"Kapan ya aku punya pacar?",elana menatap sepasang kekasih yang berjalan bergandengan tangan dengan mesra melewatinya.
"Ya mana aku tau,kamu saja selalu menghindari laki - laki dan sok jual mahal pada mereka kecuali dosen evan itu",sofia menjawab dengan nada yang terdengar sedikit tidak enak
"Ya maksudku kapan aku punya pacar pak evan"
Sofia menghela nafas kasar dan berkata dengan sarkas,"hah... kau selalu jual mahal pada semua laki - laki tapi mengobral 99% saat bersama dosen itu"
"Hahaha jangankan 99%,100% pun aku tidak masalah",elana tertawa puas membuat sofia langsung memukul kepalanya karena kesal,"aduh"
Sore ini elana dan sofia memutuskan untuk pergi ke sebuah coffe shop di mall dekat kampus mereka guna menghabiskan waktu luang mereka untuk sekedar refresing setelah pulang kuliah.
Tidak... sebenarnya bukan waktu luang,tapi mereka saja yang memang tidak tau waktu,bahkan mereka nongkrong di sana sampai benar - benar lupa waktu dan lupa diri.
"Kejar saja sana terus dosen kesayanganmu itu sampai ke laut sana kalau perlu"
"Heeeiiiii.... kenapa harus ke laut,kalau setiap hari kita bisa bertemu di kampus",elana tersenyum konyol sambil menaik - turunkan alisnya yang semakin membuat sofia benar - benar kesal
"Terserahlah"
"Kau taukan kalau aku tidak mudah jatuh cinta,...."
"Apa?tidak mudah jatuh cinta?",belum selesai elana berbicara,sofia sudah menyelanya bahkan dengan nada mencibir
"Dengarkan dulu ish"
"Tidak.. aku menolak mendengarkan pernyataan tidak masuk akalmu",sofia tau jika dia memilih mendengarkan temannya itu maka akan sangat sia - sia baginya",kau bilang kau susah jatuh cinta kan?",tanyanya yang di angguki oleh elana
"Hahhh"sofia menghela nafas kasar lalu berkata,"aku ingatkan sedikit tentang sejarahmu,jadi kau tidak akan berbicara ngelantur lagi"
"Apa?sejarah apa?"
"Baik.. dengarkan aku baik - baik bercerita jangan menyela,jangan menyangkalnya",
Elana mengangguk patuh dan sofia mulai bercerita seperti tengah membacakan dongeng untuk anak balita sebelum tidur.
2 tahun yang lalu saat mereka masih duduk di sekolah menengah atas.
"Aduh sudah donk el,kenapa harus menangisi pria seperti itu sih"
Sebenarnya dalam hati sofia dia benar - benar malas membujuk temannya yang sudah dia kenal sejak masih duduk di bangku menengah pertama itu,karena dia tau tabiat temannya seperti apa.
"Kenapa dia tega banget ya sama aku",elana terus terisak dan beberapa menyedot ingusnya membuat sofia menatap temannya itu jijik
"Sudah donk.. cowok kan bukan dia aja"
"Tapi aku tidak terima dia berselingkuh,harusnya aku yang selingkuh bukan dia"
Sofia berwajah bodoh mendengar ucapan temannya itu,"ya sudah jangan di pikirkan lagi,kamu bisa kan cari cowok lain"
Elana menghapus air matanya kasar dan lagi - lagi menyedot ingusnya,"iya kamu benar,kenapa aku harus menangisi pria berwajah babi seperti dia,sudah jelek tukang selingkuh lagi"
"Hemm iya kau benar,ayo sekarang kita ke kantin aku lapar"
Mereka berdua akhirnya berjalan ke arah kantin,namun sebelumnya elana mampir ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya,sampai di kantin mereka segera membeli makanan dan duduk di sala satu kursi pada meja yang tersedia di kantin tersebut.
"Kau doyan apa lapar?",cibir sofia yang melihat temannya makan dengan lahap seperti orang kelaparan
"Aku lapar.. tenagaku habis untuk menangis tadi,ucap elana sambil terus memasukkan makanan ke dalan mulutnya
Sofia hanya bisa menghela nafas lelah,"eh.. eh.. lihatlah ada sainganmu si jesica"
"Aku sedang tidak mood berdebat dengan cacing tanah itu",jawab elana acuh
"Waow waow waow lihatlah si gadis miskin ini,dia makan seperti pengemis yang kelapar,pantas saja jeff selingkuh darinya",seru jesica yang datang dengan para gerombolan geng rempongnya
Sebenarnya elana bukanlah dari keluarga miskin,keluarganya sangat mampu bahkan lebih dari harta milik keluarga jesica,namun jika di bandingkan dengan status sosial dan jabatan yang di sandnag oleh ayah jesica sebagai dewan pemerintahan,membuat jesica selalu merendahkan semua orang,apalagi elana memang tidak pernah menunjukkan kekayaan orang tuanya.
"Hei miskin minggir sana,aku ingin duduk di sini",jesica mendorong bahu elana,namun gadis itu tidak bergeming sama sekali
"Hei.. kau dengar tidak",sentak jesica
"Dasar sudah miskin budek lagi",ucap olin teman satu geng jesica
Elana menggaruk kepalanya yang tiba - tiba gatal dengan gerakan kasar,lalu di berdiri dan meminum jus jeruk miliknya,tanpa di sangka - sangka sedetik kemudian dia menyiramkan jus itu ke arah jesica hingga membuat gadis itu terpekik begitu juga teman - temannya.
"Kau gila,gadis miskin tidak waras... beraninya kau",teriak jesica tidak terima
"Up...",elana menutup mulutnya dengan telapak tangan,"maaf aku tidak sengaja",ucapnya dengan nada yang di buat semelas mungkin
"Hei kau.. suruh temanmu minta maaf pada jesica sekarang juga",vivian menodong dan mendorong bahu sofia yang sejak tadi hanya diam dan melihat dengan santai
"Kau ingin elana meminta maaf pada temanmu itu?",tanya sofia menunjuk jesica dengan dagunya
"Iya... cepat suruh dia minta maaf"
Sofia yang memang sudah lama bermusuhan dengan vivian dan sangat membenci gadis itu karena kekasih sofia yang berselingkuh dengan vivian beberapa bulan lalu.
Sofia melakukan gerakan yang sama dengan apa yang temannya elana lakukan,dia menyiramkan minumannya ke arah vivian hingga membuat gadis itu berteriak kesal,dan itu mahal membuat elana dan sofia tertawa terbahak - bahak karena puas.
"maafkan aku vivian,tadinya aku ingin menyiram elana untuk membalaskan jesica,tapi angin membawa tanganku pergi ke arahmu",ucap sofia dengan nada yang dibuat - buat
"Kalian memang gila,dua sahabat gadis miskin yang sama - sama gila",ucap jesica
"Lebih baik miskin dari pada kaya karena hasil korupsi uang rakyat",sahut elana mengejek
"Kau..",jesica melotot menunjuk ke wajah elana,namun bukannya takut elana malah memajukan tubuhnya sengaja menantang dan berkata,"apa?"
"Ayo kita pergi,nanti kita tertular virus korupsi dari bapaknya",sofia menarik tangan elana dan mengajak temannya itu untuk pergi meninggalkan gerombolan gadis rempong di sana.
"Awas kalian berdua,aku akan membalas kalian nanti",teriak jesica kesal bahkan sampai menendang kursi dan dia menjadi pusat perhatian semua siswa yang ada di kantin
Sudah menjadi rahasia umum bagi para siswa di sekolah tersebut jika melihat elana dan jesica berseteru karena hal itu sudah biasa terjadi.
"Hahaha aku sangat puas melihat wajahnya tadi",elana tertawa puas penuh dengan kemenangan
"Hahaha kau benar,gadis cacing itu pasti sangat malu"
Dua gadis itu terus tertawa sepanjang jalan dari kantin menuju ke kelasnya,namun tawa elana seketika berhenti kala dia melihat sesuatu,matanya berbinar cerah.
"Waow siapa pria tampan itu",elana melihat seorang remaja laki - laki tampan yang baru keluar dari ruangan kepala sekolah
Sofia mengikuti arah pandang temannya,"aku rasa dia anak baru,aku belum pernah melihatnya"
"Dia sangat tampan,aku mau dia",ucap elana dengan mata penuh damba
Sofia menepuk jidatnya,'mulai lagi dia,bahkan dia lupa jika beberapa jam yang lalu baru saja menangisi seorang pria',batinnya
Karena memang sejak dulu elana memang seperti itu,menyukai pria berpacaran hanya bebrapa minggu,menangis karena putus dan selang satu dua atau beberapa hari,maka elana sudah akan menemukan target barunya lagi dan hal itu berlangsung sampai mereka lulus sekolah menengah atas.
Karena itulah sofia tidak akan begitu susah payah dan bekerja keras untuk menenangkan temannya kala elana menangis karena baru saja putus dengan kekasihnya.
*********
"Kau sudah ingat betapa kau sangat tidak mudahnya jatuh cinta?",nada bertanya sofia lebih terdengar mencibir
Elana menyengir kuda seperti orang idiot,"itukan masa lalu dan hanya cinta monyet,sekarang berbeda"
"Iya cinta monyet,kau itu monyetnya",kesal sofia
Elana mengerucutkan bibirnya sebal,padahal memang benar yang di katakan temannya itu,jika sejarahnya dalam jatuh cinta memang sedikit anti mainstream,tapi dalam hati dia menyangkal jika itu bukan cinta sejati namun hanya cinta monyet remaja saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments