selesai baca, bantu like ya kakak
--------------------
Rico tak habis fikir dengan dirinya sendiri, kenapa setiap berdekatan dengan Anya, akal sehatnya selalu hilang. Bila berduaan dengan Anya dia selalu mati nalar, otaknya tidak bisa diajak untuk berfikir waras, selalu dan selalu ada rasa ingin menguasai sepenuhnya Anya untuk dirinya sendiri. Saat tadi sekilas melihat bagaimana Anya tertawa lepas dengan Irvan, ada rasa tidak suka. Kenapa Anya bisa sebebas itu ngobrol dengan pria lain, tertawa tanpa beban. Hal ini membuat hati Rico sedikit geram. Bagaimana mungkin, wanita yang biasa-biasa saja, bisa mengalihkan dunia Rico. bahkan berapa bulan sudah Rachel tidak mampir dalam fikiranya. Rachel.... siiit, berapa lama dia terlena dengan keberadaan Anya sampai seorang Rachel pun tak terfikir olehnya.
biip biip... bunyi suara gadget, Rico mengambil hp di meja samping tempat tidurnya. Rachel ...
" Hallo sayaaaaang", dari seberang sana, terdengar suara renyah Rachel .
"Rachel ada apa?"
"ih kok kaku gitu, nggak kangen sama aku?"
"hmmmm, aku baru pulang kerja nii"
"capek ya sayang, aku kangen, pingin ngobrol"
"Bicaralah, aku cukup mendengarkan saja ya?"
"Ah nggak enak, kamu musti respon dooong"
"Ya ya, gimana. Rachel cerewet". Terdengar tawa manja dari Rachel .
"Aku mau balik ke Indonesia sayang, selesai deh petualanganku di England, kuliah dah kelar, happy-happy dah cukup".
"Ya pulang aja, mau pulang kapan?"
"besok, tungguin aku disana ya sayaaang, aku udah pingiiiin... " Rachel sengaja menggantung kalimatnya.
"Ya udah pulang aja".
"besok jemput aku di bandara ya?"
Sebetulnya besok ada koordinasi semua divisi di perusahaan, tapi bila Rachel tidak dituruti kemauanya, dia akan marah-marah, dan ngga ada endingnya kalau ngomel.
"Aku usahakan besok jemput, oke sampai ketemu besok ya, aku capek, mau tidur".
" Ok sayang, sebetulnya aku masih ingin ngobrol banyak, tapi kamunya dah ngantuk, baik sayang, besok kita ketemu lagi ya... mmmhuaaaah".
"ya, sampai ketemu besok, malam". Rico mematikan ponselnya, dia tidak sadar di seberang sana Rachel mendengus dengan kesal.
Hari ini Rico sengaja berangkat pagi, supaya bisa memajukan rapat sehingga bisa menjemput Rachel. Secara reflek dia menoleh ke meja Anya, tidak terlihat. Rico langsung melangkah ke kantornya. Tepat pukul 10 pagi Rico memanggil Pak Hasan, jam metting dimajukan nanti jam sebelas.
Jam 11 tepat semua perwakilan masing-masing divisi sudah berkumpul. Rico tidak mrlihat Anya, mau tanya ke Pak Hasan tapi ada rasa enggan. Jadilah selama memimpin rapat Rico merasa gelisah. Walaupun begitu jam 2 siang rapat bisa terselesaikan dengan lancar, dengan dipotong waktu untuk istirahat. Saat mereka akan keluar ruang rapat, Rico memanggil Pak Hasan.
"Pak Hasan sebentar".
"Ya Pak Rico"
"Hari ini saya tidak lihat Anyelir ? " bertanya sambil lalu seolah apa yang ditanyakan tidak terlalu penting.
"Hari ini Bu Anya minta izin pak, katanya mau buat paspor, akhir bulan mau cuti seminggu, menjenguk ibunya yang ada di Belanda, tapi hari ini bila urusan sudah selesai Bu Anya bilang akan kembali".
" Oooo, ibunya tinggal di Belanda ?"
" Ya pak, baru satu setengah bulan yang lalu"
" Baru satu setengah bulan ?"
"Kabarnya ibunya disana sakit pak, jadi Bu Anya kepikiran, memang dasarnya Bu Anya juga belum pernah mengambil cuti selama kerja disini".
"oooo ya Pak Hasan, baik, terima kasih, nanti-nanti kalau ada yang tidak berangkat saya harus tahu ya pak".
"Oh ya pak maaf, sebab biasanya cukup diketahui kepala bagian saja". Rico berdehem.
"Ya nggak masalah si, cuma bila tiba-tiba ada sesuatu kita kan harus tahu dan bertanggung jawab". Jawaban absurd, tapi ini memang Rico murni bingung mau jawab apa.
"Baik pak ". jawab Pak Hasan singkat, tanpa menaruh rasa curiga.
Waktu menunjukkan pukul, 14.40, hari yang sangat terik. Anya masuk ke ruang kantornya, seketika udara ber AC yang sejuk membuat perasaannya lega. Urusanya sudah selesai, dia tinggal menunggu akhir bulan untuk terbang ke Belanda menjenguk ibunya yang sedang sakit.
Sampai di kantor, lihatlah,,, ada begitu banyak berkas yang diletakkan di mejanya. Kelihatanya itu tidak akan selesai sampai pukul 8 malam ini. Anya menarik nafas panjang. Oke,,,, aku akan mulai kerja, batin Anya. Sementara, teman-temanya sudah mulai beranjak untuk pulang, Anya memulai melakukan pekerjaanya.
"Kenapa lo ngga izin aja, mikir balik lagi..." celetuk Ira
"bawa pulang aja kerjaanya, sampai jam berapa kamu selesaikan di kantor?". Ia menyambung lagi. Ira paham betul siapa Anya. Sementara Anya hanya tersenyum kecut mendengar ucapan Ira.
"Udah gih sana pulang dulu, mau selesai jam berapa kalau lo ngajak ngobrol, tuh udah jam empat lebih.
"Ya nooooon, baiiiiik". jawab Ira sambil membereskan mejanya.
"Nya gua duluan yah, kalau dah ngga kuat pulang aja, besok kerjain lagi".
" Baik maaaak, ati-ati di jalan ya...." Ira menjawab dengan kedipan mata.
Di kantor masih ada beberapa orang, mereka semua sibuk dengan pekerjaanya, sementara di kantor presdir, Rico juga menyelesaikan pekerjaannya. Anya nggak peduli, lebih tepatnya pura-pura ngga peduli. Tik tok tik tok jam semakin melaju, Anya masih sibuk dengan pekerjaanya, sementara teman lainya sudah mulai pulang satu persatu. Jam menunjukkan pukul sembilan malam. Rico keluar dari ruanganya, secara tak sadar dia menoleh ke arah tempat duduk Anya. masih ada di sana. Wanita satu ini menang luar biasa tanggung jawabnya. Kalau wanita lain mungkin sudah kabur dari tadi. Fikir Rico. Rico melihat jam, pesawat yang ditumpangi Rachel masih 2 jam lagi. Perjalanan ke bandara membutuhkan waktu satu jam lebih bila macet. Tapi ada sesuatu yang ingin disampaikan Rico kepada Anya, dan tak ada waktu. Ini bisa ditunda, fikir Rico. Rico berjalan ke arah lift. Dia harus cepat kalau ngga mau Rachel keluar cerewetnya. Rico sebetulnya tidak takut dengan Rachel, dia paling males kalau denger wanita banyak bicara, dia lebih suka wanita yang kalem, tapi smart. Kalau diajak ngobrol selalu nyambung.
Rico tidak tahu, ada mata yang mengawasi saat dia pergi keluar kantor. Ada rasa kecewa yang ia rasakan, saat keberadaanya tidak dihiraukan. Itu sedikit melemahkan semangat Anya dalam menyelesaikan pekerjaanya. Orang yang akhir-akhir ini mengaduk-aduk hatinya. saat ini seolah-olah tidak melihat keberadaanya. Anya mulai membereskan mejanya dan mematikan komputernya.Dia meregangkan tulang-tulang yang terasa pegal. Dengan pelan dan ogah-ogahan berjalan ke arah lift. Kesedihan masih sedikit menggayut di hati Anya. Kenapa perasaanya menjadi seperti ini, kenapa semangat kerjanya harus bergantung dengan keberadaan Pak Rico?, batin Anya dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Pipiye Mumunt Poenyae
anya 😍😍
2021-01-01
0
Sadrianty Yanti
anya... sepulangnya dirimu dari belanda.... carilah perusahaan lain.... agar terbebas dari lelaki seperti rico...
2020-11-30
4
Kᵝ⃟ᴸωα⏤͟͟͞R∂αн🦐
semangat donk anya
2020-11-18
1