Selama Anya di Belanda, ternyata Rico menemani selama lima hari. Waktu lima hari itu mereka gunakan sebaik-baiknya untuk saling mengenal. Walaupun mereka datang ke Belanda di musim yang tidak tepat, tapi cukup untuk memupuk rasa yang selama ini mereka pendam.
Dua hari yang mereka rencanakan untuk tinggal di Leiden, digunakan sebaik-baiknya oleh mereka untuk mengunjungi beberapa musium bersejarah dan tempat-tempat indah seperti Molen de put, yang merupakan molen replika dari molen aslinya yang masih berfungsi aktif untuk menggiling gandum, yang berada di tepi kanal, dan dilengkapi dengan jembatan yang indah, di sana juga terdapat tugu pelukis terkenal Rembrandt.
Hari ini hari terakhir Anya sekeluarga di Leiden, Dimas memberikan satu saran yang sangat disukai oleh Rico dan dia mengajak bicara ayahnya dengan menggunakan Bahasa Belanda
" Mijn ayah en ibu gingen naar huis in Amsterdam, Rico naderde Anya, maak je geen zorgen, ik zal over ze waken"
( Ayah dan ibu pulang aja dulu ke Amsterdam, Rico sedang pendekatan pada Anya, jangan khawatir aku mengawasi mereka)
Yang paham bahasa belanda hanya senyum-senyum saja. Sedang Anya dan ibunya yang hanya pernah deñgar beberapa kata kebingungan disebut namanya dalam pembicaraan, tapi tidak paham artinya.
"Oh als ik het eenmaal begrijp, gaan we eerst naar huis"
( oh begitu, aku paham, kami akan pulung duluan)
" Anya pulang belakangan aja, itu kakak kamu katanya mau ngajak keliling-keliling dulu, Kamu belum menjelajahi semua tempat bersejarah yang ada di Leiden.
Saat ibu terlihat akan protes, ayah mengedipkan mata sebagai pertanda isyarat untuk diam. Akhirnya ibu tidak jadi protes.
" Ya Nya, masih banyak tempat yang belum kamu kunjungi, nanti kita keliling- keliling lagi ya?"
" Baiklah, tapi ..." Langsung dipotong oleh Ibu
" Nggak pa pa Nya, puas-puasin kamu di Leiden mumpung di Belanda, entah kapan lagi kamu berkunjung kesini lagi, ya kan ?"
" Baiklah, ayah ibu aja yang pulang biar Anya ditinggal"
Saat orang tua mereka pamit kembali ke Amsterdam, merka semua mengantar sampai di depan rumah, begitupun dengan Rico.
" Bescherm Anya goed ja Ric ".(Jaga Anya baik-baik ya Ric), Dijawab Rico dengan bahasa indonesia
" Siap om, dont worry". Mobil pak Bowo pergi meninggalkan mereka.
" Aku ajak Anya jalan ya Dim ?"
" Ya hati-hati"
Tidak di Belanda kalau tidak jalan kaki, segala aktifitas pasti dilakukan dengan jalan kaki atau bersepeda. Itulah yang membuat Belanda menjadi negara bebas polusi sedunia.
Rico menggandeng tangan Anya dengan santai menuju kanal yang sangat dekat dengan rumah Dimas.
Di pinggur kanal banyak sekali kedai kopi. Hari ini semua kedai penuh. Rico mengajak Anya untuk naik perahu di kanal. Setelah perahu penuh Jip ( Pemandu tour) memulai memandu tour dengan menceritakan, sepanjang kanal. Sedangkan Jip dibantu oleh pengemudi perahu motor untuk menjalankan perahunya.
Anya dan Rico duduk di bagian belakang perahu motor, supaya lebih luas memandang sepanjang kanal.
Beberapa kali Rico mencium kepala Anya, ada rasa bahagia di hatinya berdekatan terus dengan wanita yang dicintainya ini.
Tangan mereka saling menggenggam dan beberapa kali Rico meremas lembut tangan Anya.
Walaupun tour di perahu ini cukup lama, sekitar satu jam, Rico dan Anya merasakan sangat sebentar. Mereka ingin selalu bersama untuk waktu yang lama.
Apalagi dengan suasana yang romantis seperti ini.
Mereka berjalan lagi sepanjang kanal menuju hotel yang ditempati oleh Rico.
Rico mempersilahkan Anya memasuki hotel yang ditempatinya.
Kamarnya sangat luas dengan balkon menghadap langsung ke kanal, menambah romantisnya Leiden dari atas.
Anya berjalan menuju ke balkon dan berdiri memandang kanal yang ramai dengan pengunjung.
Dari belakang Rico memeluk Anya dengan mesra, ada kerinduan yang terpendam di antara mereka berdua. Rico membalik badan Anya.
Dada Anya berdegup sangat kencang, dia sudah pasrah sepenuhnya akan apa yang dilakukan oleh Rico.
Rico menunduk dan mencium lembut bibir Anya, belum puas, dia ....... bibir Anya, Anya membalas ....... bibir Rico, mereka saling pagut sangat lama, seolah tak mau dilepas.
Saat Rico mengendorkan ....... di bibir Anya, Anya terlihat kehabisan nafas. Melihat itu Rico tertawa geli, sedangkan Anya tampak malu. Membuat pipinya tampak merah dan semakin membuat Rico gemas. Ingin terus dan terus memeluk Anya.
Rico tetap memeluk Anya dari belakang, sambil melihat pemandangan kota Leiden. Secara tiba-tiba hujan turun sangat deras, padahal barusan cerah. Anya dan Rico berlari masuk ke kamar. Baju mereka basah terkena tampias hujan, terutama Anya yang posisi berdirinya berada di depan.
Anya kebingungan dengan bajunya yang basah. Bahkan air masuk sampai ke bra dan cd nya, sehingga tidak mungkin digunakan untuk saat ini.
Rico mencarikan kemejanya yang agak kecil supaya dipakai Anya.
" Sementara kamu pakai ini dulu Nya".
" Tapi ..... pakaian dalamku juga basah"
" Ya nanti gantung aja di bawah pemanas ruangan jadi cepat kering". Anya ternganga mendengar jawaban santai Rico.
Rico tertawa melihat Anya memerah mukanya dan mulutnya tampak menganga.
" Kenapa ? Kamu malu ? Mau bagaimana lagi, kan baju kamu basah semua, nih kamu ganti baju dulu, supaya kamu tidak kedinginan, aku juga nggak mau kamu sakit".
Anya menurut apa yang dikatakan oleh Rico.
Dia mengambil kemeja yang diberikan oleh Rico dan membawanya ke kamar mandi.
Kemeja yang dipakai Anya tampak kedodoran, melihat itu Rico tersenyum.
Anya tampak sexy mengenakan kemeja Rico, terlihat ..... Anya menonjol keluar, terlihat pula Anya tidak memakai bra, membayangkan Anya tidak menggunakan cd membuat Rico panas dingin.
" Jangan lihat" kata Anya pada Rico, sambil mencari-cari barang apa yang bisa menjemur pakaian dalamnya di bawah penghangat ruangan.
Rico pura-pura tidak melihat, sambil tanganya sibuk memainkan ponsel. Oadahal aslinya beberapa kali dia melirik ke arah Anya.
Dada Rico berdegup sangat kencang. Gila benar-benar gila, bagaimana mungkin aku punya pikiran gila ini. Dia Anya bukan Rebecha.
Akhirnya Anya menemukan kursi yang bisa ia gunakan untuk menjemur pakaian dalamnya.
Rico melirik lagi, bra Anya tampak tidak proporsional dengan tubuhnya yang kecil.
Dada Rico semakin berdegup dengan kencang. Sementara di luar hujan semakin deras, dan angin semakin menusuk tulang.
Beginilah Leiden, mereka punya musimnya sendiri, berbeda dengan daerah Belanda yang lain. Walaupun di musim gugur, angin yang bertiup kencang, hujan tiba-tiba, ataupun cerah itu adalah hal yang biasa.
Anya sudah selesai menata pakaian yang dijemurnya, dia berbalik dan kebingungan dia harus duduk dimana.
"Sini Nya ... " Rico menepuk tempat tidur lebar disebelahnya yan masih tampak luas tersisa.
Anya ragu-ragu melangkah ke arah tempat tidur. Tapi cuaca yang dingin menusuk, membuat ia ingin meringkuk di bawah selimut yang terlihat hangat.
Anya segera menutup badanya dengan selimut yang tebal, dan itu membuatnya sedikit merasa hangat.
Rico menyalakan tivi, dia mencari-cari chanel yang berbahasa inggris. Dan dia menemukan.
Walaupun sudah berselimut tebal tampaknya Anya tidak kuat dengan hawa dingin Leiden, dia tampak menggigil kedinginan di sudut kiri tempat tidur.
Melihat itu Rico mendekatkan diri untuk memeluk Anya.
" Sini Nya", dia memberikan lengan dan dadanya yang bidang sebagai perlindungan tubuh Anya yang tampak menggigil kedinginan.
Sementara di layar televisi memperlihatkan sepasang kekasih yang saling berpagutan dengan panas.
Melihat itu Rico dan Anya menjadi panas dingin. Mereka lupa tekevisi yang mereka tonton adalah televisi barat yang tanpa sensor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Fryy Sweet
Halunya dapat thor 🤣🤣
2021-04-23
0
ladies
mabok
2021-03-20
0
ladies
mabok
2021-03-20
0