Budak : Episode 𝟷𝟸

Setelah mandi, badannya terasa sangat segar sekali. Lalu Teguh keluar, dan melihat di atas ranjang ada satu setel pakain (Tuxedo) dengan surat diatasnya.

"Ya Allah... Aneh-aneh saja wanita ini. Udah disuruh mandi, disuruh ini, disuruh itu. Ini lagi, aku harus pakai pakaian jas begini. Huftt..." (Teguh)

Teguh mulai mengeluh dan malas dengan tingkah wanita yang bernama Lidya itu. Tapi karena Teguh ingin sekali mengetahui rahasia keluarganya, Teguh melawan rasa malasnya. Dia tidak ingin kesempatan ini dia lewatkan. Lagi pula tak ada orang yang pernah memperlakukannya seperti ini. Tapi hari ini Teguh benar-benar seperti Raja. Dilayani dengan sesuatu yang mungkin selama ini hanya menjadi mimpinya.

"Silahkan Tuan."

Dua orang itu benar-benar ada di depan pintu kamar. Mempersilahkan Teguh untuk menuju ke tempat makan yang telah Lidya sediakan. Kedua orang itu tersenyum dan bahkan membungkukan badannya kepada Teguh. Mereka sangat menghormati Teguh seperti tuannya sendiri.

"Ekhmm... iya ayo." (Teguh)

Teguh menjadi salah tingkah. Jantungnya berdegup kencang tak beraturan. Tak terasa peluh keluar dari dahinya, karena perasaan yang sedang bercampur aduk. Antara bahagia, malu, dan khawatir, semuanya bercampur menjadi satu. Teguh berusaha bersikap biasa saja. Namun bahasa tubuhnya tak bisa menutupi perasaannya.

Mungkin ini saat paling berarti dalam hidup Teguh. Seumur hidupnya, tak pernah dia diperlakukan sebaik ini. Bahkan dia sangat dihormati di tempat ini. Dan ternyata di apartemen yang besar ini sudah banyak orang yang menunggu Teguh sedari tadi.

Mereka semua berpakaian rapi dan sangat berwibawa. Kebanyakan dari mereka adalah wanita. Sedangkan pria hanya sebagian saja. Mungkin itu pun hanya anak buah dari para wanita yang ada disini. Terlihat yang pria hanya berdiri, sedangkan para wanita semuanya duduk di kursi dengan meja makan yang besar di depan mereka.

"Saudari-saudariku! Perkenalkan, dia adalah Anak dari anggota terbaik kita. Dialah yang akan meneruskan perjuangan orang tuanya. Meneruskan semua yang telah orang tuanya bangun di kelompok ini." (Lidya)

"Beri sambutan untuknya!" (Teguh)

Para wanita lalu berdiri dengan menundukan kepala sebagai tanda penghormatan kepada Teguh. Walaupun Teguh hanya bisa diam dan bingung dengan semua ini. Dia tidak menyangka bahwa apa yang wanita ini katakan memang benar adanya. Semua ucapannya bukan hanya omong kosong belaka.

"Silahkan duduk Teguh." (Lidya)

"Saudara saya yang baru. Mungkin kamu masih bingung dengan semua ini. Tapi akan semua disini akan menjelaskan semuanya kepada mu. Dan kamu tidak perlu khawatir, karena kami semua saudari mu. Dan mereka semua adalah anak buah mu. Mereka siap melakukan apapun untuk dirimu."

Salah seorang wanita diantara mereka membuka pembicaraan. Dengan nada yang halus dan tutur kata yang lembut, membuat Teguh terpesona melihat wanita itu.

"Teguh. Sebelum kita memulai pesta ini, saya akan memenuhi semua janji saya. Bahwa saya akan menceritakan semua tentang keluargamu yang sebenarnya." (Lidya)

"Dulu, dulu sekali. Ayah dan ibumu mendatangi saya karena sebuah permasalahan hidup yang sangat rumit. Waktu itu, kamu belum ada Teguh. Dan, Ayahmu juga orang yang tidak memiliki apa-apa. Harta satu-satunya Ayah kamu hanyalah rumah yang sudah sangat tidak layak untuk dihuni." (Lidya)

"Lalu?" (Teguh)

"Setelah itu, saya memberikan sesuatu yang sangat luar biasa kepada mereka. Kamu tahu? waktu itu Ibu kamu bahkan tak bisa hamil." (Lidya)

"Mereka menangis, merengek seperti anak kecil. Mereka menginginkan seorang anak, menginginkan harta, kejayaan, kehormatan, dan segalanya. Dan saya memberikan itu semua. Dengan syarat mereka harus ikut dengan kelompok ini." (Lidya)

"Saya masih tidak mengerti apa yang Ibu katakan." (Teguh)

"Orang tua kamu adalah anggota sekte kami yang terbaik. Bahkan mereka bisa melakukan pekerjaannya dengan sangat cepat. Semua orang mengaguminya, menghormatinya. Tapi semua itu tidak bertahan lama Teguh. Karena salah satu anggota keluarga Ibumu terlalu ikut campur dalam urusan orang tua mu." (Lidya)

Teguh memandangi wajah Lidya, melihat matanya, seakan kemarahan terlukis diwajahnya dengan jelas. Masa lalu yang mungkin sangat menyedihkan, dan bahkan sangat menyakitkan.

"Jika tidak, pastilah orang tuamu masih ada dan mereka bisa duduk bersama kami ditempat ini sekarang." (Lidya)

"Tapi saya tidak pernah mengingat bagaimana keluarga saya dulu. Bahkan saat orang tua saya meninggal pun saya tidak tahu bagaimana mereka meninggal." (Teguh)

"Jelas kamu tidak akan tahu Teguh. Karena sampai sekarang pun kamu masih tetap dibodohi sepertj halnya orang tua mu dulu." (Lidya)

"Maaf Bu. Tolong jangan bicara sembarangan soal ibu saya. Saya tidak suka!" (Teguh)

"Teguh.... Coba kamu lihat semua ini. Indahkan?" (Lidya)

"Semua ini karena usaha orang tua mu yang sangat luar biasa. Apa kamu tidak mau hidup mewah, bergelimang harta, dihormati, disegani, dan bahkan kalau kamu mau saya bisa menawarkan hidup abadi." (Lidya)

"Maaf Bu, saya lebih suka hidup sederhana apa adanya. Dari pada saya harus mengikuti kalian yang sudah menyembah Iblis." (Teguh)

"Teguh! Jangan munafik. Saya tahu kamu menginginkan semua ini, untuk membalas rasa sakit kepada istri mu itu! Iya kan?" (Lidya)

"Kami semua akan membantu kamu saudaraku. Karena kami adalah saudari mu."

"Kamu ingin membuktikan kepada semua orang, kalau bisa menjadi apa pun yang kamu mau. Iya kan Teguh?" (Lidya)

Teguh diam tak berbicara sepatah kata pun. Walaupun dia berusaha menolak sekuat tenaganya, tapi dia tak mampu meyakinkan hatinya kembali untuk melawan semua ini. Semua yang ada di depan Teguh adalah kenyataan yang benar-benar bisa dia miliki sepenuhnya.

Selama ini Teguh hanya seorang pedagang ikan yang hasilnya tak seberapa besarnya. Bahkan Teguh pernah mengalami kelaparan karena menuruti hawa nafsu istrinya yang serakah itu. Dia tersiksa selama bertahun-tahun selama pernikahannya. Teguh tak pernah mengalami kebahagiaan semacam ini.

Teguh selalu menjadi bahan hinaan bagi orang-orang disekitarnya. Tapi disini, dia begitu didukung, dan dia sangat dihormati. Itulah yang membuat Teguh bingung. Dia bahkan ingat kembali dengan apa yang telah dia alami selama ini. Dia mulai merasa hidup tidak adil. Dan disinilah keadilan itu ada. Teguh merasa sangat dianggap disini.

Meskipun Teguh tahu, resikonya sangat besar jika mengikuti perintah Lidya. Karena dia adalah pimpinan sekte. Sekte yang menyembah setan. Yang segala aturannya sangat bertentangan dengan aturan agama yang Teguh anut. Tapi apalah daya Teguh yang hanya seorang hamba biasa. Dia tak mampu menjaga kepercayaannya dengan sangat baik.

Dia mungkin mampu melawan segala hal yang menggoda kepercayaannya. Namun yang satu ini sungguh sulit untuk dia lawan. Semua yang dia lihat di tempat ini telah membutakan mata hatinya. Hatinya kini hanya dipenuhi dengan dendam, emosi, dan ambisi untuk mencapai apa yang dia impikan selama ini. Kebencian sudah menghapuskan segala keyakinan yang selama ini telah ia anut dengan baik.

Terpopuler

Comments

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

keren thor ceritanya

salam dari karyaku "terjebak dalam derita"

2020-07-31

2

Agnia yuki

Agnia yuki

aku sudah boom like ya dan bintang 5 kk

2020-07-18

1

YouTube : MF OFFICIAL CHANNEL

YouTube : MF OFFICIAL CHANNEL

penasaran kelanjutannya nih...
apakah Teguh akan murtad dari agamanya?
lanjut terus thor...

Jangan lupa mampir juga yaa
"INDRA KE ENAM SANG PENAKLUK"

2020-07-10

1

lihat semua
Episodes
1 Budak : Episode 𝟷
2 Budak : Episode 𝟸
3 Budak : Episode 𝟹
4 Budak : Episode 𝟺
5 Budak : Episode 𝟻
6 Budak : Episode 𝟼
7 Budak : Episode 𝟽
8 Budak : Episode 𝟾
9 Budak : Episode 𝟿
10 Budak : Episode 𝟷𝟶
11 Budak : Episode 𝟷𝟷
12 Budak : Episode 𝟷𝟸
13 Budak : Episode 𝟷𝟹
14 Budak : Episode 𝟷𝟺
15 Budak : Episode 𝟷𝟻
16 Budak : Episode 𝟷𝟼
17 Budak : Episode 𝟷𝟽
18 Budak : Episode 𝟷𝟾
19 Budak : Episode 𝟷𝟿
20 Budak : Episode 𝟸𝟶
21 Budak : Episode 𝟸𝟷
22 Budak : Episode 𝟸𝟸
23 Budak : Episode 𝟸𝟹
24 Budak : Episode 𝟸𝟺
25 Budak : Episode 𝟸𝟻
26 Budak : Episode 𝟸𝟼
27 Budak : Episode 𝟸𝟽
28 Budak : Episode 𝟸𝟾
29 Budak : Episode 𝟸𝟿
30 Budak : Episode 𝟹𝟶
31 Budak : Episode 𝟹𝟷
32 Budak : Episode 𝟹𝟸
33 Budak : Episode 𝟹𝟹
34 Budak : Episode 𝟹𝟺
35 Budak : Episode 𝟹𝟻
36 Budak : Episode 𝟹𝟼
37 Budak : Episode 𝟹𝟽
38 Budak : Episode 𝟹𝟾
39 Budak : Episode 𝟹𝟿
40 Budak : Episode 𝟺𝟶
41 Budak : Episode 𝟺𝟷
42 Budak : Episode 𝟺𝟸
43 Budak : Episode 𝟺𝟹
44 Budak : Episode 𝟺𝟺
45 Budak : Episode 𝟺𝟻
46 Budak : Episode 𝟺𝟼
47 Budak : Episode 𝟺𝟽
48 Budak : Episode 𝟺𝟾
49 Budak : Episode 𝟺𝟿
50 Budak : Episode 𝟻𝟶
51 Budak : Episode 𝟻𝟷
52 Budak : Episode 𝟻𝟸
53 Budak : Episode 𝟻𝟹
54 Budak : Episode 𝟻𝟺
55 Budak : Episode 𝟻𝟻
56 Budak : Episode 𝟻𝟼
57 Budak : Episode 𝟻𝟽
58 Budak : Episode 𝟻𝟾
59 Budak : Episode 𝟻𝟿
60 Budak : Episode 𝟼𝟶
61 Budak : Episode 𝟼𝟷
62 Budak : Episode 𝟼𝟸
63 Budak : Episode 𝟼𝟹
64 Budak : Episode 𝟼𝟺
65 Budak : Episode 𝟼𝟻
66 Budak : Episode 𝟼𝟼
67 Budak : Episode 𝟼𝟽
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Budak : Episode 𝟷
2
Budak : Episode 𝟸
3
Budak : Episode 𝟹
4
Budak : Episode 𝟺
5
Budak : Episode 𝟻
6
Budak : Episode 𝟼
7
Budak : Episode 𝟽
8
Budak : Episode 𝟾
9
Budak : Episode 𝟿
10
Budak : Episode 𝟷𝟶
11
Budak : Episode 𝟷𝟷
12
Budak : Episode 𝟷𝟸
13
Budak : Episode 𝟷𝟹
14
Budak : Episode 𝟷𝟺
15
Budak : Episode 𝟷𝟻
16
Budak : Episode 𝟷𝟼
17
Budak : Episode 𝟷𝟽
18
Budak : Episode 𝟷𝟾
19
Budak : Episode 𝟷𝟿
20
Budak : Episode 𝟸𝟶
21
Budak : Episode 𝟸𝟷
22
Budak : Episode 𝟸𝟸
23
Budak : Episode 𝟸𝟹
24
Budak : Episode 𝟸𝟺
25
Budak : Episode 𝟸𝟻
26
Budak : Episode 𝟸𝟼
27
Budak : Episode 𝟸𝟽
28
Budak : Episode 𝟸𝟾
29
Budak : Episode 𝟸𝟿
30
Budak : Episode 𝟹𝟶
31
Budak : Episode 𝟹𝟷
32
Budak : Episode 𝟹𝟸
33
Budak : Episode 𝟹𝟹
34
Budak : Episode 𝟹𝟺
35
Budak : Episode 𝟹𝟻
36
Budak : Episode 𝟹𝟼
37
Budak : Episode 𝟹𝟽
38
Budak : Episode 𝟹𝟾
39
Budak : Episode 𝟹𝟿
40
Budak : Episode 𝟺𝟶
41
Budak : Episode 𝟺𝟷
42
Budak : Episode 𝟺𝟸
43
Budak : Episode 𝟺𝟹
44
Budak : Episode 𝟺𝟺
45
Budak : Episode 𝟺𝟻
46
Budak : Episode 𝟺𝟼
47
Budak : Episode 𝟺𝟽
48
Budak : Episode 𝟺𝟾
49
Budak : Episode 𝟺𝟿
50
Budak : Episode 𝟻𝟶
51
Budak : Episode 𝟻𝟷
52
Budak : Episode 𝟻𝟸
53
Budak : Episode 𝟻𝟹
54
Budak : Episode 𝟻𝟺
55
Budak : Episode 𝟻𝟻
56
Budak : Episode 𝟻𝟼
57
Budak : Episode 𝟻𝟽
58
Budak : Episode 𝟻𝟾
59
Budak : Episode 𝟻𝟿
60
Budak : Episode 𝟼𝟶
61
Budak : Episode 𝟼𝟷
62
Budak : Episode 𝟼𝟸
63
Budak : Episode 𝟼𝟹
64
Budak : Episode 𝟼𝟺
65
Budak : Episode 𝟼𝟻
66
Budak : Episode 𝟼𝟼
67
Budak : Episode 𝟼𝟽

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!