Elana tiba di rumah dengan perasaan bahagia,dia bahkan terus bersenandung dengan sesekali bersiul sejak keluar dari cafe.
Soraya berdehem cukup keras membuat elana yang tadinya ingin menaiki tangga untuk pergi ke kamarnya sontak berhenti dan menoleh ke arah sumber suara,dimana sang ibu tengah berdiri bersender di ambang pintu menuju taman samping rumah.
"Kau tampak sangat bahagia sayang,apa ada sebuah cerita menarik malam ini?"
Elana tersenyum lebar,dia meletakkan kedua tangannya di depan sambil menggoyang - goyangkan tubuhnya malu - malu dan berseru dengan manja,"mama jangan menggodaku"
Soraya tersenyum geli melihat tingkah putri bungsunya itu,"apa mama boleh tau ceritanya",ucapnya sambil berjalan ke arah sang putri
Elana langsung memeluk sang ibu kala wanita yang masih tampak cantik di usia kepala 4 itu sudah di dekatnya,"mama membuatku malu"
"Sudah ayo naik ke kamarmu dan istirahatlah",elana mengangguk lalu mencium pipi sang ibu dan berlalu menaiki tangga pergi ke kamarnya.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
Keesokan harinya elana bangun dengan perasaan bahagia,dia bahkan sampai bermimpi tentang bagaimana pertemuan saat makan bersama kemarin dengan sang dosen pujaannya.
Sejak bangun tidur sampai sarapan gadis itu tak henti - hentinya tersenyum bak wanita gila,soraya bahkan sampai kehilangan kata - kata dan hanya bisa menggeleng - gelengkan kepala melihat anak gadisnya tengah kasmaran.
Namun senyuman elana lenyap seketika saat masuk ke dalam garasi ingin menyalakan mobilnya namun menemukan bahwa ban mobil itu dalam keadaan kempes.
"Arrgh... sialan",elana menendang ban mobil tersebut dengan kesal
Gadis itu berjalan keluar garasi dan melongokkan sedikit kepalanya di ambang pintu garasi,melihat ke kanan dan ke kiri sebelum berteriak,"pak tony oh pak tony... yuhuuuuu.... pak tony dimana kamu?"
Seorang pria berumur sekitar 45 tahunan berlari tergopoh - gopoh saat mendengar namanya di panggil oleh sang majikan,meskipun cara memanggilnya terkesan lucu namun dia tidak berani meremehkan tuan putri rumah itu.
Baginya elana sudah seperti putrinya sendiri,gadis itu terkenal baik bahkan pada para pelayan dan penjaga rumah besar itu.
"Ada apa nona?apa ada masalah?",tanya tony sambil memegang dadanya mengatur nafas karena ngos - ngosan
"Kenapa pak tony ngos - ngosan?apa bapak baru saja berlari keliling rumah ini?"
"Tidak non,saya tadi ada di samping rumah bersama tukang kebun saat nona memanggil saya"
Elana mengangguk sambil melengkungkan bibirnya ke bawah,"oh... aku kira berlari keliling rumah"
"Bisa pingsan atau mungkin langsung mati saya jika harus berlari berkeliling rumah ini ,bahkan orang gila mungkin akan berpikir 2 kali untuk melakukannya,rumah itu besarnya sama dengan luas lapangan sepak bola"
"Kalau begitu kevin sudah gila ya",seru elana karena saudaranya itu memang sering berolahraga dengan jogging mengelilingi rumah itu
Tony merengut terdiam tidak tau harus bagaimana,dia harus benar - benar hati - hati mencari jawaban jika dengan elana,meskipun tidak pernah marah atau kasar namun gadis itu sangat jahil,jika salah berbicara maka akan menyesal kemudian.
"oh ya ada apa nona elana tadi memanggil saya?",tony berusaha mengalihkan pembicaraan untuk menyelamatkan dirinya sendiri
"Ah iya aku sampai lupa,ban mobilku kempes tolong pak tony periksa",ucap elana sambil menunjuk ke arah mobilnya yang letaknya cukup jauh dan bannya tidak terlihat oleh pandangan tony
"Saya periksa dulu kalau begitu"
Tony berjalan ke arah mobil elana di ikuti gadis itu dari belakang,setelah mengecek dan memastikan tony berkata,"ini bocor nona,ada paku yang menancap",ucapnya sambil menunjuk paku yang cukup besar menancap pada ban mobil itu
"Heeee... siapa orang kerjaan yang menancapkan paku pada ban mobilku??"
"Mungkin saat di jalan non?"
"Ck... jalanan kota ini benar - benar berbahaya,kalau begitu aku akan naik motor saja",elana berlari kembali ke dalam untuk mengambil kunci motornya.
Setelah mendapat banda yang dia cari,dia segera menunggangi kuda besi miliknya menuju ke kampus.
Saat di jalan dia tak sengaja melihat evan dosen pujaannya berdiri di depan mobilnya dengan bagian kap yang terbuka,gadis itu tanpa pikir panjang langsung memutar balik dan menghampiri evan.
Evan menoleh saat menyadari ada motor besar berhenti di sebelah mobilnya,dia mengamati dengan seksama dari atas sampai bawah siapa yang berada di atas motor besar itu dengan helm full facenya.
Hingga elana membuka kaca helm miliknya barulah evan tau jika itu adalah elana,karena selama ini dia belum pernah melihat penampilan gadis itu saat mengendarai motor besarnya.
Elana melepas helm yang dia kenakan,meletakkan benda itu di atas tangki lalu menggunakannya untuk bertopang dagu.
"Hai ganteng... butuh bantuan?",goda elana
"Kenapa kamu disini?"
"Menemui pak evan ,apa lagi?"
"Bukankah biasanya kamu memakai mobil?"
"Iya bapak benar,tapi hari ini mobilku tiba - tiba mengalami kempes ban jadi aku terpaksa memakai motorku"
Evan mengangguk lalu beroh ria saja sebagai jawabannya.
"Oh bukankah kita memang berjodoh,mobil kita sama - sama rusak dan di pertemukan di sini",elana menaik turunkan alisnya menggoda sang dosen,"apa pak evan sudah memanggil montir?"
"Sudah tadi mereka bilang akan datang secepatnya,tapi ini sudah lebih dari setengah jam mereka belum datang",keluh evan membuat elana langsung memasang wajah kasian.
Tak lama dua orang montir langganan yang di hubungi oleh evan datang,mereka lalu mengecek mobil pria itu dengan seksama.
"Maaf tuan ini tidak bisa di perbaiki sekarang di sini,kami perlu membawanya ke bengkel karena tidak membawa alat - alat lengkap",ujar salah satu montir
"Baiklah kalau begitu kalian bawa saja,nanti hubungi aku jika sudah selesai"
"Baik tuan evan,tenang saja kami akan segera memperbaikinya",evan mengangguk lalu salah satu montir menghubungi bengkel tempatnya bekerja agar mengirimkan mobil derek ke sana,itu adalah bengkel besar yang cukup terkenal di kalangan orang - orang kelas menengah atas pada kota itu,tak heran jika bahkan mereka punya mobil derek sendiri.
"Kau cepat pergi ke kampus?",evan menunjuk elana dengan jari telunjuknya lalu menggerakkannya sedikit tanpa mengusir
"Apa pak evan tidak butuh tumpangan?aku bisa memberi tumpangan pada pak evan jika mau",tawar elana namun di tolak mentah - mentah oleh evan
"Tidak aku akan naik taxi saja"
"Tapi tidak ada taxi hari ini tuan,semua supir taxi sedang melakukan demo kenaikan gaji",sahut salah satu montir tadi
"Benarkah?",evan sedikit terkejut karena tidak mengetahui hal itu
"Sudah ayo pak ikut saya saja,bukankah pak evan ada kelas sebentar lagi?"
Evan terdiam,dia bingung harus menerima tawaran mahasiswinya itu atau tidak,namun dia tidak mungkin memesan taxi karena mereka sedang demo,dan benar yang di katakan elana jika setengah jam lagi dia ada kelas mengajar namun bukan di jurusan elana
"Hadehhhh lama.... panas nih",elana mengibaskan tangannya mengipasi wajahnya dengan tangannya sendiri
Evan menghela nafas kasar sebelum menerima tawaran elana dengan terpaksa,"baiklah aku akan menumpang padamu?"
Elana tersenyum lebar,"ayo naik kalau begitu"
Evan mengercitkan dahinya"apa kau gila?apa kau ingin mempermalukanku dengan memboncengku?"
Wajah elana jelek dan menatap tak suka,"memang pak evan bisa naik motor?"
"Minggir... biar aku yang bonceng"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments