Kaela yang sudah berusaha untuk tidur sejak setengah jam yang lalu tak kunjung bisa terpejam, ia terus berguling ke kanan dan kiri seperti orang sedang gelisah dan susah tidur.
"Dia kenapa?!" gumam Kaela yang masih kepikiran Gabriel, kenapa pria itu tiba-tiba menanyakan dia dari mana? Dan sejak kapan dia berdiri di depan apartemen Kaela?
Kaela yang tak kunjung merasa tenang pun memutuskan untuk keluar dan mengecek keadaan Gabriel, apakah pria itu baik-baik saja? Siapa tau tadi dia sedang membutuhkan bantuan Kaela, kan?
Saat Kaela sudah sampai di depan pintu apartemen Gabriel, seperti sebelumnya, Kaela tidak langsung mengetuk pintu, ia diam beberapa saat dan di saat Kaela hendak mengetuk pintu, pintu apartemen itu pun terbuka.
Gabriel yang melihat Kaela berdiri tepat di depan pintu apartemennya tentu kebingungan. "Ada apa?" tanya Gabriel masih dengan raut wajah yang datar.
"Kamu mau ke mana?" Kaela balik bertanya setelah melihat penampilan Gabriel yang menggunakan jaket dan sepatu, pria itu juga memegang kunci mobil di tangan kirinya.
Gabriel tak menjawab, ia menutup pintu apartemennya dan pergi begitu saja tanpa memperdulikan Kaela!
"Aku ikut!" ucap Kaela sedikit kencang, membuat langkah kaki Gabriel terhenti, pria itu menoleh ke arah Kaela, lalu memutar arahnya, kini ia berjalan mendekati Kaela dengan tangan kanan yang merogoh saku jaketnya.
Gabriel mengeluarkan handphonenya, menghubungi seseorang, tapi tatapannya masih terus tertuju pada Kaela yang kini mematung di depannya.
"Hallo, Bro, kenapa?" tanya Carlie di seberang sana.
"Aku tidak jadi datang!" jawab Gabriel.
"Kenapa, bukan kah tadi kamu bilang akan datang?"
"Aku berubah pikiran, pacarku tidak mengizinkanku!" jawab Gabriel tanpa mengalihkan pandangannya dari Kaela.
"Sialan, selamat bersenang-senang, Bro!"
Gabriel memasukkan handphonenya setelah sambungan terputus.
"Masuk dan istirahatlah!" ucap Gabriel pada Kaela.
"Aku nggak bisa tidur, kalau kamu nggak jadi pergi, aku punya stok mie instan di apartemen, aku bisa membuatkanmu juga!" jawab Kaela.
Gabriel tersenyum tipis, lalu tanpa diduga pria itu melangkah mendekati pintu apartemen Kaela. "Aku punya banyak waktu luang sekarang!"
Entah apa yang membuat Kaela tersenyum, sekali lagi, apa yang ada di pikirannya selalu berjalan terbalik dengan apa yang ia ucapkan!
Berbeda dengan sebelumnya, kedatangan Gabriel kali ini ke apartemen Kaela disambut dengan baik oleh si pemilik apartemen, Gabriel mengikuti langkah Kaela yang menuju dapur, hendak memasak mie instan sesuai apa yang ia katakan tadi! Pria itu membuka jaketnya lalu meletakkannya di kursi makan milik Kaela.
"Kamu mau yang mana?" tanya Kaela sambil menunjukkan dua pilihan mie instan, rasa kari ayam dan soto, khas mie instan Indonesia.
"Kanan!" jawab Gabriel, itu artinya ia memilih rasa kari ayam di tangan kanan Kaela. Dengan cekatan Kaela menyiapkan dua mangkuk, tak lupa juga menambahkan topping telur dan juga potongan cabe rawit.
Gabriel yang sejak tadi memperhatikan Kaela akhirnya mendekat.
"Jangan diam saja ketika kamu butuh bantuan, Sayang!" bisik Gabriel lalu membawa dua mangkuk mie instan yang sudah Kaela letakkan di atas nampan, sedangkan Kaela membawa dua gelas minuman dingin.
"Lewat sini!" ucap Kaela yang berjalan di depan Gabriel, Kaela mengajak Gabriel duduk di balkon apartemennya sembari menikmati mie instan mereka!
"Biasanya Jane yang akan menemaniku, berhubung Jane nggak ada, kamu boleh menggantikan posisinya!" ucap Kaela dan hanya dijawab dengan senyuman tipis oleh Gabriel.
"Nenekku sering membuatkan mie instan ini untukku!" ucap Gabriel setelah mencicipi mie instan yang Kaela buat.
"Benarkah?"
"Ya, tapi sejak dia meninggal, aku tidak pernah lagi memakan mie ini, ini adalah yang pertama kali setelah---"
"Maaf, aku tidak tau itu!" potong Kaela.
Gabriel menggeleng, "Lupakan saja!"
Pria itu lanjut menikmati mie-nya.
"Em, kalau kamu butuh teman, kamu bisa mencariku!" ucap Kaela tanpa menatap ke arah Gabriel.
Seperti biasa, Gabriel tak menjawab, tapi dia mendengar apa yang Kaela katakan padanya. Saat suasana hening itu, Kaela kembali teringat dengan tangan Gabriel yang sempat ia obati.
"Bagaimana dengan tanganmu, apakah sudah mendingan?" tanya Kaela, Gabriel pun mengulurkan tangannya. Dan Kaela langsung menatap Gabriel setelah menyadari luka di tangan pria itu semakin bertambah, bukannya sembuh!
"Tunggu sebentar---"
"Nggak perlu!" ucap Gabriel, pria itu menahan tangan Kaela yang hendak berdiri. "Ini bukan apa-apa!"
"Nggak, itu tetap harus diobati!"
Kaela tak menerima bantahan ataupun penolakan dari Gabriel, ia tetap mengambil kotak obat dan mengobati luka di tangan Gabriel dengan pelan.
"Love yourself itu penting, karena kalau bukan kita, siapa lagi yang akan melakukannya?" ucap Kaela pelan sembari menepikan mangkuk bekas mie mereka. Ia sudah selesai mengobati tangan Gabriel.
"Penting buat orang sepertimu." Gabriel menoleh menatap Kaela.
Kaela tersenyum, "Jika orang sepertiku tidak melakukannya, maka kamu tidak akan pernah bertemu denganku!"
Gabriel terdiam, mencoba mencerna apa maksud dari ucapan Kaela.
"Kalau bukan kamu yang menyelamatkan dirimu sendiri, maka kamu akan hancur di tanganmu sendiri!" tegas Kaela.
"Bukankah kamu dikelilingi oleh banyak orang yang mencintaimu, orang-orang itu pasti akan menyelamatkanmu, kan?"
Kaela tertawa kecil mendengar ucapan Gabriel, gadis itu memutar tubuhnya hingga kini ia duduk menghadap Gabriel. "Jauh sebelum itu, aku harus mati-matian berdamai dengan diriku sendiri!"
Gabriel menatap kedua netra Kaela, tatapan gadis itu teduh, tidak seperti biasanya.
"Ini berbeda! Kamu nggak akan ngerti!" ucap Gabriel.
"Aku ngerti!"
"Apa yang kamu mengerti?!" tatapan Gabriel kian lekat. Kaela diam cukup lama sebelum akhirnya ia mengalihkan pandangannya.
"Aku ada jika kamu butuh teman!" ucap Kaela pelan. Entah, Kaela tidak tau apa yang terjadi saat ini, pikirannya memintanya untuk menjaga jarak dengan Gabriel, tapi tindakannya justru malah sebaliknya, satu yang Karla tau, dia tau apa yang sedang Gabriel rasakan, dan Kaela mau Gabriel merasakan apa yang Kaela rasakan sekarang, yaitu menemukan kebahagiaannya sendiri dan berdamai dengan semua luka yang ada.
"Sudah malam, aku balik dulu!" ucap Gabriel lalu bangkit dari duduknya.
"Gabriel!" panggil Kaela. Gabriel menghentikan langkahnya.
"Berjanjilah padaku untuk tidak menyakiti dirimu sendiri lagi!"
"Kalau aku melanggarnya?!" tanya Gabriel.
"Maka berjanjilah lagi untuk tidak melakukanya!"
"Aku berjanji!" ucap Gabriel sebelum meninggalkan apartemen Kaela, ada seuntai senyuman yang timbul di wajah Kaela setelah mendengar ucapan Gabriel.
"Jaketnya? Dia pikun atau gimana?" gumam Kaela saat menemukan jaket Gabriel di kursi makannya! Pria itu memang suka meninggalkan barang-barangnya, ya?!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Mezink
let's gooo
2023-08-29
1
ChaManda
love this part❤️❤️
2023-08-12
0