Melihat itu Rico dan Anya panas dingin. Mereka lupa bahwa yang mereka tonton televisi barat yang tanpa sensor.
Dengan cepat Rico meraih dagu Anya, dia ..... bibir Anya dengan sangat ganas. Awalnya Anya menolak karena yang ia rasakan Rico dipenuhi nafsu bukan cinta.
Melihat reaksi Anya, Rico mengendurkan semangatnya. Dia ..... bibir Anya dengan lembut. dia disitu lamaaa sekali, dan dengan pelan ia mengarah ke bawah menuju leher jenjang Anya.
Anya hanya bisa diam dan terpejam menikmati....... dari Rico.
Dia terlena, dia lupa segalanya.
Senakin turun ke bawah, satu demi satu ia buka kancing baju Anya, dengan pelan dan lembut.
Anya pasrah sepenuhnya di bawah kekuasaan Rico.
Tangan Rico mulai ..... dada Anya, dengan pelan dia memilin ....... ........ Anya, mukanya semakin ke bawah. Ia ...... dada Anya.
Anya benar-benar terlena. Berbeda debgan Rico,
sampai pada saatnya sekilas wajah Anya yang polos muncul dari otak bawah sadarnya.
Dan Rico menghentikan perbuatanya yang akan merusak Anya. Dia sadar, dia mencintai Anya,dia tidak akan merusaknya sampai waktunya tiba.
Anya diam, dia tidak tahu kenapa Rico menjadi diam dan tidak melanjutkan .... tadi.
Justru dengan kesadaran penuh Rico, mengancingkan kembali kemeja yang tadi dia sendiri yang membuka.
" Maaf Nya, ini salah, aku tidak mau merusakmu, aku aku tidak akan melakukan ini padamu, sebelum kita sah menikah".
Anya malu pada diri sendiri, apalagi pada Rico. Bagaimana mungkin dia begitu hanyut dengan permainan Rico, dia lupa segalanya.
Anya tidak menjawab apa-apa, sebab dia bingung apa yang bisa ia jawab, antara malu dan lupa diri, justru kesadaran dimulai dari Rico.
Ia memeluk Rico, dan mengecup pipi Rico sekilas.
" Terima kasih sayang, kamu menyadarkanku dan menjaga kehormatanku".
" Tidurlah, aku akan menghubungi Dimas kalau kamu tidur disini"
Rico memeluk Anya, sampai Anya tertidur pulas. Barulah ia menghubungi Dimas.
" ......... jangan khawatir brooo, Anya aku jaga, dia sudah tidur pulas, mungkin dia kecapekan seharian jalan-jalan". ucapan terakhir Rico
" Ok brooo trims, awas jangan macam-macam, Anya adikku yang harus kamu jaga"
" Siap temaaan". Rico tidur di samping Anya, sambil memandang Anya yang tidur sangat pulas dan cantik, tak bosan-bosanya Rico memandang Anya, sampai dia merasa mengantuk dan tanpa sadar tertidur dengan memeluk erat tubuh sintal Anya.
Keesokan harinya mereka bangun jam sembilan siang. Jam sembilan di Leiden tampak seperti jam enam pagi di Indonesia.
Anya terbangun terkebih dahulu, dengan hati-hati ia melepaskan pelukan Rico. Rico hanya bergerak sebentar dan tidur lagi.
Anya mengenakan pakaian dalam dan masih mengenakan kemeja Rico lagi. Sebenarnya pakaian Anya sudah kering tapi karena Anya hanya bawa satu baju saja, sehingga apa boleh buat ia mengenakan kemeja Rico lagi.
Ada ketukan pintu dari luar kamar mereka, terdengar teriakan dari luar
" service room !!" Anya membuka pintu, saat dibuka di depanya sudah berdiri pelayan hotel sambil membawa meja berisi penuh makanan.
" Breakfast", Anya baru faham
" Ooh thanks" Anya segera berlari untuk mencari uang kecil untuk tips si pelayan.
Anya menerima meja dorong kecil itu, dan tak lupa memberikan tips pada pelayan.
Ia dorong meja menuju balkon yang mulai terang, Matahari disini memang tidak panas. Saat kembali ke ruang kamar ia kaget melihat Rico sudah bangun dan memperhatikan apa yang dilakukanya.
Rico tersenyum, sambil memperhatikan Anya, dengan badan bersandar di ranjang, dan menyilangkan tangan di dada.
"Sini Nya", dia menyuruh Anya supaya duduk di sampingnya, sambil menepuk tempat tidur yang tersisa di sebelahnya.
Anya mendekat, dengan lembut Rico mendaratkan ciuman ke bibir Anya.
"Rasanya aku malas kembali ke Indonesia kalau saja lusa tidak ada pertemuan..."
Anya tersenyum dan menjawab
" Suatu saat kita pasti kesini lagi, saat musim semi, saat tulip-tulip bermekaran, aku suka disini, begitu tenang, jauh dari kebisingan" Anya tersenyum sambil melihat keluar.
" Sarapan yuk, mumpung kopinya masih panas" Sambil berdiri dan menggandeng tangan Rico.
Mereka menuju ke balkon untuk menikmati sarapan pagi yang berupa kopi pahit dan dilengkapi gula berbentuk kotak di tempat tersendiri, dengan beberapa lembar roti tawar dan selai kacang.
Mereka sarapan sambil ngobrol, ngobrol apa saja, bahkan hal-hal yang tidak penting sekalipun. Itulah cinta, dia selalu menemukan caranya untuk menyatukan.
Mereka keluar dari hotel setelah jam menunjukkan pukul sebelas siang, kali ini mereka akan berjalan-jalan ke pasar yang ada di setiap hari rabu dan sabtu. Disana dijajakan berbagai macam kebutuhan.
Ternyata di pasar tersebut disediakan bunga juga, Rico membeli sebuket bunga mawar putih untuk Anya.
Sorenya mereka berpamitan pulang pada Dimas dan keluarga untuk kembali ke Amsterdam. Dimas mengantar mereka sampai ke stasiun kereta api yang mengantarkan nereka ke Amsterdam.
Dengan menumpang kereta perjalanan mereka sangat singkat yaitu setengah jam saja. Untung kereta sepi, sehingga mereka bebas mencari tempat duduk.
Sampai di Amsterdam Rico akan menginap semalam lagi, sebab dia harus kembali ke Indonesia besok.
Ayah dan Ibu Anya melarang Rico untuk menginap di hotel, sebab masih ada satu kamar kosong lagi milik Andhika kakak Dimas, yang sekarang tinggal di Jerman.
Mereka berempat ngobrol sampai malam, suasana tampak akrab dan menyenangkan.
Kelihatanya ibu sangat menyukai Rico, dilihat dari seringnya dia tertawa mendengar lelucon Rico.
Yang tidak diketahui ayah dan ibu Anya bahwa Rico adalah boss Anya. Menurut Rico nggak perlu dijelaskan. Takutnya terjadi sekat sehingga mereka tak bebas bersikap dan ngobrol.
Keesokan harinya Rico harus berangkat ke Indonesia dengan diantar ke bandara oleh Pak Bowo.
Diperjalanan menuju bandara Pak Bowo bertanya pada Rico tentang pekerjaan dan lain-lain. Untuk hal semacam ini penting bagi orang yang biasa hidup di negara barat, hal hal-hal yang bersifat riil untuk menunjang masa depan.
Walaupun Anya hanya anak tiri tapi dia sudah menganggap sebagai anak sendiri dan Anya harus dilindungi. Pernikahan tidak melulu masalah cinta, ekonomi juga harus stabil.
Rico mengaku sebagai teman kerja Anya, dan itu sudah cukup bagi Pak Bowo.
Pak Bowo tahu kalau perusahaan dimana Anya bekerja merupakan salah satu perusahaan bonafid di Indonesia yang bertanggung jawab penuh pada pegawainya.
Di tempat lain di rumah Pak Bowo, ibu Anya juga menanyakan hal yang sama pada anaknya. bagaimana hubungan mereka. Yang mereka tahu, Rico dan Anya berkenalan di rumah Dimas.
Dan Anya menceritakan semuanya, bagaimana ia bertemu dengan Rico dan bagaimana hubungan mereka berlanjut.
Beberapa hal yang tidak bisa Anya sampaikan pada ibunya. Bahwa Rico adalah bossnya, Rico masih memiliki kekasih dan hal-hal yang menurutnya memang tidaj perlu untuk diceritakan.
Anya tidak mau ibu mengkhawatirkan dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Lina Castano Thekelijie
lanjuttyy
2020-10-22
1