"Udah dulu ya Guh, aku mau ke pabrik. Kamu santai ajah Guh Disini." (Prapto)
"Iya mas, tapi kayanya aku mau pergi dulu deh mas. Aku mau secepatnya urus surat perceraian aku sama Vera. Motornya ngga dipakai kan mas?" (Teguh)
"Oh gitu, ya udah kamu pakai ajah. Aku juga bawa mobil kok." (Prapto)
"Oh ya udah mas, kita cabut bareng ajah." (Teguh)
"Bentar aku ngomong sama istriku dulu." (Prapto)
Setelah beberapa saat Prapto keluar bersama Dina.
"Mba ikut ke pabrik?" (Teguh)
"Iya Guh, soalnya sekalian mau jemput Dion." (Dina)
"Oh ya mba. Soalnya aku juga kayanya bisa pulang malem mba, mas. Mau ke rumah temen juga soalnya." (Teguh)
"Ya udah ngga papa. Kalau nanti kita belum pulang, kamu dateng ajah ke pabrik ya, soalnya kuncinya aku bawa." (Prapto)
"Oh ya mas." (Teguh)
Mereka lalu berangkat membawa kendaraan masing-masing. Setelah sampai di pertigaan, Teguh membelok ke kiri. Dan itu adalah jalan menuju rumah Teguh satu-satunya.
"Mas. Ko Teguh belok ke kiri?" (Dina)
"Iya mau ke rumah dulu paling, mau bilang sama istrinya. Kalau hari ini juga Teguh mau urus surat perceraian mereka." (Prapto)
"Tapi apa ngga terlalu cepet ya mas? Ngga bisa apa pelan-pelan dulu." (Dina)
"Yah... namanya kan juga orang udah sakit hati. Masih mending Teguh, sakit hati minta cerai. Tuh kalau kamu lihat berita di televisi, orang sakit hati malah pasangannya di bunuh." (Prapto)
"Husssstttt! Mas! nanti kalau sampai Teguh bunuh istrinya gimana?! ngawur kamu tuh kalau ngomong!". (Dina)
"Lah kan kenyataan aku lihat di televisi kok. Kalau Teguh ngga mungkin kaya gitu, aku lebih tahu Teguh itu kaya gimana. Udah, kamu tenang ajah. Ngga bakalan Teguh bunuh Vera, lagian juga kalau di bunuh ya alasannya Teguh lebih kuat kok." (Prapto)
"Mas! kalau kamu ngomong kaya gitu lagi, aku lompat nih dari mobil!" (Dina)
"Weleh.... weleh..... kamu kok jadi emosi sih, udah ngga bakal terjadi apa-apa sayangku." (Prapto)
Prapto mencubit dagu istrinya itu sambil tertawa terkekeh. Karena melihat wajah istrinya yang cemberut, terlihat lebih menggemaskan.
"Awas!" (Dina)
"Eaaalahh... jangan marah neng, masa sama suami sendiri marah-marah." (Prapto)
"Hmmmmm..." (Dina)
"Hehehe....." (Prapto)
Mereka kemudian melanjutkan obrolan seperti biasanya. Tapi istri Prapto terlihat masih kesal dan khawatir, kalau sampai Teguh benar-benar membunuh istrinya itu. Walaupun alasannya kuat, tapi membunuh orang tak bisa dibenarkan.
Teguh ternyata memang ingin menemui istrinya di rumah. Rumah kelihatan sangat sepi, tapi Teguh melihat kalau ada motor di depan rumahnya. Dan juga ada sepatu, Seperi sepatu laki-laki dan terlihat yang memakainya pasti pejabat atau pengusaha. Karena sepatu itu terlalu bagus untuk dipakai di desa ini.
"Vera. Buka pintu." (Teguh)
Tak ada yang menjawab, bahkan pintunya pun terkunci. Lalu salah satu tetangga Teguh memanggil Teguh dari jauh.
"Mas Teguh. Sini."
"Ada apa pak?" (Teguh)
"Tadi itu mas, saya lihat mba Vera membawa masuk laki-laki ke rumahnya. Bahkan mereka sambil ketawa-ketawi. Kaya lagi bahagia banget mas."
"Ya udah pak, Saya minta tolong ya pak. Panggilkan pak RT sama semua warga disini. Itu kemauan saya sendiri, kalau ada apa-apa saya yang akan tanggung jawab." (Teguh)
"Iya mas, tunggu ya mas. Saya telfon ajah pak RT suruh bawa warga."
"Nah iya bagus pak." (Teguh)
Tak selang berapa lama, RT dan para warga datang ke tempat Teguh. Mereka berniat ingin menggerebek rumah Teguh, karena Vera membawa masuk laki-laki yang tidak Teguh kenal ke rumahnya.
"Kita ngga perlu panggil Vera pak, rumahnya di kunci. Langsung kita dobrak saja pak." (Teguh)
"Kita ngikut mas Teguh ajah." (Pak RT)
Dan.....
BrrrraakkkKKKK!!!!!!
Pintu rumah itu didobrak oleh Teguh, dan betapa kecewa dan sakitnya hati Teguh ketika membuka pintu kamarnya sendiri. Dia mendapati Vera sedang tidur dengan laki-laki yang tidak Teguh kenal sama sekali.
"Mas?! Kapan kamu kesini?!" (Vera)
Vera dan laki-laki itu terbangun karena panik melihat Teguh dan para warga yang sudah berada di hadapan mereka.
"Ngga penting! Bapak-Bapak, saya minta usir mereka dari kampung ini!" (Teguh)
"Ayo usir mereka! Bikin malu ajah!"
Para warga lalu membawanya ke Balai Desa untuk diadili. Sesuai dengan hukum didesa ini, bahwa siapa pun yang berduaan di suatu tempat yang bukan pasangan sah kecuali saudara kandung, maka harus di usir atau dinikahkan.
Dan terlihat Teguh juga sangat mengharapkan secepatnya bisa menceraikan Vera. Karena Teguh sudah benar-benar muak dengan tingkah Vera yang semakin menjadi-jadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Budi Saputra
Semangat terus thor, ceritanya manarik💪🥰😍
2021-12-02
1
👑~𝙉𝙖𝙣𝙖𝗭𝖊𝖊~💣
cicil deh..🙂
2020-10-01
2
ᴘɪᴘɪᴡ ❶ ࿐ཽ༵ ᴮᴼˢˢ
DING DONG
5 LIKE & RAT 5
PESANAN ANDA TELAH DIANTAR
Mampir juga dalam Genre ROMAN & MISTERY
Dalam Novel *REINKARNASI*
TARANGKYU akaaa👌💗
2020-10-01
0