Saat Queen membuka mata ia memperhatikan rumah kosong, saat matanya melihat ke samping ia melihat pria yang semalam tidur di teras, sudah tidur disebelahnya sontak Queen terkejut.
"Aauu," teriak Alvin saat ia merasa sakit di perutnya akibat tendangan kaki Queen, lalu ia membuka matanya melihat siapa yang memukul perutnya Alvin melihat Queen kembali akan memukulnya dengan sigap ia menangkis serangan Queen.
"Kenapa kau memukulku?" tanya Alvin merasa heran.
"Itu pukulan buat orang yang lancang tidur dekatku tanpa permisi," jawab Queen dengan santai.
"Aku ketiduran bukan sengaja tidur dekatmu kamu jangan terlalu percaya diri, sebenarnya aku malas dekatmu sudah bau jorok lagi," kata Alvin sambil memencet hidungnya.
"Kamu anak kecil tidak tau sopan santun kepada orang yang lebih tau dari kamu," ujar Queen merasa geram melihat Alvin seperti itu.
"Kamu juga tidak ada sopan santun kepada orang yang sudah menyelamatkanmu seharusnya kamu berterima kasih kepadaku karena aku sudah menolongmu," kata Alvin tidak mau kalah.
Queen sangat geram melihat Alvin yang tidak mau disalahkan.
Melihat Queen diam saja Alvin kembali bicara.
"kamu tadi malam pingsan diteras, aku menggendongmu membawamu masuk kesini aku disini menunggumu sadar tapi karena kamu tidak sadar-sadar aku ketiduran," kata Alvin menjelaskan.
Mendengar perkataan Alvin Queen merasa malu sudah berpikir yang tidak-tidak kepada Alvin.
"Aku minta maaf sudah salah menilai mu, aku berterimakasih kepadamu karena sudah menolongku, mulai sekarang kita teman ya, siapa namamu?" tanya Queen.
"Iya, mulai sekarang aku mau jadi temanmu namaku Alvin," jawab Alvin sambil mengulurkan tangannya, lalu Queen menerima uluran tangan Alvin mereka berjabat tangan tidak lupa Queen menyebut namanya.
"Asalmu dari mana kenapa kamu sampai ke sini?" tanya Queen.
Lalu Alvin menceritakan kenapa ia bisa sampai kerumah kosong tempat mereka sekarang.
"Jadi kamu minggat?" tanya Queen memastikan.
"Iya," jawab Alvin singkat, ada rasa sedih di hati Alvin teringat perlakuan papanya.
"Seharusnya kamu tidak boleh pergi dari rumah tanpa izin orang tuamu, orang tuamu sekarang pasti sibuk mencari mu, kamu harus bersyukur masih punya orang tua sedangkan aku hanya punya orang tua angkat, orang tua kandungku sudah lama meninggal," kata Queen dengan nada sedih.
Alvin merenung memikirkan perkataan Queen, tapi mengingat sikap papanya kepadanya membuat Alvin malas pulang.
"Kenapa diam?" tanya Queen merasa heran karena dari tadi setiap ia bicara Alvin pasti menjawab.
"Orang tuaku sangat egois mereka selalu memaksakan kehendak mereka kepadaku, mereka tidak pernah mau bertanya apa yang ku mau, papa ku yang lebih pemaksa dibanding mamaku," ujar Alvin sambil mengingat semua perlakuan papanya.
"Kalau yang mereka katakan membuatmu lebih baik apa salahnya menurut, kamu bilang orang tuamu egois memaksakan kehendak, kamu juga egois tidak mau mendengar perkataan orang tua," ujar Queen sambil memperhatikan muka Alvin.
Alvin terdiam ia menyadari kalau ia tidak pernah mau menurut apa kata papanya.
"Aku tidak mau menurut karena aku tidak suka semua yang orang tuaku inginkan," jawab Alvin Membela diri.
"Dan mereka tidak pernah suka dengan apa yang kamu inginkan, kalau menurutku kau dan orang tuamu sama sama keras kepala tidak ada yang mau mengalah jadi kalian tersiksa mempertahankan ego kalian, kamu coba turuti permintaan orang tuamu mungkin tidak seburuk yang kamu pikirkan," ujar Queen menasehati Alvin.
"Jadi menurutmu aku harus pulang?" tanya Alvin.
"Iya, kamu masih sekolahkan?" tanya Queen memastikan.
"Iya," jawab Alvin.
"Karena kamu masih sekolah kamu harus pulang, kalau kamu tidak pulang bagaimana sekolah mu, jaman sekarang kalau tidak sekolah susah cari kerja," nasehat Queen kembali agar Alvin pulang.
"Baiklah aku pulang, bagaimana dengan dirimu?" tanya Alvin.
"Kamu jangan pikirin aku, aku bisa kemana saja," jawab Queen.
"Itu tidak adil, kamu sudah mendengar semua cerita tentang keluargaku, tapi kamu tidak mau cerita bagaimana kamu bisa sampai di sini dan bagaimana kehidupanmu dirumah orang tua angkat mu," kata Alvin protes.
"Kehidupanku tidak ada yang menarik untuk diceritakan," jawab Queen singkat.
"Itu menurutmu, aku penasaran ayo cepat cerita aku siap jadi pendengar setia," ujar Alvin memaksa.
"Aku anak yatim-piatu orang tuaku meninggal saat usiaku sepuluh tahun, aku diangkat jadi anak keluarga baruku, sudah itu cerita kehidupanku," tutur Queen.
"Singkat sekali ceritamu aku merasa kamu merahasiakan identitasmu kepadaku, aku jadi menyesal sudah bercerita kepadamu, sementara kamu tidak mau cerita tentang keluargamu," ujar Alvin cemberut.
"Kamu seperti anak TK," kata Queen sambil tertawa merasa lucu dengan tingkah Alvin.
"Biarin," jawab Alvin cuek.
**
Sementara itu di gudang Bimo dan Pertiwi kelaparan, mereka belum dikasih makan sama sekali selama mereka berada di gudang.
"Pa, Mama sudah sangat lapar kapan mereka memberi kita makan?" tanya Pertiwi.
"Papa juga tidak tau Ma," jawab Bimo.
"Kita salah apa Pa?" tanya Pertiwi lagi.
"Papa juga tidak tau, Mama jangan tanya Papa terus kita sama-sama tidak tau kenapa kita disekap disini," ujar Bimo.
Pertiwi tidak lagi bertanya, ia merasa sedih dengan keadaan mereka sekang, ia berdoa agar ada yang menolong mereka.
"Mana mereka?" tanya Wijaya kepada anak buahnya.
"Ada didalam bos," jawab anak buahnya.
"Ayo kita kesana!" ujar Wijaya. Lalu mereka mendatangi Bimo dan Pertiwi.
Melihat ada yang membuka pintu, Pertiwi ketakutan, ia merapatkan badannya kepada suami.
"Pa, Mama takut," ujar Pertiwi berbisik ke suaminya karena Wijaya dan anak buahnya mendatangi mereka.
"Katakan di mana Queen?" tanya Wijaya.
"Kami tidak tau," jawab Bimo singkat.
"Rupanya kalian tidak bisa diajak bicara bicara baik-baik," ujar Wijaya merasa geram.
"Kami mengatakan yang sebenarnya," jawab Pertiwi, karena takut mereka disiksa.
"Hajar dia!" kata Wijaya memerintah anak buahnya.
Lalu anak buah Wijaya memukuli Bimo, Pertiwi menjerit melihat suaminya dipukul.
"Hentikan! aku mohon apa mau kalian? Kami akan turuti," kata Pertiwi agar anak buah Wijaya tidak lagi memukul suaminya.
"Bagus, kami hanya perlu Queen kalau kalian mengatakan dimana Queen kalian akan bebas," ujar Wijaya.
"Kami tidak tau kemana Queen, mulai semalam ia tidak pulang, ia pamit pergi ke perusahaan Grand Alana, sampai kemarin Queen belum pulang, suamiku sudah mencari ketempat teman-temannya juga ketempat dia sering kunjungi tapi Queen tidak ada," tutur Pertiwi menjelaskan detail.
"Sepertinya mereka tidak bohong Bos," kata anak buah Wijaya berbisik kepada Wijaya.
"Iya sepertinya juga seperti itu, ya sudah kalian beri mereka makan, kalian jaga ketat mereka jangan sampai mereka Lolos, karena mereka adalah umpan untuk kita bisa menangkap Queen!" ujar Wijaya kepada anak buahnya.
"Baik, bos," jawab anak buar Wijaya.
Lalu Wijaya pergi ke kantornya. Sedangkan Pertiwi segera memeluk suaminya setelah Wijaya dan anak buahnya pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
🟡ᴳᴿ🐅⍣⃝ꉣꉣ𝕬ⁿᶦᵗᵃ🤎𓄂ˢᵐᴾ࿐
Alvin memang serbah salah hidup mu
orang yg gk ortu pengen Puy ortu, lah km dah olang kaya itu juga masih lengkap tp egois banget gk bs ngertiiin keinginan anak y, yg menurut mereka baik blm tentu baik untuk mu
tp mau gk mau km hrs menuruti kehendak ortu mu, krn melihat mereka bahagia kita juga akan ikut bahagia
2023-10-16
3
Tobi🐈
lucu sekali 2 sodara ini
2023-10-09
2
Tobi🐈
kayak serigala
2023-10-09
1