Pak Bowo yang sekarang adalah ayah tiri Anya, menyempatkan diri untuk cuti supaya bisa mengajak jalan-jalan Anya.
Hari ini mereka akan berangkat ke Leiden untuk menengok Dimas anak kedua Pak Bowo yang menetap dan bekerja disana.
Dimas memiliki 1 anak yang masih kecil, istrinya adalah orang Indonesia yang dulu merupakan teman masa kecil Dimas saat masih tinggal di Indonesia.
Keluarga ini pindah ke Belanda saat Dimas akan masuk SMP. Pak Bowo sendiri memang dari kuliah sudah tinggal di Belanda. Sebab dia mendapatkan beasiswa dari pemerintah Belanda, atas keberhasilannya mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi di Belanda.
Singkat cerita, akhirnya mereka sekeluarga pindah ke Belanda setelah Pak Bowo mendapatkan posisi lumayan di instansi pemerintah Belanda ini.
Mereka berangkat dari Leiden, pukul sembilan siang, mereka berencana menginap di rumah Dimas selama dua malam.
Seandainya Anya datang bertepatan dengan musim semi, sebetulnya dia akan diajak untuk melihat mekarnya bunga tulip yang sangat tersohor itu. Tapi tak apalah, banyak museum sejarah yang bisa didatangi.
Musim gugur di Belanda, biasanya angin bertiup dengan sangat kencang. Dari situlah daun-daun berjatuhan, sehingga disebut dengan musim gugur.
Mereka berangkat dengan melakukan perjalanan yang santai, Pak Bowo sengaja memperlambat laju mobilnya supaya Anya bisa melihat alam sekitarnya dengan dengan puas.
Satu jam kemudian mereka sudah sampai di rumah Dimas. Mereka disambut oleh keluarga kecil itu dengan gembira. Mereka saling berpelukan, sebab pada dasarnya mereka menang sudah lama tak berjumpa.
Mereka dipersilahkan masuk oleh tuan rumah. Rumah yang asri, berhalaman luas bergaya eropa, seperti kebanyakan rumah Belanda pada umunya, pasti ada perapian.
Mereka memasuki ruangan, Dan Tantri yang merupakan istri Dimas mengajak Anya untuk ditunjukkan kamarnya.
Anya memasuki kamar, dibelakang kamar menghadap langsung halaman belakang yang tertata rapi, walaupun tidak terlalu luas, namun tatananaya yang mirip taman di Bali membuat kita merasa berada di negara sendiri.
Tapi disana, tampak ada sesosok orang yang Anya kenali betul bentuk tubuhnya, bahkan dari belakangpun. Dada Anya berdebar sangat keras. Ia merasa lemas, bahkan tas sampai melorot, dan dia tidak merasakan. Dia masih menghadap jendela luar, dengan takjub. Rico kah itu ?? tanya Anya dalam hati.
Di luar sana, ayah dan ibunya bersalaman dengan pria tersebut yabg diperkenalkan oleh Dimas, masih dari samping. Walaupun memakai mantel baju penghangat sebatas lutut, tampak jelas bahwa itu adalah Rico.
Anya terduduk.lemas di tempat tidur.
" Nya, Anya !!"
bahkan panggilan Tantri pun tidak ia dengar. Sampai Tantri menyentuh pundaknya, baru Anya sadar.
"Kenapa kamu Nya ?, kamu nggak pa pa ?" tanya Tantri kepada Anya.
Anya menjawab dengan menggeragap
" Nggak pa pa kak, sini aku gendong si Kenzo", dengan cepat Anya mengalihkan pembicaraan. Tantri menyerahkan Kenzo pada Anya, tampak dia merasa nyaman saat digendong oleh Anya. Kenzo terlihat berusaha mengenali wajah baru yang sedang menggendongnya.
" Aku siapin makan siang dulu Nya"
" Ya kak, aku ikut !!" teriak Anya. Anya menoleh lagi ke arah jendela. Dan pria yang saat ini mengisi hatinya masih ada di sana, sedang ngobrol dengan kakak dan ayahnya, sedang ibunya terlihat sedang memasuki rumah.
Mereka berada di dapur, sedang mempersiapkan makanan. Sebentar lagi sudah jam makan siang, karena dikerjakan tiga orang sehingga persiapan menjadi cepat. Sedang si kecil Kenzo diletakkan di baby stroller, walaupun belum tidur, tapi tampak Kenzo sangat anteng.
Tantri memanggil semua pria yang ada di belakang untuk makan. Mereka masuk ke ruang makan dengan disambut debaran dada yang kuat dari Anya, dia benar-benar merasa lemas. Dia tidak berani mengangkat wajahnya. Sedangkan Rico sendiri, lihatlah dia nampak sangat tampan, dengan setelan jas dipadu dengan mantel warna cream sepanjang lutut, badanya yang tinggi tegap, tampak terlihat menjulang. Sangat resmi dan pasti mendebarkan.
Lamunan Anya dibubarkan oleh ucapan Dimas
" Ric, ini adekku, namanya Anya kenalkan " Anya memandang Rico dengan berdebar- debar, tampak jelas di mata Dimas, ada resah di mata Anya, sedangkan Rico terlihat tenang, walaupun tak dapat dipungkiri, dada Rico juga berdebar sangat kencang.
Mereka berjabat tangan, pegangan Rico tampak hangat dan mesra, ada sedikit remasan.
Sambil makan mereka ngobrol, dari tadi Anya hanya ikut tersenyum atau tertawa, sedang yang lain terlihat tampak berbaur dengan pembicaranan.
Anya bingung harus bersikap bagaimana, selesai makan mereka istirahat di teras belakang, melanjutkan pembicaraan, sampai satu persatu mereka berpamitan untuk masuk ke dalam. Entah disengaja atau tidak, akhirnya tinggal Anya dan Rico yang ada di halaman belakang.
Kerinduan terpancar jelas di mata Rico, sementara Anya hanya menundukkan kepala dengan dada yang berdebar kencang.
" Kenapa tak ada sepatah kata dari kamu, saat pergi?"
" Maaf Pak Rico sedang sibuk, jadi saya..." Sebelum Anya melanjutkan pembicaraan, Rico memotong pembicaraan Anya.
" Kamu tidak tahu, betapa paniknya aku melihat kamu tidak ada ?, pergi tanpa pamitan".
" Tapi saya sudah izin Pak Harun ".
" Itu tidak cukup Anyaaa, kamu harus pamit padaku langsung".
"Tapi kenapa ??"
Rico memindahkan meja yang menghalangi jarak duduk mereka. Dan memegang kedua tangan Anya.
" Because... I love you ", jawaban singkat dari Rico yang membuat dada Anya semakin bergemuruh.
Anya tidak bisa berkata apa-apa lagi. Rasa rindu yang sudah ia simpan begitu lama akhirnya luruh dalam tangis tertahan Anya.
Rico merengkuh tubuh mungil Anya, betul- betul pelukan yang hangat dan sangat membuat Anya terharu.
Rico mendongakkan kepala Anya, dia mengusap air mata yang berjatuhan di pi pi Anya. Tatapan Anya yang lembut membuat Rico semakin merasakan cinta yang luar biasa.
Ia kecup bibir Anya sekilas. Mereka dalam posisi itu lumayan lama, sambil berdiam memperhatikan gugurnya daun-daun di belakang rumah.
Di balik jendela kamar yang ditempati oleh Anya, Dimas dan Tantri tampak tersenyum melihat kebahagiaan adik mereka.
Dimas memeluk Tantri dengan sebelah tanganya sambil mengelus pundak Tantri
" Syukurlah, akhirnya mereka baikan" Kata Dimas
" Ya mas, semoga mereka baik-baik saja".
Mereka keluar dari kamar tidur yang ditempati oleh Anya.
" Tapi Pak Rico masih memiliki kekasih", Anya mulai membuka pembicaraan.
" Ya, aku akan bicara dengan Rebecha"
"Tapi saya takut pak..."
" Apa yang kamu takutkan ?"
" Saya nggak mau disebut perebut kekasih orang"
Rico mengambil nafas panjang, sambil berucap
" Aku tahu beberapa peristiwa Rebecha di kantor"
" Pak Rico dengar dari siapa?"
Rico hanya tersenyum.
" Sudahlah, sekarang itu tak penting, bagiku kamu baik-baik saja itu sudah cukup"
"Pak Rico, saya belum menjawab pernyataan Pak Rico tadi ".
" Pernyataan yang mana ?" Jawab Rico sambil meledek Anya.
Sebenarnya Rico tak perlu jawaban, baginya sikap Anya sudah cukup menjawab pernyataannya tadi.
Anya menjawab sambil malu dan wajahnya tampak memerah.
" Bahwa bapak mencintai saya"
"Apakah itu perlu jawaban?" Tanya Rico sambil matanya menggoda.
" Saya belum bisa menjawab pernyataan Pak Rico, bila Pak Rico masih kekasih orang lain".
" Oke, aku akan menyelesaikan masalah ini secepatnya".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Ayu Zahar
Rachel alias Rebecca masih pacaran dgn Rico sj dia bebas kencan dgn lelaki lain kl anyelir bener2 masih orisinil jgn lepaskan Anya,rico
2021-02-07
0
Ayumi Mimi
Bisa kesetanan rachel klu tau rico sm anya
2020-11-30
0
Cah Perbatasan
rebecha
2020-11-29
0