Gabriel!

Kaela terus menerus mencecar Gabriel dengan berbagai pertanyaan yang tidak satupun dari semua pertanyaan Kaela yang mendapatkan jawaban!

"Hei, kamu jangan macem-macem, ya! Aku bisa saja---'

"Bisa diem, nggak? Kamu mengganggu konsentrasiku!" ucap Gabriel dengan tatapan tajam.

"Turunin aku di sini! Aku mau pulang!"

Mendengar ucapan Kaela, bukannya Gabriel menghentikan mobilnya ia malah menambah kecepatannya hingga menyalip beberapa kendaraan di depan mereka.

"Kamu mau mati ya?!"

Kaela menggeleng pelan, jika ia terus berada di dalam mobil ini, bisa-bisa ia akan mati karena serangan jantung! Setelah mengemudi cukup lama dan sekarang mereka berhenti di sebuah lapangan di penghujung jalan yang minim pencahayaan, barulah Gabriel turun dari mobil tanpa mengajak Kaela untuk turun. Tapi dari dalam mobil Kaela masih bisa melihat keadaan di luar sana, Kaela melihat ada sekumpulan pria yang sedang berbicara dengan Gabriel, tidak hanya pria, melainkan ada juga seorang wanita yang menyambut kedatangan Gabriel dengan sebuah ciuman.

"Dih, itu pacarnya?!" gerutu Kaela sambil terus memperhatikan gerak-gerik mereka semua. Sampai kurang dari 15 menit, Gabriel melangkah menjauhi mereka dan wanita yang mencium Gabriel tadi masuk ke sebuah mobil yang kemudian melaju kencang melewati mobil Gabriel. Tampak wanita itu sempat melambai ke arah Gabriel sebelum mobilnya benar-benar menghilang.

Setelah itu, barulah Gabriel masuk ke dalam mobil dan tanpa banyak bicara ia kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi hingga kembali ke jalan raya. Kali ini Kaela tak banyak bertanya, karena ia sedang disibukkan dengan pertanyaan-pertanyaannya di kepalanya tentang sosok Gabriel. Sampai tak terasa kalau mereka sekarang sudah memasuki basement apartemen!

"Turun!" titah Gabriel pada Kaela yang langsung membuka pintu mobil dengan wajah datar dan dengan langkah cepat gadis itu meninggalkan Gabriel, tapi hal itu percuma saja, karena mereka kembali bertemu di dalam lift yang sama!

Aura di dalam lift terasa begitu mencekam bagi Kaela, bagaimana tidak, hanya ada dia dan Gabriel di dalam sana!

"Kenapa kamu melihatku seperti itu?" tanya Kaela ketus pada Gabriel yang bersandar di dinding lift dengan kedua tangan yang dilipat di depan dada.

Gabriel tak menjawab, justru sekarang ia malah melangkah mendekati Kaela yang dengan spontan mundur, "Hei! Kamu mau apa?!"

"Apa istimewanya kamu sampai Robert begitu menggilaimu?" ucap Gabriel dengan tatapan yang begitu lekat, seolah-olah benar-benar mencari sesuatu yang istimewa dari Kaela.

"Kamu tidak akan menemukannya, karena kamu bukan orangnya!" Kaela menekan bahu Gabriel dengan telunjuknya, bermaksud agar pria itu mundur dan menjauh dari Kaela.

"Satu lagi, aku tidak paham apa tujuan dari permainan konyol kalian itu, seharusnya jika kamu sudah memiliki pasangan, kamu tidak akan melakukan ini dengan wanita lain!"

"Kamu menganggapnya serius?" tanya Gabriel.

Kaela membuang muka, apakah para senior sedang mempermainkan mereka sekarang?

"Baiklah jika kamu ingin serius, aku akan melakukannya dengan benar, Nona Attitude!" Gabriel tersenyum tipis lalu melangkah keluar begitu pintu lift terbuka.

"Hah? Apa-apaan ini?!!" Kaela merasa benar-benar dipermainkan sekarang! Kesannya seolah Kaela-lah yang menginginkan kencan dengan Gabriel, nyatanya tidak! Kaela sama sekali tidak menginginkannya!

"Ya Tuhan, musibah apa lagi ini?!"

Kaela menyeret kakinya pelan menuju kamar, rasanya ia butuh istirahat sebanyak mungkin untuk mengembalikan tenaga yang terkuras habis!

******

Masih pagi, Kaela dikagetkan oleh dering handphone-nya yang entah sudah berapa kali! Dengan mata yang masih ngantuk, Kaela mencoba untuk meraih benda pipih yang ia letakkan di meja dekat kasur dan ternyata nama Jane tertera di layar handphone-nya.

"Hallo, Jane?"

"Apakah kamu masih hidup, Kae?"

"Kamu bicara apa, Jane? Jelas aku masih hidup!"

"Tadinya aku berpikir kamu sudah habis di tangan Gabriel! Hahaha...."

"Jangan menghancurkan moodku sepagi ini!"

"Hahaha, i'm so sorry, Baby."

Kaela menghembuskan napas pelan, "Jadi ada apa kamu menelponku sepagi ini?"

"Tidak ada, hanya ingin memastikan apakah kamu masih hidup atau tidak!"

"Terimakasih, terimakasih banyak, atas kepedulian!" ucap Kaela yang membuat Jane semakin tertawa kencang di seberang sana.

"Bangun dan bersiap-siaplah! Apakah kamu butuh tumpangan lagi hari ini?" tanya Jane.

"Tidak, tapi lain kali mungkin akan butuh lagi!"

"Baiklah, sampai jumpa di kampus!"

"Bye!"

Kaela turun dari kasur setelah menutup sambungan telepon, gadis itu merapikan kembali tempat tidurnya terlebih dahulu sebelum melangkah menuju dapur untuk membuat segelas susu hangat, sembari menunggu air matang, Kaela membuka kulkas, mengambil dua keping roti tawar.

Saat Kaela sedang fokus mengoleskan selai coklat pada roti tawarnya, fokusnya pun teralihkan karena mendengar ketukan pintu dari arah depan. Sebelum membuka pintu, Kaela mematikan kompor terlebih dahulu.

"Siapa yang mengetuk pintu sepagi ini?!" gumam Kaela, saat pintu sudah terbuka, refleks Kaela kembali menutupnya, tapi sayang sekali, tenaga Kaela kalah jauh dengan tenaga Gabriel yang berdiri di depan pintu apartemen.

"Kamu ngapain di sini?!"

"Huh, apakah begitu caramu menyambut tamu? Sangat tidak ber-attitude!" jawab Gabriel.

"Kamu mau apa?!" tanya Kaela sekali lagi.

"Kamar mandiku rusak, apakah aku boleh menumpang mandi?!"

Kaela diam beberapa saat dan di saat itu Gabriel malah masuk ke dalam apartemennya tanpa permisi.

"Diam artinya iya! Kamar mandimu di sebelah mana?!"

"Siapa yang menyuruhmu masuk?!" kesal Kaela, tapi tak mendapatkan jawaban apapun dari Gabriel yang justru dengan santai masuk ke dalam apartemennya.

"Aku tidak mau meminjamkan kamar mandiku, keluar!"

"Bukankah kita sedang berkencan, Sayang? Jadi bisakah kamu bersikap lebih manis padaku?"

Kaela memicingkan matanya, tangannya sudah meraih sapu yang ia letakkan di belakang pintu, siap untuk menggebuk Gabriel.

"Oh, santailah, aku hanya ingin menumpang mandi, jika kamu ingin melakukan lebih, di lain waktu saja ya, aku buru-buru sekarang, ada kelas pagi!" ucap Gabriel dengan senyuman tipis di sudut bibirnya.

"Keluar, nggak?! Atau aku akan teriak!"

"Silahkan, aku tinggal bilang pada orang-orang kalau kita sepasang kekasih yang sedang bertengkar!"

"Keluar!" ucap Kaela sembari menunjukkan ke arah pintu depan tatapan tajam.

Gabriel menarik napas pelan. "Aku butuh kamar mandimu, tidak lebih dari itu, jadi bisakah kamu membantuku?"

"Cih, dasar Iblis bermuka dua!"

Akhirnya Kaela kalah, ia membiarkan Gabriel menggunakan kamar mandinya, sementara Kaela duduk di meja makan, berusaha menikmati sarapannya, meski Kaela sudah tidak selera lagi!

Dengan hati yang benar-benar dongkol, Kaela terus mengunyah rotinya, berusaha untuk menelan sampai tiba-tiba ---

"Uhuk----" Kaela tersedak dan dengan cepat membuang muka sambil meraih gelas susunya.

"Sialan! Kenapa dia keluar seperti itu?!" Batin Kaela karena mendapati Gabriel keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang melilit di pinggangnya! Dadanya yang dipenuhi oleh tatto kecil sempat dilihat oleh Kaela!

"Jika kamu butuh kamar mandiku, kamu juga bisa menggunakannya!" ucap pria itu sebelum keluar dari apartemen Kaela.

"Gila tuh orang! Ya, dia benar-benar pria gila!"

Terpopuler

Comments

Mezink

Mezink

uh aku suka

2023-08-29

1

Nia Rizkia

Nia Rizkia

selalu suka dengan ceritamu Kaka icha

2023-08-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!