Elana duduk menopang dagunya menggunakan telakbtangan dengan siku yang berada di atas meja,gadis itu tak henti - henti tersenyum menatap pria yang sedang duduk di depannya itu.
"Tidak bisakah kamu berhenti tersenyum?kau seperti orang bodoh",seru evan jengah
Bukannya marah elana malah menjawab dengan centil,"aku siap menjadi bodoh karena pria tampan sepertimu"
"Kenapa kamu seperti itu?"
"Apanya?",elana berbalik bertanya dengan polosnya
"Kenapa kamu bersikap seperti itu padaku?aku dosenmu dan umur kita jauh,tidak seharusnya kamu bertingkah seperti itu"
Evan sejak tadi bersikap dingin,dan setiap berbicara nadanya sangat datar,namun elana tetaplah elana,gadis itu bukannya merasa tidak nyaman,dia malah terus menggoda evan.
"Bukankah aku sudah bilang jika aku menyukaimu,aku tidak peduli dengan umur,bibiku bahkan menikahi pria tua yang terpaut 15 tahun dari usianya"
elana melanjutkan ucapannya,"lagi pula umurku sudah hampir 20 tahun,sudah siap menikah dan hamil anak - anakmu nanti"
Evan memijat keningnya yang tiba - tiba mendadak nyeri,dia sudah kehabisan akal dan kata - kata untuk membuat gadis di depannya itu menyerah,mereka bahkan sudah ada di cafe itu selama 2 jam dengan obrolan yang tidak penting sama sekali.
"Apa sudah selesai,jika sudah aku pergi sekarang",evan beberapa kali melihat ke arah ponselnya yang berada di atas meja,terlihat ponsel itu beberapa kali berkedip seperti ada pesan dan panggilan
"Tunggu.. sebentar lagi saja,oke"
Elana terus menahan dosen fovoritnya itu,dia masih ingin berlama - lama dengan pria tampan di depannya tersebut.
Siapa yang akan menyangka jika gadis dengan penampilan tomboy seperti itu akan bersikap centil apalagi pada dosennya sendiri,mungkin jika mahasiswi lain mendekati dosennya karena ingin mendapatkan nilai yang bagus,namun berbeda dengan elana yang mendekati dosennya karena memang tertarik.
"Jika kamu masih ingin di sini terserah,aku harus pergi sekarang",evan langsung berdiri dan beranjak pergi tanpa menunggu jawaban dari elana
Gadis itu mendesah kecewa,"setidaknya beri salam peepisahan kan bisa,menyebalkan... tapi aku tetap cinta hahahahha"
dia akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumahnya saja dari pada harus nongkrong sendirian di cafe seperti jomblo tidak laku,meskipun sebenarnya dia memang jomblo.
Sampai di pekarangan rumahnya,elana melihat mobil asing yang terparkir di sana,"apa ada tamu?apa papa punya tamu?"
Gadis itu memarkir mobilnya sembarangan seperti biasanya dan segera keluar dari mobilnya,lalu berjalan untuk masuk ke dalam rumahnya.
Saat sampai di ruang tamu dia melihat seseorang duduk di ruangan itu dengan kakak laki - lakinya,seketika mata elana membelalak tak percaya menyadari wajah yang tidak asing itu.
"El kau sudah pulang?",tanya kkevin basa - basi
Orang yang ada di sana tadi tersenyum melihat kedatangan elana,"belum aku masih ada di kampus",jawab elana sekenanya dengan nada santai
Kevin langsung tersenyum kikuk sambil mengusap tengkuk lehernya,sedangkan orang tadi tertawa pelan.
"Bukankah kau orang yang mengbalikan dompetku waktu itu?",tanya elana
"Iya itu aku",sahut orang itu
kevin tidak terkejut dan tau apa yang di maksud adiknya itu,karena marchel sudah menceritakan padanya.
"Siapa namamu aku lupa?"
"Marchel"
"Kau yakin tertarik pada gadis itu",sahut kevin tiba - tiba membuat dua orang di sana menatapnya bersamaan
Marchel hanya tersenyum malu - malu sedangkan elana memasang wajah bodoh tidak tau apa yang sedang di bicarakan oleh kakak laki - lakinya.
Tadinya marchel sempat terkesima melihat elana yang datang dengan penampilan yang berbeda dari terakhir kali dia melihat gadis itu.
Elana memang tadi sempat mengganti pakaian berandalnya dengan dress feminim saat perjalanan pulang dari cafe,dia mampir ke toilet umum dan berganti pakaian di sana,karena tidak ingin terkena omel ayahnya lagi mengingat ayah gadis itu masih berada di rumah.
"Kevin ikut aku sebentar",pinta elana yang langsung berlalu masuk dan ikuti oleh kevin
Saat sudah sampai di ruangan keluarga,gadis itu berdiri dengan berkacak pinggang menghadap sang kakak,"kenapa kau membawa orang asing ke sini?bagaimana jika papa dan mama tau,lalu dia akan tau jika aku adikmu"
Kevin mengedikkan bahunya acuh dan dengan santai berkata,"dia bahkan sudah sering datang kemari sebelum kau tinggal di sini"
"Apa maksudmu?",tanya elana tidak mengerti
"Dia temanku sejak kami masih di sekolah menengah pertama,dia sering kemari dan saat itu kau masih berada di rumah kakek dan nenek kan makanya kau tidak tau"
Sejak kecil elana memang tinggal di kota lain di rumah nenek dan kakeknya,dia baru pindah saat usianya menginjak sekolah menengah pertama.
Elana mengerucukan bibirnya sekilas,"apa kau yakin dia tidak akan membocorkan identitasku?"
"Kau tenang saja",kevin menepuk pundak elana pelan lalu segera pergi dan kembali ke ruang tamu.
Elana langsung kembali ke kamarnya,merebahkan diri di atas tempat tidur sambil memandangi langit - langit ruangan itu.
"Kenapa susah sekali meluluhkan hati pak evan ya?"
"Padahal aku cantik,manis lucu baik hati dan tidak sombong,aku juga sangat gemoy kata sofia"
"Apa dia sudah punya kekasih ya?"
"Tapi yang aku dengar pak evan belum memiliki kekasih"
Elana terus berbicara sendiri,dia terus bermonolog memikirkan cara mendapatkan hati dosen pujaannya itu.
Di ruang tamu kevin dan marchel berbincang,"dia sangat berbeda dari saat masih kecil dulu",kata marchel
"Tentu saja,saat kecil dia terlihat seperti putri yang sangat anggun,tapu sekarang terlihat seperti berandalan",jawab kevin
"Meskipun berandalan aku tetap suka"marchel memang menyukai elana sejak dia masih kecil
Pertama kali marchel melihat gadis itu bukanlah saat di cafe,tapi saat kevin mengajaknya ke rumah kakek dan neneknya di luar kota bersama kedua orang tua kevin.
Saat itu elana sedang sakit sehingga mereka mengunjungi gadis itu,dan sepertinya elana tidak ingat pada marchel karena dia masih sangat kecil.
"Jika kau memang menyukainya aku tidak masalah,aku tau kau pria baik,jaga dia untukku saat aku tidak ada di negara ini",kevin menepuk pundak temannya itu
"Kau tenang saja,aku akan menjaganya untukmu",jawab marchel dengan penuh keyakinan
"Kau bisa mulai mendekati gadis itu,aku akan membantumu"
"Apa dia tidak punya kekasih?"
Kevin menaikan satu alisnya,"apa kau kira ada pria yang mau dengan gadis berandalan seperti itu?",ucapnya lalu tertawa tanpa dosa
Di kamarnya elana terus mengucek telinganya,"kenapa telingaku berdenging terus sih?apa evan sedang merindukanku ya"
Elana tersenyum seperti orang bodoh memikirkan dugaannya jika evan tengah merindukan dirinya,membuat hati elana sangat bahagia sampai ingin berguling - guling di tanah saja rasanya.
"Apa dia memang tipe pria seperti itu,bersikap dingin saat di depan namun merindukan saat sendirian",elana terkikik geli dengan pemikirannya sendiri
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Devi Handayani
aduh Elena ga tau apa.... lagi jadi bahan ghibah babang babang ganteng di depan nohhh/Proud//Proud//Proud//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2024-01-08
0