Kenapa?

Duduklah dan ditemani aku makan!"

Kini Gabriel dan Kaela duduk berseberangan di sofa dengan meja yang menjadi penghalang di tengah-tengah mereka.

Kaela terus memperhatikan gerak-gerik Gabriel dan sesekali melihat kembali sekelilingnya, "Apakah dia betah tinggal dengan kondisi seberantakkan ini?" batin Kaela.

"Aku tidak akan menghapusnya meski kamu merasa keberatan!" ucap Gabriel di sela-sela makannya.

"Aku tidak masalah, tapi dengan begitu orang-orang akan berpikir kalau kita adalah sepasang kekasih!"

"Bukankah itu memang benar?" Gabriel menatap Kaela lekat.

Kaela menggeleng. "Apa yang kamu mau dariku?!"

Pertanyaan itu keluar karena Kaela masih ingat jelas, kalau Gabriel pernah berkata, sebuah hubungan bisa saja berjalan untuk saling memenuhi kebutuhan satu sama lain, jadi apa yang Gabriel butuhkan dari Kaela?

"Apa yang kamu butuhkan, Gabriel?!"

Hening, tidak ada sepatah katapun yang keluar dari Gabriel.

"Jika kamu membutuhkan temen, aku bisa menjadi temanmu, tapi tidak untuk seorang pacar!" ucap Kaela.

"Kenapa?" tanya Gabriel. Kini, Kaela yang diam seribu bahasa.

"Aku akan kembali nanti!" Kaela berdiri, ia kembali ke apartemennya untuk mengambil kotak obat, lalu kembali lagi ke apartemen Gabriel setelah memberitahu Jane untuk mampir ke minimarket terlebih dahulu sebelum datang ke apartemen Kaela!

"Berikan tanganmu!" ucap Kaela, Gabriel sempat menolak, tapi akhirnya ia mengulurkan tangannya kanannya setelah Kaela terus mendesaknya.

"Anggap saja ini sebagai tabunganku, siapa tau suatu saat nanti aku akan membutuhkan bantuanmu!" ucap Kaela lalu mulai mengobati luka di jemari Gabriel dengan pelan.

"Aku masih ada waktu luang, aku akan membantumu membereskan semua ini!" Kaela menatap Gabriel yang sedari tadi menatapnya. Karena tidak ingin buang-buang waktu lagi, Kaela benar-benar membereskan semua botol dan kaleng yang berserakan, termasuk juga pecahan kaca di bagian dapur, setelah semuanya terlihat lebih rapi, Kaela pun hendak pamit pada Gabriel, tapi yang ada Kaela malah melihat Gabriel sudah tertidur pulas di sofa!

"Dia nggak tidur ya semalaman?"

Kaela pun keluar dari apartemen Gabriel dan bertepatan dengan itu juga Jane baru sampai di depan apartemennya, bahkan Jane melihat sendiri Kaela keluar dari pintu apartemen Gabriel.

"What?" Jane menatap Kaela dengan tatapan bingung.

"Nanti aku jelasin!" Kaela buru-buru menyeret Jane ke dalam apartemennya. "Jangan berpikir yang aneh-aneh, ya, Jane! Aku hanya membantunya membereskan apartemennya, apakah kamu tau, apartemennya seperti lokasi perang dunia! Sangat berantakan!"

"Hanya membersihkan apartemen atau----"

"Jangan mulai ya, Jane! Aku mau mandi dulu! Lakukan saja apa yang mau kamu lakukan!" Kaela meninggalkan Jane ke kamar mandi. Setelah mandi dan merasa jauh lebih segar, Kaela pun bergabung dengan Jane yang sedang nonton Series Thailand di atas kasurnya.

"Bagaimana, Jane, apakah kamu sudah mendapatkan apa yang aku minta?" tanya Kaela pada Jane mengenai permintaannya semalam tentang mencari tahu siapa sebenarnya sosok Gabriel!

"Tidak banyak! Tapi mungkin ini cukup mengobati rasa penasaranmu!"

"Katakan!" Kaela duduk di tepi kasur siap menyimak ucapan Jane.

"Aku sudah bertanya pada Charlie, dia tidak memberitahuku banyak, karena ada beberapa hal yang dianggap sebagai privasi bagi Gabriel dan sebagai seorang teman, Charlie harus menjaga privasi itu!" ucap Jane, Kaela mengangguk paham.

"Singkatnya seperti ini, Gabriel tumbuh dari keluarga yang tidak harmonis, dia tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari kedua orangtuanya, itulah yang membuat sifat Gabriel seperti ini sampai sekarang!"

"Hmm, pantas dia punya pandangan seperti itu tentang cinta dan keluarga?!" lirih Kaela teringat akan ucapan Gabriel saat di rooftop. Kaela sempat melamun sebelum Jane menyadarkannya.

"Are you oke, Kae?"

Kaela mengangguk pelan. "Terus apa lagi yang Carlie katakan?"

"Gabriel tipe pria yang tidak bermain api cinta, dia bisa berhubungan dengan siapapun tanpa dilandasi cinta, jadi sebaiknya jangan berharap lebih dari pria seperti dia, Kae!"

"Aku tau itu!" jawab Kaela.

Malam itu, Kaela dan Jane menghabiskan waktu bersama dengan nonton series, ditemani oleh camilan dan minuman yang Jane beli sebelumnya. Tak lupa juga Kaela mengajak Jane untuk makan malam, hampir saja ia lupa dengan makanan yang sudah ia beli!

"Aku nggak tau sedalam apa luka yang pernah dia rasain, tapi aku cukup tau bagaimana rasanya luka karena masalah keluarga!" Batin Kaela, ia menoleh pada Jane, selama ini banyak hal yang ia tidak ceritakan pada Jane tentang dirinya sendiri.

Mendengar apa yang Jane sampaikan tadi membuat ingatan Kaela tentang masa kecilnya kembali terputar ulang, dulu, di saat Kaela akan memasuki usia 7 tahun, orangtuanya bercerai dan memiliki keluarga baru masing-masing, sehingga sejak saat itu, Tante Yuna dan Om Leo memutuskan untuk membesarkan Kaela, memberikan semua yang seharusnya Kaela dapatkan di masa kecilnya, bahkan Tante Yuna dan Om Leo tidak pernah membeda-bedakan antara Kaela dan Aera, keduanya diperlakukan dengan cara yang sama, layaknya seorang saudari kembar.

Bahkan, Kaela sampai dibuat lupa kalau dia pernah merasa sakit akibat perceraian kedua orangtuanya, tapi semakin Kaela beranjak dewasa, Tante Yuna dan Om Leo selalu memberikan Kaela pengertian bahwa keputusan untuk bercerai itulah yang terbaik untuk orangtuanya saat itu, meski Tante Yuna dan Om Leo paham kalau itu bukanlah hal yang baik untuk anak mereka.

Meski begitu, Kaela yang sekarang sudah berdamai dengan masa-masa itu, lagi pula dia sudah melihat dengan mata kepalanya sendiri, kalau orangtuanya sekarang sudah bahagia dengan kehidupan mereka masing-masing, begitu pun dengan Kaela yang bahagia dengan kehidupannya yang sekarang, dia tidak pernah kekurangan apapun. Kasih sayang? dia mendapatkan banyak dari Tante Yuna, Om Leo, Aera, dan Bara. Materi? semua kebutuhan dan keinginannya masih bisa terpenuhi, kedua orangtuanya juga tidak lepas tanggung jawab untuk hal itu!

Jadi, Kaela pikir tidak ada yang perlu ia sedihkan, masa-masa sulit itu sudah berlalu, Kaela sekarang berhak untuk berbahagia dengan berdamai dan mencoba mengikhlaskan semuanya!

"Lalu bagaimana Gabriel apakah dia bisa menemukan obat untuk rasa sakitnya?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!