Kaela menggeleng pelan, ia masih tidak percaya dengan apa yang terjadi sekarang, mobil yang sedang Kaela gunakan adalah mobil milik Gabriel, mobil yang tidak pernah satu orang pun diizinkan untuk mengemudikannya!
Lalu Kaela? Kenapa Gabriel dengan begitu percaya menyerahkan mobil kesayangannya pada Kaela?!
"Aku rasa dia benar-benar sedang berusaha mendekatimu, Kae!" ucap Jane.
Beberapa menit yang lalu, Carlie mengirim pesan pada Jane, meminta Jane untuk menyampaikan pada Kaela, kalau dia tidak perlu membawa mobil Gabriel kembali ke kampus, tapi langsung bawa pulang ke apartemen setelah dia puas menggunakannya!
Di dalam pesannya, Carlie juga membocorkan kalau Kaela orang pertama yang mengemudikan mobil itu selain Gabriel, tidak ada satupun yang pernah duduk dan menyentuh kemudi mobil itu kecuali Gabriel dan Kaela, bahkan Carlie dan kawan-kawanya yang lain tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk itu!
"Tidakkah kamu merasa ada banyak hal yang janggal, Jane?"
"Ya, aku merasakan itu dan aku berharap semua itu tentang hal baik, bukan sesuatu yang membahayakanmu, Kae."
Kaela menatap Jane haru, setelah Aera dan Bara, Jane adalah orang yang paling dekat dan paling mengerti perasaannya!
**********
Pulang dari rumah Jane, Kaela kembali membawa laju mobil Gabriel ke arah apartemen, tapi sebelum itu, ia sempat mampir di minimarket untuk membeli makanan ringan dan minuman dingin, kebetulan stok makanan di kulkasnya untuk minggu ini sudah habis.
Kaela membeli beberapa kaleng minuman soda, beberapa kotak susu, dan beberapa botol air mineral, gadis itu paling tidak bisa untuk tidak banyak minum air putih. Setelah mendapatkan semuanya dan hendak membayar, tiba-tiba saja kasir minimarket itu menanyakan sesuatu pada Kaela.
"Apakah kamu pacarnya Gabriel?" tanyanya dengan tersenyum lalu menggeleng pelan.
"Eum--"
"Tidak perlu dijawab, tolong sampaikan padanya, dia benar-benar pintar dalam memilih pasangan!"
Meski kebingungan, Kaela tetap menanggapi ucapan kasir itu dengan senyuman.
"Apakah semua orang mengenal dia?" gumam Kaela setelah selesai membayar belanjaannya dan keluar dari minimarket. "Ah, pasti dia menanyakan hal itu karena melihatku memakai mobil Gabriel, ya pasti karena ini!"
Sebegitu indentik dan lekatnya kah mobil ini dengan Gabriel? Sehingga hanya dengan menggunakan mobil ini orang-orang akan berpikir jauh tentang hubungan Kaela dengan pria itu?!
"Aku rasa, aku nggak akan nerima pinjaman ini lagi!" ucap Kaela setelah memarkirkan mobil Gabriel di basement apartemen. Kaela menatap jam tangannya, tidak terasa sudah pukul setengah delapan malam, dengan cepat Kaela berjalan menuju lift, dia pasti sedang dalam bahaya sekarang, karena sudah seharian menghilangkan tanpa kabar! Handphone Kaela benar-benar ketinggalan di atas meja ruang tengah!
tok... tok... tok...
Kaela yang baru sampai dan masih dengan napas yang belum teratur langsung mengetuk pintu apartemen Gabriel, bermaksud untuk mengembalikan kunci mobil dan berterimakasih atas pinjamannya! Tapi setelah hampir lima menit Kaela berdiri di sana, pintu itu tak kunjung terbuka.
"Apakah dia belum pulang?" gumam Kaela lalu memutuskan untuk masuk ke apartemennya terlebih dahulu dan akan kembali menemui Gabriel nanti!
"Mati! Aku benar-benar akan mati sekarang!" Kaela meletakkan semua belanjaannya di atas meja makan, lalu berlari menuju ruang tengah, di mana handphonenya sedang berdering kencang!
"Kak Bara!" Gadis itu berusaha mengatur pernapasannya terlebih dahulu, mencoba untuk tenang.
"Hallo, Kak?"
"Kaela! Kamu baik-baik saja, kan? Kamu ke mana aja? Tante Yuna dan Om Leo sudah menelponmu sejak tadi pagi! Semua orang khawatir di sini! Kamu baik-baik aja kan di sana?!" ucap Bara dengan nada yang benar-benar khawatir.
"Aku baik-baik aja, Kak. Maaf, handphone-ku ketinggalan di apartemen, aku baru pulang sekarang, maaf karena udah buat kalian khawatir!"
"Cepat kabari Tante dan Om! Mereka pasti sedang menunggu kabar darimu! Jangan lupa mandi, makan dan istirahat! Jaga diri baik-baik! Kalau ada apa-apa, hubungi Kak Bara!"
"Iya, maaf, Kak. Kaela benar-benar minta maaf!"
"Ya, nggak apa-apa, Kak Bara khawatir aja kalau sampai terjadi apa-apa padamu! Selamat malam dan selamat beristirahat."
"Selamat malam juga, Kak. Dahhh."
Kaela langsung menghubungi Mama Yuna begitu sambungan telpon dengan Bara terputus.
"Hallo, Ma."
"Karla, apakah kabar, Sayang? Mama menelponmu dari tadi pagi, kamu baik-baik saja kan di sana?" tanya Mama Yuna khawatir.
"Kaela baik-baik aja, Ma. Handphone Kaela ketinggalan di apartemen, Kaela baru pulang sekarang."
Terdengar Mama Yuna mengembuskan napas lega di seberang sana.
"Mama mimpiin kamu semalam, makanya Mama langsung hubungi kamu!"
"Kaela baik-baik aja, Ma. Mama sama Papa apa kabar?"
Percakapan Ibu dan anak yang sedang melepas rindu itu pun berlanjut hingga pintu apartemen Kaela diketuk oleh seseorang.
"Sebentar, Ma. Kaela mau buka pintu dulu--"
"Ya udah kalau gitu, Mama tutup dulu ya telponnya, kamu jangan sering begadang di sana! Makan yang banyak! Jaga kesehatan ya, Sayang, I love you."
"I love you too, Ma."
Kaela bergegas ke depan setelah sambungan telepon dengan Mama Yuna terputus. Saat Kaela membuka pintu, tatapannya dan Gabriel langsung bertemu.
"Oh, Hi, aku tadi sudah mengetuk pintu apartemenmu, kunci mobilmu ada di dalam, tunggu sebentar---"
"Aku butuh teman!" ucap Gabriel sebelum Kaela sempat membalik tubuhnya.
Kaela mengangguk pelan lalu membuka pintu apartemennya lebih lebar. "Silahkan."
Gabriel tersenyum tipis lalu melangkah masuk mengikuti Kaela. "Apakah keluargamu akan marah jika mereka tau kamu membawa seorang pria masuk ke dalam apartemenmu?" tanya Gabriel.
"Em, mungkin bisa lebih dari itu!" jawab Kaela santai.
"Apa aku harus keluar?"
"Nggak, diemlah di sini untuk beberapa saat, sampai kamu merasa lebih baik!" Kaela meninggalkan Gabriel yang duduk di ruang tengah, gadis itu mengambil camilan dan minuman yang ia beli di minimarket.
"Kamu benar-benar pintar memilih pasangan!" ucap Kaela sembari meletakkan camilan dan dua kaleng minuman soda di atas meja.
Gabriel yang tidak mengerti maksud ucapan Kaela pun menatap gadis itu bingung.
"Itu yang kasir minimarket itu katakan!" jawab Kaela seolah mengerti arti tatapan Gabriel.
"Tentu, pilihanku tidak pernah salah!" Gabriel tersenyum bangga.
"Jadi, berapa banyak gadis yang sedang kamu kencani?!"
"Emm----" Gabriel mendekat, hingga begitu dekat dengan Kaela, "Sejauh ini baru satu, tapi jika kamu mengizinkan, aku akan menambah dua atau tiga lagi!"
"Oh, apakah itu benar? Sepertinya aku mencium aroma kebohongan?!" ucap Kaela dengan senyuman tipis di sudut bibirnya.
"Apakah aku harus membuktikannya?"
"Seharusnya begitu!" tantang Kaela.
Gabriel tersenyum, ia merogoh saku celana jeans-nya, mengeluarkan handphone.
"Apa yang akan kamu lakukan?"
"Memberitahu semua orang kalau kamu satu dan satu-satunya!"
"Kamu gila, ya?!" Kaela merebut handphone Gabriel dan di saat itulah Kaela melihat kalau Gabriel hendak memposting fotonya di Instagram!
"Darimana kamu mendapatkan ini?" tanya Kaela, foto itu adalah foto di saat Kaela berada di parkiran minimarket dan hendak masuk ke dalam mobil Gabriel, seperti diambil dengan sengaja oleh seseorang!
Gabriel tak menjawab, dia juga tidak berusaha merebut handphonenya lagi dari Kaela.
"Bolehkah aku minum segelas kecil saja?" tanya Gabriel.
"No alkohol!" Kaela meletakkan handphone Gabriel di atas meja, lalu menatap pria itu lekat. "Katakan, apa yang kamu mau dariku?"
"Bukankah kamu bilang, kamu mengerti? Dan bukannya kamu juga yang bilang aku boleh mencarimu jika aku membutuhkan teman?!" jawab Gabriel dengan netra yang membalas tatapan Kaela.
"Ya, kamu boleh menggunakan jawaban itu! Tapi bukan itu yang aku mau!"
"Jawaban seperti apa yang kamu mau, Kaela? Apakah kamu menginginkan jawaban dalam bentuk tindakan? Aku bisa menunjukkannya sekarang!"
"Jangan melakukan sesuatu yang gila!" ucap Kaela dengan tatapan tajam ke arah Gabriel.
Gabriel tersenyum tipis, pria itu meriah kaleng minuman soda, menghabiskan isinya dalam sekali tegukan!
"Gila! Ya, kamu memang gila!" ucap Kaela yang hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Ada lagi?"
Kaela mendorong kaleng minuman miliknya ke arah Gabriel dan juga menambahkan 3 kaleng lagi dari kulkas, Kaela sendiri mengganti minumannya dengan susu kotak.
"Terimakasih untuk pinjaman mobilmu," ucap Kaela setelah suasana hening beberapa saat.
"Kamu bisa memakainya kapanpun kamu mau!" jawab Gabriel lalu bangkit dari duduknya dengan membawa kaleng minuman soda terakhir yang baru ia buka.
"Hei, kamu mau ke mana?!" tanya Kaela karena Gabriel yang pergi tanpa permisi!
"Pulang!"
"Tunggu, kunci mobilmu! Handphonemu! Jaketmu!"
Gabriel tetap melangkah pergi tanpa memperdulikan ucapan Kaela, seolah-olah kunci mobil, handphone dan jaketnya bukanlah barang berharga yang bisa ia tinggalkan di mana-mana!
"Aneh!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Nia Rizkia
kunci mobil ,handphone ,jaket ,kalung... itu tandanya kamu termasuk orang teristimewa dalam hidup Gabriel.....kaela
2023-08-14
2
Nona Lengary
lnjut up nya thorr
2023-08-13
1