Teguh yang sudah hilang kesadaran itu mulai mencoba hal-hal mengerikan dalam hidupnya. Dia sudah mulai mempelajari aktivitas Satanisme yang ternyata juga pernah dilakukan oleh orang tuanya sendiri. Bahkan Teguh jauh lebih parah dari keduanya. Banyak sekali kasus penculikan yang muncul di televisi, dan itu semua dipelopori oleh Teguh.
Sudah berbulan-bulan Teguh tak pernah keluar dari sarangnya. Mungkin tak ada lagi yang mengenali Teguh kalau dia keluar dari tempat persembunyiannya. Dia benar-benar sudah menjadi tangan kanan Lidya. Dan Teguh yang terbaik diantara anggota yang lain. Perkumpulan ini memang mampu mengotak-atik pemikiran seseorang.
Ada yang menjadi gila, ada yang menjadi liar. Dan ada pula yang menjadi pendiam. Semua itu karena Lidya sang pemimpin memang ahli dalam mencuci otak para anggotanya. Tak jarang dari para anggota kelompok ini mengorbankan teman, bahkan keluarga mereka sendiri.
Mereka terlatih menjadi orang yang kejam tak berperasaan. Mereka seperti Iblis sesungguhnya. Tak punya fikiran jernih dan sama sekali tak punya rasa bersalah. Mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka menjerumuskan semua orang ke dalam lubang neraka.
Sayang, mereka berfikir bahwa neraka adalah tempat dimana singgasana mereka berdiri. Padahal, neraka adalah tempat penyiksaan untuk mereka yang melangkah dengan cara yang sesat. Namun mereka sudah memperdulikan itu semua. Apalagi kebanyakan yang masuk kelompok ini adalah orang-orang yang memiliki masalah kehidupan yang begitu berat. Terlebih lagi, kebanyakan dari mereka tak punya keyakinan yang mantap.
Jangankan mereka, Teguh yang sangat alim dan sangat menjaga keyakinannya pun masih bisa terjerumus.
"Bagaimana dengan anggota yang lain?" (Lidya)
"Mereka semua sudah siap." (Teguh)
"Bagus. Harus siap. Karena mereka adalah yang harus melakukan rencana ini terlebih dahulu." (Lidya)
"Maaf Nyonya, kenapa kita harus mengorbankan banyak orang hanya untuk menyerang satu orang saja?" (Teguh)
"Teguh. Farah memang tidak memiliki siapa pun untuk melindunginya. Tapi dia mengetahui setiap inci dari kelemahan dan kekuatan kita. Kalau kita hanya menyuap seluruh pihak hukum, itu tidak akan menjamin apapun. Jadi lakukan apa yang saya perintahkan, karena ini demi kita semua. Saya tidak ingin gagal untuk kedua kalinya." (Lidya)
"Baik Nyonya. Saya permisi." (Teguh)
Rencana yang mereka buat untuk membunuh Farah sudah diatur sejak lama. Karena Farah adalah satu-satunya orang yang berhasil keluar dari lingkaran Lidya. Dan juga satu-satunya orang yang berani menentang Lidya.
Lidya dan Farah sama-sama kuat. Mereka memiliki kemampuan yang diatas rata-rata manusia biasa. Hanya saja, Farah menggunakan kemampuannya untuk melindungi orang-orang yang menjadi sasaran kejahatan Lidya.
Lidya menjadi semakin membenci Farah, ketika dia tahu bahwa Farah membantu Prapto untuk melawan Lidya. Meskipun Prapto dan Lidya belum berhadapan secara langsung, tapi Lidya sudah merasakan efek perlawanan Prapto kepada kelompoknya.
Prapto sudah berhasil di didik oleh Farah menjadi manusia yang lebih baik. Dan itu sangat membuat Lidya kesal. Karena sangat berbahaya bagi kelangsungan kelompoknya. Terutama, untuk mendapatkan tumbal persembahan menjadi sangat sulit dicari.
Karena Prapto selalu berada di wilayah Lidya. Dan selalu mengajak orang-orang didesa untuk melakukan ibadah. Dan berhasil memperkuat keyakinan mereka untuk terus menjalankannya.
"Kita harus melakukan rencana ini dengan matang, dan tidak boleh ada kesalahan sedikitpun. Kalian paham?!" (Teguh)
"Paham!"
"Sekarang kita lakukan pemujaan terlebih dahulu sebelum memulai rencana ini. Semoga Dewa kita selalu memberi kekuatan untuk kita. Dan menerima pemujaan kita. Mana tumbal kita?" (Teguh)
Tumbal yang dibawa oleh anak buah Teguh adalah sekarang anak perempuan berusia 19 tahun. Karena itu adalah syarat yang harus mereka penuhi jika mereka ingin berhasil dalam hal apapun.
"Hmmmm.... eehhmmmm...."
Remaja itu terus memberontak meskipun dia dalam keadaan terikat. Dia tak dapat melakukan apapun selain menangis bisu, karena kain yang tersumpal dimulutnya.
"Diam! Hari ini kamu akan menjadi makanan kami... Hahhaa!!!" (Teguh)
"Ikat dia di meja pemujaan!" (Teguh)
Lalu salah satu anak buah Teguh mengambil tali dan mengikat gadis itu dimeja pemujaan.
"Ambilkan saya pisau. Kita harus menyayat lengannya." (Teguh)
Salah seorang menyerahkan sebuah pisau kecil kepada Teguh. Dan Teguh mendekati anak itu, lalu memegang pergelangan tangannya. Sungguh perbuatan kejam itu Teguh lakukan dengan senang hati dan penuh kegembiraan.
Saat dia melihat darah yang mengucur dari lengan anak itu, dia lalu dengan beringas menghisap dan meminum darahnya. Dia tidak mempedulikan bagaimana keadaan anak itu. Tak ada rasa takut dan bersalah sedikitpun. Bahkan kebanggaanlah yang menyelimuti jiwa Teguh. Hal ini sudah normal Teguh lakukan. Bahkan dia bisa melakukan hal yang lebih kejam dari ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Aisah Fadillah
ih jd kejam banget teguh,thor tafi nnti teguh tobatkan,dn sj sm farah
2020-07-18
1
Heera Ya
aku uda mampir ya kak
semangat terus ❤️
sukses selalu
2020-07-13
1
Kashin Koji
semangat terus thor 💪 jaga kesehatan ya. salam dari SEGEL TERLARANG 🙏
2020-07-13
1