"Waduh! Capek juga ya kalau harus kaya gini. Tapi ya bagaimana lagi lah. Aku harus cari tahu rahasia keluargaku sendiri. Kalau ngga ya aku sendiri yang rugi." (Teguh)
"Permisi."
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahnya. Teguh sedikit kaget, selama dia menikah belum ada orang yang bertamu ke rumahnya. Perlahan suara itu semakin keras, dia bahkan memanggil nama Teguh. Suara seorang wanita yang pernah dia dengar di suatu tempat.
Tapi entah dimana, lalu Teguh mengintip dari gorden. Ternyata wanita itu adalah orang yang dia temui tadi pagi di pasar. Siapa lagi kalau bukan malaikat yang membuat ikannya habis terjual.
"Maaf ya Bu. Ibu kok tahu rumah saya Bu?" (Teguh)
"Iya. Hanya kebetulan. Boleh saya masuk?"
"Maaf, rumah saya sedang dibersihkan. Jadi sangat berantakan Bu. Bagaimana kalau di luar saja?" (Teguh)
"Kalau begitu kunci rumah kamu, dan ikut saya berjalan-jalan sebentar."
"Kemana Bu?" (Teguh)
"Saya tahu apa yang sedang kamu butuhkan."
Teguh mulai curiga dengan wanita ini. Tatapannya sangat serius, dan bahkan tak ada senyum segaris pun dibibirnya. Mungkin wanita ini cukup mengerti apa yang Teguh cari. Dan tanpa jawaban apa-apa, Teguh lalu mengunci pintunya. Dan mengikuti wanita itu masuk ke dalam mobilnya.
"Ayo jalan."
"Baik Nyonya."
"Teguh, saya sudah melihat kamu sejak lama. Bahkan sudah bertahun-tahun. Saya tahu kamu sedang mencari tahu tentang keluarga kamu yang sebenarnya seperti apa. Dan saya rasa sekarang waktunya saya memberitahu kamu."
"Memangnya keluarga saya kenapa Bu?" (Teguh)
"Keluarga kamu dulunya bekerja untuk kami. Tapi sayangnya keluarga kamu memutuskan kontrak sebelum waktunya. Maka dari itu saya ingin kamu melanjutkan apa yang telah orang tua kamu perjuangkan selama ini."
"Maaf, saya tidak bisa percaya begitu saja kepada orang yang baru saya kenal Bu. Jadi saya rasa, saya berhak siapa nama ibu." (Teguh)
"Nanti kamu juga akan tahu semuanya. Jadi lebih baik sekarang nikmatilah perjalanan ini, karena tidak akan lama lagi kita akan sampai ke tujuan kita."
Teguh semakin bingung dengan semua ini. Dia merasa tidak yakin dengan ucapan wanita itu. Teguh hanya melihat omong kosong yang muncul dalam diri wanita ini. Seakan-akan Teguh hanyalah anak kecil yang mudah dibodohi. Entah kenapa dia tetap medengarkan apa yang wanita ini ucapkan.
Teguh bahkan tidak tahu dia siapa. Yang ia tahu ia hanyalah pelanggan luar biasa yang mau membeli habis ikannya di pasar. Seingat Teguh pun dia belum mengenalkan namanya kepada wanita ini, lalu bagaimana dia bisa tahu nama dan rumah Teguh.
Dan kenapa wanita ini tahu kalau Teguh ada di rumah. Sedangkan Teguh saja tidak selalu di rumahnya setiap hari. Bahkan semenjak dia menikah dengan Vera, Teguh sering tidur di rumah kakak sepupunya. Malahan kadang ia tidur di emperan pasar.
Dalam hatinya Teguh terus bertanya-tanya, apa hubungan Teguh, wanita ini, dan juga keluarganya. Ibu dan Ayahnya tak pernah menceritakan apa pekerjaan mereka sebenarnya. Yang Teguh ingat selama orang tuanya masih hidup adalah Ayahnya seorang pengusaha kayu dan jual beli tanah. Dan Ibunya hanya seorang ibu rumah tangga pada umumnya.
Lalu mobil itu berhenti di suatu tempat. Teguh tak menyadari kalau tempat itu adalah sebuah rumah megah yang terpencil dan berada di pedalaman hutan. Namun memiliki jalan yang cukup baik untuk sampai kesana. Teguh sedari tadi hanya memikirkan apa yang akan dia alami, tidak memperhatikan perjalanannya.
Saat mereka keluar dari mobil, wanita itu membawa Teguh ke dalam rumah itu. Salah seorang penjaga membuka pintu, dan dia memperhatikan Teguh dari ujung kepala hingga ujung kaki. Seakan Teguh adalah manusia asing yang tak pernah ada sebelumnya.
Ketika masuk ke dalam rumah itu, Teguh merasa takjub dengan semua isi rumah ini. Dirumah ini terdapat banyak sekali barang-barang antik. Pilar rumah ini pun diukur dan dilapisi emas. Padahal saat pertama melihat, Teguh menganggap itu adalah cat berwarna kuning. Nyatanya itu benar-benar emas. Suatu keindahan yang baru dilihat oleh Teguh seumur hidupnya.
"Lihatlah. Saya memiliki segalanya. Semua ini saya dapatkan dengan kerja keras yang tak ada hentinya. Silahkan duduk."
"Iya Bu. Rumah ibu sangat megah dan luar biasa. Saya baru kali ini melihat rumah sebagus ini." (Teguh)
"Yah.... memang."
Wanita itu menyodorkan segelas minuman dingin untuk Teguh. Dia tahu kalau Teguh merasa sangat haus karena perjalanan yang cukup jauh. Tak sadar kalau ternyata hari sudah sore. Teguh masih tetap melihat-lihat sekeliling rumah ini.
Hiasan-hiasan mahal yang tergantung di dinding, menandakan bahwa wanita ini bukan orang biasa. Juga melihat setiap pintu dijaga oleh dua orang yang berbadan gahar. Terlihat cukup menyeramkan orang-orang ini Dimata Teguh.
"Bagaimana? indah bukan? Teguh?"
"Ehhh.... iya Bu. Sangat indah sekali." (Teguh)
"Inilah yang namanya surga dunia. Dan saya bisa membantu kamu untuk mendapatkannya. Tapi semua itu tidak secara cuma-cuma. Tetap ada syarat yang harus kamu penuhi."
"Syarat? Syarat apa Bu?" (Teguh)
"Menandatangani kontrak."
"Dan kamu bisa mendapatkan apapun yang kamu mau. Kekuatan, kekuasaan, kehormatan, dan kamu akan menjadi seseorang paling di kagumi di dunia. Yahh... tapi kalau kamu sanggup dengan segala syarat yang akan saya berikan."
"Apa syaratnya Bu? Kalau hanya sekedar tanda tangan, saya bisa melakukannya sekarang juga Bu." (Teguh)
"Ohhh.... tidak semudah itu Teguh. Saya harus membuktikan terlebih dahulu apa kamu pantas mendapatkannya atau tidak."
"Baik Bu." (Teguh)
"Baiklah. Saya akan langsung memberikan sebuah ujian pertama kepada kamu. Yang pertama, kamu harus mencarikan saya tujuh ekor ayam cemani."
"Maaf Bu, tapi syarat yang ibu minta cukup sulit. Lagi pula sekarang sudah jarang orang yang memiliki ayam cemani Bu." (Teguh)
"Sanggup atau tidak?"
Teguh menundukkan kepalanya, mencoba mempertimbangkan kembali semua keputusannya. Dia memang ingin sekali mendapatkan Seperti apa yang ada di depan matanya sekarang. Tapi syaratnya cukup berat untuk Teguh lakukan. Bagaimana caranya dia bisa mendapatkan ayam cemani sampai tujuh ekor.
Mencarinya saja Teguh tidak tahu harus kemana. Karena seingat Teguh tak ada yang memelihara ataupun menjual ayam cemani di tempatnya. Di pasar pun belum pernah Teguh lihat ada orang yang menjual ayam seperti itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
anggita
like👍👌👏
2021-12-19
0
Riyuu Way
udah aku vote dan like hehe
2020-07-20
1
Johar Edogawa
Semangat Thor 💪
Salam dari Creepy nya GHOSPITAL ❤
2020-07-06
1