"Ayo Ma, kita lari!" kata Bimo setelah mengalahkan tiga anak buah Wijaya.
"Iya Pa," jawab Pertiwi. Mereka lari secepatnya dari tempat itu.
"Alhamdulillah kita bisa lolos dari anak buah Wijaya," ujar Pertiwi merasa senang.
"Iya Ma, Papa gak kebayang kalau kita tertangkap kembali," jawab Bimo.
"Kita pergi ke kampung sekarang Pa," kata Pertiwi.
"Bagaimana dengan Queen?" tanya Bimo, karena tidak sampai hati meninggalkan anak angkatnya.
"Kita tidak banyak waktu Pa, Mama takut tertangkap anak buah Wijaya, kalau kita melawan mereka sama saja kita bunuh diri, di kampung nanti kita pikirkan bagaimana caranya menolong Queen," jawab Pertiwi.
Akhirnya Bimo dan Pertiwi pergi ke kampung.
**
Queen membuka matanya, ia melihat tempatnya saat ini asing dan bau obat, lalu ia melihat sekelilingnya setelah ia memperhatikan tempatnya baru ia tau kalau ia saat ini berada di rumah sakit.
Siapa yang membawa aku ke sini? Apa anak buah paman Wijaya ya, tidak mungkin rasanya mereka membawa aku ke rumah sakit ini, mereka pasti membunuhku kalau mereka menemukanku," kata Queen dalam hati.
**
Wijaya menghubungi anak buahnya.
"Halo, Bos," jawab anak buah Wijaya. "Kalian sudah menemukan Queen?" tanya Wijaya.
"Belum Bos," jawab anak buahnya dari sebrang sana.
"Bodoh! Menangkap satu orang saja kalian tidak bisa kalian cari di semua rumah sakit kota ini, kemungkinan dia dibawa ke rumah sakit atau klinik!" kata Wijaya memerintahkan anak buahnya dengan nada marah.
"Baik, Bos," jawab anak buah Wijaya.
Lalu Wijaya mematikan sambungan teleponnya.
Kenapa begitu sulit menangkap Queen, apa dia punya kaki tangan, tidak mungkin rasanya dia punya kaki tangan, karena dia pengangguran mau uang dari mana dia membayar anak buahnya." gumam Wijaya.
"Apa yang kamu pikirkan?" tanya Bella yang sudah lama berdiri di depan pintu ruangan anaknya dari tadi, tapi Wijaya tidak menyadarinya. Setelah mendengar suara mamanya baru ia tau mamanya berada di ruangannya.
"Untuk apa Mama ke sini?" tanya Wijaya, ia curiga dengan kedatangan mamanya, karena mamanya tidak pernah datang kalau tidak ada keperluan.
"Dasar anak tidak ada sopan santunnya, Mamanya datang bukan disambut malah bertanya," kata Bella merasa tidak senang mendengar perkataan anaknya.
"Karena mama tidak pernah datang kalau tidak ada keperluan," jawab Wijaya.
"Betul sekali, memang kamu anakku yang mengerti keadaan Mamanya, Mama datang ke sini mau pinjam uangmu," ujar Bella menyampaikan niatnya.
"Aku tidak punya uang," jawab Wijaya.
"Tidak mungkin kamu tidak punya uang, kamu jangat pelit sama orang tua," kata Bella menasehati anaknya.
"Terserah Mama mau percaya atau tidak, tapi yang pastinya aku tidak akan memberi uang sepeser pun kepada Mama sampai kapan pun," jawab Wijaya dengan tegas menolak.
,"Kamu jangan pelit kepada orang tua, apa kamu mau rahasiamu mama bocoran," ujar Bella mengancam.
"Mama kira aku takut, aku juga tau rahasia Mama," jawab Wijaya tidak mau kalah.
"Oh, kamu mulai berani sekarang ya, baik kalau itu ke inginanmu," kata Bella. Setelah itu Bella keluar dari ruangan anaknya.
Sial kenapa Wijaya tidak memanggilku, tidak mungkin aku kembali keruangan anakku, Wijaya tidak bisa lagi aku ancam mana aku butuh uang lagi, bagaimana ini," gumam Bella.
"Untung mak lampir sudah pergi, kalau dia di sini terus bisa pecah kepalaku dibuat tingkahnya," gumam Wijaya.
Bella mondar-mandir di depan ruangan anaknya ia sangat membutuhkan uang karena itu ia kembali lagi tapi didepan pintu ruangan Wijaya ia merasa ragu untuk masuk kembali. Setelah berpikir beberapa saat akhirnya Bella masuk kembali ke ruangan anaknya.
"Mama sangat membutuhkan uang, kamu kasih uang untuk Mama," ujar Bella setelah ia masuk.
"Sudah aku katakan kalau aku tidak akan memberi mama uang lagi," jawab Wijaya tegas menolak.
"Ya sudah kalau begitu, jangan menyesal kalau kamu sudah masuk penjara," kata Bella mengancam.
"Kalau sempat Mama membocorkan rahasiaku, kita akan sama sama di penjara, karena aku juga akan menjebloskan mama ke penjara karena sudah meracuni almarhum papa sampai meninggal," kata Wijaya.
Badan Bella menegang mendengar perkataan anaknya, ia tidak menyangka rahasianya terbongkar yang sudah sangat lama ia simpan.
Darimana Wijaya tau kalau aku yang meracuni papanya sampai meninggal, sial aku tidak mau rahasia ini menjadi senjata Wijaya melawanku ini tidak bisa di biarkan aku harus bertindak sebelum semua terlambat." kata Bella dalam hati.
"Kenapa diam, apa mama memikirkan darimana aku tau rahasia Mama?" tanya Wijaya.
"Bukan itu yang mama pikiran, Mama banyak utang tolong beri mama uang, Mama janji ini terakhir mama minjam uang kepadamu," kata Bella memelas agar anaknya memberikan uang untuknya.
"Sudah berapa kali Mama bicara seperti itu saat meminjam uang," jawab Wijaya.
"Kamu menang tidak tau diri, baiklah kalau kamu tidak memberi mama uang mama pasti akan di penjara, karena itu mama pikir lebih baik kita sama-sama di penjara agar mama ada teman di penjara," ujar Bella. Setelah mengatakan itu Bella pergi.
"Sial ini tidak bisa dibiarkan aku harus menghalangi mama, tapi kalau aku memberikan mama uang dia akan terus seperti itu meminta uang dengan cara mengancamku" ujar Wijaya bicara sendiri. Lalu ia menghubungi anak buahnya.
"Halo Bos," jawab anak buahnya dari sebrang sana.
"Tangkap mamaku! bawa dia ke gudang!" ujar Wijaya memerintahkan anak buahnya.
"Baik, Bos," jawab anak buahnya. Sambungan teleponnya terputus.
**
Saat ini Bella sudah sampai di depan rumahnya, anak buah Wijaya menangkapnya.
"Siapa kalian? lepaskan aku," kata Bella sambil memberontak dari anak buah Wijaya.
Anak buah Wijaya tidak menghiraukan perkataan Bella Meraka terus menarik Bella masuk ke dalam mobil.
Didalam mobil Bella terus meminta tolong membuat anak buah Wijaya pusing, anak buah Wijaya menyumbat mulut Bella agar tidak minta tolong lagi.
"Siapa mereka? Apa mereka anak buah Wijaya, sepertinya tidak mungkin anakku menculikku," gumam Bella.
Anak buah Wijaya sudah sampai di gedung kosong, mereka menurunkan Bella setelah semua turun mereka membawa Bella keruangan di mana Bimo dan Pertiwi di sekap waktu itu.
Anak buah Wijaya menghubungi Wijaya setelah misi mereka selesai.
"Halo, apa kalian sudah menangkap mamaku?" tanya Wijaya penasaran.
"Sudah Bos, mama bos saat ini di markas," jawab anak buahnya Wijaya.
"Kerja bagus, sekarang kalian fokus mencari Queen!" kata Wijaya.
"Baik, Bos," jawab anak buahnya.
**
Sedangkan Bella saat ini merasa tidak nyaman di tempatnya saat ini.
"Tempat apa ini sangat jorok," kata Bella merasa jijik melihat tempatnya sekarang.
Bella mencoba membersihkan tempatnya saat ini, setelah lama ia membersihkan ruangan itu baru bersih.
"Begini kan bagus, tempat ini pasti banyak hantunya," ujar Bella bicara sendiri, ia membayangkan kalau ia tidur sendiri di ruangan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
auliasiamatir
astaghfirullah halazim, demi harta mak sendiri pun di sekap,
tapi mak nya juga gila sih
2023-10-07
1
◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦Amita Sahara ⍣⃝కꫝ
biarin aja km juga salah satu jenis dr mereka yaitu mak Lampir wwkwkwk
2023-10-07
2
◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦Amita Sahara ⍣⃝కꫝ
dih parah, emak sama anak sama sadis nya
2023-10-07
2