Siapa namamu?

Jane yang mendengar cerita Kaela tak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya, gadis dengan rambut pirang itu menatap Kaela tak percaya.

"Kamu benar-benar meminjamkan kamar mandimu untuknya?" tanya Jane.

"Ya bagaimana lagi, apakah kamu pikir aku punya pilihan lain?"

"This is crazy!" decak Jane, karena setau Jane, Kaela adalah orang yang paling berhati-hati dengan orang baru! Dan Gabriel, pria itu bisa langsung mendapatkan pinjaman kamar mandi dari sosok Kaela, bukankah itu sesuatu yang gila?

"Tidak, Kae, sepertinya aku salah! Ada yang lebih gila lagi dari itu!" Jane menepuk pundak Kaela, meminta Kaela untuk menghadap belakang.

"Ikut aku!" ucap Gabriel yang entah muncul dari mana!

"Nggak!" tolak Kaela.

"Nggak artinya iya!" Gabriel menarik tangan Kaela, mau tidak mau Kaela terpaksa mengikuti pria itu dari pada membuat keributan di perpustakaan!

"Bye, enjoy, Baby!" Jane melambaikan tangan pada Kaela dan Gabriel.

********

"Lepasin!" lirih Kaela yang tidak nyaman karena terus menjadi pusat perhatian sepanjang mereka berjalan keluar dari perpustakaan menuju parkiran.

"Kamu mau apa lagi?!" tanya Kaela dengan tatapan yang benar-benar tidak bersahabat.

"Kencan!"

"Gila ya kamu! Udah punya pacar tapi masih sempet deketin cewek lain!"

"Pacar?" Gabriel menoleh ke kanan dan kiri. "Bukan kah itu kamu?"

"Nakjis! Aku nggak mau pergi!"

"Nggak berarti iya!" Gabriel menyuruh Kaela segera masuk ke dalam mobilnya. Dan untuk kedua kalinya Kaela duduk di samping Gabriel yang mengemudi seperti orang kesetanan!

Saat mobil masih melaju, Handphone Kaela tiba-tiba saja berdering dan ada panggilan masuk dari Bara di sana. Melihat itu tentu Kaela tidak langsung menjawabnya. Tapi karena Bara terus menelpon hingga tiga kali, Kaela pun mengangkatnya dan berusaha untuk tetap tenang.

"Hallo, Kak?"

"Kamu lagi sibuk?"

"Em, lumayan, maaf, hehehe, Kaela baru liat hp!"

"Kamu lagi di jalan?"

"Iya, mau balik ke apartemen!"

"Hmm, pembohong!" gumam Gabriel yang masih terdengar jelas oleh Kaela. Gadis itu langsung menatap tajam ke arah Gabriel.

"Ya udah kalo gitu hati-hati, nanti kalau udah sampai rumah kabarin Kak Bara!"

"Iya, Kak, dahhh."

Kaela mematikan handphone-nya setelah sambungan terputus, lalu menatap ke arah luar jendela mobil, mencoba untuk menebak ke mana lagi Gabriel akan membawanya kali ini!

"Kita mau ke mana?" tanya Kaela tanpa mengalihkan pandangannya. Tak ada jawaban apapun dari Gabriel.

"Dia lagi sariawan atau sakit gigi?" kesal Batin Kaela karena tak kunjung mendapatkan jawaban apapun.

Setelah hampir setengah jam perjalanan, mobil Gabriel berhenti di sebuah restoran yang tidak familiar bagi Kaela, karena dia pernah ke sini bersama teman-teman kelasnya beberapa bulan yang lalu.

Tanpa banyak bicara, Gabriel melangkah masuk dengan tangan kiri yang menarik tangan kanan Kaela, tentu hal itu membuat Kaela terus menatap tangan Gabriel yang selalu menariknya!

"Loh kita mau ke mana?" Kaela tau kalau jalan yang mereka lewati sekarang bukanlah jalan menuju pintu masuk restoran!

"Ayo!"

Gabriel kembali menarik Kaela yang sempat terdiam sebelum menaiki tangga yang ternyata membawa mereka menuju bagian rooftop restoran yang tak kalah menakjubkan dengan bagian inti restoran. Di sana ada dua pelayan wanita yang menyambut kedatangan Gabriel dan Kaela.

"Pergilah!" ucap Gabriel yang ditujukan pada kedua pelayan itu dan keduanya menunduk hormat tanpa membantah perintah dari Gabriel.

Kaela menatap sekitar, di pojok kanan bagian belakang setelah tangga yang mereka lewati tadi ada sebuah ruang yang ukurannya tidak terlalu besar, lalu di bagian depan mereka ada dua kursi dan satu meja makan dan di pojok kiri bagian depan, Kaela bisa melihat ada botol alkohol kosong yang tersusun rapi!

"Kamu sering ke sini?" tanya Kaela pada Gabriel yang mulai menyalakan rokoknya.

Gabriel tak menjawab, tatapannya tertuju ke arah barat, di mana cahaya matahari akan segera tergelincir.

"Apakah kamu percaya cinta?" Gabriel balik bertanya.

"Aku?"

"Hmm."

"Aku percaya, karena aku mendapatkannya dari orang-orang di sekitarku!"

Gabriel tertawa kecil mendengar jawaban Kaela.

"Kenapa? Apakah kamu tidak percaya?"

"Semuanya hanya omong kosong!" jawab Gabriel datar.

"Lalu jika kamu tidak percaya, kenapa kamu mau menjalin sebuah hubungan?"

"Tidak semua hubungan harus dilandasi oleh cinta! Salah satunya adalah untuk saling bertukar kebutuhan!"

"Hm, sayang sekali kalau seperti itu!" Kaela balas menatap Gabriel yang menatapnya. "Aku tau kehidupan yang kita jalani ini tidak seindah seperti apa yang ditampilkan di drama-drama, tapi aku percaya, kalau kehidupan seperti itu pasti akan ada, aku juga percaya tidak semua cinta itu omong kosong, percayalah, kamu akan menemukannya suatu saat nanti!"

"Hm, bahkan pada diri sendiri, aku tidak mencintainya---"

"Eh?" Kaela memperhatikan gerakan tangan Gabriel yang meneguk segelas alkohol dingin dalam sekali tegukan.

"Siapa namamu?!" tanya Gabriel yang membuat Kaela benar-benar geleng-geleng kepala, jadi selama ini Gabriel tidak tau namanya?! Yang benar saja!

"Kaela!"

"Ah, ya, Kaela!" Pria itu tersenyum tipis saat menyebut nama Kaela. "Kamu pasti sudah tau namaku, kan?"

"Dih, pedenya tingkat dewa!"

Kaela menggeleng pelan saat Gabriel menawari minum.

"Apakah segelas kecil ini kurang?" tanya Gabriel lalu lanjut meneguk gelas kedua.

"Aku tidak minum, keluargaku tidak mengajariku untuk itu!"

"Hahaha, keluarga ya? Mereka tidak mengajarimu? Benar-benar keluarga attitude!" Gabriel bertepuk tangan pelan.

"Sebenarnya apa tujuanmu mengajakku ke sini?!" tanya Kaela.

"Bebas, kamu boleh melakukan apa yang ingin kamu lakukan di sini!"

Kaela memicingkan matanya. "Jangan bilang kamu ke sini buat minum?!'

"Dua gelas kecil ini tidak akan membuatku mabuk!"

Kaela semakin dibuat bingung dengan Gabriel, kenapa Gabriel tiba-tiba mengajaknya ke sini? Apa tujuan pria ini?!

"Bukannya kamu punya banyak teman? Ke mana mereka sekarang? Kenapa tidak mengajak mereka untuk minum bersama?" tanya Kaela pelan.

"Kamu boleh pergi kalau kamu nggak mau di sini!" jawab Gabriel datar. Dan Kaela yang mendengar itu pun semakin dibuat bingung! Bukannya Gabriel yang membawa ke sini, tapi kenapa sekarang dia juga yang meminta Kaela pergi?

"Sepertinya kamu sedang butuh teman? Baiklah, karena aku masih ada waktu luang, aku akan menemanimu!" Kaela menarik kursinya lebih maju, memperhatikan Gabriel yang masih terus menikmati rokoknya.

"Bagaimana rasanya hidup di negeri orang, jauh dari orang-orang yang MENCINTAIMU?" tanya Gabriel dengan penuh penekan di kata mencintai.

"Rasanya? Kadang aku merasa hampa tapi kadang juga aku merasa bebas!" jawab Kaela tanpa memandang ke arah Gabriel lagi, hal itu tentu membuat Gabriel balik menatapnya.

"Sendiri di tengah-tengah orang asing, aku menyukai sensasi itu, aku bisa menjadi diriku sendiri, tanpa harus banyak berpura-pura---" sambung Kaela.

"Yang tadi itu, pacarmu?" tanya Gabriel.

Kaela diam sejenak, haruskah ia menjawab jujur? Atau sebaliknya agar Gabriel tidak mengganggunya lagi?!

Tapi entah kenapa, apa yang ada di pikiran Kaela tak sesuai dengan apa yang diucapkan oleh bibirnya!

"Nggak! Dia bukan pacarku!"

"Baguslah!"

"Apa yang bagus?" tanya Kaela.

Gabriel tak menjawab apapun, pria itu malah bangun dan berdiri menghadap ke barat, memperhatikannya pemandangan kota serta kendaraan yang berlalu lalang di bawah sana.

Pandangan Kaela terus tertuju pada punggung Gabriel, banyak hal yang ingin ia tanyakan, tapi bukan kah saat ini bukan saat yang tepat untuk banyak bertanya pada seseorang yang baru dikenal?

"Misterius."

Satu kata baru untuk Gabriel yang tidak bisa ditebak oleh Kaela!

Terpopuler

Comments

marrydiana

marrydiana

mampir sampai sini dulu ya thor, mampir juga ya dikarya aku😅🙏

2024-02-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!