia meluapkan semua kemarahannya kepada anak buahnya.

"Maaf Bos, kami akan mencari perempuan itu, aku rasa dia belum jauh dari tempat ini karena kakinya sempat kami tembak," kata anak buah Wijaya Hartono.

"Selidiki perempuan yang melarikan diri tadi itu, periksa dan jaga seluruh rumah sakit juga klinik di kota ini kemungkinan dia akan kesana mengobati luka bekas tembakkan kakinya!" kata Wijaya Hartono memerintahkan anak buahnya.

"Baik bos," jawab anak buah Wijaya Hartono.

Sambutan telepon terputus.

Lalu Wijaya Hartono menghubungi anak buahnya yang menghabisi Wijaya Alana waktu itu.

"Halo, ada apa Bos?" tanya anak buah Wijaya Hartono.

"Waktu mobil kakakku masuk jurang kalian melihat semua orang yang berada di mobil itu masih di dalam mobil?" tanya Wijaya Hartono ingin tau.

"Iya Bos," jawab anak buahnya.

"Tapi kenapa jasad anak kakakku tidak ditemukan?" tanya Wijaya Hartono penasaran.

"Kalau itu aku kurang tau Bos, mungkin anak kakaknya Bos terpental keluar dari mobil dan jasadnya dimakan binatang buas," jawab anak buah Wijaya Hartono menduga-duga.

"Atau anak kakakku terpental keluar dari mobil dan diselamatkan orang yang melihatnya,"ujar Wijaya Hartono ikut menduga-duga.

"Mungkin juga," ujar anak buahnya.

"Ya sudah kalau begitu aku tutup dulu teleponnya," ucap Wijaya Hartono.

"Iya Bos," jawab anak buahnya. Telepon terputus.

Setelah telepon terputus Wijaya Hartono mulai cemas.

kalau memang kamu masih hidup Alana aku akan segera melenyapkanmu sama seperti kedua orang tuamu agar kalian bisa selalu bersama di neraka, aku akan pastikan kamu mati di tanganku karena aku tidak mau perusahaan Grand Alana kamu ambil kembali, Grand Alana harus menjadi milikku selamanya dan hanya anakku Alvin yang menggantikan diriku menjadi direktur perusahaan Grand Alana hahahaha.

**

Wijaya Hartono pulang ke rumahnya membawa kemarahannya, ia mulai gusar takut kalau perempuan tadi adalah anak almarhum Wijaya Alana.

Sesampainya ia di rumah ia mendatangi kamar anaknya ia ingin menyuruh anaknya belajar bisnis agar bisa meneruskan kedudukannya menjadi direktur perusahaan Grand Alana, karena ia takut kalau anak Wijaya Alana masih hidup.

Terpopuler

Comments

𝓐𝔂⃝❥Ŝŵȅȩtŷ⍲᱅Đĕℝëe

𝓐𝔂⃝❥Ŝŵȅȩtŷ⍲᱅Đĕℝëe

Wajar lah khawatir takut terjadi apa-apa dengan anak nya ya

2023-11-07

2

༅⃟🥂ALINA_12࿐✅

༅⃟🥂ALINA_12࿐✅

Karena sambutan telah terputus, maka mari kita langsung saja menikmati acaranya 😁

2023-11-04

1

༅⃟🥂ALINA_12࿐✅

༅⃟🥂ALINA_12࿐✅

Waduuuh, emang kamu bisa nangkep dia sendiri?

2023-11-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!