Budak : Episode 𝟹

Hari ini seperti biasanya, pagi sekali sehabis subuh Teguh bersiap-siap untuk berangkat ke tempat para nelayan untuk membeli ikan, agar dia bisa berjualan lagi. Setelah sarapan pagi dan berbenah.

"Mas, aku berangkat dulu ya. Soalnya harus buru-buru, dapat pesanan mas." (Teguh)

"Alhamdulillah.... Ya sudah hati-hati ya Guh. Oh ya Guh..." (Prapto)

Prapto menyodorkan uang lima ratus ribu ditangannya untuk Teguh. Karena dia tahu kalau dua hari ini Teguh baru berjualan, pasti dia belum dapat penghasilan sedikit pun.

"Ngga usah mas. Saya ada kok." (Teguh)

"Eeehhh.... jangan begitu Guh, rejeki ngga boleh ditolak loh Guh. Siapa tahu aja kamu butuh nanti" (Prapto)

"Tapi kan mas, saya ngga enaklah sama mba Dina." (Teguh)

"Sudah ini ambil." (Prapto)

"Ya udah mas, makasih ya mas. Alhamdulillah." (Teguh)

"Ya Guh, bawa motor ku aja Guh, biar enak nanti bawa ikannya. Nih kuncinya Guh." (Prapto)

"Makasih banyak ya mas. Insya Allah nanti aku pulang cepet kok mas." (Teguh)

"Sudah Guh. Kamu santai aja, kamu kan keponakan ku Guh. Sekarang berangkat sana, jangan lupa berdoa." (Prapto)

"Iya mas. Assalamualaikum." (Teguh)

"Walaikumsalam." (Prapto)

Teguh menjadi lebih semangat bekerja, karena dia tidak enak pada Prapto kalau sampai dia bermalas-malasan di rumahnya. Apalagi sekarang dia kan numpang hidup pada Prapto.

Setelah sampai di tepi pantai, Teguh melihat-lihat sekitar sembari menunggu para nelayan datang. Biasanya pagi sekali para nelayan sudah menjajakan ikannya disini. Tapi pagi ini sepertinya mereka agak terlambat.

"Waduh.... ini kok nelayan belum pada dateng yah. Biasanya jam segini udah pada siap disini. Bisa bahaya nih kalau aku telat ke pasar, bisa-bisa aku kena marah karena aku ngga nepatin janji." (Teguh)

Pagi itu Teguh merasa sangat gelisah, karena tak seperti biasanya para nelayan terlambat mangkal di tempat ini. Juga karena Teguh sudah berjanji akan membawakan banyak ikan untuk wanita itu. Andai tidak membawa banyak ikan, pasti pelanggan baru itu akan kecewa pada Teguh.

"Nah.... itu mereka. Syukurlah Ya Allah. Mudah-mudahan mereka bawa ikan banyak." (Teguh)

Setelah para nelayan dari pasar, banyak pedagang ikan yang langsung memborong ikan para nelayan itu, terutama Teguh yang sudah sangat yakin bahwa ikannya hari ini akan habis terjual.

"Eaalahh mas, tumben ambil ikannya banyak sekali. Lagi lancar yah?"

"Ya Alhamdulillah pak, lagi ada pesanan buat orang kaya." (Teguh)

"Alhamdulillah kalau gitu mas, saya juga sebagai nelayankan ikut untung juga. Mudah-mudahan lancar terus ya mas."

"Amin pak. Ya udah ya pak, ini uangnya. Saya mau nganter ikannya dulu ke pasar." (Teguh)

"Lah, ngga langsung antar ke rumahnya mas?"

"Ngga pak, katanya dia mau datang ke pasar saja. Barangkali mau belanja yang lain juga pak. Ya udah ya pak, Assalamualaikum." (Teguh)

"Nggih Monggo mas, walaikumsalam."

Setelah membereskan ikannya, Teguh langsung tancap gas berangkat ke pasar. Sampainya di pasar, wanita itu sudah menunggu di lapak Teguh bersama dengan dua anak buahnya.

"Maaf ya Bu. Saya terlambat, soalnya nelayannya juga baru datang tadi." (Teguh)

"Iya tidak apa-apa. Lagi pula saya juga tidak terburu-buru."

"Iya Bu. Oh ya Bu, mau pesan berapa?" (Teguh)

"Saya mau semuanya saja, sekalian dengan karung plastik yang kamu pakai."

"Yakin Bu? ngga mau di lihat dulu ikannya?" (Teguh)

"Tidak perlu, saya inginkan semuanya."

"Iya baik Bu. Saya bawa kemana ini Bu?" (Teguh)

"Biar anak buah saya saja yang membawanya."

"Oh ya Bu. Terimakasih ya banyak Bu." (Teguh)

"Ini uangnya, dua hari lagi saya kesini."

"Ini kebanyakan Bu. Saya ngga mau kalau seperti ini. Ini 600 ribu saja Bu*." (Teguh)

"Rezeki tidak boleh ditolak kan?"

Teguh diam menundukkan kepalanya, tak menjawab apapun. Sebenarnya dia tidak enak hati menerima semua kebaikan wanita itu. Karena antara modal dan keuntungan itu semua tidak sebanding. Bahkan Teguh hanya membawa dagangannya ke pasar. Tapi wanita itu membayar uang begitu banyaknya.

"Hmmm.... tapi ya ngga papa lah, mudah-mudahan ini memang rezeki ku dari mu Ya Allah." (Teguh)

Teguh lalu pulang ke rumah Prapto, karena tak ada lagi yang bisa dia jual. Di jalan Teguh masih terheran-heran dengan tingkah wanita itu. Membeli ikan begitu banyaknya, dengan waktu satu kali dalam dua hari.

Dia menjadi penasaran dengan wanita itu. Orang kaya yang sangat baik hati, dan mau menghamburkan uang hanya demi ikan. Seakan Teguh sudah diawasi jauh hari, barangkali memang wanita itu merasa kasihan kepadanya.

"Masa orang kasihan dengan nasibku sampai segitunya ya. Padahalkan banyak sekali pedagang ikan di pasar. Kenapa harus aku? dia benar-benar seperti malaikat. Tapi ya udahlah, yang penting aku untung." (Teguh)

Teguh tertawa sendiri karena merasa sangat bahagia, ikannya habis terjual setiap dua hari sekali. Jadi sekarang Teguh tak perlu jualan setiap hari. Karena untuk apa dia membeli setiap hari, kalau keuntungan dua hari sekali bisa menutup sampai seminggu lebih.

"Assalamualaikum." (Teguh)

"Walaikumsalam. Lah Guh, ngga jualan kamu?" (Prapto)

"Jualan kok mas, tapi udah habis." (Teguh)

"Alhamdulillah. Tapi kok ngga biasanya sih Guh? Ini kan baru jam 8. Biasanya sampai siang saja kamu belum dapet apa-apa." (Prapto)

"Nah itu mas, aku juga bingung. Mas ngga ke pabrik?" (Teguh)

"Ngga Guh, nanti siang Insya Allah. Pengin istirahat dululah di rumah." (Prapto)

"Oh gitu mas. Aku bingung loh mas, dalam empat hari aku udah dapat keuntungan yang sepadan dengan dua Minggu mas." (Teguh)

"Maksudnya?" (Prapto)

"Iya jadi gini mas. Aku itu dapet pelanggan baru, wanita kaya. Tapi aku juga ngga tahu siapa namanya. Nah dia itu aneh banget mas." (Teguh)

"Aneh kenapa?" (Prapto)

"Wanita itu, pesen ikan sama aku setiap dua hari sekali. Nah yang bikin aku bingung, dia pesen ikannya ngga pakai ukuran mas. Ikan yang aku jual di borong semua sama dia mas. Bahkan sampai karung plastiknya juga dia beli mas." (Teguh)

"Ya mungkin dia ada acara kumpul keluarga, atau apa gitu. Diakan orang kaya." (Prapto)

"Ya tapikan aneh mas. Masa sama karung plastiknya. Terus mintanya dua hari sekali. Nah udah gitu, diborong semuanya mas." (Teguh)

"Wahhh.... iya juga ya Guh. Tapi kalau menurut mas sih ngga papa Guh. Yang pentingkan untung, uangnya juga halalkan. Lagi pula kamu juga ngga maksa kan dagangnya." (Prapto)

"Iya juga sih mas." (Teguh)

"Ya sudah, sana bikin kopi. Kita ngopi aja dulu." (Prapto)

"Siap mas." (Teguh)

Terpopuler

Comments

Mat Grobak

Mat Grobak

hati2

2022-10-09

0

Kadua Hames

Kadua Hames

jangan"" ada ikan dibalik karung Thor🤔

2021-01-08

0

👑~𝙉𝙖𝙣𝙖𝗭𝖊𝖊~💣

👑~𝙉𝙖𝙣𝙖𝗭𝖊𝖊~💣

hadir disini

2020-10-01

1

lihat semua
Episodes
1 Budak : Episode 𝟷
2 Budak : Episode 𝟸
3 Budak : Episode 𝟹
4 Budak : Episode 𝟺
5 Budak : Episode 𝟻
6 Budak : Episode 𝟼
7 Budak : Episode 𝟽
8 Budak : Episode 𝟾
9 Budak : Episode 𝟿
10 Budak : Episode 𝟷𝟶
11 Budak : Episode 𝟷𝟷
12 Budak : Episode 𝟷𝟸
13 Budak : Episode 𝟷𝟹
14 Budak : Episode 𝟷𝟺
15 Budak : Episode 𝟷𝟻
16 Budak : Episode 𝟷𝟼
17 Budak : Episode 𝟷𝟽
18 Budak : Episode 𝟷𝟾
19 Budak : Episode 𝟷𝟿
20 Budak : Episode 𝟸𝟶
21 Budak : Episode 𝟸𝟷
22 Budak : Episode 𝟸𝟸
23 Budak : Episode 𝟸𝟹
24 Budak : Episode 𝟸𝟺
25 Budak : Episode 𝟸𝟻
26 Budak : Episode 𝟸𝟼
27 Budak : Episode 𝟸𝟽
28 Budak : Episode 𝟸𝟾
29 Budak : Episode 𝟸𝟿
30 Budak : Episode 𝟹𝟶
31 Budak : Episode 𝟹𝟷
32 Budak : Episode 𝟹𝟸
33 Budak : Episode 𝟹𝟹
34 Budak : Episode 𝟹𝟺
35 Budak : Episode 𝟹𝟻
36 Budak : Episode 𝟹𝟼
37 Budak : Episode 𝟹𝟽
38 Budak : Episode 𝟹𝟾
39 Budak : Episode 𝟹𝟿
40 Budak : Episode 𝟺𝟶
41 Budak : Episode 𝟺𝟷
42 Budak : Episode 𝟺𝟸
43 Budak : Episode 𝟺𝟹
44 Budak : Episode 𝟺𝟺
45 Budak : Episode 𝟺𝟻
46 Budak : Episode 𝟺𝟼
47 Budak : Episode 𝟺𝟽
48 Budak : Episode 𝟺𝟾
49 Budak : Episode 𝟺𝟿
50 Budak : Episode 𝟻𝟶
51 Budak : Episode 𝟻𝟷
52 Budak : Episode 𝟻𝟸
53 Budak : Episode 𝟻𝟹
54 Budak : Episode 𝟻𝟺
55 Budak : Episode 𝟻𝟻
56 Budak : Episode 𝟻𝟼
57 Budak : Episode 𝟻𝟽
58 Budak : Episode 𝟻𝟾
59 Budak : Episode 𝟻𝟿
60 Budak : Episode 𝟼𝟶
61 Budak : Episode 𝟼𝟷
62 Budak : Episode 𝟼𝟸
63 Budak : Episode 𝟼𝟹
64 Budak : Episode 𝟼𝟺
65 Budak : Episode 𝟼𝟻
66 Budak : Episode 𝟼𝟼
67 Budak : Episode 𝟼𝟽
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Budak : Episode 𝟷
2
Budak : Episode 𝟸
3
Budak : Episode 𝟹
4
Budak : Episode 𝟺
5
Budak : Episode 𝟻
6
Budak : Episode 𝟼
7
Budak : Episode 𝟽
8
Budak : Episode 𝟾
9
Budak : Episode 𝟿
10
Budak : Episode 𝟷𝟶
11
Budak : Episode 𝟷𝟷
12
Budak : Episode 𝟷𝟸
13
Budak : Episode 𝟷𝟹
14
Budak : Episode 𝟷𝟺
15
Budak : Episode 𝟷𝟻
16
Budak : Episode 𝟷𝟼
17
Budak : Episode 𝟷𝟽
18
Budak : Episode 𝟷𝟾
19
Budak : Episode 𝟷𝟿
20
Budak : Episode 𝟸𝟶
21
Budak : Episode 𝟸𝟷
22
Budak : Episode 𝟸𝟸
23
Budak : Episode 𝟸𝟹
24
Budak : Episode 𝟸𝟺
25
Budak : Episode 𝟸𝟻
26
Budak : Episode 𝟸𝟼
27
Budak : Episode 𝟸𝟽
28
Budak : Episode 𝟸𝟾
29
Budak : Episode 𝟸𝟿
30
Budak : Episode 𝟹𝟶
31
Budak : Episode 𝟹𝟷
32
Budak : Episode 𝟹𝟸
33
Budak : Episode 𝟹𝟹
34
Budak : Episode 𝟹𝟺
35
Budak : Episode 𝟹𝟻
36
Budak : Episode 𝟹𝟼
37
Budak : Episode 𝟹𝟽
38
Budak : Episode 𝟹𝟾
39
Budak : Episode 𝟹𝟿
40
Budak : Episode 𝟺𝟶
41
Budak : Episode 𝟺𝟷
42
Budak : Episode 𝟺𝟸
43
Budak : Episode 𝟺𝟹
44
Budak : Episode 𝟺𝟺
45
Budak : Episode 𝟺𝟻
46
Budak : Episode 𝟺𝟼
47
Budak : Episode 𝟺𝟽
48
Budak : Episode 𝟺𝟾
49
Budak : Episode 𝟺𝟿
50
Budak : Episode 𝟻𝟶
51
Budak : Episode 𝟻𝟷
52
Budak : Episode 𝟻𝟸
53
Budak : Episode 𝟻𝟹
54
Budak : Episode 𝟻𝟺
55
Budak : Episode 𝟻𝟻
56
Budak : Episode 𝟻𝟼
57
Budak : Episode 𝟻𝟽
58
Budak : Episode 𝟻𝟾
59
Budak : Episode 𝟻𝟿
60
Budak : Episode 𝟼𝟶
61
Budak : Episode 𝟼𝟷
62
Budak : Episode 𝟼𝟸
63
Budak : Episode 𝟼𝟹
64
Budak : Episode 𝟼𝟺
65
Budak : Episode 𝟼𝟻
66
Budak : Episode 𝟼𝟼
67
Budak : Episode 𝟼𝟽

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!